Informan Biasa Orang Tua Selamat Denan

mengungkapkan permasalahan yang mereka hadapi satu sama lain dan kedua adiknya selalu terbuka kepadanya meskipun demikian dia dan saudaranya jarang mendiskusikan politik dia hanya menceritakan tentang pengalaman-pengalaman diantara mereka, untuk politik hanya dia dan kedua saudaranya dengar dan bercerita ketika menonton televisi bersama keluarga dan melihat kejadian-kejadian yang berhubungan dengan politik, untuk kakek dan nenek dia sudah tidak memiliki karena keduanya sudah meninggal menurutnya kakek meninggal ketika dia masih kecil jadi di tidak terlalu mengingat tentang kakek nya dan neneknya sebelum dia ada sudah meninggal Didalam masyarakat dia jarang keluar rumah karena dia disibukan dengan aktivitas-aktivitas kesehariannya yakni mengajar mengaji dan menjaga toko serta kuliah dia sendiri banyak mengatahui politik dari apa yang dilihatnya melalui mediaelektronik dan media massa selain itu Assiah sendiri didalam partai politik ia tidak secara langsung berkecimpung di dalam politik, namun ia turut serta jika ada pemilihan umum dan ia akan turut serta juga memilih dan menentukan partai-partai politik meskipun ayahnya mengikuti partai politik namun demikian ayahnya tidak melarang dan memaksa ia agar turut serta langsung dalam berpolitik

4.2.2. Informan Biasa

4.2.2.1. Informan Biasa Orang Tua Selamat Denan

Bapak Selamat Denan adalah seorang paruh baya yang berusia 60 tahun dia hidup dengan bekerja sebagai wiraswasta untuk menghidupi ketujuh anaknya. Didalam masyarakat dia sering dipangil dengan sebutan Pak Denan. Pak Denan yang Universitas Sumatera Utara tinggal di Jalan Pasar V Dusun XI Desa Tembung ini beragama Islam dan memiliki suku jawa. Meskipun dia hanya mampu mengenyam pendidikan sebatas Sekolah Dasar SD namun hal itu tidak menyurutkan keinginannya untuk mendidik anaknya agar bersekolah yang tinggi sehingga tidak mengherankan jika hampir semua anaknya mampu bersekolah hingga jenjang Perguran tinggi. Namun demikian menurut Selamat Denan belum lah sepenuhnya kebutuhan anaknya terpenuhi namun untuk kebutuhan utama menurutnya sudah terpenuhi. Selamat Denan dalam menjalin hubungan dengan keluarganya senantiasa menanyakan kabar dan menciptakan suasana yang hangat dan meskipun demikian dia keras akan aturan-aturan yang di terapkannya seperti tidak boleh keluar tanpa izin. Pak Denan selalu bertatap muka setiap hari di rumah selama 7 jam dengan anaknya bahkan tidak jarang mereka berdiskusi meskipun demikian Pak Denan dan anaknya jarang berdiskusi tentang politik dan mereka pun enggan ikut serta politik bahkan Pak Denan sendiri tidak mengikuti salah satu partai politik dia hanya sekedar melihat dan mengomentari kondisi politik saat ini yang dilihatnya dari televisi kemudian dia akan mendiskusikan dengan anaknya untuk mencari maknanya. Selamat Denan meskipun kurang tertarik akan politik karena menurutnya politik kurang terbuka dan hanya untuk orang tertentu saja akan tetapi dia selalu mengawasi dan mendukung anaknya dan tidak melarang anaknya untuk ikut berpolitik karena hal itu adalah pilihan mereka. Rupini Ibu Rupini adalah seorang ibu rumah tangga yang berumur 35 tahun dan dia beragama Islam serta memiliki seorang anak. Dalam kesehariannya dia hanya bekerja Universitas Sumatera Utara dirumah sebagai ibu rumah tangga karena suami yang bertugas mencari nafkah. Rupini yang bersuku Jawa ini tinggal di jalan Mesjid Pasar VII Tembung. Dia hanya mampu mengenyam pendidikan hanya sebatas Sekolah Menengah Atas SMA. Ibu Rupini juga sudah bisa memenuhi kebutuhan yang dituntut oleh anaknya meskipun hanya sebatas materi saja Akantetapi dalam kedekatan dengan anaknya dia cukup baik dan dia selalu mengingatkan anaknya untuk tidak lupa waktu jika bermain dengan teman-temannya selain itu Ibu Rupini senantiasa berkumpul dengan anaknya dirumah selama 4 jam hal itu terjadi karena anaknya biasanya sering keluar bemain bersama teman-temannya. Namun demikian walaupun Ibu Rupini sering bercerita dengan anaknya akantetapi dia dan anaknya tidak pernah berdiskusi tentang politik namun meskipun demikian dia akan memberitahu tentang politik kepada anaknya jika terjadi pemilihan umum dan dia hanya menjelaskan dan memberitahu tentang partai-partai apa yang ikut dalam pemilihan umum selain menjelaskan partai-partai tersebut Ibu Rupini tidaklah melepaskan tanggung jawabnya sebagai orang tua karena dia senantiasa mengawasi kegiatan yang dilakukan anaknya baik yang berhubungan dengan politik maupun kegiatan biasanya. Pada dasarnya Ibu Rupini sendiri tidak mengikuti salah satu partai politik dia kurang berminat terhadap politik, meskipun demikian Ibu Rupini juga hanya menjelaskan sedikit tentang politik yang dilihatnya di teleivisi kepada anaknya agar mereka sedikit banyak memahami politik dan mendorong agar anaknya mau untuk sedikit memahami tentang politik. Disamping itu Ibu Rupini dan suaminya walaupun tidak mengikuti salah satu partai politik namun dia tidak membatasi jika anaknya mau ikut dalam berpolitik Universitas Sumatera Utara Syamsul Bapak Syamsul adalah seorang laki-laki paruh baya yang telah berumur 58 tahun, ia hanya mampu bersekolah hingga tingkat Sekolah dasar SD dan Pak Syamsul beragama Islam serta bersuku mandailing dalam kesehariannya ia bekerja sebagai wiraswasta, dan ia tinggal di jalan Prima No 2 Tembung. Syamsul merasa bahwa tidak semua kebutuhan anaknya telah mampu terpenuhi namun jika anaknya maminta maka sebisa mungkin dia akan memenuhi kebutuhannya karena menurutnya sudah kewajiban orang tua dalam memenuhi kebutuhan anaknya meskipun demikian dia sering bercerita dan melihat keadaan anaknya dengan melihat keadaan anaknya memudahkan dia dalam berkomunikasi dengan anaknya sehingga dia dapat mengetahui persoalan yang tengah dihadapi anaknya selain itu anak-anaknya selalu terbuka kepadanya yaitu mereka akan meminta jika mereka merasa ada yang dibutuhkan dan diperlukan. Syamsul biasanya bercerita dengan anaknya dirumah pada malam hari setelah selesai makan malam dia banyak bercerita menyangkut pengalaman-pengalamannya dan dia dan istrinya selalu mendengarkan cerita-cerita yang di sampaikan anaknya dan juga apa yang menjadi persoalan mereka dan dia bersama anaknya dan juga istrinya akan mencari pemecahan masalah nya jika diantara mereka terdapat persoalan-persoalan, akan tetapi didalam bercerita dengan anak-anak nya dan juga istrinya dia tidak pernah bercerita mengenai politik, dia mengetahui politik dengan melihat dari televisi yang berhubungan dengan politik begitupun juga dengan Universitas Sumatera Utara anaknya turut melihat politik dari televisi. Syamsul sendiri pada dasarnya juga tidak mengikuti salah satu partai politik karena politik itu menurutnya terlalu biasa dan kurang menarik, meskipun dia tidak mengikuti salah satu partai politik namun dia tidak pernah melarang dan memaksa anaknya dalam berpolitik selama hal itu baik untuk nya Muhammad Jupri Bapak Muhammad Jupri itulah nama lengkapnya namun dia sering dipanggil dengan nama Jupri dilingkungan keluarganya dan masyarkatnya ia sudah berumur 60 tahun dan dia mempunyai empat orang anak dan dia beragama Islam. Bapak Jupri merupakan orang suku jawa dan bekerja sebagai wiraswasta untuk menghidupi keluarganya, meskipun dia hanya mampu mengenyam pendidikan hanya sebatas Sekolah Dasar SD dia berusaha menyekolahkan anaknya agar tidak hanya sebatas lulusan sekolah dasar sepertinya. Bapak Jupri sudah melakukan kewajibannya dengan memenuhi kebutuhan- kebutuhan yang diperlukan anaknya selain itu anaknya juga akan membicarakan jika ada yang diinginkannya dan Pak Jupri juga terbilang dekat dengan keempat orang anaknya disamping mereka merasa senang berkumpul dengannya juga dia selalu menanggapi semua yang diceritakan oleh anaknya. Bapak Jupri selain memberikan kebutuhan anaknya dia juga melihat kondisi anaknya sehingga dia mengetahui apa saja yang kurang dan dibutuhkan oleh anaknya selain itu dia juga menanyakan kabar anaknya jadi dengan demikian dia bisa juga memperhatikan dan mengajak anaknya bercerita sehingga menurut dia anaknya merasa di perhatikan dan mereka menjadi terbuka dengan dirinya disamping bercerita tersebut dia selalu bertatap muka dan Universitas Sumatera Utara berkumpul bersama dengan anaknya selama 3 jam dirumah yang biasanya setelah magrib dan ketika berkumpul dia selalu meminta anaknya bercerita mengenai masalah yang mereka hadapi di samping bercerita tersebut biasanya bapak Jupri dan anaknya sering menonton televisi. Meskipun sering bercerita dengan anaknya namun dia tidak pernah menceritakan politik dan menurutnya dia tidak memberikan informasi apa-apa mengenai politik karena Bapak Jupri sendiri menurutnya hanya mengetahui sedikit tentang politik dan selain itu anak-anaknya memiliki kegiatan masing-masing dan sampai yang diketahuinya saat ini anak-anaknya tidak ada yang ikut politik karena menurutnya dengan ikut politik merugikan karena sering keluar dan orang yang ikut politik berarti pengangguran Nurindah Hasibuan Ibu Nurindah Hasibuan adalah seorang ibu rumah tangga yang berusia 52 tahun yang beragama Islam dan memiliki suku mandailing dia memiliki dua orang anak dan tinggal dengan mereka di jalan pasar VII Tembung. Dia sudah memenuhi kebutuhan anaknya dan Ibu Nurindah Hasibuan terbilang dekat dengan kedua orang anaknya karena dia selalu menghabiskan waktu bersama keluarganya Ibu Nurindah Hasibuan sering berkumpul, makan bersama, nonton televisi, bercanda dan rekreasi, dengan banyak nya kegiatan yang dilakukan secara bersama menurutnya akan memunculkan keterbukaan pada anak dan anak juga merasa senang berada bersama dengan dirinya selain hal itu kedua orang anaknya juga tidak sungkan untuk bercerita padanya jika ada masalah yang mereka hadapi dan dirinya akan mencarikan solusinya dan terkadang tidak jarang dirinya memberikan nasehat-nasehat kepada kedua orang anaknya selain dirinya yang memperhatikan kedua orang anaknya menurutnya Universitas Sumatera Utara suaminya juga turut melihat perkembangan dan pergaulan anaknya dan dia juga suaminya sangat memperhatikan kebutuhan anaknya. Nurindah Hasibuan selalu bercerita dengan anaknya dirumah selama 2 jam setiap harinya karena waktunya lebih banyak di gunakannya dirumah dan melihat kondisi anaknya dan pada malam hari dia terkadang berkumpul bersama anak dan juga suaminya karena merasa ada kedekatan menurutnya anaknya selalu merasa senang jika berkumpul dengan nya namun dia dan anaknya juga suaminya tidak pernah bercerita tentang politik secara khusus dan mendalam hanya sekedar melihat dan menanggapi kejadian politik yang mereka lihat dari televisi. Ibu Nurindah Hasibuan sendiri tidak mengikuti salah satu partai politik karena menurutnya politik kurang penting, walaupun pendapatnya seperti itu jika anaknya ikut dan berpartispasi dalam politik dia tidak pernah memaksakan dan melarang anaknya dalam berpolitik Saipul Bahri Bapak Saipul itulah panggilan yang sering dan lebih dikenal dalam masyarakat karena itu merupakan panggilannya sehari-hari, dia seorang laki-laki yang berumur 53 tahun dia adalah laki-laki yang tegar dan suka bekerja keras. Bapak Saipul hanya mampu mengenyam pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP namun dia tetap berusaha agar anaknya semua bersekolah dan tidak hanya dampai pada lulusan sekolah menengah pertama seperti dirinya, Bapak Saipul beragama Islam dan memiliki suku jawa dia tinggal di Jalan Tangguk Bongkar. Dia mempunyai 4 orang anak dan untuk menghidupinya dan memenuhi kebutuhan mereka dia bekerja sebagai wiraswasta. Saipul selalu berusaha mengetahui kondisi anaknya dan dia selalu berupaya agar anaknya selalu terbuka kepadanya jika diantara Universitas Sumatera Utara mereka terdapat masalah selain itu dia sering mengajak anaknya bercerita mengenai persoalan dan pengalaman mereka meskipun dia tidak terlalu dekat dengan anaknya seperti istrinya kepada anaknya namun dia berusaha untuk memahami semua kebutuhan anaknya dan keempat anaknya selalu senang bertemu dan bertatap muka dengannya selain itu dia dan istrinya selalu mengingatkan dan memberi nasehat kepada anaknya untuk tidak terpengaruh lingkungan Meskipun Bapak Saipul sering bercerita dan berkumpul bersama dengan keluarganya dirumah selama 4 jam namun dia dan keluarganya tidak pernah bercerita politik karena pada dasarnya Bapak Saipul sendiri kurang tertarik dan berminat terhadap jadi tidak mengherankan jika Bapak Saipul tidak ikut dalam politik meskpun dia tidak mengikuti salah satu partai politik tetapi dia tidak akan memaksa dan melarang anaknya jika mereka ikut politik karena dia merasa bahwa apa yang dipilih mereka adalah hak mereka dan selama hal itu masih baik Erni Zaniah Hasibuan Ibu Erni Zaniah Hasibuan adalah seorang ibu rumah tangga yang berumur 36 tahun dia sering dipanggil Ibu Erni dalam pergaulan sehari-harinya dan dilingkungannya, Ibu Erni mempunyai 4 orang anak dan beraga Islam juga bersuku mandailing dia tinggal di jalan Pasar III Tembung, menurutnya dia belum mampu secara keseluruhan memenuhi kebutuhan anaknya akan tapi dia akan terus berusaha memenuhi kebutuhannya dan Ibu Erni selalu bertanya pada anaknya tentang masalah dan kejadian yang anaknya hadapi agar anaknya merasa di perhatikan dan ada tempat bercerita selain itu dia berusaha mengetahui masalah yang di rasakan anaknya dan dengan cara seperti itu menurutnya dia berharap anaknya terbuka dan bisa mencari Universitas Sumatera Utara pemecahan masalah bersama jika diantara keempat orang anaknya terdapat masalah selain itu menurut dia suaminya juga selalu melihat kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi anaknya Ibu Erni selalu berdiskusi dengan anaknya dirumah dan berkumpul bersama anak dan suaminya pada malam hari selama 3 jam biasanya setelah shalat magrib atau setelah selesai belajar dia dan anak juga suaminya banyak bercerita mengenai kondisi dan keadaan juga kebutuhan anaknya serta persoalan-persoalan yang terjadi maka dia dan anaknya tidak pernah berdiskusi tentang politik karena menurutnya dia sendiri kurang paham tentang politik jadi tidaklah mengherankan jika dia sendiri tidak mengikuti partai politik akan tetapi anak-anaknya selalu mendengarkan apa yang disampaikannya baik yang berupa nasehat maupun yang berhubungan dengan politik meskipun dia tidak mengikuti salah satu partai politik Ibu Erni tidak akan memaksakan dan melarang anaknya dalam keikutsertaan berpolitik Lala Syafitri Nasution Ibu Lala itulah dia dipanggil dalam kesehariannya dia berumur 37 tahun dan beragama Islam. Ibu Lala tinggal di jalan Pasar VII Tengah Tembung dia bersuku mandailing. Dia mempunyai empat orang anak dan dia bekerja sebagai guru pada salah satu sekolah swasta di Tembung. Ibu Lala senantiasa menanyakan kebutuhan anaknya jadi dengan begitu dia bisa mengetahui apa yang belum terpenuhi olehnya selain itu Ibu Lala juga mengajak anaknya untuk bercerita jika mereka memiliki masalah maupun tidak jadi dengan demikian anaknya selalu terbiasa bercerita dan berbagi masalah dengannya disamping itu juga Ibu Lala selalu berusaha membuat anaknya selalu merasa dekat dengannya jadi anaknya merasa bahwa ada tempat Universitas Sumatera Utara bercerita yaitu dirinya. Disamping dirinya yang memperhatikan anaknya suaminya juga ikut memperhatikan kebutuhan dan keperluan yang dibutuhkan oleh keempat anaknya Ibu Lala selalu mengajak anaknya agar selalu bercerita dan bercanda dan berkumpul bersama anak dan suaminya yang dilakukan pada malam hari selama 2 jam setelah jam kerja dia dan anaknya juga suaminya banyak bercerita tentang pengalaman-pengalaman dan bertukat pikiran satu sama lainnya dan anaknya selalu terbuka kepada dia dan suaminya jadi dia dan suaminya mengetahui apa yang menjadi masalah anaknya, meskipun mereka sering bercerita akantetapi dalam bercerita mereka tidak pernah menceritakan tentang politik. Pada dasarnya Ibu Lala tidak ikut politik dan dia dan anaknya akan berdiskusi politik hanya saat melihat televisi saja, karena pengetahuan politik menurutnya bisa diketahui melalui media televisi karena menurutnya televisi merupakan salah satu sumber informasi politik.Setelah melihat televisi yang berhubungan dengan politik Ibu Lala biasanya menjelaskan pada anaknya tentang politik secara umum seperti dengan perlahan mengatakan bahwa politik itu penting untuk pemerintahan dan ketika pemilu mereka ikut memilih akan tetapi dia tidak memaksa anaknya untuk ikut politik dan hanya ketika pemilihan umum mereka ikut politik

4.2.2.2. Informan Biasa Anak Raudhatul Jannah Nasution