Sumber Daya Alam Gambaran Umum Lokasi Penelitian

2.4 Prasarana dan Sarana

Masyarakat Desa Firdaus memiliki prasarana antara lain: 1 Prasarana komunikasi. Terdiri dari: telepon, wartel warung telepon, warnet warung internet. 2 Parsarana transportasi. Terdiri dari: jalan desa,, jalan antar desa ke kecamatan dan jembatan desa. 3 Prasarana air bersih. Terdiri dari: sumur gali dan perpipaan. 4 Prasarana pemerintahan. Terdiri dari: kantor BPD dan bangunan dinas. 5 Prasarana kesehatan. Terdiri dari: puskesma, poliklinik atau balai pengobatan, posyandu dan tempat praktek dokter. 6 Prasarana olah raga. Terdiri dari: lapangan sepak bola, lapangan bulu tangkis dan lapangan voli. 7 Prasarana peribadatan. Terdiri dari: mesjid dan gereja. 8 Prasarana pendidikan. Terdiri dari: bangunan TK, SD, SlTP dan SLTA.

2.5 Sejarah Warung Bebek

Desa Firdaus terdiri dari lima belas 15 dusun. Lima belas 15 dusun tersebut salah satunya adalah Warung Bebek, yakni dusun I. Lokasi penelitian berada pada dusun I yaitu, Warung Bebek. Untuk menempuh perjalanan dari Medan ke Warung Bebek, dimulai dari Amplas Medan. Setelah sampai Amplas, menaiki bus rajawali ataupun dirgantara yang tujuannya ke Sei Rampah ataupun Tebing Tinggi. Perjalanan yang ditempuh antara lain, melewati Tanjung Morawa, Pakam, Perbaungan, Perbaungan, kemudian melewati Desa Pematang Sidoarjo, Pasar Bengkel, Desa Sei Sijnggi, Desa Sei Buluh, Simpang Matapao Teluk Mengkudu kemdian menuju Desa Firdaus. Jarak tempuh dari Amplas ke Desa Firdaus adalah 33km. Waktu untuk menempuh perjalanan dari Amplas ke Desa Firdaus adalah satu setengah jam. Awalnya Warung Bebek hanya ada satu dan disebut sebagai warung saja. Warung Bebek sampai sekarang menjadi banyak dan dikarenakan letak Desa Firdaus yang merupakan lintas kota Sumatara Utara. Hal ini seperti yang dituturkan oleh Yakuf: ”Warung bebek sudah ada sejak tahun 1970-an di Desa Firdaus. Warung bebek waktu itu pertama kalinya cuma ada di perbukitan. Warung itu dulu hanya ada satu. Warung itu cuma menjual makanan dan minuman saja. Karena letak warung itu lintas kota Sumatera Utara, maka pemiliknya mau banyak yang singgah ke warungnya. Ia mencari ide dengan menyediakan satu PSK. Cara pemilik warung itu berhasil. Setelah ada satu PSK itu makin banyak saja orang yang singgah ke warungnya. Mereka yang datang kebanyakan memang para supir truk. Warung itu telah diketahui banyak orang disekitarnya, maka orang yang berada disekitar warung itu juga kepinggin mendirikan warung,. Jadi warung diperbukitan bertambah lama kelamaan keberadannya sampai ke desa firdaus hingga sekarang”. Masyarakat sekitar di Desa Firdaus, menyebut Desa Firdaus dengan sebutan 75, perdus dan komplek. Hal ini seperti yang dituturkan oleh Ridwan: “Kami yang tinggal di Desa Firdaus, memang kalau ngomong biasanya bilangin desa firdaus itu perdus, komplek dan 75 dan semua orang disekitar kami dan diluar daerah kami sudah tahu sebutan untuk Desa Firdaus“. Menurut Yakuf, masyarakat menyebut Warung Bebek dikarenakan: ”Alasan pertama, karena diperbukitan itu ada satu PSK. PSK itu saking hebatnya dapat melayani 17 sampai 18 laki-laki dalam satu hari. Mereka yang singgah menyebut perempuan itu seperti bebek. Dibilang bebek karena, perempuan tersebut cuma membersihkan alat kelaminnya alias cuma cebok saja, apabila banyak orang yang akan dilayaniya. Yang kedua, karena salah satu