Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

a Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup masyarakat itu sendiri. b Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan- peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda. c Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup masyarakat dan peradaban. Dengan kata lain, tanpa nilai-nilai kutuhan hidup tersebut tidak akan dapat terpelihara dengan baik yang pada akhirnya akan kesudahan dengan kehancuran masyarakat itu sendiri. 20 Dari beberapa pendapat di atas mengenai tujuan pendidikan Islam, dapat disimpulkan tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam. sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang.

C. Peluang dan Tantangan Dalam Pendidikan Islam

1. Peluang Dalam Pendidikan Islam

Sebenarnya pendidikan Islam mempunyai banyak bentuk peluang hal ini dikarenakan oleh berbagai macam faktor .Pertama yakni dari segi tujuan, menurut imam Al-Ghozali, tujuan pendidikan islam mepuanyai dua hal.1. mengantarkan kesempurnaan manusia yang berujung pada taqarub ilallah.2. 20 Hasan Langgulung, op.cit., h. 71. mengantarkan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akherat.Kedua yakni dari segi fungsi,setidaknya pendidikan islam setidaknya memiliki tiga fungsi yakni1. menumbuhkembangkan kapasitasfisik dan psikis peserta didik ketingkat normative yang lebih baik.2. melestarikan ajaran islam yang meliputi ibadah, muamalah, munakahah, dan jinayah3. melestarikan kebudayaan dan peradabanselain dari apa yang telah tersebut di atas, sebenarnya pendidikan islam mempunyai peluang tang sangat luas. Di zaman yang eperti sekarang ini. Sebut saja era globalisasi yang menurut macke marjinal. Globalisasi sangat mengancam umat manusia,dan apabila kita lihat lebih dekat globalosasi ialah suatu ke adaan yang ditandai oleh adanya penyatuan politik, ekonomi, social, imu pengetahuan, teknologi dan lain sebagainya. 21 Bagi umat islam era globalisasi sendiri ialah suaatu hal yang biasa,karena pada zaman klasik abad ke-6 s.d. 13M umat islam telah mulai membangun hubangan-hubungan komonikasi, peradaban dan ilmu pengetahuan dengan Negara-negara lain. Tinggal bagaimana kita dalam menentukan sikap sebagai geberasi penerus atau sebagai pewaris, agar pendidikan islam mendapat peluang yang nantinyadapat diterima oleh umat manusia dan perkembanganya.Setelah apa yang telah dipaparkan di atas, pendidikan mempunyai berbagai macam peluang.dikaranakanmasyarakat pada masa inimulai muncul kesadaran akan pentngnya sebuah pendidikan yang dapat menyelamatkan dirinya dalam proses kehidupan didunia dan akherat pada 21 http:mimutegal.blogspot.com201203peluang-dan-tantangan-pendidikan-islam.html. nantinya. Serta munculnya berbagai macam tuntutandari lapisan masyarakat akan pentingnya untuk melestairikan kebudayaan. Bila kita kaji dari tujuan,fungsi serta pengalaman yang cukuplama dalam penidikan islam. Kiranya pendidikan islam adalah satu-satumya yang akan dapat lebih bias diterima. Karena hal tersebut ialah yang sekarang dibutuhakan oleh masyarakat.seharusnya kitadapat masuk dalm ruangantersebut, sehingga pendidikan islamdapat berkembang dan pendapatkan respon yang baik dari masyarakat.namun dalam proses yang seperti itu selalu ada saja penyelewengan dan ketidaktahuan arti sesungguhnya sehingga yang awalnya ialah sebuah peluang akan dapat berubah menjadi sebuah ancaman atau emacam tantangan pendidikan islam. Sejak awal kedatangannya ke Indonesia, pada abad ke-6 M, Islam telah mengambil peran yang amat siginifikan dalam kegiatan pendidikan. Peran ini dilakukan, karena beberapa pertimbangan sebagai berikut. Pertama, Islam memiliki karakter sebagai agama dakwah dan pendidikan. Dengan karakter ini, maka Islam dengan sendirinya berkewajiban mengajak, membimbing, dan membentuk kepribadian ummat manusia sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Dengan inisiatifnya sendiri, ummat Islam berusaha membangun sistem dan lembaga pendidikan sesuai dengan keadaan zaman, seperti pesantren, madras ah, majelis ta’lim dan sebagainya. Melalui lembaga pendidikan ini telah dilahirkan para ulama, tokoh agama, para pemimpin masyarakat yang telah memberikan sumbangan yang besar bagi kemajuan bangsa. 22 Artikel di atas jelas bahwa sebenarnya begitu banyak peluang dalam pendidikan Islam, karena agama Islam merupakan agama yang paling berjasa dalam membentuk karakter dan perjuangan bangsa Indonesia. Lahirnya para tokoh di Indonesia hampir rata-rata berasal dari agama Islam yang sebelumnya telah mengenyam pendidikan Islam, baik itu pendidikan Islam yang berbasis sekolah ataupun berbasis pondok pesantren. Untuk itu pendidikan Islam tidak boleh merasa lebih rendah dari pendidikan lainnya, bahkan pendidikan Islam harus mendapatkan posisi setara dengan pendidikan lainya. Kedua, terdapat hubungan simbiotik fungsional antara ajaran Islam dengan kegiatan pendidikan. Dari satu sisi Islam memberikan dasar bagi perumusan visi, missi, tujuan dan berbagai aspek pendidikan, sedangkan dari sisi lain, Islam membutuhkan pendidikan sebagai sarana yang strategis untuk menyampaikan nilai dan praktek ajaran Islam kepada masyarakat. Adanya penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam adalah sebagai bukti keberhasilan pendidikan dan dakwah Islamiyah. 23 22 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Indonesia , Jakarta: Pernada Media, edisi Pertama. 2009. 23 Ibid. Pendapat dari artikel di atas menjelaskan bahwa antara pendidikan dengan ajaran agama Islam memiliki hubungan. Hal ini cukup terlihat jelas, karena jika pendidikan yang didasari tanpa pengetahuan ajaran Islam maka ilmu tidak akan mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari bahkan akan menimbulkan sifat negatif. Selanjutnya ajaran agama Islam tidak akan mampu didapatkan tanpa memalui jalur pendidikan baik itu pendidikan formal ataupun non formal. Ketiga, Islam melihat bahwa pendidikan merupakan sarana yang paling strategis untuk mengangkat harkat dan martabat manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Itulah sebabnya tidak mengherankan, jika ayat 1 sampai dengan 5 surat al- ’Alaq, sebagai ayat al-Qur’an yang pertama kali diturunkan, telah mengandung isyarat tentang pentingnya pendidikan. Ayat 1 sampai dengan 5 surat al- ’Alaq tersebut artinya: ”Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu. Yang telah menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu yang Maha Mulia. Yang telah mengajarkan manusia dengan pena. Ia mengajarkan manusia tentan g segala sesuatu yang belum diketahuinya”. Pada ayat tersebut paling kurang terdapat lima aspek pendidikan: 1Aspek proses dan metodologi, yaitu membaca dalam arti yang seluas-luasnya: mengumpulkan informasi, memahami, mengklasifikasi atau mengkategorisasi, membandingkan, menganalisa, menyimpulkan dan memverifikasi. 2Apek guru, yang dalam hal ini Alllah SWT; 3Aspek murid, yang dalam hal ini Nabi Muhammad SAW dan ummat manusia; 4Aspek sarana prasarana, yang dalam hal ini diwakili oleh kata qalam pena; dan 5Aspek kurikulum, yang dalam hal ini segala sesuatu yang belum diketahui manusia maa lam ya’lam. Kelima hal tersebut merupakan komponen utama pendidikan. 24 Penjelasan artikel di atas hal yang menunjukkan bahwa komponen pendidikan diambil dari ajaran Islam dari tiga artikel di atas secara keseluruhan merupakan hal yang membuktikan bahwa pendidikan merupakan hal yang paling utama untuk meraih ajaran Islam sehingga ajaran Islam yang diperoleh melalui pendidikan dapat di sempurnakan dengan pengamalan yang sesuai baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat. Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman, pendidikan Islam telah menampilkan dirinya sebagai pendidikan yang fleksibel, responsif, sesuai dengan perkembangan zaman, berorientasi ke masa depan, seimbang, berorientasi pada mutu yang unggul, egaliter, adil, demokratis, dinamis, terbuka, sepanjang hayat dan seterusnya. Sesuai dengan sifat dan karakternya yang demikian itu pendidikan Islam senantiasa mengalami inovasi dari waktu ke waktu, yaitu mulai dari sistem dan lembaganya yang paling sederhana seperti pendidikan di rumah, surau, langgar, mesjid, majelis ta’lim, pesantren dan madrasah, sampai kepada perguruan tinggi yang modern. Inovasi pendidikan Islam juga terjadi hampir pada seluruh aspeknya, seperti kurikulum, proses belajar mengajar, tenaga pengajar, sarana prasarana, 24 Ibid. manajemen dan lain sebagainya. Melalui inovasi tersebut, kini pendidikan Islam yang ada di seluruh dunia termasuk di Indonesia amat beragam, baik dari segi jenis, tingkatan, mutu, kelembagaan dan lain sebagainya. Kemajuan ini terjadi karena usaha keras dari ummat Islam melalui para tokoh pendiri dan pengelolanya, serta pemerintah pada setiap negara. Era globalisasi dapat dipahami sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh adanya penyatuan politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan lain sebagainya, yang terjadi antara satu negara dengan negara lainnya, tanpa menghilangkan identitas negara masing-masing. Penyatuan ini terjadi berkat kemajuan teknologi informasi TI yang dapat menghubungkan atau mengkomunikasikan setiap issu yang ada pada suatu negara dengan negara lain. Bagi ummat Islam, era globalisasi dalam arti menjalin hubungan, tukar menukar dan transmisi ilmu pengetahuan, budaya dan sebagainya sebagaimana tersebut di atas, sesungguhnya bukanlah hal baru. Globalisasi dalam arti yang demikian, bagi ummat Islam, merupakan hal biasa. Di zaman klasik abad ke-6 sd 13 M. ummat Islam telah membangun hubungan dan komunikasi yang intens dan efektif dengan berbagai pusat peradaban dan ilmu pengetahuan yang ada di dunia, seperti India, China, Persia, Romawi, Yunani dan sebagainya. Hasil dari komunikasi ini ummat Islam telah mencapai kejayaan, bukan hanya dalam bidang ilmu agama Islam, melainkan dalam bidang ilmu pengetahuan umum, kebudayaan dan peradaban, yang