Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu elemen penting dalam suatu organisasi adalah adanya sumber daya manusia yang mampu menggerakkan seluruh aktivitas guna pencapaian tujuan pada organisasi tersebut. Hal ini menandakan bahwa diperlukan adanya proses pengelolaan sumber daya manusia yang efektif di dalam suatu organisasi. Namun, masalah yang sering kali dihadapi adalah adanya faktor sikap dan perilaku karyawan yang tidak dapat dikendalikan dalam proses pengelolaan sumber daya manusia. Hal ini dapat dikarenakan organisasi yang menaunginya kurang mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku individu tersebut. Berawal dari ketidaksanggupan organisasi dalam mengendalikan karyawannya, tentu akan memunculkan masalah-masalah baru di dalam suatu organisasi. Dalam manajemen, fungsi organisasi terutama dalam hal pengawasan, organisasi perlu memantau para pekerjanya terhadap sikap, dan hubungannya dengan perilaku. Dalam organisasi, sikap amatlah penting karena komponen perilakunya. Pada umumnya, penelitian menyimpulkan bahwa individu mencari konsistensi diantara sikap mereka serta antara sikap dan perilaku mereka. Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, sikap kerja berisi evaluasi positif atau negatif yang dimiliki oleh karyawan tentang aspek-aspek lapangan kerja Universitas Sumatera Utara mereka, Ada tiga sikap yaitu, kepuasan kerja, keterlibatan pekerjaan, dan komitmen organisasional. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut. Keterlibatan pekerjaan , mengukur tingkat sampai mana individu secara psikologis memihak pekerjaan mereka dan menganggap penting tingkat kinerja yang dicapai sebagai bentuk penghargaan diri. Karyawan yang mempunyai tingkat keterlibatan pekerjaan yang tinggi sangat memihak dan benar- benar peduli dengan bidang pekerjaan yang mereka lakukan. Tingkat keterlibatan pekerjaandan pemberian wewenang yang tinggi benar-benar berhubungan dengan kewargaan organisasional dan kinerja pekerjaan. Keterlibatan pekerjaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seorang individu, sementara komitmen organisosial yang tingi berarti memihak organisasi yang merekrut individu tersebut. Manusia sebagai mahluk sosial senantiasa berinteraksi dengan sesamanya. Organisasi merupakan salah satu perwujudan dari kebutuhan manusia untuk berinterksi. Manusia tetarik dengan orang lain sehingga terjalin hubungan kerja dalam suatu kelompok yang mempunnyai dasar-dasar tertentu. Dasar-dasar tersebut merupakan suatu daya tarik bagi pembentukan suatu organisasi. Daya tarik tersebut adakalanya karena adanya kesempatan untuk berinteraksi, kesamaan status yang dipunyai masing-masing orang, kesamaan latar belakang, maupun kesamaan sikap. Beberapa kesamaan daya tarik tersebut menjadi alasan seseorang untuk berinterksi dengan orang lain. Universitas Sumatera Utara Organisasi adalah sarana dalam pencapaian tujuan, yang merupakan wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya mencapai tujuan. Organisasi atau perusahaan harus mampu mengelola manajemennya untuk memenangkan persaingan pada era yang serba kompetitif supaya dapat bertahan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan perusahaan. Setiap perusahaan, baik yeng bergerak dibidang produksi, jasa maupun industry pada umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan. Supaya dapat mencapai tujuan itu, perusahaan memerlukan sistem manajemen efektif yang akan menunjang jalannnya operasi perusahaan secara terus-menerus dan tingkat efektivitas kerja karyawan juga perlu diperhatikan. Karyawan adalah asset utama perusahaan yang menjadi pelaku yang aktif dari setiap aktivitas organisasi. Karyawan memiliki perasaan, pikiran, keinginan, status, dan latar belakang pendidikan, usia dan jenis kelamin yang berbeda, yang dibawa kedalam organisasi perusahaan. Karyawan bukanlah mesin, uang dan material yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam mencapai tujuan organisasi. Perilaku manusia merupakan suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Ini berarti seorang individu dengan lingkungannya saling mempengaruhi dan dapat menentukan perilaku dari keduanya. Sebagai gambaran, misalnya: seorang mahasiswa yang sedang belajar di suatu perguruan tinggi, seorang karyawan sebuah bank yang melayani penabung, seorang supir taksi yang sedang mengantarkan penumpang atau seorang pedagang yang sedang menawarkan dagangannya. Mereka semuanya akan memiliki perilaku yang Universitas Sumatera Utara berbeda satu sama lain, dan perilakunya ditentukan oleh masing-masing lingkungan tempat dimana mereka berada. Beberapa orang bersifat pendiam dan pasif, sementara yang lainnya ceria dan agresif. Ketika kita menggambarkan orang dari segi karakteristiknya, bisa pendiam, pasif, ceria, agresif, ambisius, setia, atau suka bergaul, kita sedang mengkategorikan mereka dari segi sifat-sifat kepribadian. Karenanya kepribadian personality individu seseorang merupakan kombinasi sifat-sifat psikologis yang kita gunakan untuk mengklasifikasikan orang tersebut. Prilaku organisasi hakikatnya mendasar pada ilmu perilaku itu sendiri yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia di dalam suatu organisasi. Pendekatan perilaku dalam organisasi mempertaruhkan bahwa manusia dalam organisasi adalah suatu unsur yang sangat komplek, dan oleh karenanya adanya suatu kebutuhan pemahaman teori yang didukkung oleh riset yang empiris sangat diperlukan sebelum diterapkan dalam mengelolah manusia itu sendiri secara efektif. Sehingga karenanya pendekatan-pendekatan hubungan kerja kemanusiaan human relation, psikologis industri, keteknikan industri indusrial engineering diperlukan sebagai satu-satunya hampiran approach untuk memahami dimensi manusia dalam organisasi. Sekarang ini pendekatan dari ilmu perilaku organisasi rupanya menggatikan mereka dan bisa diterima untuk memahami aspek-aspek manusia sebagai suatu dimensi dalam organisasi. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu Universitas Sumatera Utara yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya. Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama individu dengan individu atau kelompok- kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan. Dari uraian diatas dapat terlihat jelas bahwa suatu perusahaan atau organisasi dapat tercapai tujuannya dikarenakan dari aktifitas orang-orang yang menjadi anggota atau karyawannya. Individu mencari konsistensi di antara sikap mereka serta antara sikap dan perilaku mereka. Ini berarti bahwa individu berusaha untuk menetapkan sikap yang berbeda serta meluruskan sikap dan perilaku mereka sehingga mereka terlihat rasional dan konsisten. Robbins, 2009 Universitas Sumatera Utara Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN Provinsi Sumatera Utara merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang Kependudukan Keluarga Berencana di wilayah Propinsi Sumatera Utara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN Provinsi Sumatera Utara mempunyai fungsi: 1. Perumusan kebijakan teknis Kependudukan dan Keluarga Berencana; 2. Fasilitasi Kependudukan dan Keluarga Berencana; 3. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan Kependudukan dan Keluarga Berencana; 4. Penyuluhan, sosialisasi dan internalisasi norma keluarga berencana dan keluarga sejahtera; 5. Pengumpulan, pengolahan , penyajian data dan informasi permasalahan dan potensi Kependudukan dan Keluarga Berencana; 6. Penyelenggaraan kebijakan bina sosial dan bina fisik pemberdayaan masyarakat kelurahan; 7. Fasilitasi, pembinaan dan pengembangan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna; 8. Pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat daerah. Sikap dan perilaku para karyawan di dalam kelompok pada kantor Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN Provinsi Sumatera Utara baik langsung maupun tidak langsung mendapat perhatian khusus dalam perusahaan dan memiliki pengaruh yang sangat penting dalam kinerja para Universitas Sumatera Utara pegawai atau karyawannya. Sikap dan perilaku karyawan yang terlihat dan berlangsung di tempat kerja, sekaligus perilaku kemanusiaan dan perilaku organisasi mendapat perhatian secara saksama. Dari fenomena sikap kognitif yang dapat dilihat seperti pemahaman dari para karyawan dalam menjalankan instruksi atasan atau pimpinan, pengaplikasian perintah dan program kerja yang di tugaskan kepada semua karyawan dan juga kemampuan mengevaluasi kinerja masing-masing karyawan masih belum berjalan dengan optimal. Hal ini dapat dilihat dari masih seringnya terjadi kesalahan dalam menjalankan instruksi dalam tugas sehari-hari, dan juga masih ada karyawan yang belum sepenuhnya mengerti akan tugas dan tanggung jawab yang mereka emban seperti kurangnya disiplin waktu bekerja. Demikian juga dari dimensi Afektif dan Perilaku menunjukkan fenomena-fenomena seperti sikap karyawan yang kurang hangat dalam menyapa baik sesama karyawan maupun dengan pihak luar atau tamu, masih ada karyawan yang berperilaku apatis dalam melayani tamu atau pihak dari luar perusahaan, ,dan bahkan masih ada perilaku permusuhan yang terjadi di antara para karyaan itu sendiri. Tentu sangat manusiawi kalau ada masalah atau konflik diantara para karyawan, namun hal ini tentu menunjukkan adanya indikator perilaku yang kurang baik di antara para karyawan itu sendiri. Fenomena-fenomena seperti itu masih ditemukan dalam situasi kerja di kantor tempat mereka menginterpretasikan sikap dan perilaku mereka dalam bekerja dan itu menjadi beberapa indikator yang menunjukan sikap dan perilaku karyawan BKKBN Provinsi Sumatera Utara . Universitas Sumatera Utara Mengingat sangat pentingnya mempelajari hubungan sikap terhadap perilaku para karyawan di dalam kelompok, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian “Hubungan Sikap Dengan Perilaku Karyawan Dalam Kelompok pada Kantor Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN Provinsi Sumatera Utara ”.

1.2 Perumusan Masalah