Jenis-jenis saham Teori Random Walk

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. SAHAM 2.1.1. Pengertian saham Merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Artinya si pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut Kasmir, 2002:209. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari kepemilikan saham : 1. Deviden yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham. 2. Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih antara harga jual dengan harga beli. 3. Manfaat non finansial antara lain berupa kosekuensi atas kepemilikan saham berupa kekuasaan, kebanggaan dan khususnya hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan

2.1.2. Jenis-jenis saham

jenis – jenis saham dapat ditinjau dalam beberapa segi antara lain sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Dari segi cara peralihan - Saham atas unjuk bearer stocks Merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau nama pemiliknya tidak tertulis dalam saham tersebut. Saham jenis ini dialihkan atau dijual kepada pihak lainnya. - Saham atas nama registered stocks Merupakan saham yang nama pemiliknya tertulis dalam saham tersebut, dan untuk dialihkan kepada pihak lain diperlukan syarat dan prosedur tertentu. b. Dari segi hak tagih - Saham biasa common stocks Bagi pemilk saham ini, hak untuk memperoleh deviden akan didahulukan lebih dulu kepada pemilik saham preferen. Begitu pula dengan hak terhadap harta apabila perusahaan dilikuidasi. - Saham preferen prefered stocks Merupakan saham yang memperoleh hak utama dalam pembagian deviden, begitu juga atas harta pada saat perusahaan dilikuidasi

2.1.3. Teori Random Walk

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maurice Kendall pada tahun 1953 menyatakan bahwa pola harga saham tidak dapat diprediksi unpredictable karena bergerak secara acak random walk. Harga saham bergerak secara acak berarti bahwa fluktuasi harga saham tergantung pada informasi baru yang akan diterima, tetapi informasi tersebut tidak diketahui kapan akan diterimanya Universitas Sumatera Utara sehingga informasi baru dan harga saham itu disebut unpredictable. Apakah informasi tersebut bersifat kabar buruk atau kabar baik juga tidak diketahui. Harga saham di pasar saham merupakan harga konsensus diantara para investor, dan harga suatu saham dapat terjadi beberapa kali dalam satu hari dengan rentang lebar antara harga pasar terendah dan harga pasar tertinggi. Tingkat efisiensi pasar Professor Eugene Fama membagi efisiensi pasar dalam tiga tingkatan yaitu: 1. The weak efficient market hypothesis 2. The semistrong efficient market hypothesis 3. The strong efficient market hypothesis The weak efficient market hypothesis Efisiensi pasar dikatakan lemah karena dalam proses pengambilan keputusan jual-beli saham investor menggunakan data harga dan volume masa lalu. Berdasarkan harga dan volume masa lalu itu berbagai model analisis teknis digunakan untuk menentukan arah harga apakah akan naik atau akan turun. Apabila arah harga saham akan naik, maka diputuskan untuk membeli. Apabila arah harga saham akan turun, diputuskan untuk menjual. Analisis teknis mengasumsikan bahwa harga saham selalu berulang kembali, yaitu setelah naik dalam beberapa hari, pasti akan turun dalam beberapa hari berikutnya, kemudian naik lagi dan turun lagi, demikian seterusnya. Universitas Sumatera Utara The semistrong efficient market hypothesis Efisiensi pasar dikatakan setengah kuat karena dalam proses pengambilan keputusan jual-beli saham investor menggunakan data harga masa lalu, volume masa lalu dan semua informasi yang dipublikasikan seperti laporan keuangan, laporan tahunan, pengumuman bursa, informasi keuangan internasional, peraturan perundangan pemerintah, peristiwa politik, peristiwa hokum, peristiwa social, dan lain sebagainya yang dpat mempengaruhi perekonomian nasional. Ini berarti investor menggunakan gabungan antara analisis teknis dengan analisis fundamental dalam proses menghitung nilai saham, yang akan dijadikan sebagai pedomandalam tawaaran harga beli dan tawaran harga jual. The strong efficient market hypothesis Efisiensi pasar dikatakan kuat karena investor menggunakan data yang lebih lengkap yaitu harga masa lalu, volume masa lalu, informasi yang dipublikasikan, dan informasi privat yang tidak dipublikasikan secara umum. Contoh informasi privat adalah hasil riset yang diterbitkan sendiri oleh unit kerja riset yang ada dalam perusahaan atau dibeli dari lembaga riset lainnya. Contoh variabel yang mempengaruhi harga saham dalah sebagai berikut: a. Pengumuman pembagian deviden tunai b. Pengumuman split c. Pengumuman right issue d. Pengumuman saham bonus atau saham deviden Universitas Sumatera Utara e. Pengumuman waran f. Rencana merger atau akuisisi g. Rencana transaksi benturan kepentingan h. Perubahan variabel makro dan mikro i. Peristiwa politik internasional j. Pergerakan indeks DJIA, Nikkei 225, hanseng k. Perubahan politik nasional 2.2. IHSG 2.2.1. Pengertian IHSG

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Pasar Modal Indonesia

0 33 116

Pengaruh uang yang beredar (m2), kurs, inflasi, dan tingkat suku bunga sbi terhadap beta saham syariah (JJI) dan indeks harga saham gabungan (IHSG)

0 5 129

Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah Atas Dollar As, Tingkat Suku Bunga Sbi Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2011

1 18 141

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, LAJU INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2001 - 2010

0 10 206

PENGARUH INFLASI, KURS RP/DOLLAR USA, DAN SUKU BUNGA KREDIT TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) PENGARUH INFLASI, KURS RP/DOLLAR USA, DAN SUKU BUNGA KREDIT TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) (Periode Tahun 1993 – 2014).

0 4 15

PENGARUH SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 14

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA 2003 – 2006.

0 0 8

Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs Rupiah dan Tingkat SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 0 1

Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito, Nilai Kurs Dollar AS, dan Harga Emas terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

0 0 23

PENGARUH NILAI TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AS, DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BEI PERIODE 2005-2008 SKRIPSI

0 0 13