Sumber- Kebijakan Mempertahankan Pertumbuhan Ekonomi

2.6.2. Sumber-

sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dilihat dari sisi penggunaannya, pada masa awal pembangunan ekonomi sebelum tahun 1970, pertumbuhan ekonomi lebih banyak didorong oleh konsumsi masyarakat yang memberikan kontribusi hingga 80 GDP. Namun, sejalan dengan tingginya harga minyak pada dekade 1971 - 1980, sektor minyak menjadi satu-satunya sumber pertumbuhan. Ekspor minyak memberikan kontribusi lebih dari 70 total ekspor Indonesia, sementara komoditi manufaktur belum memberikan kontribusi yang berarti. Ekspor non migas sebagian besar disumbangkan oleh komoditi primer. Hasil dari ekspor minyak sebagian besar mengalir ke penerimaan Pemerintah untuk membiayai kegiatan konsumsi dan investasi Pemerintah. Selama periode ini, peran konsumsi masyarakat sedikit demi sedikit terdesak oleh sektor Pemerintah yang snagat dominan. Sementara, investasi swasta belum memberikan kontribusi yang berarti. Memasuki dekade 1981-1990, kegiatan investasi swasta mulai berkembang pesat. Hal ini ditandai oleh kenaikan impor yang tinggi, utamanya impor barang modal, yang dibarengi oleh menurunnya harga minyak dunia. Akibatnya, net ekspor menunjukkan 1966-1970 5,89 1971-1980 7,44 1981-1990 5,51 1991-1996 7,83 1999-2005 4,13 Universitas Sumatera Utara kecenderungan yang terus menurun hingga mencapai level dibawah 5 PDB. Selama periode ini, peran swasta tumbuh dengan pesat, terutama dengan munculnya gejala konglomerasi di berbagai sektor, sebaliknya peran Pemerintah semakin menurun. Setelah krisis ekonomi, kegiatan investasi swasta sedikit demi sedikit mulai tumbuh kembali, sementara Pemerintah menghadapi beban yang berat akibat krisis. Tabel 2.3 Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi indonesia No Penggunaan 1970 1980 1990 2000 2005 1 C 79.47 54.05 53.86 70.90 59.66 2 I 12.16 18.78 31.35 18.32 25.30 3 G 8.62 10.21 9.8 7.23 7.80 4 X-M -0.25 16.95 4.99 3.54 7.24 Total 100 100 100 100 100

2.6.3. Kebijakan Mempertahankan Pertumbuhan Ekonomi

a. Pengendalian inflasi Pemerintah dalam mengendalikan perekonomian makro bnerusaha sedapat mungkin untuk menekan tingkat inflasiyang terkendali inflasi dalam satu digit. Universitas Sumatera Utara Pengendalian ini dimaksudkan untuk mengendalikan perekonomian berjalan pada roda yang direncanakan b. Hati-hati mengelola neraca pembayaran Neraca pembayaran merupakan penghasilan atau pemasukan valuta asing ekspor, PMA, bantuan asing dikurangi impor, pembayaran bunga, dan cicilan hutang, serta pembayaran jasa ke luar negeri. Dengan menerapkan kebijaksanaan yang hati-hati dalam mengelola neraca pembayaran, berarti seluruh komponen yang terkait dalam neraca pembayaran itu sendiri akan diawasi oleh pemerintah secara ketat. c. Meningkatkan daya saing ekonomi Untuk dapat meningkatkan ekspor non-migas di pasar internasional, peningkatan daya saing ekonomi nasional tentu akan sangat mendukung. Tanpa peningkatan daya saing ekonomi di paar internasional, produk-produk yang dihasilkan Indonesia lambat laun akan tergeser oleh produk dari Negara lain seperti, Cina, Vietnam, dan india. d. Meningkatkan dan memperbaiki iklim menabung Kebijaksanaan yang diterapkan pemerintah adalah menerapkan penetapan tingkat bunga yang lebih baik dari menabung di luar negeri. e. Mempertahankan sistem kurs mengambang terkendali Universitas Sumatera Utara Kurs mengambang terkendali merupakan kebijaksanaan pemerintah untuk mempertahankan nilai rupiah yang terkendali f. Memperbaiki iklim investasi lewat deregulasi sektor riil Banyak monopoli dan oligopoli baik dengan perlindungan pemerintah maupun yang terselubung, akan menurunkan minat investor luar negeri menanamkan investasinya di Indonesia. Dengan hilangnya distorsi dalam sektor riil akan menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif. g. Memperluas jangkauan program pemerataan ekonomi Untuk lebih dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan masyarakat merupakan satu faktor pendukung Karena dengan meningkatnya daya beli masyarakat akan dapat memacu produksi perusahaan lebih tinggi. Dalam rangka peningkatan pendapatan dan pemerataan pendapatan masyarakat inilah yang perlu diperluas jangkauan pemerataan ekonomi. Dengan adanya program pemerataan yang lebih luas atau merata ini akan dapat meningkatkan daya beli masyarakat. 2.7. Pertumbuhan ekonomi AS 2.7.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi AS

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Pasar Modal Indonesia

0 33 116

Pengaruh uang yang beredar (m2), kurs, inflasi, dan tingkat suku bunga sbi terhadap beta saham syariah (JJI) dan indeks harga saham gabungan (IHSG)

0 5 129

Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah Atas Dollar As, Tingkat Suku Bunga Sbi Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2011

1 18 141

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, LAJU INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2001 - 2010

0 10 206

PENGARUH INFLASI, KURS RP/DOLLAR USA, DAN SUKU BUNGA KREDIT TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) PENGARUH INFLASI, KURS RP/DOLLAR USA, DAN SUKU BUNGA KREDIT TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) (Periode Tahun 1993 – 2014).

0 4 15

PENGARUH SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 14

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA 2003 – 2006.

0 0 8

Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs Rupiah dan Tingkat SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 0 1

Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito, Nilai Kurs Dollar AS, dan Harga Emas terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

0 0 23

PENGARUH NILAI TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AS, DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BEI PERIODE 2005-2008 SKRIPSI

0 0 13