tertentu. Abortus Provokatus Kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki KTD. Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya :
a. Alasan kesehatan, di mana ibu tidak cukup sehat untuk hamil. b. Alasan psikososial, di mana ibu sendiri sudah enggantidak mau untuk
punya anak lagi. c. Kehamilan di luar nikah.
d. Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi keluarga.
e. Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan, janin cacat f. Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat incest hubungan
antar keluarga. Selain itu tidak bisa dilupakan jugs bahwa kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan kehamilan yang tidak diinginkan.
g. Pelaku Abortus Provokatus Kriminalis biasanya adalah : pertama, wanita bersangkutan. Kedua, dokter atau tenaga medis lain demi keuntungan atau
demi rasa simpati. Ketiga, orang lain yang bukan tenaga medis yang karena suatu alasan tidak menghendaki suatu kehamilan.
2.4.3. Aborsi Tidak Aman Unsafe Abortion
Yang dimaksud dengan aborsi tidak aman Unsafe Abortion adalah penghentian kehamilan yang dilakukan oleh orang yang tidak terlatihkompeten dan
menggunakan sarana yang tidak memadai, sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian. Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya
Tinceuli Sinaga : Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Terhadap Aborsi Dari Kehamilan Tidak Dikehendaki..., 2007 USU Repository © 2009
pelayanan kesehatan yang memadai. Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti korban perkosaan, hamil diluar nikah, kegagalan alat kontrasepsi dan
lain-lain. Ketakutan dari calon ibu dan pandangan negatif dari keluarga atau masyarakat akhirnya menuntut calon ibu untuk melakukan pengguguran kandungan
secara diam-diam tanpa memperhatikan resikonya http:www.nedstatbasic.net. Sedangkan
menurut batasan
WHO dalam
kutipan http:www.nedstatbasic.net. diakses 2007 menyebutkan bahwa aborsi yang tidak
aman adalah penghentian kehamilan yang tidak diinginkan yang dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih, atau tidak mengikuti prosedur kesehatan atau kedua-
duanya. Dari 46 juta aborsitahun, 20 juta dilakukan dengan tidak aman, 800 wanita diantaranya meninggal karena komplikasi aborsi tidak aman dan sekurangnya 13
persen kontribusi Angka Kematian Ibu Global. Aborsi mungkin sudah menjadi kebutuhan, namun karena adanya larangan
baik hukum maupun atas nama agama, menimbulkan praktek aborsi tidak aman meluas. Penelitian pada 10 kota besar dan enam kabupaten memperlihatkan 53
Jumlah aborsi terjadi di kota, padahal penduduk kota 1,36 kali lebih kecil dari pedesaan, dan pelayan aborsi dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih terdapat di 16
titik pelayanan aborsi di kota oleh dukun bayi dan 57 di Kabupaten. Kasus aborsi yang ditangani dukun bayi sebesar 11 di kota dan 70 di Kabupaten dan
dari semua titik pelayanan 54 di kota dan 85 di Kabupaten dilakukan oleh swasta pribadi http:www.nedstatbasic.net.
Strategi untuk menurunkan risiko kematian karena aborsi tidak aman adalah dengan menurunkan ‘demand’ perempuan terhadap aborsi tidak aman. Ini dapat
dimungkinkan bila pemerintah mampu menyediakan fasilitas keluarga berencana
Tinceuli Sinaga : Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Terhadap Aborsi Dari Kehamilan Tidak Dikehendaki..., 2007 USU Repository © 2009
yang berkualitas dilengkapi dengan konseling. Konseling keluarga berencana dimaksudkan untuk membimbing klien melalui komunikasi dan pemberian informasi
yang obyektif untuk membuat keputusan tentang penggunaan salah satu metode kontrasepsi yang memadukan aspek kesehatan dan keinginan klien, tanpa
menghakimi. Bagi remaja yang belum menikah, perlu dibekali dengan pendidikan seks
sedini mungkin sejak mereka mulai bertanya mengenai seks. Namun, perlu disadari bahwa risiko terjadinya kehamilan selalu ada, sekalipun pasangan menggunakan
kontrasepsi. Bila akses terhadap pelayanan aborsi yang aman tetap tidak tersedia, maka akan selalu ada ‘demand’ perempuan terhadap aborsi tidak aman Susilo ,
2002.
2.4.4. Kehamilan Yang Tidak Dikehendaki KTD