Minyak Sawit Tanaman Kelapa Sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kelapa Sawit

Salah satu dari beberapa tanaman golongan Palmae yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit Elaeis guineensis. Kelapa sawit adalah tanaman berkeping satu yang termasuk dalam famili Palmae. Nama genus Elaeis berasal dari bahasa Yunani Elaion atau minyak, sedangkan nama spesies Guineensis berasal dari kata guinea, yaitu tempat dimana seorang ahli bernama Jacquin menemukan tanaman kelapa sawit pertama kali di pantai GuineaKetaren, 1986. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah beriklim tropis dengan curah hujan 2000 mmtahun dan kisaran suhu 22-23 C. Panen kelapa sawit terutama didasarkan pada saat kadar minyak mesokrap mencapai maksimum dan kandungan asam lemak bebas minimum yaitu pada saat buah mencapai tingkat kematangan tertentu. Kriteria kematangan yang tepat dapat dilihat dari warna kulit buah dan jumlah buah yang rontok pada tiap tandanKetaren,1986.

2.1.1. Minyak Sawit

Produk utama yang diperoleh dari tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit dan minyak inti sawit yang tergolong lipida. Lipida adalah suatu senyawa heterogen yang berhubungan dengan asam lemak, termasuk biomolekul yang tidak larut atau sebagian larut di dalam air, larut di dalam pelarut organik non polar seperti eter, kloroform dan lain-lain Naibaho, 1998. Pembentukan minyak dalam buah kelapa sawit mulai berlangsung beberapa minggu sebelum matangpenentuannya adalah pada saat panen. Universitas Sumatera Utara Kandungan minyak tertinggi dalam buah adalah pada saat buah akan membrondolyaitu 19 minggu setelah penyerbukan. Minyak yang terbentuk baru 6- 7. Pada hari-hari terakhir menjelang pematangannya, pembentukan minyak berlangsung dengan cepat sehingga mencapai maksimumnya, yaitu sekitar 50 berat daging buah segar pada minggu ke-20 setelah penyerbukan Mangoensoekarjo, 2003. Minyak sawit mentah atau CPO adalah minyak yang berasal dari daging buah mesokrap kelapa sawit yang dikempa. Untuk kegunaan makanan, minyak sawit mentah umumnya dimurnikan untuk memisahkan fraksi minyak cair yang mengandung sebagian besar asam lemak tak jenuh dari fraksi yang mengandung sebagian besar asam lemak tak jenuh Winarno, 1999. 2.1.2.Produk Minyak Sawit Produk minyak sawit dapat dikelompokkan dalam : 1. Bahan Makanan Minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan pangan diperoleh melalui proses fraksinasi, rafinasi, dan hidrogenasi. Pada umumnya CPO sebagian difraksinasi sehingga dihasilkan fraksi olein cair dan fraksi stearin padat. Fraksi olein digunakan untuk bahan pangan, sedang fraksi stearin untuk keperluan nonpangan. Pangan dengan bahan baku olein antara lain : minyak goreng, mentega margarine, lemak untuk masak shortening, bahan pengisi aditif, dan industri makanan ringan roti dan kue-kue dan lain-lain. 2. Bahan Bukan Bahan Makanan Oleochemical Minyak kelapa sawit dapat dipakai untuk bahan industri berat ataupun ringan, antara lain untuk industri penyamakan kulit agar menjadi lebih lembut dan fleksibel. Dalam industri tekstil minyak sawit dipakai sebagai minyak pelumas yang tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi; pada industri kawat dipakai dalam cold rolling dan fluxing agent; pada industri perak sebagai bahan flotasi pada pemisahan bijih tembaga dan cobalt. Pada 6 Universitas Sumatera Utara industri ringan minyak kelapa sawit dipakai sebagai sabun, deterjen, semir sepatu, lilin, tinta cetak, dan lain-lain. 3. Bahan Kosmetik dan Farmasi Minyak sawit juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk industri kosmetik dan industri farmasi. Karena mempunyai sifat sangat mudah diabsorpsi oleh kulit, minyak kelapa sawit banyak dipakai untuk pembuatan shampo, krim, minyak rambut, sabun cair, lipstik, dan lain-lain Mangoensoekarjo, 2003.

2.1.3. Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit