3. Sikap terhadap suatu perilaku bersama-sama norma-norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku tertentu.
Gambar di bawah ini mencoba untuk memperjelas hubungan di antara ketiganya.
Sumber: Azwar 2003 diolah Gambar 2.4 Teori Tindakan Beralasan Menurut Ajzen dan Fishbein
Pada gambar 2.4 tampak bahwa intensi merupakan fungsi dari dua determinan besar, yaitu sikap terhadap perilaku dalam arti personal dan persepsi
individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan suatu perbuatan atau untuk tidak melakukan suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan
bila ia percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya.
2.2 Peneltian Terdahulu
Sebagian diantara hasil-hasil penelitian memperlihatkan adanya indikasi hubungan yang kuat antara sikap dan perilakunya reviu Wicker, dalam Baron
Byrne, 1991;Branon et. al., 1973 dan DeFleur Westie, 1958 dalam Allen, Guy, Sikap terhadap
perilaku
Nor ma-norma subjektif
Intensi untuk berperilaku
PERILAKU
Universitas Sumatera Utara
Edgley, 1980 dan sebagian lain menunjukkan bukti betapa lemahnya hubungan antara sikap dengan perilaku antara lain LaPiere, 1934; Greenwald,1989 dalam
Baron Byrne, 1991. Abdullah dan Sudharwo dalam penelitiannya mengungkapakan bahwa
para SMA di Provinsi Lampung memiliki sikap yang positif terhadap profesi guru akan tetapi ternyata mereka tidak berminat dan tidak ingin bekerja sebagai guru
Abdullah Sudjarwo, 1993. Penelitian yang dilakukan Ovi Setya Prabowo 2008 meneliti tentang
analisis pengaruh human relation, kondisi fisik lingkungan kerja dan leadership
terhadap etos kerja karyawan kantor pendapatan daerah di Pati.
Analisis yang digunakan adalah dengan analisis Regresi Berganda dengan menggunakan uji t dan uji f. Hasil dari penelitian ini adalah variabel-variabel
human relation, variabel-variabel kondisi fisik lingkungan kerja dan variabel- variabel leadership berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut
dapat dilihat dari hasil uji korelasi secara berganda yang menghasilkan nilai koefisien korelasi R adalah sebesar 0,916; artinya angka tersebut menunjukkan
hubungan antara human relation, kondisi fisik lingkungan kerja dan leadership terhadap kinerja adalah positif karena semakin mendekati angka 1. Berdasarkan
hasil estimasi regresi diperoleh nilai koefisien determinasi R2 adalah sebesar 0,816 atau 81,6.
Penelitian yang dilakukan Y. Bagus Wismanto 2009 meneliti tentang pengaruh sikap terhadap perilaku kajian meta analisis korelasi. Proses dalam
penelitian, yaitu: Proses untuk menemukan koefisien korelasi yang sebenarnya
Universitas Sumatera Utara
antara sikap dan perilaku, dengan cara mengestimasi koefisien korelasi populasi berdasar 31 hasil penelitian yang telah dikumpulkan. Tahap-tahap yang dilalui
adalah : menghitung sampling error variance; mengestimasi varians dari populasi korelasi sebagai modal untuk menemukan varians dari korelasi yang
sesungguhnya setelah memperhitungkan varians artifact. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa korelasi antara sikap dengan
perilaku sebesar 0.366. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa variansi perilaku 13,39 dapat dijelaskan dari sikap dari orang yang berperilaku tersebut. Hasil ini
relatif kecil, hal ini kemungkinan disebabkan bahwa antara sikap dan perilaku tidak berhubungan secara langsung, akan tetapi masih terdapat variabel antara
yaitu kehendak atau niat Ajzen Fishbein ; Fishbein Middlestadt. Hasil korelasi kemungkinan akan lebih besar jika penelitian dilakukan dengan
mempergunakan variabel sikap dan kehendakniat untuk berperilaku tertentu ataupun antara variabel kehendakniat dengan perilaku.
2.3 Kerangka Konseptual