1.2. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut diatas, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. 2.
Bagaimana pengaruh kurs dollar AS terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG.
3. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan IHSG. 4.
Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi AS terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG.
1.3. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada dimana kebenarannya masih perlu dikaji dan diteliti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:
1. Tingkat bunga SBI berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan. 2.
Kurs dollar AS berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
3. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berpengaruh positif terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan.
Universitas Sumatera Utara
4. Pertumbuhan ekonomi AS berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan.
1.4. Tujuan penulisan
Penelitian ini bertujuan : 1.
Untuk mengetahui pengaruh tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG.
2. Untuk mengetahui pengaruh kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
IHSG. 3.
Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi indonesia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG.
4. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi AS terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan IHSG.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian : 1.
Sebagai informasi bagi peminat masalah keuangan dan pasar modal tentang efek fluktuasi tingkat suku bunga SBI, kurs dollar AS,
pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan pertumbuhan ekonomi AS terhadap IHSG.
2. Untuk menambah wawasan penulis dalam bidang penelitian masalah
keuangan dan pasar modal sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang penulis peroleh dari perkuliahan.
3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengadakan
penelitian pada bidang yang sama
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1. SAHAM 2.1.1. Pengertian saham
Merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Artinya si pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya,
maka semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut Kasmir, 2002:209. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari kepemilikan saham :
1. Deviden yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
pemilik saham. 2.
Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih antara harga jual dengan harga beli.
3. Manfaat non finansial antara lain berupa kosekuensi atas kepemilikan
saham berupa kekuasaan, kebanggaan dan khususnya hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan
2.1.2. Jenis-jenis saham
jenis – jenis saham dapat ditinjau dalam beberapa segi antara lain sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Dari segi cara peralihan
- Saham atas unjuk bearer stocks
Merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau nama pemiliknya tidak tertulis dalam saham tersebut. Saham jenis ini
dialihkan atau dijual kepada pihak lainnya. -
Saham atas nama registered stocks Merupakan saham yang nama pemiliknya tertulis dalam saham
tersebut, dan untuk dialihkan kepada pihak lain diperlukan syarat dan prosedur tertentu.
b. Dari segi hak tagih
- Saham biasa common stocks
Bagi pemilk saham ini, hak untuk memperoleh deviden akan didahulukan lebih dulu kepada pemilik saham preferen. Begitu
pula dengan hak terhadap harta apabila perusahaan dilikuidasi. -
Saham preferen prefered stocks Merupakan saham yang memperoleh hak utama dalam pembagian deviden, begitu juga
atas harta pada saat perusahaan dilikuidasi
2.1.3. Teori Random Walk
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maurice Kendall pada tahun 1953 menyatakan bahwa pola harga saham tidak dapat diprediksi unpredictable
karena bergerak secara acak random walk. Harga saham bergerak secara acak berarti bahwa fluktuasi harga saham tergantung pada informasi baru yang akan
diterima, tetapi informasi tersebut tidak diketahui kapan akan diterimanya
Universitas Sumatera Utara
sehingga informasi baru dan harga saham itu disebut unpredictable. Apakah informasi tersebut bersifat kabar buruk atau kabar baik juga tidak diketahui.
Harga saham di pasar saham merupakan harga konsensus diantara para investor, dan harga suatu saham dapat terjadi beberapa kali dalam satu hari
dengan rentang lebar antara harga pasar terendah dan harga pasar tertinggi. Tingkat efisiensi pasar
Professor Eugene Fama membagi efisiensi pasar dalam tiga tingkatan yaitu: 1.
The weak efficient market hypothesis 2.
The semistrong efficient market hypothesis 3.
The strong efficient market hypothesis The weak efficient market hypothesis
Efisiensi pasar dikatakan lemah karena dalam proses pengambilan keputusan jual-beli saham investor menggunakan data harga dan volume masa
lalu. Berdasarkan harga dan volume masa lalu itu berbagai model analisis teknis digunakan untuk menentukan arah harga apakah akan naik atau akan turun.
Apabila arah harga saham akan naik, maka diputuskan untuk membeli. Apabila arah harga saham akan turun, diputuskan untuk menjual. Analisis teknis
mengasumsikan bahwa harga saham selalu berulang kembali, yaitu setelah naik dalam beberapa hari, pasti akan turun dalam beberapa hari berikutnya, kemudian
naik lagi dan turun lagi, demikian seterusnya.
Universitas Sumatera Utara
The semistrong efficient market hypothesis Efisiensi pasar dikatakan setengah kuat karena dalam proses pengambilan
keputusan jual-beli saham investor menggunakan data harga masa lalu, volume masa lalu dan semua informasi yang dipublikasikan seperti laporan keuangan,
laporan tahunan, pengumuman bursa, informasi keuangan internasional, peraturan perundangan pemerintah, peristiwa politik, peristiwa hokum, peristiwa social, dan
lain sebagainya yang dpat mempengaruhi perekonomian nasional. Ini berarti investor menggunakan gabungan antara analisis teknis dengan analisis
fundamental dalam proses menghitung nilai saham, yang akan dijadikan sebagai pedomandalam tawaaran harga beli dan tawaran harga jual.
The strong efficient market hypothesis Efisiensi pasar dikatakan kuat karena investor menggunakan data yang
lebih lengkap yaitu harga masa lalu, volume masa lalu, informasi yang dipublikasikan, dan informasi privat yang tidak dipublikasikan secara umum.
Contoh informasi privat adalah hasil riset yang diterbitkan sendiri oleh unit kerja riset yang ada dalam perusahaan atau dibeli dari lembaga riset lainnya.
Contoh variabel yang mempengaruhi harga saham dalah sebagai berikut: a.
Pengumuman pembagian deviden tunai b.
Pengumuman split c.
Pengumuman right issue d.
Pengumuman saham bonus atau saham deviden
Universitas Sumatera Utara
e. Pengumuman waran
f. Rencana merger atau akuisisi
g. Rencana transaksi benturan kepentingan
h. Perubahan variabel makro dan mikro
i. Peristiwa politik internasional
j. Pergerakan indeks DJIA, Nikkei 225, hanseng
k. Perubahan politik nasional
2.2. IHSG 2.2.1. Pengertian IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan IHSG merupakan indeks gabungan dari seluruh jenis saham yang tercatat di bursa efek. IHSG berubah setiap hari karena
perubahan harga pasar yang terjadi setiap hari dan adanya saham tambahan
2.2.2. Metode penghitungan IHSG
Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah nilai pasar dari total saham yang tercatat pada tanggal 10 agustus 1982. Jumlah nilai pasar adalah total perkalian setiap
saham tercatat kecuali untuk perusahaan yang berada dalam proses restrukturisasi dengan harga di BEJ pada hari tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Formula perhitungan adalah sebagai berikut :
Perhitungan indeks dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan setiap harinya.
2.2.3. Jenis-jenis Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta
1. Indeks Harga Saham Gabungan
Pada tanggal 1 april 1983, IHSG diperkenalkan untuk pertama kalinya sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ. Indeks ini mencakup
pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEJ. Hari dasar untuk perhitungan IHSG adalah 10 agustus 1982. Pada
tanggal tersebut, indeks ditetapkan denga nilai dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham
2. Indeks Sektoral
Indeks sektoral merupakan bagian dari IHSG. Semua perusahaan yang tercatat di BEJ diklasifikasikan ke dalam 9 sektor yang didasarkan pada
klasifikasi industri. Kesembilan sektor tersebut adalah : a.
Sektor Utama industri yang menghasilkan bahan-bahan baku Sektor 1, pertanian
Sektor 2, pertambangan b.
Sektor Kedua industri pengolahan atau manufaktur Sektor 3, industri dasar dan kimia
Sektor 4, aneka industri
Universitas Sumatera Utara
Sektor 5, industri barang konsumsi c.
Sektor ketiga jasa Sektor 6, property dan real estat
Sektor 7, transportasi dan infrastruktur Sektor 8, keuangan
Sektor 9, perdagangan, jasa, dan investasi Indeks sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 januari 1996 dengan nilai
dasar 100 untuk setiap sektor dan menggunakan hari dasar 25 desember 1995.
3. Indeks LQ 45
Indeks ini terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria. Indeks ini terdiri dari saham-saham yang mempunyai likuiditas
yang tinggi dan juga mempunyai nilai kapitalisasi pasar yang relative besar.
a. Kriteria pemilihan saham indeks LQ 45
Untuk masuk dalam pemilihan tersebut, sebuah saham harus memenuhi kriteria tertentu dan lolos dari seleksi utama sebagai
berikut: •
Masuk dalam top 60 dari total transaksi saham di pasar reguler rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir
• Masuk dalam ranking yang didasarkan pada nilai
kapitalisasi pasar rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir
Universitas Sumatera Utara
• Telah tercatat di BEJ sekurang- kurangnya 3 bulan
• Kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan
perusahaan, frekuensi dan jumlah transaksi di pasar reguler. b.
Hari dasar indeks LQ 45 dan awal perhitungan Indeks LQ 45 dihitung mundur hingga tanggal 13 juli 1994 sebagai
hari dasar, dengan nilai dasar 100. Untuk seleksi awal digunakan data pasar juli 1993-juni 1994. Hasilnya, ke 45 saham tersebut
meliputi 72 total market kapitalisasi pasar dan 72.5 nilai transaksi di pasar reguler.
4. Jakarta Islamic Indeks JII
Dalam rangka mengakomodir investor yang tertarik berinvestasi, BEJ dan Danareksa Investment Management DIM meluncurkan sebuah indeks
yang didasarkan pada syariah islam, dikenal dengan nama Jakarta Islamic Indeks JII.
JII diluncurkan pada tangga 3 juli 2000. JII dihitung mundur hingga tanggal 1995 sebagai hari dasar dengan nilai dasar 100. JII terdiri dari 30
saham yang sesuai dengan syariah islam. Dewan Pengawas Syariah PT DIM terlibat dalam menetapkan kriteria saham-saham yang masuk dalam
JII. 5.
Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan Pada tanggal 13 juli 2000, BEJ meluncurkan peraturan baru di bidang
pencatatan: sistem pencatatan 2 papan. Sistem ini diimplementasikan untuk mendorong bursa Indonesia dan juga untuk memulihkan
Universitas Sumatera Utara
kepercayaan publik kepada bursa melalui penyusunan pengelolaan perusahaan yang baik. Pencatatan 2 papan tersebut yang diklasifikasikan
dengan papan utama dan papan pengembangan menggolongkan indeks menjadi indeks papan utama dan indeks papan pengembangan. Indeks
baru ini diluncurkan pada BEJ tanggal 8 april 2002. Klasifikasi papan pencatatan terdiri dari:
a Papan Utama untuk perusahaan besar dengan track record yang
baik. b
Papan Pengembangan, untuk mengakomodasi perusahaan- perusahaan yang belum bisa memenuhi persyaratan papan utama,
tetapi masuk pada kategori perusahaan berprospek.
2.3. Sertifikat Bank Indonesia SBI
Sebagaimana tercantum dalam UU No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral, salah satu tugas Bank Indonesia BI sebagai otoritas moneter adalah membantu
pemerintah dalam mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Dalam melaksanakan tugasnya, BI menggunakan beberapa piranti moneter yang
terdiri dari Giro Wajib Minimum Reserve Requirement, Fasilitas Diskonto, Himbauan Moral dan Operasi Pasar Terbuka. Dalam Operasi Pasar Terbuka BI
dapat melakukan transaksi jual beli surat berharga termasuk Sertifikat Bank Indonesia SBI.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Pengertian Sertifikat Bank Indonesia
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.813DPM tentang Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Melalui Lelang, Sertifikat Bank Indonesia yang
selanjutnya disebut SBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu
pendek. Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan instrumen SBI, yaitu: a.
SBI lelang yaitu SBI yang dijual secara lelang kepada bank dan atau pialang, yang didasarkan atas target kuantitas dalam rangka pelaksanaan
kebijakan pengendalian moneter. b.
SBI repo repurchase agreement adalah SBI yang dibeli kembali oleh Bank Indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan likuiditas bank
dengan perjanjian bank akan membeli kembali sesuai jangka waktu repo yang diperjanjikan.
2.3.2. Tujuan Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia
Sebagai otoritas moneter, BI berkewajiban memelihara kestabilan nilai Rupiah. Dalam paradigma yang dianut, jumlah uang primer uang kartal + uang giral di
BI yang berlebihan dapat mengurangi kestabilan nilai Rupiah. SBI diterbitkan dan dijual oleh BI untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut.
2.3.3. Dasar Hukum Sertifikat Bank Indonesia
Dasar hukum penerbitan SBI adalah UU No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral, Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.3167KEPDIR tanggal 23 Juli 1998
tentang Penerbitan dan Perdagangan Sertifikat Bank Indonesia serta Intervensi
Universitas Sumatera Utara
Rupiah, dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 62PBI2004 tanggal 16 Februari 2004 tentang Bank Indonesia – Scripless Securities Settlement System.
2.3.4. Karakteristik Sertifikat Bank Indonesia
SBI memiliki karakteristik sebagai berikut www.bi.go.id
: 1.
Jangka waktu maksimum 12 bulan dan sementara waktu hanya diterbitkan untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan.
2. Denominasi: dari yang terendah Rp 50 juta sampai dengan tertinggi Rp
100 miliar. 3.
Pembelian SBI oleh masyarakat minimal Rp 100 juta dan selebihnya dengan kelipatan Rp 50 juta.
4. Pembelian SBI didasarkan pada nilai tunai berdasarkan diskonto murni
true discount yang diperoleh dari rumus berikut ini: Nilai Nominal x 360
Nilai Tunai = ------------------------------------------------ 360 + [Tingkat Diskonto x Jangka Waktu]
5. Pembeli SBI memperoleh hasil berupa diskonto yang dibayar di muka.
Nilai Diskonto = Nilai Nominal – Nilai Tunai 6.
Pajak Penghasilan PPh atas diskonto dikenakan secara final sebesar 15 .
7. SBI diterbitkan tanpa warkat scripless.
8. SBI dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
Universitas Sumatera Utara
2.4. KURS 2.4.1. Pengertian Kurs
Kurs adalah perbandingan nilaiharga antara mata uang suatu Negara dengan mata uang Negara lain. kurs dapat mengalami perubahan apakah menguat
appreciation atau melemah depreciation. Appreciation berarti kenaikan nilai kurs domestic money suatu Negara dihadapkan dengan domestic money negara
lain. Sedangkan depreciation berarti penurunan nilai kurs domestic money suatu Negara dihadapkan dengan domestic money negara lain
2.4.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs Tabel 2.1
Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs
Faktor yang
mempengaruhi Perubahan yang terjadi
Perubahan kurs
Cita rasa masyarakat Cita rasa terhadap produk domestik
naik. Permintaan terhadap valuta asing turun.
Cita rasa terhadap produk luar negeri naik, impor naik. Permintaan
terhadap valuta asing bertambah Kurs turun
Kurs naik
Universitas Sumatera Utara
Harga barang ekspor dan impor
Harga produk domestik murah,
ekspor naik. Supply valuta asing bertambah
Harga produk domestik mahal,
ekspor turun, supply valuta asing berkurang
Harga barang impor turun, permintaan valuta asing bertambah
Harga barang impor naik, permintaan valuta asing berkurang
Kurs turun
Kurs naik
Kurs naik
Kurs turun
Terjadinya inflasi Inflasi menyebabkan harga produk
dalam negeri naik, impor meningkat, permintaan valuta asing bertambah.
Inflasi menyebabkan harga produk domestik
naik, ekspor turun, permintaan valuta asing bertambah
Kurs naik
Kurs naik
Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi
Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi tinggi, aliran
modal ke dalam negeri meningkat. Permintaan terhadap mata uang
Kurs naik
Universitas Sumatera Utara
domestik naik Suku bunga dan tingkat
pengembalian investasi rendah , aliran modal ke luar negeri
meningkat. Permintaan terhadap valuta asing naik
Kurs turun
2.4.3. Cara-cara pengendalian kurs
Cara-cara untuk mengendalikan kurs Lia Amalia, 2007:81 antara lain : 1.
Sistem standar emas Dalam sistem standar emas bergerak diantara titik-titik emas.
2. Sistem peningkatan kepada valuta asing
Pemerintah mempunyai cadangan valuta asing lalu ikut beroperasi dalam pasar uang.
3. Sistem kurs yang dikendalikan
Pemerintah dapat menentukan dan merubah kurs valutanya terhadap valuta asing menurut keperluan yang ditargetkan.
2.4.4. Sistem penyesuaian kurs
a. Floating Exchange Rate System
Universitas Sumatera Utara
Sistem ini disebut juga sebagai sistem kurs mengambang, bahwa perubahan nilaikurs terjadi disebabkan oleh kekuatan permintaan disatu sisi dan kekuatan
penawaran disisi lain, berarti semata-mata kurs ditentukan oleh kedua pelaku pasar, eksportir dan importir, sehingga sistem kurs ini disebut juga sebagai kurs
pasar atau kurs bebas. b. Fixed Exchange Rate System
Suatu sistem sebagai upaya mempertahankan kurs valuta asing yang tetap pada tingkat tertentu, dan mengharapkan elemen-elemen intern lainnya dalam sistem
tersebut dapat menjamin perekonomian berada dalam keseimbangan internasional. Sistem mempertahankan nilai kurs ini dilakukan oleh pihak eksekutif atau
pemerintah. Adapun yang dimaksud dengan elemen intern mencakup stabilitas ekonomi, dimana sistem ekonomi berlangsung dengan baik moneter, fiscal, non
fiscal, dan non moneter c. Exchange Control System
Suatu kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral untuk melakukan diskriminasi terhadap valuta asing. Dan barang dalam rangka pengawasan devisa. Dalam
sistem ini pemerintah praktis memonopoli keseluruhan transaksi yang berkaitan dengan valuta asing yang bertujuan untuk mencegah aliran masuk modal keluar
dan melindungi pengaruh depresi dari Negara lain untuk mengatasi keterbatasan cadangan devisa.
Universitas Sumatera Utara
2.4.5. Teori Purchasing Power Parity
Teori ini diketengahkan oleh pakar ekonomi dari swedia, bernama Gustav Cassel. Dasar teorinya bahwa, perbandingan nilai satu mata uang dengan mata
uang lain ditentukan oleh daya beli uang tersebut terhadap komoditi barangjasa pada masing-masing Negara.
Terdapat dua versi dalam teori Purchasing Power Parity Lia Amalia, 2007, yaitu: 1.
Teori purchasing power parity interpretasi absolut Teori ini pada dasarnya bahwa perbandingan nilai satu mata uang dengan
mata uang Negara lain kurs ditentukan oleh tingkat harga pada masing- masing Negara. Sebagi contoh, harga satu stel blue jean di AS adalah US
50, dan di Indonesia sebesar Rp. 500.000, maka kurs antara US dengan rupiah adalah US 1 = Rp. 10.000. jadi, kurs tersebut didasarkan pada
perbandingan purchasing power parity sebagai berikut :
= 10.000 2.
Teori purchasing power parity arti relative Maksudnya adalah bahwa PPP kurs yang perhitungannya didasarkan pada
perubahan harga. Untuk contoh yang sama seperti tersebut diatas. Bila terjadi perubahan harga di kedua Negara, maka kurs tersebut harus
Universitas Sumatera Utara
mengalami perubahan juga. Misalnya kalau di AS harga satu stel jeans hanya naik 2 kali, sementara di Indonesia harga satu stel blue jeans adalah
3 kali, maka kursnya akan menjadi:
= Rp.500.000
Jadi kurs dolar dengan rupiah pada kasus ini adalah US 1 = Rp. 5.000
2.5. PERTUMBUHAN EKONOMI 2.5.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Economic Growth adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam
jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu
diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan
produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. Sadono Sukirno, 1994;10
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh ketersediaan faktor-faktor prouksi dalam suatu negara. Konsep-konsep dasar ekonomi mikro dalam teori
produksi dapat dijadikan landasan untuk melihat faktor-faktor penentu dalam pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan konsep mikro dalam teori produksi, jumlah output sangat ditentukan oleh input-input yang terlibat dalam proses produksi. Input adalah
faktor produksi yang terlibat dalam proses produksi. Secara umum faktor produksi tersebut dapat berupa sumber daya alam, barang modal, tenaga kerja, dan keahlian
konsep mikro tersebut dapat dikembangkan dalam analisis pertumbuhan ekonomi. Adapun faktor yang menunjang pertumbuhan ekonomi tersebut antara lain,
sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, teknologi dan inovasi.
1. Sumber daya alam Kekayaan alam suatu Negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan
iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan, hasil laut, serta jumlah dan hasil kekayaan tambang. Kekayaan alam akan dapat mempermudah usaha untuk
mengembangkan perekkonomian suatu Negara, terutama pada masa-masa permulaan proses pertumbuhan ekonomi. Di setiap Negara berkembang peranan
barang-barang pertanian dan industri pertambangan minyak yang diekspor, menjadi penggerak utama bagi permulaan pertumbuhan ekonomi terutama di
Asia.
Universitas Sumatera Utara
2. Sumber daya manusia Input tenaga kerja terdiri dari kuantitas tenaga kerja dan ketrampilan
angkatan kerja. Banyak ekonom menyakini bahwa kualitas input tenaga kerja yaitu ketrampilan, pengetahuan, dan disiplin adalah satu-satunya unsur penting
dari pertumbuhan ekonomi. Perkembangan teknologi dalam kegiatan perekonomian sangat menuntut ketersediaan tenaga kerja yang terlatih dan
terampil. 3. Sumber daya modal
Sumber daya modal ada yang disebut barang modal, dan ada pula yang disebut modal uang. Barang-barang modal penting peranannya dalam
meningkatkan pertumbuhan di bidang ekonomi. Negara-negara yang tumbuh pesat cenderung melakukan investasi sangat besar dalam pembentukan barang
modal baru. Upaya investasi bertujuan untuk meningkatkan social overhead capital seperti membangun jalan, irigasi, sarana, dan prasarana lainnya. Hal itu
merupakan suatu bukti yang sangat dibutuhkan untuk mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Sedangkan uang juga merupakan modal yang sangat
menentukan dan berkontribusi langsung dalam pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, makin banyak uang yang digunakan dalam proses produksi, makin besar
output yang dihasilkan. 4. teknologi dan inovasi
Universitas Sumatera Utara
Kemajuan ekonomi yang berlaku di berbagai Negara secara umum ditimbulkan oleh kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi menimbulkan
beberapa efek positif dalam pertumbuhan ekonomi. Efek yang utama adalah: a.
Dapat mempertinggi efisiensi dalam kegiatan produksi b.
Menimbulkan penemuan barang-barang baru yang belum pernah diprodusi sebelumnya
c. Meninggikan mutu barang yng diproduksi tanpa meningkatkan harga.
2.5.3. Kebijakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi
Menurut sadono sukirno 2004 kebijakan-kebijakan yang selalu dijalankan untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah
sebagai berikut: 1.
Kebijakan diversifikasi pertumbuhan ekonomi yaitu suatu kebijakan dalam modernisasi kegiatan-kegiatan ekonomi yang ada atau melakukan
transformasi kegiatan ekonomi yang bersifat tradisional kepada kegiatan yang modern
2. Mengembangkan infrastruktur. Modernisasi ekonomi memerlukan
infrastruktur yang modern pula. Hal ini dikarenakan kegiatan ekonomi akan berkembang dengan baik apabila didukung oleh infrastruktur yang
tersedia dengan kondisi yang baik 3.
Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat. Peningkatan taraf pendidikan masyarakat akan menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas. Semakin
Universitas Sumatera Utara
banyak tenaga kerja yang berkualitas akan semakin cepat terjadinya pertumbuhan ekonomi
4. Mengembangkan institusi yang mendorong pembangunan. Pembangunan
ekonomi harus secara terus menerus diikuti dengan perkembangan institusi yang dapat memberikan dorongan pada perkembangan berbagai kegiatan
ekonomi 5.
Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi. Melalui perencanaan pembangunan berbagai kegiatan dapat diselaraskan dan arah
pembangunan ekonomi jangka panjang dapat ditentukan. Setiap perencanaan ekonomi perlu menentukan tujuan pertumbuhan ekonomi
yang ingin dicapai dan menemukan strategi dalam melaksanakan perencanaan ekonomi yang telah dirumuskan
2.5.4. Teori pertumbuhan ekonomi
Teori Adam Smith Adam Smith memaparkan tentang pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi dengan memandang kepada: a.
Adanya hukum alam. Ia sangat percaya dengan prinsip bahwa hanya individu sendirilah yang tahu akan kebutuhannya, tidak orang lain apalagi
pemerintah. Ia beranggapan bahwa adanya kekuatan yang tidak kentara Invisible hand menyebabkan setiap perekonomian akan memperlakukan
individu sesuai sengan harapannya.
Universitas Sumatera Utara
b. Peningkatan daya produktivitas tenaga kerja berhubungan dengan:
• Meningkatnya keterampilan pekerja
• Penghematan waktu dalam memproduksi barang
• Penemuan mesin yang sangat menghemat tenaga
c. Proses akumulasi modal. Menurutnya, proses akumulasi modal meningkat
seiring dengan meningkatnya tabungan, dan dari tabunganlah asalnya investasi. Dengan demikian bila pendapatan naik sementara konsumsi
relative tetap maka tabungan akan semakin tinggi dan berdampak pada penyediaan modal yang semakin banyak untuk investasi.
d. Tingkat keuntungan akan semakin menurun manakala tingkat persaingan
semakin tinggi. Padahal persaingan berasal dari kemampuan investasi yang memajukan perekonomian
e. Petani, pengusaha dan produsen adalah agen pertumbuhan dalam
perekonomian. Bila pertanian meningkat maka usaha industry dan perniagaan semakin meningkat dan tentu saja akan memberikan dampak
yang bagus bagi perekonomian karena adanya rantai kebutuhan dan kepentingan.
f. Proses pertumbuhan bersifat menggumpal mengakumulatif, setiap
peningkatan di bidang pertanian maka akan ada peningkatan di bidang industry dan perniagaan dan seterusnya sampai terjadi kelangkaan
sumberdaya sehingga perekonomian mengalami kondisi stasioner. Teori Malthus dan Ricardo
Universitas Sumatera Utara
Malthus dan Ricardo mengamati pertumbuhan penduduk tehadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Dari hasil pengamatan tersebut didapat
kesimpulan sebagai berikut: •
Bila rasio antara jumlah penduduk lebih kecil daripada jumlah faktor produksi lainnya, ini akan menimbulkan pertambahan penduduk,
pertambahan tenaga kerja, dan sekaligus akan dapat meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
• Bila jumlah penduduktenaga kerja berlebihan dibandingkan dengan faktor
produksi yang lain, pertambahan penduduk akan menurunkan produk per kapita. Selain itu juga akan menurunkan taraf kemakmuran masyarakat.
• Bila jumlah penduduk selalu bertambah tanpa diikuti oleh pertambahan
faktor lain, maka kemakmuran masyarakat akan mundur sampai tingkat subsisten, bahkan mungkin bisa dibawah tingkat subsisten
Teori Robert M. Solow Robert Solow menyatakan pendapatnya sebagai berikut:
• Pertumbuhan produk nasional ditentukan oleh pertumbuhan dua jenis
input yaitu pertumbuhan modal dan pertumbuhan tenaga kerja. Perhatian terhadap 2 input tersebut sangat besar karena proses pertumbuhan ekonoi
memerlukan: a
Adanya intensifikasi modal, yaitu suatu proses jumlah modal per tenaga kerja naik setiap saat
Universitas Sumatera Utara
b Adanya kenaikan tingkat upah yang dibayarkan kepada para pekerja
pada saat intensifikasi modal terjadi. Sehingga masyarakat mempunyai daya beli tinggi, konsumsi meningkat. Hal ini akan
mendorong pertumbuhan produk •
Disamping faktor tenaga kerja dan modal, hal sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah fktor perkembangan
teknologi Teori Keynes
Keynes menyatakan bahwa dalam jangka pendek output nasional dan kesempatan kerja terutama ditentukan oleh permintaan agregat. Kaum keynesia
yakin bahwa kebijakan moneter maupun kebijakan fiscal harus digunakan untuk mengatasi pengangguran dan menurunkan laju inflasi. Konsep-konsep Keynesian
menunjukkan bahwa peranan pemerintah sangat besar dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Perekonomian pasar sepertinya sulit untuk menjamin
ketersediaan barang yang dibutuhkan oelh masyarakat dan bahkan sering menimbulkan instability, inequity dan inefisiensi. Bila perekonomian sering
diihadapkan pada ketidakstabilan, ketidakmerataan, dan ketidakefisienan jelas akn menghambat terjadinya pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2.6.1. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia
Perkembangan ekonomi Indonesia sejak Pemerintahan Orde Baru di tahun 1966 ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang berfluktuasi. Pada masa awal
pembangunan ekonomi pada periode 1996-1970, rata-rata pertumbuhan ekonomi mencapai 5,89 per tahun. Selanjutnya, pada dekade 1971 – 1980 rata-rata
pertumbuhan ekonomi meningkat pesat menjadi 7,44 . Kenaikan ini tidak terlepas dari keberhasilan Pemerintah dalam mendorong ekspor minyak yang
dibarengi oleh kenaikan harga minyak dunia. Namun, sejalan dengan mulai menurunnya harga minyak dunia pada dekade 1981-1990, ekonomi Indonesia
kembali mencatat pertumbuhan yang lebih rendah. Selama periode ini, Pemerintah mulai mengubah kebijakannya dengan sasaran utama mendorong ekspor non-
migas dan pengerahan tabungan masyarakat. Untuk meningkatkan ekspor non- migas, Pemerintah mendorong sektor swasta untuk berperan lebih besar dalam
pembangunan ekonomi. Sementara upaya pengerahan dana masyarakat dilakukan melalui pengembangan pasar keuangan. Hal itu ditandai oleh kebijakan deregulasi
perbankan dan pasar modal yang diikuti oleh liberalisasi capital inflows. Sementara, di sisi sektor riil, Pemerintah mulai membuka pasar domestic melalui
penurunan tarif, pengurangan Daftar Negatif Investasi yang didukung oleh kebijakan makro yang prudent. Berbagai
kebijakan diatas berhasil mendorong kembali rata-rata pertumbuhan ekonomi
Universitas Sumatera Utara
hingga mencatat angka 7,83 selama 1991-1996. Namun, selama masa ini juga ditandai oleh akumulasi utang luar negeri yang terus membengkak dan kondisi
perbankan yang fragile
hingga berujung
pada krisis ekonomi di
tahun 1997- 1998.
Setelah krisis
ekonomi, ekonomi
Indonesia kembali
mengalami perlambatan
pertumbuhan.
Tabel 2.2 Rata-rata pertumbuhan ekonomi indonesia
TAHUN Pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
2.6.2. Sumber-
sumber
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Dilihat dari sisi penggunaannya, pada masa awal pembangunan ekonomi sebelum tahun 1970, pertumbuhan ekonomi lebih banyak didorong oleh konsumsi
masyarakat yang memberikan kontribusi hingga 80 GDP. Namun, sejalan dengan tingginya harga minyak pada dekade 1971 - 1980, sektor minyak menjadi
satu-satunya sumber pertumbuhan. Ekspor minyak memberikan kontribusi lebih dari 70 total ekspor Indonesia, sementara komoditi manufaktur belum
memberikan kontribusi yang berarti. Ekspor non migas sebagian besar disumbangkan oleh komoditi primer. Hasil dari ekspor minyak sebagian besar
mengalir ke penerimaan Pemerintah untuk membiayai kegiatan konsumsi dan investasi Pemerintah. Selama periode ini, peran konsumsi masyarakat sedikit
demi sedikit terdesak oleh sektor Pemerintah yang snagat dominan. Sementara, investasi swasta belum memberikan kontribusi yang berarti. Memasuki dekade
1981-1990, kegiatan investasi swasta mulai berkembang pesat. Hal ini ditandai oleh kenaikan impor yang tinggi, utamanya impor barang modal, yang dibarengi
oleh menurunnya harga minyak dunia. Akibatnya, net ekspor menunjukkan 1966-1970
5,89 1971-1980
7,44 1981-1990
5,51 1991-1996
7,83 1999-2005
4,13
Universitas Sumatera Utara
kecenderungan yang terus menurun hingga mencapai level dibawah 5 PDB. Selama periode ini, peran swasta tumbuh dengan pesat, terutama dengan
munculnya gejala konglomerasi di berbagai sektor, sebaliknya peran Pemerintah semakin menurun. Setelah krisis ekonomi, kegiatan investasi swasta sedikit demi
sedikit mulai tumbuh kembali, sementara Pemerintah menghadapi beban yang berat akibat krisis.
Tabel 2.3 Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi indonesia
No Penggunaan 1970
1980 1990
2000 2005
1 C
79.47 54.05
53.86 70.90
59.66 2
I 12.16
18.78 31.35
18.32 25.30
3 G
8.62 10.21
9.8 7.23
7.80 4
X-M -0.25
16.95 4.99
3.54 7.24
Total 100
100 100
100 100
2.6.3. Kebijakan Mempertahankan Pertumbuhan Ekonomi
a. Pengendalian inflasi Pemerintah dalam mengendalikan perekonomian makro bnerusaha sedapat
mungkin untuk menekan tingkat inflasiyang terkendali inflasi dalam satu digit.
Universitas Sumatera Utara
Pengendalian ini dimaksudkan untuk mengendalikan perekonomian berjalan pada roda yang direncanakan
b. Hati-hati mengelola neraca pembayaran Neraca pembayaran merupakan penghasilan atau pemasukan valuta asing ekspor,
PMA, bantuan asing dikurangi impor, pembayaran bunga, dan cicilan hutang, serta pembayaran jasa ke luar negeri. Dengan menerapkan kebijaksanaan yang
hati-hati dalam mengelola neraca pembayaran, berarti seluruh komponen yang terkait dalam neraca pembayaran itu sendiri akan diawasi oleh pemerintah secara
ketat. c. Meningkatkan daya saing ekonomi
Untuk dapat meningkatkan ekspor non-migas di pasar internasional, peningkatan daya saing ekonomi nasional tentu akan sangat mendukung. Tanpa peningkatan
daya saing ekonomi di paar internasional, produk-produk yang dihasilkan Indonesia lambat laun akan tergeser oleh produk dari Negara lain seperti, Cina,
Vietnam, dan india.
d. Meningkatkan dan memperbaiki iklim menabung Kebijaksanaan yang diterapkan pemerintah adalah menerapkan penetapan tingkat
bunga yang lebih baik dari menabung di luar negeri. e. Mempertahankan sistem kurs mengambang terkendali
Universitas Sumatera Utara
Kurs mengambang terkendali merupakan kebijaksanaan pemerintah untuk mempertahankan nilai rupiah yang terkendali
f. Memperbaiki iklim investasi lewat deregulasi sektor riil Banyak monopoli dan oligopoli baik dengan perlindungan pemerintah maupun
yang terselubung, akan menurunkan minat investor luar negeri menanamkan investasinya di Indonesia. Dengan hilangnya distorsi dalam sektor riil akan
menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif. g. Memperluas jangkauan program pemerataan ekonomi
Untuk lebih dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan masyarakat merupakan satu faktor pendukung Karena dengan
meningkatnya daya beli masyarakat akan dapat memacu produksi perusahaan lebih tinggi. Dalam rangka peningkatan pendapatan dan pemerataan pendapatan
masyarakat inilah yang perlu diperluas jangkauan pemerataan ekonomi. Dengan adanya program pemerataan yang lebih luas atau merata ini akan dapat
meningkatkan daya beli masyarakat.
2.7. Pertumbuhan ekonomi AS 2.7.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi AS
Pertumbuhan ekonomi modern di AS dimulai pada pertengahan abad kesembilan belas. Selama kurun waktu yang panjang, keluaran riil AS telah
Universitas Sumatera Utara
tumbuh kira-kira 3,3 persen setiap tahun. Antara 1871 dan 1909, tingkat pertumbuhan sangat sehat, yang berkisar dari 4,0 persen hingga 5,5 persen per
tahun. Karena kerusakan akibat dari depresi besar, pertumbuhan menjadi lamban selama tahun 1930-an dan 1940-an, namun pada tahun 1950-an dan 1960-an
pulihnya pertumbuhan dan kekuatan perekonomian. Walaupun tahun 1970-an terdiri dari beberapa tahun yang baik dan beberapa yang buruk, selama dasawarsa
itu keluaran meningkat sebesar rata-rata 3,1 persen per tahun, suatu kinerja yang dapat memungkinkan. Pada periode 1990 sampai 1997, tingkat pertumbuhannya
hanya 2,3 persen, itu disebabkan oleh resesi dari tahun 1990 sampai 1997.
2.7.2. Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi AS Tabel 2.4
Sumber Pertumbuhan Ekonomi AS
Persentase pertumbuhan yang berasal dari masing-masing sumber 1929-1982
1929-1948 1948-1973
1973-1979 Kenaikan masukan
53 49
45 94
Tenaga kerja 20
26 14
47 Modal
14 3
16 29
Pendidikan modal SDM
34 20
15 18
Universitas Sumatera Utara
Kenaikan produktivitas 47
51 55
6 Kemajuan ilmu
pengetahuan 31
30 39
8
Faktor-faktro lain 16
21 16
-2 Total
100 100
100 100
Tingkat pertumbuhan tahunan pendapatan
nasional riil 2,8
2,4 3,6
2,6
Selama bertahun-tahun, Edward denilson dari brookings institution di Washington telah mempelajari proses pertumbuhan ekonomi AS dan memilah-
milahkan arti penting secara relative atas berbagai faktor penyebab itu. Tabel 2.4. menyajikan hasil penelitian besar terbarunya yang sudah diterbitkan.
Denilson memperkirakan bahwa kira-kira separuh dari pertumbuhan keluaran AS selama periode mulai tahun 1929 hingga 1982 disebabkan oleh
kenaikan faktor-faktor produksi dan separuh lain oleh kenaikan produktivitas. Pertumbuhan angkatan kerja menghasilkan kira-kira 20 persen dari keseluruhan
pertumbuhan, sedangkan pertumbuhan stok modal baik SDM maupun fisik
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan 33 persen. Dari tingkat pertumbuhan stok modal, moda SDM pendidikan dan pelatihan menghasilkan 34 persen dari keseluruhan dan modal
fisik menghasilkan 14 persen. Pertumbuhan pengetahuan merupakan faktor paling penting yang menyumbang kepada kenaikan produktivitas masukan.
Sebuah penelitian tahun 1997 oleh Charles jones menghasilkan kesimpulan yang suram bahwa perlambanan pertumbuhan di AS akan segera
terjadi. Makalah jones menemukan bahwa banyak dari pertumbuhan sesudah perang dunia II di AS disebabkan tiga faktor:
1. Kenaikan tingkat pendidikan.
2. Kenaikan tajam bagian angkatan kerja yang dibuktikan untuk riset.
3. Kenaikan keterbukaan perekonomian dunia –perluasan perdagangan.
Dia menyimpulkan bahwa kenaikan-kenaikan itu akhirnya harus mendatar, dan bila demikian, tingkat pertumbuhan di AS dapat turun sebesar 75 persen
2.6.3. Kebijakan untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi AS
Beberapa strategi untuk menaikkan tingkat pertumbuhan di AS telah diusulkan, dan ada yang sudah dijadikan undang-undang. Strategi-strategi itu
mencakup kebijakan yang ditujukan kearah perbaikan mutu pendidikan, kenaikan tingkat tabungan, perangsangan investasi, peningkatan riset dan pengembangan,
pengurangan regulasi, dan pemberlakuan kebijakan industri. a. Kebijakan untuk memperbaiki mutu pendidikan
Universitas Sumatera Utara
Undang-undang keringanan pajak tahun 1997 berisi ketetapan yang berfokus pada pendidikan. Pertama, kredit beasiswa HOPE mengijinkan para
pembayar pajak mengklain kredit sampai 1500 untuk biaya pendidikan lanjutan atas, untuk membantu anggota keluarga manapun.
b. Kebijakan untuk menaikkan tingkat tabungan Pada tahun 1982, undang-undang pajak pemulihan ekonomi federal
memuat sejumlah ketetapan yang dirancang untuk mendorong investasi. Diantaranya ada sistem pemulihan biaya yang dipercepat ACRS: Accelerated
Cost Recovery System, yang memberi perusahaan-perusahaan peluang untuk mengurangi pajak mereka dengan menggunakan secara artificial tingkat depresiasi
yang cepat untuk perhitungan laba kena pajak. Walaupun aturannya rumit, akibatnya sama dengan akibat dari kredit investasi. Pemerintah secara efektif
mengurangi biaya modal bagi perusahaan yang menjalankan investasidalam pabrik atau peralatan.
c. Kebijakan untuk meningkatkan penelitian dan pengembangan Ilmu pengetahuan baru adalah seperti barang public. Walaupun AS sudah
memiliki sistem hak paten untuk melindungi keuntungan atas litbang bagi para penemu dan innovator, banyak dari keuntungan itu mengalir ke para peniru dan
orang-orang lain, termasuk public. Penalaran itu digunakan untuk mendukung pemberian subsidi public atas pengeluaran litbang.
d. Regulasi yang dikurangi
Universitas Sumatera Utara
Denilson memperkirakan regulasi di bidang kesehatan dan keamanan pekerjaan, dan lingkungan hidup, mengurangi tingkat pertumbuhan tahunan antara
tahun 1973 dan 1979 pada titik persentase 0,13 dari 2,74 persen menjadi 2,61 persen per tahun
e. Kebijakan industrial Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah ahli ekonomi telah menuntut
ditingkatkannya keterlibatan pemerintah dalam alokasi modal di seluruh sektor manufaktur, sebuah praktek yang dikenal sebagai kebijakan industrial. Mereka
yang mendukung kebijakan industrial yakin bahwa karena pemerintah Negara- negara lain menjadikan perindustrian sebagai target dari subsidi khusus dan
investasi cepat, amerika nhendaknya melakukan hal serupa untuk mencegah kerugian dalam persaingan internasional.
2.7. Penelitian terdahulu
1. Skripsi : Pengaruh kurs dollar Amerika Serikat, suku bunga SBI dan
inflasi terhadap perubahan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta. Diajukan oleh Ajid Hajiji, mahasiswa ilmu ekonomi, Fakultas
Ekonomi dan manajemen IPB. NIM : H14084005. Variabel dependen
: Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Variabel independen : Kurs, tingkat bunga SBI, Inflasi
R
2
= 26,5
Universitas Sumatera Utara
2. Jurnal : Pengaruh tingkat suku bunga SBI dan kurs dollar AS terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Jakarta periode tahun 2000- 2002 . ditulis oleh Moh Mansur, mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri
Semarang. NIM : 3351403043. Variabel dependen
: Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Variabel independen : tingkat suku bunga SBI, kurs dollar AS.
R
2
3. Jurnal : Pengaruh Variabel Makro Ekonomi terhadap IHSG. Ditulis oleh
Pananda Pasaribu, Wilson R. L. Tobing, dan Adler Haymans Manurung = 51,55
Variabel dependen : Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
Variabel Independen : Inflasi, SBI, jumlah M2, kurs, Produk domestic bruto, Transaksi berjalan, cadangan devisa, net buying asing, indeks
Hanseng, indeks Dow Jones, minyak dunia, fed rate. R
2
= 95
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Ruang lingkup penelitian