menderita malnutrisi atau tidak, seseorang dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana, dan sebagainya.
2.3. Sikap attitude
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan senang-tidak
senang, setuju-tidak setuju, baik - tidak-baik, dan sebagainya. Champell 1950 mendefenisikan sangat sederhana, yakni: ”An individual’s attitude is syndrome of
response consistency with regard to object.” jadi jelas, disini dikatakan bahwa sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek,
sehingga sikap itu melibatkan pikiran,perasaan, perhatian,dan gejala kejiwaan yang lain.
Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan, bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelakksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan reaksi terbuka atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku tindakan
atau reaksi tertutup. Komponen Pokok Sikap:
Menurut Allport 1954 sikap itu terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu: a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek. Artinya, bagaimana
keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. Sikap orang terhadap penyakit kusta misalnya, berarti bagaimana pendapat atau keyakinan
orang tersebut terhadap penyakit kusta. b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana
penilaian terkandung didalamnya factor emosi orang tersebut terhadap objek.
Tinceuli Sinaga : Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Terhadap Aborsi Dari Kehamilan Tidak Dikehendaki..., 2007 USU Repository © 2009
Seperti contoh butir a tersebut, berarti bagaimana orang menilai terhadap penyakit kusta, apakah penyakit yang biasa saja atau penyakit yang membahayakan.
c. Kecenderungan untuk bertindak tend to behave, artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-
ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka tindakan. Misalnya, tentang contoh sikap terhadap terhadap penyakit kusta diatas, adalah apa yang dilakukan
seseorang bila ia menderita penyakit kusta. Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh total attitude. Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Contoh: Seseorang ibu mendengar
tahu penyakit demam berdarah penyebabnya, cara penularannya, cara pencegahannya, dan sebagainya. Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berpikir
dan berusaha supaya keluarganya, terutama anaknya tidak kena demam berdarah. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu tersebut
berniat kecendrungan bertindak untuk melakukan 3M agar anaknya tidak terserang demam berdarah. Ibu ini mempunyai sikap tertentu berniat melakukan 3M terhadap
objek tertentu yakni penyakit demam berdarah.
Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:
a. Menerima receiving
Tinceuli Sinaga : Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Terhadap Aborsi Dari Kehamilan Tidak Dikehendaki..., 2007 USU Repository © 2009
menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima ante natal care, dapat diketahui atau diukur dari kehadiran si ibu untuk mendengarkan penyuluhan
tentang ante natal care di lingkungannya. b. Menanggapi Responding
Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Misalnya, seorang ibu yang mengikuti
penyuluhan ante natal care tersebut ditanya dan diminta menanggapi oleh penyuluh, kemudian ia menjawap atau menanggapinya.
c. Menghargai Valuing Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang positif
terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespons.
Contoh butir a diatas, ibu itu mendiskusikan ante natal care dengan suaminya, atau bahkan mengajak tetangganya untuk mendengarkan ante natal care.
d. Bertanggung jawab responsible Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa
yang paling diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang yang
mencemoohkan atau adanya resiko lain. Contoh tersebut diatas, ibu yang
sudah mau mengikuti penyuluhan ante natal care, ia harus berani untuk mengorbankan waktunya, atau mungkin kehilangan penghasilannya, atau diomeli
oleh atau diomeli mertuanya karena meninggalkan rumah, dan
Tinceuli Sinaga : Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Terhadap Aborsi Dari Kehamilan Tidak Dikehendaki..., 2007 USU Repository © 2009
sebagainya.Notoatmojo,2005 Menurut Notoadmodjo 1993, ada beberapa teori determinan perilaku, antara
lain sebagai berikut : •
Teori Lawrence Green : Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok,
yaitu faktor perilaku dan faktor diluar perilaku. Faktor perilaku tersebut terbentuk dari tiga faktor. Pertama , faktor-faktor predisposisi yang terwujud
dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nilai-nilai. Kedua, faktor-faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau
tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan dan alat-alat kontrasepsi. Ketiga, faktor-faktor
pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan yang merupakan kelompok pendukung dan perilaku masyarakat.
• Teori WHO :
Analisa dari tim kerja WHO menyatakan bahwa perilaku seseorang disebabkan oleh empat alasan pokok. Pertama, pemikiran dan perasaan dalam
bentuk pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain, sikap yang akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan mengacu pada
pengalaman orang lain, kepercayaan-kepercayaan yang biasanya diperoleh dari orangtua meskipun kepercayaan tersebut diyakini tanpa ada pembuktian
terlebih dahulu dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek kesehatan. Kedua, orang-orang yang dianggap penting dimana seseorang akan
mencontoh perilaku orang yang penting baginya. Ketiga, sumberdaya yang
Tinceuli Sinaga : Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Terhadap Aborsi Dari Kehamilan Tidak Dikehendaki..., 2007 USU Repository © 2009
mencakup fasilitas, uang, waktu dan tenaga. Keempat, kebudayaan yang mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku.
Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang
berupa materi atau objek di luarnya, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut. Ini selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si
subjek terhadap objek yang diketahui itu. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh
lagi, yaitu berupa tindakan action terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau objek tadi. Namun demikian, di dalam kenyataan stimulus yang diterima subjek dapat
baru tanpa mengetahui terlebih dahulu makna stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain tindakan practice seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau
sikap Ali, 2003.
2.4. Aborsi 2.4.1. Pengertian