Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

“Bagaimanakah Kontribusi Ormas Alwashliyah Dalam Penididikan Islam DI Indonesia Dari Tahun1930-2015””. E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana “Tinjauan Tentang Kontribusi Ormas Alwashliyah Dalam Penididikan Islam DI Indonesia Dari Tahun1930-2015”Dilakukannya penelitian ini sebagai tugas penyelesaian studi pada jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Adapun kegunaannya, yaitu: 1. Mengembalikan kembali citra ormas Alwashliyah dalam pandangan masyarakat. 2. Menjadikan gambaran bagi ormas Islam yang lain, agar peduli terhadap pendidikan Islam. 3. Diharapkan dapat menjadi tambahan khazanah keilmuan tentang pendidikan Islam di Indonesia. 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan Islam

Kata pendidikan ditinjau dari segi etimologi berasal dari kata dasar didik yang berarti memelihara, dan latihan. 1 Sedagkan dari segi terminologi dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai usaha dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau Paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar menjadi dewasa. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalakan oleh seseorang atau kelompok agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup yang lebih tinggi. 2 Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. 3 Sementara pengertian pendidikan menurut beberapa tokoh sebagai berikut: 1 Armai Arief, Pembaharuan Pendidikan Islam di Minangkabau, Jakarta: Suara ADI, 2009, h.32, Cet.I. 2 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006, h. 1, Cet. I. 3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tetang Sistem Pendidikan Nasional Biro Hukum dan Organisasi Seketariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional: 2003, h. 49-50. H. Mahmud Yunus mengungkapkan pengertian pendidikan adalah “usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal maupun nonformal. 4 Menurut Ki Hajar D ewantara yang dikutip oleh Hasballah: “ Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya”. 5 Menurut Hamka yang dikutip oleh Ramayulis: “Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan pendidik untuk membantu membentuk watak, budi, akhlak, dan kepribadian peserta didik, sehingga ia bisa membedakan mana yang baik dan m ana yang buruk”. 6 Menurut Hasan Al- Banna yang dikutip oleh A. Susanto: “Istilah pendidikan sering menggunakan kata at-tarbiyah yaitu proses pembinaan da pengembangan potensi manusia melalui pemberian berbagai ilmu pengetahuan yang dijiwai oleh nilai-nilai ajaran agama”. 7 Dari beberapa pendapat para tokoh pendidikan di atas penulis dapat memeberi kesimpulan bahwa pendidikan adalah proses segala usaha untuk 4 Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta: PT, Hidakarya Agung, 1990,Cet. III, h. 5. 5 Hasbullah, op.cit., h.4 Cet.I 6 Ramayulis, Ensiklopedia Tokoh Pendidikan Islam, Ciputat: Ciputat Press Group, 2005, h. 266, Cet. I 7 A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2009, h. 65, Cet. I. mendidik, membina, membentuk dan mengembangkan potensi manusia melalui pemberian berbagai ilmu pengetahuan menjadi manusia yang berpotensi dan berakhlak mulia untuk menuju kebahagiaan. Pendidikan pada dasarnya sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, dengan pendidikan manusia memperoleh ilmu yang dapat menciptakan kesuksesan dalam kehidupan dan hubungan manusia dengan Tuhannya serta hubungan dengan manusia, tanpa pendidikan manusia tidak dapat mengetahui jalan menuju kebahagiaan hidup. Berbicara tentang pendidikan Islam tidak ubahnya ketika berbicara tentang pendidikan secara umum, yakni adanya proses tranfer nilai dan pengetahuan. Hanya saja pendidikan Islam, mendasarkan pendidikannya pada konsep-konsep dasar agama Islam dan bertujuan untuk membentuk karakteristik manusia yang lebih bersifat Islamni. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Ahmad D. Marimba bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dalam arti menciptakan kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. 8 8 Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al- Ma‟rifat, 1962, Cet. I, h. 23. Istiah pendidikan agama Islam berarti upaya membimbing, mengarahkan dan membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terncana agar terbina suatu kepribadian yang uatama dengan nilai-nilai ajaran Islam. 9 Dari berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk melatih, membimbing, dan mengembangkan segala potensi dengan menggunakan metode-metode tertentu, baik secara formal maupun non formal, sehingga orang tersebut memperoleh pengetahuan dan pemahaman, membentuk pola tingkah laku tertentu untuk menciptakan kepribadian yang mandiri supaya sampai kepada kesempurnaan yang mungkin dicapai berdasarkan nilai-nilai keIslaman.

B. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

Dasar pendidikan Islam dengan segala ajarannya itu bersumber dari al- Qur`an, sunnah Rasulullah saw, selanjutnya disebut Sunnah, dan ra`yu hasil pikir manusia. Tiga sumber ini harus digunakan secara hirarkis. Al-Qur`an harus didahulukan. Apabila suatu ajaran atau penjelasan tidak ditemukan di dalam al-Qur`an, maka harus dicari di dalam sunnah, apabila tidak ditemukan juga dalam sunnah, barulah digunakan ra`yu. Sunnah tidak bertentangan dengan al-Qur`an , dan ra`yu tidak boleh bertentangan dengan al-Qur`an dan sunnah. 9 Abudin Nata, Metodologi Study Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, Cet. I , h. 340. Sebagai aktifitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian muslim, maka pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan landasan kerja. Dengan dasar ini akan memberi arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini, dasar yang menjadi acuan pendidikan Islam hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan peserta didik ke arah pencapaian pendidikan. Oleh karena itu, dasar yang terpenting dari pendidikan Islam adalah al- Qur‟an dan Sunnah Rasulullah hadits, kemudian baru ra‟yu. Hadits nabi Muhammad SAW yang artinya: “Sesungguhnya orang mu‟min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat kepada-nya dan memberikan nasihat kepada hamba-Nya, sempurna akal pikiranya, serta menasehati pula akan dirinya sendiri, menaruh perhatian serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh kemenangan ia.” 10 Moh. Athiyah al-Abrasyi dalam bukunya “Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam” menegaskan bahwa pendidikan agama adalah mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah keutamaan, membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur. 11 11 Moh. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-daar Pokok Pendidikan Islam, Terj, Prof H. Bustani A. Goni dan Djohar Bahri LIS, Jakarta : Bulan Bintang, 1980, h. 15.