Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Politik adalah aspek dari semua perbuatan yang berkenaan dengan usaha kolektif bagi tujuan-tujuan kolektif. Politik juga melekat dalam lingkungan hidup manusia, baik sadar atau tidak politik hadir dimana-mana, politik mempengaruhi kehidupan individu maupun kelompok manusia. Di dalam kehidupan politik, seperti halnya dalam wilayah-wilayah kehidupan lain, sosialisasi merupakan suatu kunci bagi perilaku dalam politik. Sosialisasi politik merupakan proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Sosialisasi politik ini dimulai sejak masa kanak-kanak. Sebelum seseorang anak masuk sekolah keluarga dalam hal ini orang tua berperan sebagai agen utama dalam melakukan sosialisasi politik. Sosialisasi politik dikalangan anak- anak merupakan upaya untuk membentuk beberapa sikap politik yang penting. Apabila usia anak meningkat ke umur remaja maka sosilalisasi nilai-nilai politik tersebut ditujukan agar mereka lebih mengerti dan memahami tentang politik yang berkenaan dengan baik dan buruknya politik itu sehingga mendorong mereka berpartisipasi maksimal dalam politik dan hal tersebut harus dipertahankan akan tetapi dengan cara-cara lain, sesuai dengan pertumbuhan jiwa remaja tersebut. Pertama-tama seorang remaja akan terpaling pada lingkungan yang terdekat dengannya, yakni orang tua, apabila idealismenya tidak terpenuhi Universitas Sumatera Utara oleh lingkungan terdekatnya maka ia akan berpaling kelingkungan lain. Oleh karena itu maka lingkungan terdekat itu seperti keluarga senantiasa harus siap untuk membantu remaja, karena remaja lebih banyak memerlukan pengertian daripada sekedar pengetahuan saja. Keluarga sebagai lembaga yang melakukan sosialisasi pertama yang dialami seseorang anak sebelum menjadi remaja juga berperan sebagai kelompok untuk melaksanakan kegiatan dalam berbagai bidang, seperti ekonomi. pendidikan, agama, rekreasi, dan politik. Keluarga dalam melakukan proses atau kegiatan-kegaitan kendatinya tidak mengalami hambatan yang berarti karena setiap manusia memiliki kecendrungan dalam menanggapi objek-objek disekelilingnya atau pengadopsian pola dan perubahan tanggapan dalam diri mereka dalam menghadapi pengalaman baru itulah yang disebut sebagai proses belajar. Keadaan tersebut juga terjadi dalam belajar politik dimana keluarga meninjau bagaimana proses belajar atau sosialisasi yang dilakukan oleh keluarga. Sosialisasi yang dilakukan keluarga ini akan membantu proses belajar remaja untuk mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok, atau mengajari bagaimana mereka mendapatkan kekuasaan ditengah-tengah masyarakat. Proses belajar atau sosialisasi tersebut terjadi melalui interaksi yang terjadi antara anggota keluarga yakni orang tua yang memberikan contoh atau nilai-nilai dan anak sebagai orang yang menerima nilai-nilai tersebut. Hubungan yang terjadi di dalam keluarga biasanya dilakukan melalui suatu kontak sosial dan komunikasi. Kedua hal ini merupakan syarat terjadinya suatu interaksi sosial. Universitas Sumatera Utara Dengan kata lain, interaksi yang sesungguhnya dapat diperoleh melalui kontak sosial dan komunikasi. Komunikasi berarti memiliki tafsiran terhadap perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah, atau sikap dan perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Terjadinya interaksi dan komunikasi dalam keluarga akan saling mempengaruhi satu dengan yang lain dan saling memberikan anggapan-anggapan yang berbeda satu sama lainnya. Dengan interaksi antara anak dengan orang tua, akan membentuk gambaran-gambaran tertentu pada masing-masing pihak sebagai hasil dari komunikasi. Anak akan mempunyai gambaran tertentu mengenai orang tuanya. Dengan adanya gambaran-gambaran tertentu tersebut sebagai hasil persepsinya melalui komunikasi, maka akan terbentuk juga sikap-sikap tertentu dari masing-masing pihak. Keberhasilan sosialisasi tersebut tidak terlepas dari bagaimana interaksi yang terjadi antara anak dan orang tua, interaksi ini dapat bersifat langsung maupun tidak langsung yang gunanya untuk mengawasi setiap kegiatan dan memberikan arahan-arahan kepada seorang anak hingga menjadi remaja dengan terjalinnya interaksi yang baik antara orang tua dan anak maka proses sosialisasipun akan berjalan sebagaimana mestinya. Adapun bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam meningkatkan kedekatannya biasanya dilakukan dengan senantiasa melihat kondisi yang terjadi pada anaknya dan bercerita satu sama lainnya. Interaksi yang terjadi dalam keluarga senantiasa di pengaruhi oleh kesibukan orang tua dalam bekerja sehingga tidak sedikit dari keluarga yang mengalami krisis interaksi antara anak dan orang tua yang Universitas Sumatera Utara menyebabkan hilangnya nilai-nilai dan norma-norma yang seharusnya disampaikan oleh orang tua dan anak banyak mencari dan menerima sosialisasi dari lingkungan sekitarnya baik formal maupun informal Keluarga yang juga merupakan kelompok primer primery group yang pertama dikenal dan pertama melakukan sosialisai serta interaksi yang dialamai oleh seseorang anak dan dari situlah perkembangan kepribadian bermula hingga seorang anak menjadi remaja dan dewasa. Ketika anak sudah cukup umur untuk memasuki kelompok primer lain di luar keluarga, pondasi dasar kepribadiannya sudah ditanamkan secara kuat oleh keluarga. Semua masyarakat tergantung pada berbagai institusi yang melakukan sosialisasi terutama pada keluarga dalam sosialisasi kepada anak-anak hingga remaja sehingga nilai-nilai dapat berfungsi dengan baik dalam masyarakat itu. Secara umum remaja dianggap sebagai usia transisional dari masa kanak-kanak menuju fase dewasa. Dalam fase ini seorang anak mengalami perkembangan fisik dan emosional tertentu yang menyebabkan si remaja berada pada fase anomaly, secara fisik telah menyamai orang dewasa, namun dalam tataran nilai dan psikologis masih belum menunjukan karakteristik kedewasaan. Dalam perkembangannya, sosialisasi sangat dibutuhkan dalam penyampaian nilai-nilai politik. Sosialisasi politik ini biasanya dapat bersifat langsung maupun tidak langsung diterima oleh seorang anak. Sosialisasi politik langsung ini biasanya orang tua mengajak diskusi anaknya dan menceritakan tentang politik-politik yang terjadi saat ini serta menceritakan tentang kejadian- Universitas Sumatera Utara kejadian atau pengalamannya dalam kegiatan politik sedangkan sosialisasi politik tidak langsung biasanya diterima dari seorang anak melalui media elektronik seperti televisi, radio, serta media massa seperti Koran, majalah dan lain sebagainya dari penerimaan tersebut seorang anak akan melihat dan bertanya kepada orang tua tentang kejadian-kejadian politik tersebut Pemberian pengetahuan tentang politik atau penyampaian nilai-nilai politik ini dapat dilakukan dengan diskusi ataupun lainnya. Akan tetapi banyaknya pemberian pengetahuan politik yang diberikan oleh orang tua tergantung pada itensitas dan kualitas materi politik ketika mereka berdikusi, sehubungan dengan hal ini, keluarga yang merupakan lembaga pertama yang melakukan sosialisasi mempunyai peranan penting dalam mensosialisasikan politik pada anaknya, seperti memberikan pemahaman tentang artian politik baik dalam pemilihan umum atau dalam kehidupan bermasyarakat sehingga mereka memiliki keikutsertaan dalam berpolitik. Pembentukan karakter politik individu dilakukan oleh keluarga karena mereka adalah lembaga sosial yang paling dekat. Peran ayah, ibu, saudara, memberi pengaruh yang tidak kecil terhadap pandangan politik satu individu. Tokoh Sukarno misalnya, memperoleh nilai-nilai penentangan terhadap Belanda melalui ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai. Ibunya, yang merupakan keluarga bangsawan Bali menceritakan kepahlawanan raja-raja Bali dalam menentang Belanda di saat mereka tengah berbicara. Cerita-cerita tersebut menumbuhkan kesadaran dan semangat Sukarno untuk memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsanya yang terjajah oleh Belanda. Universitas Sumatera Utara http:samzlee.blogspot.com201002sosialisasi-politik-dan-agen.html, diakses 12 maret 2011, 18:01 WIB. Sosialisasi politik seperti diatas juga terjadi pada setiap orang dan daerah tanpa terkecuali begitu juga halnya sosialisasi politik juga terjadi di desa Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang, sebagai salah satu desa bagian dari Kecamatan Percut Seituan Desa ini juga memiliki berbagai aspek kehidupan yang saling mendukung satu sama lainnya seperti sosial, agama dan politik meskipun secara agama di dominasi oleh Islam namun dari segi politik di desa ini terdapat corak partai politik yang beraneka yakni Partai Demokrat, Partai Golongan Karya, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Persatuan Demokrasi Perjuangan. Partai-partai tersebut pada setiap pemilihan umum berupaya untuk mendapatkan dukungan-dukungan dari masyarakat sekitar yang di tujukan untuk menambah suara dalam pemilihan umum dan untuk memperoleh dukungan dari masyarakat tersebut Partai-partai itu juga berupaya melakukan pendekatan- pendekatan kepada setiap keluarga di dalam masyarakat sekitar seperti memberikan baju kaos partai dan lainnya dengan harapan agar setiap keluarga tertarik kepada partai tersebut dan keluarga juga dapat mengajak serta mensosialisasikan partai politik tersebut kepada keluarganya. Seperti yang dijelaskan diatas dimana terdapat saling lingkup yang kentara antara tingkat pengetahuan politik yang dimiliki orang tua dan remaja, kenyataan bahwa lebih banyak anak yang banyak pengetahuannya berasal dari anggota keluarga yang orang tuanya juga berpengetahuan banyak, dan ini menunjukan adanya Universitas Sumatera Utara pengalihan pengetahuan politik dari orang tua kepada anak. Keluarga memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian seorang anak. Pengaruh yang paling jelas adalah dalam hal pembentukan sikap terhadap wewenang dan kekuasaan ketika seorang anak beranjak menjadi remaja dan berada ditengah-tengah masyarakat. Besarnya pengaruh keluarga terhadap tingkat pengetahuan politik anggota individu dalamnya inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Sosialisasi politik dalam lingkungan keluarga pada remaja di Desa Tembung Kecamtan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang.

1.2 Rumusan Masalah