Akupunktur Medik (Studi Deskriftif Pelayanan Akupunktur Medik di Puskesmas Glugur Darat, Kecamatan Medan Timur).

(1)

Pengobatan Akupunktur Medik

(Studi Deskriptif Pelayanan Akupunktur Medik Di Puskesmas

Glugur Darat, Kecamatan Medan Timur)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat mendapat gelar Sarjana Ilmu Sosial dalam bidang Antropologi

Disusun Oleh :

SAFIA CHAIRISA H

NIM. 050905050

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan : Nama : Safia Chairisa

NIM : 050905050 Departemen : Antropologi

Judul : Pengobatan Akupunktur Medik (Studi Deskriptif Pelayanan Akupunktur Medik di Puskesmas Glugur Darat, Kecamatan Medan Timur)

Medan, Juli 2011

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Nurman Achmad, S.Sos. M.Soc Dr. Fikarwin Zuska NIP. 19671118 1995121 002 NIP. 19621220 198903 005

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP. 196805251 992031 002


(3)

PERNYATAAN

PENGOBATAN AKUPUNKTUR MEDIK

(Studi Deskriptif Pelayanan Akupunktur Medik di Puskesmas Glugur Darat, Kecamatan Medan Timur)

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, Juli 2011

Safia Chairisa


(4)

ABSTRAK

SAFIA CHAIRISA H. 050905050 (2011). AKUPUNKTUR MEDIK (Studi Deskriftif Pelayanan Akupunktur Medik di Puskesmas Glugur Darat, Kecamatan Medan Timur). Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 106 halaman, 22 tabel, 30 daftar gambar, daftar pustaka, dan 22 lampiran

Pada hakekatnya Puskesmas haruslah melaksanakan seluruh program kesehatan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat, tetapi seiring dengan krisis moneter yang berkepanjangan sejak tahun 1997 yang melanda Indonesia, memberikan dampak segala bidang termasuk bidang kesehatan. Menurunnya pendapatan dan daya beli masyarakat yang diperberat oleh meningkatnya biaya pemeliharaan untuk kesehatan, tentu sangat mengancam status gizi dan kesehatan masyarakat, khususnya penduduk miskin.

Seiring dengan semangat otonomi daerah, daerah juga diberi kewenagan untuk menyelenggarakan kegiatan birokrasi, administrasi, dan ekonomi serta juga termasuk menyelenggarakan program kesehatan didalamnya, seperti program pemerintah Kota Medan dengan memberikan obat-obatan gratis. Walikota Medan bersama Dinas Kesehatan juga telah meresmikan 13 Puskesmas Rawat Inap, berbagai sarana dan prasarana pendukung seperti ratusan tenaga medis yang terdiri dari paramedis dan perawat, 135 apoteker, 47 tenaga gizi hingga dokter umum, dokter spesialis bedah, maupun fisioterapi telah tersedia. Semuanya didistribusikan berdasarkan kebutuhan masing-masing dengan tingkat wilayah pelayanan yang berbeda-beda. Salah-satunya, Puskesmas Glugur Darat yang berstatus ISO dengan tersedianya pelayanan khusus yakni akupunktur.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa saaat ini akupunktur berfungsi sebagai program pengembangan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Saat ini akupunktur pun menjadi layanan formal karena dasar akupunktur medik adalah noeroscience dimana akupunktur sudah termasuk program pendidikan dokter spesialis jadi kiranya keraguan-keraguan masyarakat terhadap akupunktur akan menguap mengingat akupunktur medik itu sendiri adalah pengobatan integratif yakni pemilihan titik-titik akupunktur berdasarkan evidence base yakni hasil penelitian para ahli yang sudah dibuktikan secara ilmiah yang dapat berguna bagi kesehatan

Kata-kata kunci: Kebudayaan, Neoroscience, Evidance base, Sel, Utama, Pengembangan, Alternatif Medis Medicine, Medis.


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan pada Allah SWT atas kasih dan pertolonganNya yang senantiasa melimpah bagi peneliti. Sehingga peneliti diberikan kesehatan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Saya juga menyadari dalam penulisan ini banyak pihak yang telah memberikan saran, bimbingan, bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orangtuaku. Ayahanda Safaruddin. SE dan Ibunda tercinta Sari Anum P. Terima kasih baik dukungan secara moril maupun materil, nasehat, doa dan perjuangan serta motivasi yang senantiasa diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan sampai saat ini.

Bapak Dr. Fikarwin Zuska selaku Ketua Depatemen Antropologi dan Drs. Agustrisno, MSP, selaku Sekretaris Departemen Antropologi Universitas Sumatera Utara. Bapak Drs. Ermansyah M. Hum selaku dosen wali selama menjalani pendidikan di Universitas Sumatera Utara. Terima kasih banyak untuk waktu, saran, pengetahuan dan yang telah diberikan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

Bapak Nurman Achmad S.Sos. M.soc. selaku dosen pembimbing skripsi saya yang telah memberikan banyak waktu, bimbingan, saran, pengarahan dan motivasi yang bermanfaat selama penyelesaian skripsi ini saya ucapkan terima kasih juga untuk kesabarannya. Seluruh para Dosen Departemen Antropologi, Staf Pegawai FISIP, Pegawai Perpustakaan Fakultas dan Pegawai Perpustakaan Universitas. Saya ucapkan terima kasih dan maaf tidak bisa disebutkan satu persatu.


(6)

Kepada sahabat-sahabatku Ayumi Namira, Sharrah Rhamdani, Yeni Farida, Andri Nugraha. Mahruzi Hazli, Seri Wedari, Tasvin Misdasi, Dani Syahpani, Fauzi Akbar, Fari Laia, Darwin Tambunan, Fikar, Oki dan Hendra Purwanto dan adik-adikku Indri, Hafizah, Bitha, Davi, Umar, terima kasih buat dukungan dan bantuannya selama ini.

Untuk para informan dr. Retno, Prof. Amri Amir, dr. Cendani, Kak Kiki, Kak Ita, dan Kak Rio. Terima kasih untuk data, informasi dan petunjuk yang diberikan karena bagi seorang peneliti mendapatkan informan yang baik merupakan suatu keberuntungaan. Semoga tulisan ini berguna bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Sekali lagi semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan pada kesempatan ini, yang telah banyak membantu penulisan dan proses studi saya ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa membalas segala kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak kepada saya. Menyadari atas keterbatasan saya, maka skripsi atau hasil penelitian ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, untuk itu koreksi dan masukan dari berbagai pihak guna penyempurnaan hasil penelitian ini sangat saya harapkan. Semoga tulisan ini berguna bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Medan, Juli 2011


(7)

RIWAYAT HIDUP

Safia Chairisa lahir pada tanggal 12 November 1985 di Medan, beragama Islam, anak dari pasangan Ayahanda Safaruddin SE, dan Ibunda Sari Anum P. Penulis memulai pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bulak Tinggi Jawa Barat. Selanjutnya penulis masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN 14 Bengkulu selama satu tahun dan karena ikut orangtua penulis kemudian melanjutkan sekolahnya di SLTPN 4. Penulis lulus pada tahun 2002. Kemudian pada tahun 2002 melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 14 Medan. Pada tahun 2005 penulis diterima sebagai mahasiswa S-1, Program studi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Selama mengikuti perkulihaan, penulis aktif di kegiatan seminar yang diadakan di dalam kampus. Untuk kegiatan non-formal penulis juga merupakan anggota INSAN sampai sekarang.


(8)

KATA PENGANTAR

Pada awalnya akupunktur berangkat dari kemampuan non-medis dan berkembang melalui pelayanan kesehatan non-medis. Akupunkturis yang kadang disebut juga sinse, tabib, dukun atau sebutan lain yang semacamnya, melalui suatu perjuangan melawan cemoohan dan kecaman akhirnya telah mendapat perhatian dari kalangan intelektual, termasuk juga kalangan medis, bahkan telah dicari penalaran melalui ilmu pengetahuan. Lebih-lebih setelah terbukti bahwa dengan akupunktur dapat dilakukan penyembuhan, serta perawatan yang meliputi berbagai penyakit.

Melihat perkembangan yang demikian, alangkah bahagianya kota Medan dengan kehadiran kalangan medis dan intelektual yang dapat memperluas jangkauan ilmiah. Sehingga tidak perlu lagi ribut-ribut tentang terkun (dokter dukun) dan kalangan medis serta intelektual mempunyai kemampuan lain yang sangat bermanfaat bagi pelayanan kesehatan, ditambah lagi dengan kondisi, dimana masyarakat kota masih membutuhkan pelayanan yang murah dengan keadaaan mereka.

Saat ini di Kota Medan tercatat sebanyak 16 spesialis akupunktur pada tahun 2010. Bahkan Pendidikan Dasar Akupunktur Medik yang diperuntukkan untuk dokter umum kini di Kota Medan sudah mencapai pada angkatan X. Tidak hanya itu saja saat inipun Puskesmas Glugur Darat membuka layanan klinik akupunktur medik. Melihat uraian diatas, ini artinya ada kecenderungan yang besar dalam pemanfaatan terhadap akupunktur karena itulah saya tertarik untuk menelitinya di klinik akupunktur medik.


(9)

Pada skirpsi ini saya membahas secara menyeluruh tentang pengobatan akupunktur medik. Pembahasan ini diuraikan dari bab 1 sampai bab 5. Adapun penguraian yang saya lakukan pada skripsi ini adalah :

Pada bab 1. Pendahuluan. Pada bab ini menguraikan garis besar penulisan isi skripsi. Adapun diantaranya adalah latar belakang masalah, perumusan masalah, lokasi penelitian, analisa data, serta pengalaman peneliti di lapangan agar dapat memberi gambaran keseluruhan mengenai materi penulisan yang dimaksud dalam skripsi ini.

Pada bab 2. Gambaran umum Puskesmas Glugur Darat. Secara umum akan diuraikan tentang situasi dan kondisi di Puskesmas Glugur Darat, Kecamatan Medan Timur. Adapun yang dipaparkan diantaranya adalah tentang pengertian, fungsi, tujuan dan kedudukan, upaya dan pencatatan di Puskesmas Glugur Darat. Semua data pada bab 2 ini diperoleh dari Puskesmas Glugur Darat.

Pada bab 3. Akupunktur menjadi bagian di Puskesmas Glugur Darat. Pada bab ini diuraikan tentang perkembangan akupunktur, pengertian akupunktur medik, sejarah ringkas akupunktur di Puskesmas Glugur Darat, dan perolehan keahlian para informan yang menggunakan akupunktur sebagai cara lain atau pilihan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.

Pada bab 4. Sistem pelayanan akupunktur di Puskesmas Glugur Darat. Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pelayanan akupunktur berjalan di klinik akupunktur, fungsi klinik akupunktur, dan bagaimana dokter menangani pasiennya dengan akupunktur.


(10)

Pada bab 5. Kesimpulan dan saran. Pada bab ini akan disimpulkan secara keseluruhan dari hasil penelitian tentang sistem kesehatan, sistem pelayanan Puskesmas Glugur Darat, dan mengenai akupunktur menjadi layanan formal.

Saya telah mencurahkan segala kemampuan, tenaga, pikiran, serta juga waktu dalam menyelesaikan skripsi ini.


(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

PERNYATAAN ORIGINALITAS ... ii

ABSTRAK ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Tinjauan Pustaka ... 6

1.3. Perumusan Masalah ... 13

1.4. Ruang Lingkup Masalah ... 14

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 14

1.6. Metode Penelitian ... 15

1.7. Lokasi Penelitian ... 19

BAB II. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS GLUGUR DARAT KECAMATAN MEDAN TIMUR 2.1. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Puskesmas ... 20

2.1.1. Fungsi Puskesmas ... 22

2.1.2. Tujuan Puskesmas ... 23

2.2. Kedudukan Puskesmas ... 23

2.3. Organisasi Puskesmas ... 25

2.4. Situasi dan Kondisi Puskesmas Glugur Darat ... 26

2.4.1. Wilayah Kerja ... 27

2.4.2. Letak Geografis ... 28

2.4.3. Data Demografis ... 28

2.4.4. Data Kesehatan ... 31

2.4.5. Sarana Pendukung Kesehatan ... 32

2.4.6. Data Pendidikan ... 33

2.4.7. Data Tempat Umum ... 34

2.4.8. Data Sumber Daya Manusia ... 35

2.4.9. Fasilitas Sumber Daya Manusia Puskesmas Glugur Darat ... 36

2.4.10. Struktur Organisasi Puskesmas Glugur Darat ... 37

2.4.11. Fasilitas Fisik Puskesmas Glugur Darat ... 38


(12)

2.4.11.B. Fasilitas Alat-alat ... 38

2.4.11.C. Fasilitas Obat-Obatan ... 40

2.4.11.D. Fasilitas Administrasi ... 41

2.4.11.E. Fasilitas Imunisasi ... 41

2.4.11.F. Fasilitas Kendaraan ... 41

2.5.Upaya Pencatatan dan Laporan ... 41

2.5.1. Hasil Pencatatan dan Laporan Kunjungan Pasien ... 41

BAB III. AKUPUNKTUR MENJADI BAGIAN DARI PUSKESMAS GLUGUR DARAT 3.1. Perkembangan Akupunktur Medik ... 45

3.2. Pengertian Akupunktur Medik ... 48

3.3. Sejarah Puskesmas Indonesia ... 49

3.4. Sejarah Puskesmas Glugur Darat ... 51

3.5. Sejarah Perolehan Keahlian Informan ... 61

3.5.1. Perolehan Keahlian dr. Retno ... 61

3.5.2. Perolehan Keahlian Prof. Amri ... 68

3.5.3. Perolehan Keahlian dr. Cendani ... 73

3.6. Terapi Akupunktur Sebagai Pengobatan Holistik ... 79

BAB IV. SISTEM PELAYANAN DI KLINIK AKUPUNKTUR PUSKESMAS GLUGUR DARAT 4.1. Regestrasi atau Pendaftaran ... 83

4.1.1. Klasifikasi Pasien ... 86

4.1.2. Dari Loket ke Ruang Dokter ... 88

4.2. Dilakukan Anamnesa ... 88

4.3. Dilakukan Pemeriksaan Fisik ... 90

4.4. Dilakukan Pemberian Obat ... 94

4.5. Dilakukan Pengambilan Obat ... 95

BAB V. KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan ... 97

5.2. Saran ... ... 101 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN: 1. DAFTAR ISTILAH 2. DATA INFORMAN

3. DATA PEROLEHAN KEAHLIAN

4. FOTO SITUASI DAN KONDISI KLINIK UMUM DAN AKUPUNKTUR PRIMA MEDISTRA DAN MEDISTRA 5. FOTO SITUASI DAN KONDISI PUSKESMAS GLUGUR


(13)

6. DENAH PUSKESMAS GLUGUR DARAT 7. BROSUR


(14)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Distribusi Jumlah Penduduk ... ………. 29

2. Tabel 2.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 30

3. Tabel 2.3 Distribusi Penduduk Menurut Angkatan Kerja ... 30

4. Tabel 2.4 Distribusi Peduduk Berdasarkan Suku Bangsa ... 31

5. Tabel 2.5 Sasaran Kesehatan... 31

6. Tabel 2.6 Sarana Pendukung Kesehatan ... 32

7. Tabel 2.7 Tenaga Kesehatan ... 32

8. Tabel 2.8 Tenaga Pendukung Kesehatan ... 32

9. Tabel 2.9 Sarana Pendidikan ... 33

10.Tabel 2.10 Fasilitas Umum ... 34

11.Tabel 2.11 Tenaga Kesehatan ... 35

12.Tabel 2.12 Tenag Non-Kesehatan ... 35

13.Tabel 2.13 Daftar Nama Pegawai Puskesmas Glugur Darat... 36

14.Tabel 2.14 Struktur Organisasi Puskesmas Glugur Darat ... 37

15.Tabel 2.15 Jumlah Fasilitas Gedung Puskesmas Glugur Darat ... 38

16.Tabel 2.16 Daftar Obat-Obatan ... 40

17.Tabel 2.17 Kunjungan Pederita ISPA Tahun 2009 ... 41

18.Tabel 2.18 Kunjungan Penderita DIARE Tahun 2009 ... 42

19.Tabel 2.19 Kunjungan di Poliklinik Umum Tahun 2009 ... 42

20.Tabel 2.20 Jumlah Kunjungan Pasien Poliklinik Gigi ... 43

21.Tabel 2.21 Jumlah Kunjuangan Layanan Klinik Akupunktur ... 43


(15)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 : Angkutan Umum di Puskesmas Glugur Darat ... 26

2. Gambar 2 : Waktu Pelayanan di Puskesmas Glugur Darat ... 26

3. Gambar 3 : Puskesmas Glugur Darat ... 51

4. Gambar 4 : Batu Peresmian Klinik Bersalin ... 52

5. Gambar 5 : Batu Peresmian Klinik Gigi ... 52

6. Gambar 6 : Prestasi Yang Pernah di raih Puskesmas Glugur Darat ... 53

7. Gambar 7 : Halaman Belakang Puskesmas Glugur Darat ... 54

8. Gambar 8 : Layanan Fisioterapi di Puskesmas Glugur Darat ... 56

9. Gambar 9 : Peta Puskesmas Di Kota Medan ... 58

10.Gambar 10 : Rincian Biaya Rawat Inap Puskesmas Glugur Darat ... 59

11.Gambar 11 : Data Pasien Poli Akupunktur ... 64

12.Gambar 12 : Sertifikat Akupunktur Dasar dr. Retno ... 65

13.Gambar 13 : Sertifikat Akupunktur Estetika dr. Retno ... 66

14.Gambar 14 : Sertifikat Kompetensi Spesialis Akupunktur Prof Amri ... 72

15.Gambar 15 : Brosur Pendidikan Akupunktur Medik Angkatan X... 74

16.Gambar 16 : Sertifikat Akupunktur Medik Dasar dr. Cendani ... 77

17.Gambar 17 : Sertifikat Kompetensi Akupunktur Dasar dr. Cendani ... 78

18.Gambar 18 : Petugas Regestrasi ... 84

19.Gambar 19 : Kertas Putih Bagi Pasien Yang Kali Pertama Kalinya ... 85

20.Gambar 20 : Pemberlakuan Tarif di Puskesmas Glugur Darat ... 85

21.Gambar 21 : Buku Status Pasien ... 86

22.Gambar 22 : Kartu Jamkesmas ... 87

23.Gambar 23 : Petugas Memanggil Pasien Untuk Ke Ruang Dokter ... 88

24.Gambar 24 : Dokter Yang Melakukan Anamnesa ... 89

25.Gambar 25 : Pemeriksaan Fisik ... 90

26.Gambar 26 : Jarum Akupunktur ... 92

27.Gambar 27 : Kain Sarung di Poli Akupunktur ... 94

28.Gambar 28 : Resep Dokter Yang Telah Di Stempel ... 95

29.Gambar 29 : Pengambilan Obat ... 95


(16)

ABSTRAK

SAFIA CHAIRISA H. 050905050 (2011). AKUPUNKTUR MEDIK (Studi Deskriftif Pelayanan Akupunktur Medik di Puskesmas Glugur Darat, Kecamatan Medan Timur). Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 106 halaman, 22 tabel, 30 daftar gambar, daftar pustaka, dan 22 lampiran

Pada hakekatnya Puskesmas haruslah melaksanakan seluruh program kesehatan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat, tetapi seiring dengan krisis moneter yang berkepanjangan sejak tahun 1997 yang melanda Indonesia, memberikan dampak segala bidang termasuk bidang kesehatan. Menurunnya pendapatan dan daya beli masyarakat yang diperberat oleh meningkatnya biaya pemeliharaan untuk kesehatan, tentu sangat mengancam status gizi dan kesehatan masyarakat, khususnya penduduk miskin.

Seiring dengan semangat otonomi daerah, daerah juga diberi kewenagan untuk menyelenggarakan kegiatan birokrasi, administrasi, dan ekonomi serta juga termasuk menyelenggarakan program kesehatan didalamnya, seperti program pemerintah Kota Medan dengan memberikan obat-obatan gratis. Walikota Medan bersama Dinas Kesehatan juga telah meresmikan 13 Puskesmas Rawat Inap, berbagai sarana dan prasarana pendukung seperti ratusan tenaga medis yang terdiri dari paramedis dan perawat, 135 apoteker, 47 tenaga gizi hingga dokter umum, dokter spesialis bedah, maupun fisioterapi telah tersedia. Semuanya didistribusikan berdasarkan kebutuhan masing-masing dengan tingkat wilayah pelayanan yang berbeda-beda. Salah-satunya, Puskesmas Glugur Darat yang berstatus ISO dengan tersedianya pelayanan khusus yakni akupunktur.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa saaat ini akupunktur berfungsi sebagai program pengembangan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Saat ini akupunktur pun menjadi layanan formal karena dasar akupunktur medik adalah noeroscience dimana akupunktur sudah termasuk program pendidikan dokter spesialis jadi kiranya keraguan-keraguan masyarakat terhadap akupunktur akan menguap mengingat akupunktur medik itu sendiri adalah pengobatan integratif yakni pemilihan titik-titik akupunktur berdasarkan evidence base yakni hasil penelitian para ahli yang sudah dibuktikan secara ilmiah yang dapat berguna bagi kesehatan

Kata-kata kunci: Kebudayaan, Neoroscience, Evidance base, Sel, Utama, Pengembangan, Alternatif Medis Medicine, Medis.


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada awalnya tahun 1950-an cara kerja akupunktur di tingkat sel belum diketahui, sehingga ini sering mendapat perlawanan dengan medis. Tetapi kemudian para peneliti menemukan jawabannya termasuk dokter di berbagai belahan dunia terus berupaya membuktikan akupunktur agar diterima kalangan ilmuan. Banyak sekali penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukan para ahli diantaranya adalah :

Pertama, menurut Abdullah1 dalam situs internet menuliskan bahwa sejak tahun 1963 ahli Biologi dari Universitas Pyong Yang Korea Utara yang bernama Prof. Kim Bong Han menjelaskan dan mendemostrasikan secara histologis dan elektrobiologis tentang meridian dan titik akupunktur. Hasil dari penelitiannya menyimpulkan bahwa titik akupunktur ternyata terletak di dalam benda-benda kecil (korpuskuler) dalam sel-sel di bawah kulit manusia yang di dalamnya terdapat DNA (Deoxyibonecleaned Acid). DNA tersebut berfungsi sebagai metabolisme dalam tubuh dengan penusukan titik akupunktur. Untuk itu, dengan penusukan tersebut akan terjadi peningkatan kemampuan DNA dalam membangun sel-sel tubuh, sehingga metabolisme dalam tubuh berjalan normal seperti biasanya. Tentu hal ini selaras dengan prinsip akupunktur bahwa dengan merangsang titik akupunktur, maka energi (Qi) dalam tubuh akan bergerak dan meninggalkan keadaan homostatis dalam tubuh.

1


(18)

Kedua, menurut Epy Muhammad Luqman dalam situs internet menuliskan bahwa2 di Indonesia pengobatan akupunktur mulai dapat divisualisasikan melalui pendekatan kedokteran oleh Dr. Kosnadi Saputra, Sp.AK pada tahun 1990. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan radio isotop dan alat SPECKT (Single Proton Emission Computerizaed Tomograpy) yang digunakan untuk melacak jalur meridian akupunktur. Ternyata penyuntikan dosis kecil teknesium perteknetat pada titik He Gu (titik akupunktur yang berada di jalur meridian usus besar) menyebabkan migrasi isotop. Migrasi ini tidak melalui jalur sistem pembuluh darah, pembuluh getah bening atau sistem saraf, tetapi merambat sepanjang meridian usus besar. Sedangkan penyutikan isotop di bukan titik akupunktur tidak menunjukan adanya migrasi isotop. Dari penelitian itu dan juga penelitian lainnya sekali pun, ditemukan bukti bahwa ada beberapa titik-titik akupunktur yang memiliki rangsangan tertentu bagi penyembuhan dan hanya sebagian letak titik demikian identik dengan yang ada dalam praktek akupunktur.

Ketiga, studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University Of Michigan dengan menggunakan alat pemantau otak, membuktikan bahwa titik-titik yang sudah lama digunakan orang Cina adalah dengan mempengaruhi kemampuan jangka panjang otak untuk mengatur rasa sakit atau nyeri. Lebih dijelaskan lagi bahwa studi yang muncul dalam Journal Of NeorolImage itu pun menyebutkan bahwa teknik yang digunakan akupunktur selama ini ternyata dengan cara meningkatkan kemampuan Mu-Opoid Reseptor (MOR) pada bagian otak dan mengurangi sinyal sakit, yang terdapat spesifik pada kelenjar-kelenjar cingulated, insula, caudate, thalamus dan amygdale. Kemampuan Mo-Opuid

2


(19)

Reseptor ini disebut juga kemampuan mengikat reseptor yang berguna untuk menurunkan rasa sakit. Disini para ahli melihat fakta yang sama pada pemakaian obat-obatan dalam dunia medis, dimana obat-obatan penghilang rasa sakit seperti morfin, codeine dan lainya ternyata juga bekerja dengan mengikat reseptor tersebut (MOR) pada bagian otak serta tulang belakang3.

Lebih dijelaskan lagi menurut Richard E. Harris, PhD seorang peneliti dari Chronik Pain and Fatigue Reserch center kemampuan mengikat reseptor inilah yang menurunkan rasa sakit. Studi ini diikuti oleh 20 partisipan wanita yang didiagnosis memiliki penyakit fibromyalgia kronis (kondisi kronis yang menyebabkan nyeri, kekakuan dan kepekaan dari otot-otot, tendon-tendon dan sendi-sendi). Selama studi tersebut berlangsung mereka tidak diberikan obat penghilang rasa sakit, tapi diberikan teknik akupunktur. Responden kemudian melakukan Scan Position Emission Tomografi (PET) pada otak mereka selama menjalankan akupunktur. Pemantauan otak pun terus dilakukan hingga mereka merasakan rasa sakitnya hilang. Dari sinilah peneliti menyimpulkan bahwa teknik akupunktur ternyata memiliki efek dan cara kerja yang mirip dengan penghilang rasa sakit.

Menurut Gunawan Ismail4 ahli akupunktur yang pernah kuliah tentang Biofisika di Institut Teknologi Bandung, mengatakan bahwa :

“akupunktur sesungguhnya bekerja dengan memberi rangsangan pada saraf, dan ini tidak jauh dari neorologi dalam kedokteran. Dalam ilmu ini ditemukan, sebanyak 70 neoron dalam tubuh manusia selalu memiliki neorontransmiter lebih dari satu. Sebagaian besar neorotransmiter itu adalah molekul imunaktif atau molekul daya tahan tubuh. Itulah sebabnya ahli akupunktur selalu

3

http://lensaindonesia.com/view.php?ID=31409

4


(20)

menusukkan jarum pada titik pusat rasa sakit dengan tujuan merangsang daya tahan tubuh’’.

Berdasarkan uraian di atas dari hasil penelitian ilmiah dijumpai kenyataan dari sekian ribu titik akupunktur yang berkembang dalam pengobatan tradisional sebagian kecil bisa dijelaskan secara ilmiah, sedangkan sebagian besar diberlakukan konsep mistis dan magis dalam tradisi akupunktur Cina. Tugas dokter disini adalah bagaimana mempelajari akupunktur dan mencari tringers poin yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Bahkan di Universitas Airlangga sudah ada desertasi menulis tentang ini (Kusnadi Saputra). Dari penelitian ini dan juga lainya sekalipun, ditemukan bahwa ada titik-titik yang memiliki rangsangan tertentu bagi penyembuhan lebih dijelaskan lagi bahwa sebagian besar titik-titik akupunktur tidak terbukti melalui penelitian kedokteran modern. Jadi dalam penelitian kedokteran tidak identik sama dengan titik akupunktur tradisional5.

Pengobatan ini sudah sejak tahun 1978 direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (World Healt Organization) untuk memasukkan akupunktur ke dalam pelayanan kesehatan di samping pengobatan kedokteran konvensional. Rekomendasi WHO ini kemudian disambut dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1186 tahun 1996 yang menetapkan pengobatan akupunktur dapat dilakukan sebagai pelayanan formal di Rumah Sakit atau instansi pelayanan kesehatan di Indonesia. Pada tahun 1997, The National Institutes of Health Consensus Conference on Acupuncture di Amerika Serikat menyatakan bahwa terdapat bukti ilmiah dari manfaat akupunktur dalam berbagai situasi klinis, seperti nyeri gigi pasca operasi sampai mual yang berkaitan dengan

5

http://dokterdita.wordpress.com/2010/01/12/selamat-datang-perhimpunan-dokter-spesialis-akupuntur-indonesia/


(21)

kemoterapi. Akupunktur pun juga efektif sebagai modalitas penunjang untuk nyeri sendi dan otot, adiksi dan asma. Banyaknya manfaat dan bukti klinis ini pada tahun 2002 WHO mendukung negara anggotanya mengintegrasikan akupunktur ke dalam sistem kesehatan nasional6

Pada beberapa Rumah Sakit di Indonesia seperti Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, dan Rumah Sakit Persahabatan Jakarta. Akupunktur medik mulai diterapkan sebagai terapi penunjang. Terapi ini juga dapat dilakukan atas permintaan pasien sendiri atau pun atas rujukan para dokter lainnya7.

Tidak hanya itu saja. Saat ini beberapa Puskesmas di Indonesia juga memberikan layanan akupunktur medik. Salah satunya adalah Puskesmas di Surabaya yakni Puskesmas Banyu Urip yang terletak di Surabaya Selatan. Menurut data Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, di Kota Pahlawan ini setidaknya telah terdapat 25 klinik dan 2 Puskesmas serta 35 akupunkturis yang memberikan pelayanan akupunktur. Mereka menyediakan berbagai layanan kesehatan yang diterapi dengan tusuk jarum. Mulai kecantikan, pelangsingan, hingga pengobatan berbagai penyakit8.

Dari uraian di atas, selama ini masyarakat di kota Medan umumnya mengenal akupunktur dari Timur padahal negara-negara Barat telah memasukkan metode pengobatan akupunktur ke dalam ilmu kedokteran Barat dan disebutlah akupunktur medik. Dahulunya terapi akupunktur ini hanya dikenal dunia pengobatan Timur. Tetapi lama-kelamaan dunia kedokteran Barat yang merupakan barometer kedokteran konvensional kini mulai mengakui

6

http://dokterdita.wordpress.com/2010/01/12/selamat-datang-perhimpunan-dokter-spesialis-akupuntur-indonesia/

7

http://www.meillyssach.co.cc/2009/12/pengobatan-komplementer.html

8


(22)

keberadaannya. Kini, di samping akupunktur tradisional tetap eksis, metode akupunktur medik juga ikut ramai menolong penyakit manusia. Puskesmas Glugur Darat dan Klinik Medistra merupakan instansi kesehatan yang memberikan layanan akupunktur medik.

Untuk itulah peneliti merasa tertarik untuk menggambarkan layanan pengobatan akupunktur medik di klinik akupunktur karena secara harfiah dapat dikatakan Antropologi adalah sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang manusia beserta kebudayaan.

1.2. Tinjauan Pustaka

Menurut Antropologi, “Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan dan karya yang dihasilkan dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”. Dengan demikian hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan, karena jumlah tindakan yang dilakukannya dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak dibiasakan dengan belajar (yaitu tindakan naluri, reflek atau tindakan-tindakan yang dilakukan akibat suatu proses fisiologi) maupun berbagai tindakan-tindakan yang (membabi-buta) sangat terbatas. Bahkan berbagai tindakan yang merupakan nalurinya (makan, minum, berjalan) juga telah banyak dirombak oleh manusia sendiri sehingga menjadi tindakan berkebudayaan (Koenjaraningrat, 1996 : 72-73).

Kebudayaan adalah seperangkat peraturan atau norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang kalau dilaksanan oleh para anggotanya melahirkan perilaku yang para anggotanya dipandang layak dan dapat diterima (William, A. Haviland, 1985 : 333).


(23)

Dalam Antropologi kesehatan istilah yang digunakan oleh ahli-ahli antopologi adalah untuk mendeskripsikan (1) Penelitian mereka yang tujuannya adalah defenisi komprehensif dan interprestasi tentang hubungan timbal-balik bio-budaya, antara tingkah laku manusia di masa lalu dan masa kini dengan derajat kesehatan dan penyakit tersebut dan (2) Partisipasi profesional mereka dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan antara gejala bio-sosial-budaya dengan kesehatan, serta melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik (Foster dan Anderson 1986:11)

Dari sekian pengetahuan yang dimiliki manusia salah-satunya adalah pengetahuan yang menyangkut dengan usaha menghindari dari dan cara menyembuhkan penyakit. Dalam sistem pelayanan kesehatan meliputi berbagai upaya diantaranya adalah upaya pencegahan (preventif), upaya penyembuhan (kuratif), upaya pemiliharaan, rehabilitasi, dan peningkatan (promotif). Negara berkembang (pada umunya) dan di Indonesia (pada khususnya) Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat dilayani lewat 3 (tiga) macam jalur, yaitu :

Upaya Pelayanan Kesehatan Formal

Diselenggarakan dari Puskesmas hingga Rumah Sakit tipe-A pelakunya adalah hasil pendidikan formal seperti dokter, perawat ahli, dokter gigi dan lain-lain.

Upaya Pelayanan Kesehatan Informal

Pelakunya memperoleh “ilmunya” lewat pendidikan informal, aplikasi pelayanannya seperti kebatinan, paranormal, perdukunan dan lain sebagainya.


(24)

Upaya Pelayanan Kesehtan Non-Formal

Akupunkturis (sinshe) di Indonesia termasuk ke dalam golongan ini, karena kemampuannya diperoleh dari pendidikan non formal.

Penulisan ini pun juga didasarkan pada pengertian dibawah ini, yakni : 

1. Medis (Medicine)

Pengertian yang baku mengenai defenisi kedokteran (inggris:medicine) dalam wikipedia adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang penyakit dan cara-cara penyembuhannya. Ilmu kedokteran ini adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia dan mengembalikan manusia pada keadaan sehat dengan memberikan pengobatan pada penyakit dan cedera. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan penyakit serta pengobatannya, dan penerapan dari pengetahuan tersebut.

Dalam akupunktur medik, akupunktur sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktifasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel, salah satu pelepasan molekul tersebut adalah endorphin yang berperan banyak dalam sistem tubuh9.

Dalam Pernyataan Konsensus Konferensi Pembangunan (1997) Badan Kesehatan Nasional10 menyatakan bahwa selama bertahun-tahun, Badan Kesehatan Nasional telah mendanai berbagai macam proyek riset pada akupunktur. Termasuk penelitian terhadap mekanismenya, percobaan klinis dan penelitian lainnya. Lebih jauh lagi, dijelaskan Organisasi Kesehatan Dunia telah

9

http://yuflihul.blogspot.com/2011/06/terapi-komplementer.html

10


(25)

mendaftarkan berbagai kondisi medis yang mungkin dapat disembuhkan oleh akupunktur. Beberapa diantaranya termasuk pencegahan dan perawatan mual dan muntah-muntah, perawatan sakit dan ketergantungan alkohol, rokok dan obat-obatan lainnya, perawatan pernapasan seperti asma dan bronchitis dan rehabilitasi dari kerusakan saraf seperti stroke. Salah satu keunggulan akupunktur adalah minimnya efek samping dibandingkan banyak obat-obatan atau prosedur lain yang telah diterima umum untuk suatu kondisi yang sama. Sebagai contoh, kondisi musculoskeletal, seperti fibromyalgia, sakit myofascial dan tennis elbow adalah kondisi dimana akupunktur bisa digunakan. Kondisi yang menyakitkan ini sering dirawat antara lain dengan obat anti-peradangan (aspirin, ibuprofen, dan lain-lain) atau dengan suntikan steroid.

2. Alternative Medicine

Sementara dalam situs internet Redya11 menuliskan bahwa di dalam wikipedia defenisi untuk pengobatan alternatif atau alternative medicine yakni alternative medicine tidak memiliki dasar bukti-bukti kebenaran (evidence based) sehingga apa pun yang dibicarakan mengenai alternative medicine masih perlu pembuktian tentang klaim menyangkut keberhasilan atau kegagalannya. Sebaliknya, dengan medis (medicine) yang selalu mengupayakan pencarian bukti-bukti sebagai suatu dasar tindakan. Dapat dipahami dengan jelas perbedaan dua terminologi ini. Kata kuncinya adalah bahwa alternative medicine tidak memiliki dasar bukti-bukti kebenaran (evidence based) sehingga apa pun yang dibicarakan mengenai alternative medicine masih perlu pembuktian tentang klaim12

11

http://www.msindonesia.org/content/medis-vs-alternative-definisi

12

tuntutan pengakuan atas suatu fakta bahwa seseorang berhak (memiliki atau mempunyai) atas sesuatu (http://kamusbahasaindonesia.org/klaim)


(26)

menyangkut keberhasilan atau kegagalannya. Sebaliknya dengan medis (medicine) yang selalu mengupayakan pencarian bukti-bukti sebagai suatu dasar tindakan. Dalam konteks ini tentu bisa disimpulkan manakah yang superior diantara dua metode pendekatan pengobatan ini. Hingga sampai saat ini jelas medicine (medis) adalah suatu pendekatan pengobatan yang benar dan seharusnya menjadi rujukan.

Lebih lanjut dijelaskan lagi bahwa klaim yang dibuat oleh praktisi pengobatan alternatif umumnya tidak diterima oleh medis masyarakat. Hal tersebut karena berbasis bukti penilaian keamanan dan kemanjuran tidak tersedia atau belum dilakukan. Dalam penyelidikan ilmiah haruslah menetapkan keamanan dan efektifitas praktek pengobatan alternatif, kemudian baru dapat menjadi obat utama dan tidak lagi sebagai “alternative”, itulah sebabnya akupunktur banyak diadopsi oleh praktisi konvensional. Hal ini karena akupunktur dapat dibuktikan secara ilmiah dan aman digunakan. Selain minimnya efek samping, jarum yang digunakan pun haruslah jarum satu kali pakai.

Hal tersebut sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Kepala Departemen RSCM.

Menurut Kepala Departemen Akupunktur RSCM Dharma Kumara mengatakan bahwa :

“Perkembangan akupunktur yang notabene merupakan metode non modern itu tak mendapat perlawanan dari dokter-dokter konvensional di RSCM. Masih sejalan, yang kita praktekkan dan kembangkan adalah akupunktur medis. Akupunktur medis adalah metode akupunktur yang berlandaskan prinsip medis dan temuan yang bisa dipertanggung jawabkan (evidence based)”13.

13


(27)

Menurut Gunawan yang pernah kuliah di Institut Teknologi Bandung, mengatakan14:

“Tak hanya dalam soal saraf, akupunktur juga berimpitan dengan ilmu kedokteran dalam prinsip keseimbangan. Dalam ilmu kedokteran, kesehatan seseorang ditentukan oleh keseimbangan darah, getah bening, dan cairan lain dalam tubuh. Pengobatan akupunktur pun bertujuan menyeimbangkan tubuh sehingga memiliki kekebalan melawan penyakit. Demikian pula prinsip keseimbangan antara jiwa dan raga yang dianut oleh akupunktur. Hal ini juga diakui oleh dunia kedokteran. Menurut Gunawan, para dokter juga meyakini banyak penyakit yang muncul karena faktor psikologis”.

Lebih lanjut dijelaskan adanya berbagai kesamaan itu dibenarkan pula oleh dr. Abdullah, tenaga medis yang kini menjadi ahli akupunktur di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta. Beliau mengatakan:

”Akupunktur memang bertujuan mencari keseimbangan tubuh untuk meningkatkan daya tahan tubuh, Itu sebabnya, akupunktur lebih gampang dipelajari oleh para dokter.”

Sementara Wakil Ketua Perhimpunan Ahli Akupunktur Wilayah Sumatera Utara Prof. Amri mengatakan bahwa15:

“Pengobatan dengan tusuk jarum atau yang dikenal dengan terapi akupunktur semakin diminati masyarakat, terutama oleh mereka yang mengerti bahaya zat kimia pada obat medik, terapi akupunktur medik merupakan salah satu alternatif pengobatan, di samping pengobatan dokter umum dengan obat kimia atau herbal. Beberapa kasus penyakit yang ditangani dapat disembuhkan dengan terapi akupunktur medik secara rutin dan terpadu, lebih lanjut ia mengatakan, teknik pengobatan akupunktur tersebut berasal dari Cina yang telah hidup ribuan tahun silam dan diyakini dapat mengobati berbagai macam penyakit serta untuk terapi kecantikan. Namun begitu, tidak sedikit masyarakat yang belum percaya dengan kemujaraban pengobatan metode akupunktur ini terlebih melihat peralatan yang digunakan. Padahal sejak 1978, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah 14 http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2005/06/13/KSH/mbm.20050613.KSH119043.id.htm l 15 http://obat2-an.infogue.com/pengobatan_akupuntur_makin_diminati


(28)

merekomendasikan pengobatan akupunktur dalam pelayanan kesehatan di samping pengobatan kedokteran konvensional. Sayangnya, pengobatan ini belum banyak dikenal masyarakat, karena itu PDAI terus berupaya menyosialisasikannya di masyarakat akan manfaat yang bisa diperoleh dari terapi menggunakan jarum ini. Labih lanjut lagi ia menuturkan, setelah dikembangkannya teknologi kedokteran akupuntur di Indonesia, sejumlah rumah sakit di Sumut dewasa ini sudah mulai melirik keberadaan dokter ahli akupunktur seperti halnya yang telah dilakukan RSU Pirngadi Medan. Sayangnya, kata dia, rencana pembukaan klinik kedokteran akupunktur belum bisa terlaksana karena jumlah dokter ahli akupunktur masih terbatas di Sumatera Utara”.

WHO, Pusat untuk Obat-obatan Alternatif dan Komplementer Nasional (NCCAM) yang berada di bawah naungan Institut Kesehatan Nasional (NIH), Asosiasi Medis Amerika (AMA) dan beberapa laporan resmi juga telah mempelajari serta memberi komentar tentang kemanjuran akupunktur. Terdapat persetujuan umum bahwa akupunktur adalah aman apabila dilakukan oleh praktisi yang terlatih, dan penelitian lebih jauh tentang akupunktur sangat diperlukan. Dari beberapa kesaksian praktisi akupunktur ini banyak membantu dalam menuntaskan persoalan kesehatan secara fisik.

Menurut Prof. Amri pakar akupunktur Sumut Prof. dr. Amri Amir SpF (K) DFM SH disela-sela pelatihan akupunktur dasar angkatan VIII bagi 14 dokter umum dan spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara mengatakan bahwa16:

“Sejak beberapa tahun belakangan ini, sistem akupunktur mendapat tempat di mata masyarakat yang ingin mendapatkan salah satu bagian pelayanan kesehatan di samping cara konvensional medis. Animo masyarakat Sumut sudah terbuka terhadap sistem pengobatan akupunktur medik ini. Apalagi dokter yang mendapatkan pelatihan terstruktur akupunktur sudah membuktikan penyembuhan di lapangan”.

16

http://www.lintasberita.com/Lifestyle/Kesehatan/klinik-kesehatan-akupunktur-jadi-pelayanan-formal-di-rs


(29)

Dari uraian diatas yang paling penting dari ini semua bahwa model pengobatan akupunktur yang sejak zaman dulu selalu menjadi pengobatan pinggiran dan jauh dari pembuktian-pembuktian ilmiah, kini telah bisa menjadi konsumsi para praktisi-praktisi medis yang nota bene berpikiran rasional. Dengan harapan nantinya penggabungan antara medis barat dan akupunktur dari timur bisa menjadi terobosan baru dalam dunia kedokteran untuk mencapai pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara holistik dan murah dan tentunya dapat menutupi kekurangan dan kelemahan pengobatan Barat.

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi permasalahannya adalah pengobatan akupunktur ini memiliki dua (2) sisi yakni, akupunktur tradisional dan akupunktur medik. Akupunktur tradisional berbeda dengan akupunktur medik, dimana tenaga akupunkturnya adalah tidak berasal dari pendidikan dokter atau dokter yang tidak mengikuti kursus pada badan di bawah kolegium, kolegium adalah badan yang bertanggung jawab atas mutu pendidikan. Pengobatan akupunktur medik adalah pengobatan akupunktur dimana akupunkturisnya berasal dari dokter yang mengikuti kursus akupunktur yang diberikan dalam pelayanan kesehatan formal di Rumah Sakit dan instansi kesehatan di Indonesia adalah akupunktur medik. Instansi tersebut adalah Puskesmas Glugur Darat dan Klinik Medistra.


(30)

1.4. Ruang Lingkup Masalah

Dalam hal ini perlu adanya pembatasan masalah agar masalah tidak menjadi rancu atau pun meluas kepada hal-hal yang tidak terkait dengan masalah yang diteliti. Pembahasan dilakukan dengan cara memasukan suatu informasi maupun data yang didapat di lapangan maupun studi kepustakaan yang dimiliki terkait dengan masalah ini.

Permasalahan tersebut dapat dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian, antara lain :

1. Bagaimana sistem layanan akupunktur medik di klinik akupunktur ? 2. Pelayanan akupunktur apa saja yang diberikan ?

3. Dari mana keahlian akupunktur diperoleh ?

1.5. Tujuan Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai akupunktur medik ini bertujuan untuk menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan pengobatan akupunktur medik yaitu untuk mengetahui cara-cara pengobatan akupunktur medik oleh dokter di klinik akupunktur, sehingga masyarakat tertarik dengan pengobatan ini. Ada pun manfaat dari penelitian ini dilihat secara akademis dan praktis. Secara akademis dapat menambah pemahaman tentang pengobatan akupunktur medik, khususnya cara pengobatan yang dilihat dari sudut pandang Antropologi. Secara praktis hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.


(31)

1.6. Metode Penelitian

Tipe penelitian ini bertipekan deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk mencapai sasaran yang akan dituju, yakni mendeskripsikan sistem pelayanan pengobatan akupunktur medik di klinik akupunktur. Dalam penelitian ini data di kategorikan atas 2 (dua) jenis, yakni :

1) Data Primer

Data primer merupakan data utama yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Observasi bertujuan, antara lain (a) Mengamati pelayanan pengobatan akupunktur di Puskesmas Glugur Darat dan Klinik Medistra dengan cara berhari-hari berada di sana dari pagi sampai sore berhari-hari. Untuk dapat memasuki Puskesmas tersebut saya pun harus terlebih dahulu membuat surat izin penelitian dari Dinas Kesehatan dan biaya yang dikenakan untuk setiap surat izin penelitian di Dinkes adalah sebesar lima puluh ribu rupiah (Rp 50.000) (b) Mencari tahu bagaimana sistem pelayanan akupunktur berjalan. Caranya, dengan bertanya kepada petugas kartu dan dokter (c) Hal-hal berkembang lainnya yang dapat dituangkan ke dalam catatan pengamatan lapangan misalnya, mengamati bagaimana pelayanan akupunktur di Prima Medistra dan Medistra tempat prakteknya Prof. Amri. Hal ini karena awalnya saya mengira jika akupunktur itu sangatlah sederhana tapi ternyata begitu rumit dan kompleks. Hal ini karena dr. Retno berkali-kali menekankan pada saya bahwa akupunktur, bukanlah pengobatan tradisional. Mendengar pernyataan tersebut membuat saya tergerak untuk mencari pakar akupunktur medik yakni Prof. Amri. Informasi tentang beliau awalnya saya dapat melalui situs internet, koran waspada dan tabloid Sindo. Gunanya adalah untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang akupunktur medik, sehingga


(32)

saya pun dapat menyusun beberapa daftar pertanyaan. Setelah mendapatkan alamatnya saya pun membuat persiapan ke tempat Prof Amri. Saat pertama kali bertemu, beliau banyak sekali memberikan petunjuk dan menceritakan kepada saya bagaimana sejarah akupunktur. Menurut saya, perkenalan kami begitu menyenangkan karena ternyata kami menyukai film yang sama yakni “Jewel in the pallace”. Film tersebut adalah menceritakan tentang dokter kerajaan perempuan pertama dari Dinasti Joseon di Korea yang mengunakan akupunktur untuk mengobati pasien. Beliau juga menyinggung tentang buku The Yellow Emperoe’s book of Internal Medice yang ditulis pada abad 3-2 SM. Buku tersebut adalah mengenai keberadaan akupunktur yang telah lama dipraktekan oleh orang Cina. Selain itu saya pun berasumsi bahwa Prof Amri sangatlah menyukai budaya Cina, Korea dan Minang. Hal ini dapat saya rasakan ketika beliau menceritakan tentang ketiga budaya tersebut. Ditambah lagi dengan beberapa ornamen dan hiasan yang menampilkan kesan budaya etnis Tionghoa yang terdapat di dalam ruangan kerja Prof Amri. Bahkan beliau juga pernah mengucapkan sepenggal kata dengan bahasa Korea. Selera humornya yang tinggi juga membuat saya begitu menikmati saat-saat mengamati beliau menangani pasien. Contoh kecilnya adalah saat seorang pasien bertanya apa saja yang tidak boleh dimakan. Beliau kemudian mengatakan bahwa “di dunia ini semuanya boleh dimakan asalkan tahu diri”. Mendengar nasehat tersebut pasien yang berada di sana semuanya tidak sanggup menahan tawa. Setelah tertawa saya pun teringat dengan nasehat dr. Cendani bahwa pada saat diakupunktur sebaiknya tubuh jangan tegang karena ini berpengaruh pada saraf. Belum lagi ditambah dengan semua obrollannya mengenai teka-teki yang diberikannya pada pasien, yang membuat pasien terlihat


(33)

keluar ruangan klinik seperti dengan perasaan ‘plong’. Saya pun berfikir lagi kenapa klinik akupunktur ini selalu ramai bila dibandingkan dengan Puskesmas Glugur Darat. Biasanya dalam satu hari saja dapat mencapai belasan kunjungan. Berdasarkan kesimpulan saya yang mungkin masih awam atau tidak beralasan. Penyebabnya mungkin adalah selain didukung dengan peralatan yang canggih seperti TDF dan Stimulator, klinik ini juga ditangani oleh dokter-dokter yang jenaka dan kebiasaan Prof. Amri yang sering sekali bersiul dan bernyanyi di dalam ruangan. Lalu saya pun mengaitkannya dengan pemahaman yang saya miliki bahwa, menurut situs internet17 terapi tertawa dan musik ternyata juga terdapat bukti klinis untuk membantu kesembuhan pasien. Menyadari hal ini, tentu saja di balik tindakan seseorang pasti ada yang melatarbelakangi. Hanya saja dilatarbelakangi oleh alasan tersebut atau tidak saya juga tidak mau membahasnya lebih jauh. Dalam ruangan akupunktur, di sana tidak hanya pasien yang lanjut usia yang banyak datang untuk berobat karena penyakitnya tapi disana juga banyak anak-anak Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Mahasiswi yang tertarik datang untuk perawatan akupunktur. Hanya saja penekanannya bukan kepada penyakit melainkan pada akupunktur perawatan kecantikan (d) Termasuk juga mengamati pekerjaan dokter dan berpartisipasi sebagai pasien. Partisipasi ini dilakukan dengan kesadaran bahwa peneliti mempunyai sikap terang-terangan terhadap informasi dan pengalamannya. Cara ini bisa disebut dengan sikap etnografi yang bertujuan menyampaikan informasi yang nyata, persis, tidak dipengaruhi latar belakang, cara berpikir peneliti. Hal tersebut dapat memudahkan peneliti untuk membaca kembali informasi yang sudah diberikan informan di lapangan. Dari

17


(34)

hasil wawancara saya dengan pasien umumnya mereka menggunakan akupunktur karena akupunktur tidak berbahaya atau tidak ada efek samping. Mendengar peryataan dari para pasien saya pun memberanikan diri untuk mencobanya. Terlebih lagi dr. Cendani meyakinkan saya bahwa akupunktur ini aman untuk saya gunakan. Pada waktu itu dr. Cendani mengakupunktur saya agar tidak insomia dan hasil khasiatnya dapat langsung saya rasakan sepulangnya dari klinik. Sekitar pukul 22.00 mata saya pun mulai mengantuk padahal sebelumnya tidur saya biasanya paling cepat pukul 00.00 malam.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (depth interview)18 dan dilakukan dengan bantuan pedoman wawancara (interview guide).19 Wawancara ditujukan kepada informan. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan pokok atau kunci dan informan biasa. Informan pokok merupakan informan yang mempunyai keahlian mengenai suatu masalah yang ada dalam masyarakat tersebut dan menjadi perhatian penelitian. Dalam hal ini adalah Kepala Puskesmas Glugur Darat dr. Retno Sari Dewi, Prof. Dr.Amri Amir SpF (K) SH dan dr. Cendani karena mereka adalah informan (dokter) yang mendapat pendidikan akupunktur. Sedangkan informan biasa adalah orang-orang yang memberikan informasi mengenai suatu masalah sesuai dengan pengetahuan dan bukan merupakan ahlinya dalam hal ini bisa saja asisten dokter atau para pasien yang menjalani pengobatan akupuntur di klinik akupunktur medik tersebut.

18

Wawancara mendalam (dept interview) yaitu penelitian kualitatif biasanya lebih sering mengunakan wawancara mendalam ketimbang wawancara terstruktur (mengunakan kuesioner) dalam proses pengumpulan data lapangan. Wawancara mendalam biasanya dilakukan dengan mengunakan pedoman wawancara.

19

Interview guide yaitu panduan berisi seperangkat pertanyaan terbuka sesuai dengan aspek–aspek yang ingin di dapatkan


(35)

Wawancara ini juga dilengkapi dengan alat perekam guna merekam segala informasi saat mewawancara pada informan. Peneliti sadar bahwa peneliti juga memiliki keterbatasan, namun dengan adanya tape recorder memudahkan merekam kembali percakapan di lapangan dengan informan. Penelitian ini juga dibantu oleh kamera foto sebagai hal-hal yang ditemukan di lapangan yang juga berkaitan dengan masalah penelitian.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang dapat menyempurnakan hasil observasi dan wawancara yang diperoleh dari lembaga-lembaga resmi seperti Dinas Kesehatan Kota Medan, dan dari hasil penelitian dan berbagai referensi yang relevan dengan permasalahan penelitian yang berupa jurnal, surat kabar, buletin, artikel, buku-buku dan internet.

1.7. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Glugur Darat yang bertempat di jalan Pendidikan Nomor 8 Glugur Darat Kecamatan Medan Timur dan Klinik Prima Medistra. Lokasi ini dipilih karena berdasarkan tinjauan peneliti di Dinas Kesehatan mengatakan bahwa saat ini merupakan satu-satunya Puskesmas di kota Medan yang memiliki layanan akupunktur medik, sementara untuk di Prima Medistra dan Medistra dipilih karena Prof. Amri merupakan pakar akupunktur medik di kota Medan dan beberapa tempat lainya seperti Puskesmas Padang Bulan, Dinas Kesehatan Kota Medan. Tujuanya adalah untuk memperoleh data yang menyeluruh.


(36)

BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS GLUGUR DARAT

2.1. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Unit pelaksana teknis yang dimaksud di atas adalah bahwa Puskesmas berperan menyelengarakan sebagian dari teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia .

Pembangunan kesehatan yang dimaksud adalah penyelenggara upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pengertian pembangunan kesehatan juga meliputi pembangunan yang berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga, serta pelayanan kesehatan. Sementara yang dimaksud dengan wilayah kecamatan adalah batas wilayah kerja Puskesmas dalam malaksanakan tugas dan fungsi pembangunan kesehatan.

Dari uraian diatas, jelaslah bahwa Puskesmas adalah suatu satuan organisasi yang diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota untuk melaksakan tugas-tugas operasional pembangunan di wilayah kecamatan. Adapun pengertian batasan Puskesmas dengan kewenangan kemandirian yang dimaksud disini adalah Puskesmas mempunyai kewenangan sebagai berikut :


(37)

 Kewenangan menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan sesuai dengan situasi kondisi, kultur budaya dan potensi setempat.

 Kewenangan mencari, menggali dan mengelola sumber pembiayaan yang berasal pemerintah, masyarakat, swasta dan sumber lain dengan sepengetahuan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, yang kemudian dipertanggung jawabkan untuk pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

 Kewenangan untuk mengangkat tenaga institusi / honorer, pemindahan tenaga, dan pendayagunaan tenaga kesehatan di wilayah kerjanya dengan sepengetahuan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.

 Kewenangan untuk melengkapi sarana dan prasarana termasuk peralatan medis dan non medis yang dibutuhkan.

Puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota sesuai dengan kemampuannya. Standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi bila satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas maka tanggung jawab wilayah kerjanya dibagi antar Puskesmas dengan memperlihatkan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing Puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.


(38)

2.1.1. Fungsi Puskesmas

a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya mengerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor, termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.

b. Puskesmas pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut memantapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksana program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya budaya masyarakat setempat.

c. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama.

Puskesmas bertanggung jawab melaksanakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab Puskesmas meliputi :

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Adalah pelayanan yang bersifat pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan pencegahan penyakit. Pelayanan


(39)

kesehatan tersebut adalah rawat jalan dan untuk Puskesmas tertentu di tambah rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Adalah bersifat umum dengan tujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, pemeliharaan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, kesehatan jiwa serta program kesehatan lainya.

2.1.2. Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggrakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

2.2. Kedudukan Puskesmas.

Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan sistem kesehatan nasional, sistem kesehatan Kabupaten / Kota dan sistem pemerintah daerah :

 Sistem Kesehatan Nasional.

Kedudukan Puskesmas dalam sistem kesehatan nasional adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama dan bertanggung jawab


(40)

menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

 Sistem Kesehatan Kabupaten / Kota

Kedudukan Puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten / kota adalah sebagai unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelengarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten / di wilayah kerjanya.

 Sistem Pemerintah Daerah

Kedudukan Puskesmas dalam sistem pemerintah daerah adalah sebagai unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten / kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.

 Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama

Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti : praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan Puskesmas diantara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja Puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya-upaya kesehatan berbasis dan sumber daya masyarakat seperti : Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa dan Pos UKK. Kedudukan Puskesmas diantara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat adalah sebagai pembina.


(41)

2.3. Organisasi Puskesmas  Struktur Organisasi

Puskesmas tergantung dari beban tugas masing-masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di suatu desa / kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten / kota. Sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah.

 Kriteria Personalia

Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit Puskesmas. Khusus untuk kepala Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.

 Eselon Kepala Puskesmas

Kepala Puskesmas adalah penanggung jawab kesehatan di tingkat kecamatan. Sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya peran kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di tinggkat Kecamatan maka jabatan kepala Puskesmas adalah Jabatan Eselon IV.

Dalam keadaan tidak bersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat Jabatan IV, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.


(42)

2.4. Situasi dan Kondisi Puskesmas Glugur Darat .

Puskesmas Glugur Darat ini tepatnya terletak di Jalan Pendidikan Nomor 8 Medan. Untuk dapat mengakses Puskesmas tersebut terdapat berbagai sarana transportasi. Alat transportasi tersebut diantaranya angkutan umum nomor 48 berwarna kuning yang melintas tepat di depan Puskesmas tersebut.

Gambar 1

Angkutan Umum Nomor 48 yang melintas di depan Puskesmas Glugur Darat Sumber : Safia Chairisa,2010.

Puskesmas ini beroperasi 24 jam. Untuk pelayanan konsultasi dokter spesialis THT dilakukan pada hari Rabu Minggu pertama dan minggu ketiga. Ada pun jadwalnya adalah pukul 08.00 wib sampai dengan pukul 10.00 wib. Untuk pelayanan pasien dilakukan jam 07.30 wib (Pelayanan di Poli Rawat Jalan) dan untuk Pelayanan Gawat Darurat di Rawat Inap dilakukan pada pukul 15.00 sampai dengan pukul 07.30.

Gambar 2

Waktu Pelayanan di Puskesmas Glugur Darat. Sumber : Safia Chairisa,2010


(43)

Puskesmas Glugur Darat ini memiliki klinik layanan akupunktur medik. Ada pun layanan yang diberikan berupa jarum satu kali pakai dan cairan alkohol. Tidak semua penyakit dapat di akupunktur karena meskipun aman ada kondisi tertentu yang tidak dianjurkan untuk pasien, yakni terhadap ibu hamil, selain itu akupunktur juga tidak dapat menggantikan tindakan pembedahan yang penting atau emergency serta masalah perlukaan atau pendarahan. Untuk di Puskesmas Glugur Darat terdapat tiga (3) dokter umum namun hanya satu (1) orang saja yang dapat menggunakan akupunktur ke dalam penanganan pasien dengan memperhatikan tiap-tiap pasiennya. Layanan pengobatan yang diberikan umumnya adalah : Nyeri, Obesitas, Reumatik, Chepalgia, Hipertensi dan lain-lain.

2.4.1 Wilayah Kerja

Puskesmas Glugur Darat melakukan pelayanan kesehatan terhadap 11 kelurahan yang ada di wilayah kerja Kecamatan Medan Timur, yaitu :

1. Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru 2. Kelurahan Pulo Brayan Bengkel 3. Kelurahan Pulo Brayan Darat I 4. Kelurahan Pulo Brayan Darat II 5. Kelurahan Glugur Darat I 6. Kelurahan Glugur Darat II 7. Kelurahan Sidodadi 8. Kelurahan Gang Buntu 9. Kelurahan Perintis 10.Kelurahan Gaharu 11.Kelurahan Durian


(44)

Pada wiliyah kerja Puskesmas Glugur Darat terdapat 1 buah Puskesmas Pembantu (Pustu) yaitu Pustu Pulo Brayan Bengkel yang terletak di Kelurahan Pulo Brayan Bengkel.

2.4.2 Letak Geografis

Puskesmas Glugur Darat terletak di Jalan Pendidikan No. 8 Kecamatan Medan Timur Kota Medan. Batas wilayah yaitu :

Sebelah Utara : Kecamatan Medan Deli

Sebelah Timur : Kecamatan Medan Perjuangan dan Kecamatan Medan Tembung

Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Kota Sebelah Barat : Kecamatan Medan Barat 2.4.3. Data Demografis

Wilayah kerja Puskesmas Glugur Darat, Kecamatan Medan Timur ini terdiri dari :

 Luas wilayah kerja : 776 Ha  Jumlah kelurahan : 11 kelurahan  Jumlah lingkungan : 128 lingkungan  Jumlah penduduk : 133.326 jiwa  Jumlah Kepala Keluarga : 21.784 KK  Jumlah Posyandu : 81

 Jumlah Neonatus : 2.804 jiwa  Jumlah Bayi : 2.981 jiwa  Jumlah Batita : 10.266 jiwa


(45)

 Jumlah Balita : 14.133 jiwa  Jumlah Bumil : 2.933 jiwa  Jumlah Bufas : 1.456 jiwa  Jumlah Bulin : 2.800 jiwa  Jumlah Buteki : 1.456 jiwa  Jumlah PUS : 14.560 jiwa

Tabel 2.1

Distribusi Jumlah Penduduk

No Kelurahan

Jumlah Penduduk (orang) Jumlah KK Jumlah Lingkungan

F % F % F %

1 P.B.Bengkel Lama

12.453 9 3958 12 11 8.6 2 P.B.Bengkel

Baru

11.926 9 2622 8 12 9.4

3 P.B.Darat I 19.325 15 4856 15 14 10.9

4 P.B.Darat II 16.697 13 3843 12 15 11.7

5 Glugur Darat I 15.279 11 3589 11 13 10.1 6 Glugur Darat II 13.903 10 3747 11 12 9.4

7 Gaharu 11.566 9 2738 8 12 9.4

8 Durian 11.729 9 2782 8 12 9.4

9 Sidodadi 8.178 6 1829 6 11 8.6

10 Perintis 5.806 4 1590 5 5 3.9

11 Gang Buntu 6464 5 1434 4 11

Jumlah 133.326 100 21784 100 128 100

Sumber : Puskesmas Glugur Darat, 2009

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbanyak adalah terletak di Pulo Brayan I, yaitu sebanyak 19.416 (15%), dan untuk lingkungan terbanyak terdapat pada Kelurahan Pulo Brayan II, yakni sebanyak 15


(46)

lingkungan (12%) serta Jumlah KK terbanyak terdapat pada Kelurahan Pulo Brayan Darat I, yaitu sebanyak 4.856 KK (15%).

Tabel 2.2

Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah

Jiwa %

1 2

Perempuan Laki – Laki

69.383 63.784

52.1 47.9

Jumlah 133.326 100

Sumber : Puskesmas Glugur Darat, 2009

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di wilayah Glugur Darat yakni perempuan lebih banyak dibandingkan laki. Untuk laki-laki yaitu 69.383 jiwa atau 52,1% dari total jumlah penduduk. Untuk Perempuan sebesar 63.784 atau sebesar 47.9 %.

Tabel 2.3

Distribusi Penduduk Menurut Angkatan Kerja

No. Mata Pencarian Jumlah %

1 Swasta 21.043 36

2 Wiraswata 12.814 21,92

3 PNS / TNI 4.421 7.56

4 Pedagang 2.088 3,57

5 Buruh 2.476 4,24

6 Petani 80 0,14

10 Dll 15.525 26,56%

Jml Total 58.447 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah penduduk di wilayah Glugur Darat menurut angkatan kerja terbanyak adalah pegawai swasta yakni sebesar 36%. Sementara untuk petani berada pada urutan terakhir yakni sebesar 0,14%.


(47)

Tabel 2.4

Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

No. Suku Bangsa Jumlah %

1 Jawa 43.474 32.65

2 Melayu 5.726 4.30

3 Mandailing 11.119 8,35

4 Batak 13.026 9,78

5 Karo 4.622 3,47

6 Minang 8.735 6,56

7 Aceh 2.401 1.08

8 Nias 2.010 1,51

9 India 396 0,3

10 Cina 15.022 11,28

11 Lain-lain 26.976 20,26

Jumlah Total 103509 100

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah suku terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Glugur Darat I yaitu Suku Jawa yakni sebanyak 43.474 (32,65%). Kemudian didominasi juga dengan Cina dan Batak.

2.4.4. Data Kesehatan

Tabel 2.5 Sasaran Kesehatan

No. SASARAN KESEHATAN JUMLAH

1 NEONATUS 2804

2 BAYI 1458

3 BALITA 14.133

4 BUMIL 2.933

5 BUFAS 1456

6 BULIN 2800

7 BUTEKI 1456

8 PUS 14.560

9 MURID SMA 14329

10 MURID SMP 6765

11 MURID SD 17238

Dari tabel di atas diketahui bahwa sasaran kesehatan di Kecamatan Medan Timur adalah mayoritas murid Sekolah Dasar (SD). Jumlah murid SD di wilayah Glugur Darat yakni sebesar 17238 jiwa.


(48)

2.4.5. Sarana Pendukung Kesehatan

Tabel 2.6.

Sarana Pendukung Kesehatan

No. Sarana Pendukung Kesehatan Jumlah

1 Posyandu balita 81

2 Posyandu Lansia 10

3 Ambulance 1

4 Sekretariat 1

Dari tabel di atas diketahui bahwa sasaran pendukung kesehatan di kecamatan Medan Timur adalah mayoritas Posyandu balita. Ada pun jumlah sarana pendukung kesehatan Posyandu balita tersebut yakni sebanyak 81.

Tabel 2.7 Tenaga Kesehatan

No. Tenaga Kesehatan Jumlah

1 Jumlah dokter spesialis -

2 Jumlah dokter umum 3

3 Jumlah dokter gigi 2

4 Jumlah asisten Apoteker 2

5 Jumlah sarjana non medis 1

6 Jumlah paramedik 20

7 Jumlah tenaga kerja sanitasi/kesling -

Dari tabel di atas diketahui bahwa tenaga kesehatan di Puskesmas Glugur darat Kecamatan Medan Timur adalah mayoritas Paramedis yakini sebanyak 20 orang. Sementara untuk dokter umum berjumlah 3 orang yang salah satu diantaranya memiliki keahlian akupunktur.

Tabel 2.8

Tenaga Pendukung Kesehatan

No. Tenaga Pendukung Kesehatan Jumlah 1 Dasa Wisma

2 Kader 405

3 Kader Aktif 4 Dokter Kecil 5 Dokter Remaja 6 Patroli Kesehatan


(49)

Dari tabel di atas diketahui bahwa tenaga pendukung kesehatan adalah sebesar 405 kader.

2.4.6. Data Pendidikan

Tabel 2.9 Sarana Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1 TK 16

2 SD 45

3 SMP 19

4 SLTA 19

5 Perguruan Tinggi -

6 Madrasah Aliyah 1

7 Madrasah Tsanawiyah -

8 Madrasah Ibtidaiyah 1

Dari tabel di atas diketahui bahwa sarana pendidikan di Kecamatan Medan Timur adalah mayoritas Sekolah Dasar. Ada pun jumlah Sekolah Dasar tersebut yakni sebanyak 45 bangunan.


(50)

2.4.7. Data Tempat-Tempat Umum

Tabel 2.10 Fasilitas Umum

No. NAMA JUMLAH

1 MASJID 63

2 GEREJA 23

3 VIHARA 11

4 RUMAH MAKAN 113

5 BAR -

6 DISKOTIK 12

7 HOTEL/LOSMEN 5

8 KOLAM RENANG 1

9 SALON 48

10 PANTI PIJAT -

11 SUPERMARKET 7

12 TERMINAL BUS -

13 PASAR TRADISIONAL 5

14 RUMAH SAKIT 7

Dari tabel di atas diketahui bahwa fasilitas umum di Kecamatan Medan Timur adalah mayoritas rumah makan. Ada pun jumlah rumah makan tersebut adalah sebanyak 133 bangunan.


(51)

2.4.8 Data Sumber Daya Manusia

Tabel 2.11 Tenaga Kesehatan

No. TENAGA KESEHATAN JUMLAH

1 Dokter umum 320

2 Dokter Gigi 2

3 Asisten Apoteker 2

4 Sarjana Kesehatan Masyarakat 1

5 D3 Keperawatan 14

6 Bidan 6

7 Analis 2

8 Gizi 1

9 Kesehatan Lingkungan -

10 LCPK -

11 Perawat 14

12 Sarjana Keperawatan -

Dari tabel di atas diketahui bahwa sumber daya manusia di bidang kesehatan di Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan timur mayoritas D3 Keperawatan. Ada pun jumlah tenaga kesehatan untuk tenaga kesehatan yakni sebesar 14 orang.

Tabel 2.12 Tenaga Non Kesehatan

No. Tenaga Non-Kesehatan Jumlah

1 SARJANA/S1 1

2 SLTA/SEDERAJAT 4

Dari tabel di atas diketahui bahwa sumber daya manusia di bidang non kesehatan di Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur mayoritas SLTA/Sederajat. Ada pun jumlah tenaga non kesehatan tersebut adalah sebanyak 4 orang.

20

Terdapat 3 dokter umum namun hanya satu dokter umum saja yang memiliki keahlian akupunktur.


(52)

2.4.9. Fasilitas Sumber Daya Manusia di Puskesmas Glugur Darat Tabel 2.13

Daftar Nama Pegawai Puskesmas Glugur Darat

No. Nama Pegawai NIP Gol Tugas

1 Dr. Retno Sari Dewi 140201750 III/C Kepala Puskesmas 2 Dr. H. Suwarno 140075716 IV/C Wakor I 3 Drg. Sri Juniarti 140199924 IV/B Penjablap 4 Mangara H, SE 140150689 III/B Tata Usaha 5 Dr. Sri Wirya Ningsih 400080338 III/B Wakor II 6 Saur Sinambela 140112376 III/A Perlengkapan

7 Sri Indra 140082625 III/D KIA-KB

8 Siti Azrina 140095121 III/D KIA-KB

9 Norita Tambunan 140096825 III/D Pengobatan

10 Hartini 140154146 III/B SP2TP

11 Drg. Irlila Trianti 140353764 III/A Kesehatan Gigi

12 M. Yuzar 140325631 II/C Laboratorium

13 Ratna Hasibuan 140114530 III/D Promkes

14 Anna Sari 140230161 III/B Kesling

15 Marintan Padiangan 140342704 III/A P2M

16 Norina Ridwan 140238289 III/C Gizi

17 Sapinah 1403302290 III/A UKS


(53)

2.4.10 Struktur Organisasi Puskesmas Glugur Darat Tabel 2.14

Struktur Organisasi Puskesmas Glugur Darat

KEPALA PUSKESMAS

Dr. RETNO SARI DEWI

PENJABLAB

Drg. SRI JUNIARTI

TATA USAHA

MANGARA H, SE

PERLENGKAPAN

Saur Sinambela

WAKOR II

Drg. Hj. Irlila Triarty

PROMOSI KESEHATAN

Ratna Hasibuan

KESLING

Anna Sari Harahap

UKS/UKGS

Sapinah / Drg. Hj. Irlila Triarty

UKGMD

Drg. Sri Juniarti

Lansia

DR. Sri Wirya Ningsih

KIA-KB

Sinur Dameria/Hj. SITI A

GIZI

Hj. Norina Ridwan

P2M Marintan Pandiangan PENGOBATAN Dr. Imelda LABORATORIUM M. Yuzar SP2TP Hartini WAKOR I


(54)

2.4.11. Fasilitas Fisik Puskesmas Glugur Darat 2.4.11.A. Fasilitas Gedung Puskesmas

Tabel 2.15

Jumlah Fasilitas Gedung Puskesmas Glugur Darat

No. Fasilitas Gedung Jumlah

1 Ruang periksa/kamar dokter 3 buah 2 Ruang periksa gigi dan mulut 1 buah 3 Ruang obat dan apotek 1 buah 4 Ruang KIA/KB dan Gizi 1 buah

5 Ruang suntik 1 buah

6 Ruang kartu 1 buah

7 Ruang Imunisasi 1 buah

8 Ruang Tunggu 1 buah

9 Ruang Administrasi 1 buah

10 Ruang Akupunktur 1 buah

11 Ruang USG & EKG 1 buah

12 Ruang Dapur 1 buah

13 Ruang Rawat inap 2 buah

14 Ruang OK 1 buah

15 Ruang VK 1 buah

16 Ruang Rapat 1 buah

17 Ruang Tunggu 1 buah

2.4.11.B. Fasilitas alat-alat

Ada pun peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas Glugur Darat Medan antara lain :

a. Fasilitas alat kesehatan

 Alat-alat pemeriksaan pasien (termasuk USG dan EKG)  Alat-alat pertolongan persalinan

 Alat-alat suntik dan alat-alat P3K  Timbangan bayi dan dewasa  Satu set dental unit

 Lemari pendingin tempat penyimpanan vaksin  Alat-alat laboratorium


(55)

b. Fasilitas administrasi  Kartu berobat jalan  Buku-buku catatan  Lemari / rak kartu  Meja dan kursi  Mesin tik

 Stempel dan arsip  Set komputer  Printer c. Sumber keuangan

 Program Askeskin


(56)

2.4.11.C. Fasilitas Obat-Obatan

Puskesmas Glugur Darat dalam rangka menjalankan tugas-tugas pokoknya memulihkan kesehatan dan pengobatan penyakit didukung oleh perlengkapan obat-obatan antara lain:

Tabel 2.16

Daftar Nama Obat di Puskesmas Glugur Darat

No. Nama obat No. Nama obat

1 Allopurinol 32 Kasa hidrofil 4 masyarakat x 15 cm 2 Amoxicillin syrup kering 125 mg/5 ml 33 Kloramfenikol 250 mg

3 Amoxicillin kapsul 250 mg dan 500 mg 34 Kloramfenikol tetes telinga 3% 4 Ampicillin syrup kering 125 mg/5 ml 35 Klorfeniramin maleat (CTM) 4 mg 5 Ampicillin kaplet 250 mg 36 Kotrimoksazol suspense

6 Antalgin 500 mg 37 Kotrimoksazol tablet kombinasi 7 Antalgin inj 38 Metronidazol 250 mg

8 Antasida Doen 39 Natrium Bicarbonat 500 mg 9 Asam Mefenamat 500 mg 40 Nifedipin

10 Asam Askorbat 41 OBH Cair

11 Asam Benzoat 3% As. Salisilat 6 mg salep 42 Oksitetrasiklin HCl 1% 12 As. Salisilat + Sulfur Praecipitat (salep

2-4)

43 Oksitetrasiklin HCl 3% 13 Besi (II) sulfat 44 Parasetamol syr 120mg/5 ml

14 Betason krim 45 Parasetamol 500mg

15 Depogestron 46 Pil KB

16 Dexamethason 0,5 mg 47 Pirantel Pamoat 125 mg basa 17 Dextrometorphan HBr syrup 10mg/5ml 48 Piridoksin HL (Vit B6) 10 mg 18 Dextrometorphan HBr tablet 15 mg 49 Prednison 5mg

19 Diazepan 2 mg 50 Reserpin 10 mg

20 Diphenhidramin HCl 10 mg/ml 51 Salisil Bedak 2%

21 Diaform 52 Sianokobalamin (vit B12) 500 mcq/ml-1ml

22 Etakridine (rivanol) larutan 0,1 % 53 Tetrasiklin HC1 500mg 23 Etanol 70% 1000ml 54 Thiamin HCl (vit Bl) 50 mg 24 Etil klorida spray 55 Vit. B Comp

25 Fenoksi metal penicillin 500mg 56 Metaflu

26 Fitomenadion (vit K1) inj. 10 mg/ml-1 ml 57 Kasa Hidrofil 4 masyarakat x 15 cm 27 Fitomenadion (vit k1) tablet salut 10 mg 58 Kloramfenikol 250 mg

28 Garam oralit untuk 200 ml air 59 Kloramfenikol tetes telinga 3 % 29 Gentian Violet 1 % 60 Klorfeniramin maleat (CTM) 4 mg 30 Glibenklamid 5 mg 61 Kotrimoksazol suspense


(57)

2.4.11.D. Fasilitas Administrasi  Kartu Berobat

 Buku-buku catatan  Lemari / rak kartu  Meja dan kursi  Mesin tik

 Stempel dan arsip 2.4.11.E. Fasilitas Imunisasi

 Lemari pendinginan  Alat-alat imunisasi

 Vaksin seperti : DPT, Polio, campak, DT, TT, dan Hepatitis B 2.4.11.F. Fasilitas Kendaraan

 Ambulance

2.5. Upaya Pencatatan dan Pelaporan

2.5.1. Hasil Pencatatan dan Pelaporan Kunjungan Pasien Puskesmas Glugur Darat

Tabel 2.17

Kunjungan Penderita ISPA tahun 2009

No Bulan Jumlah

1 Januari -

2 Februari 282

3 Maret 364

4 April 186

5 Mei 326

6 Juni 278

7 Juli 415

8 Agustus -

9 September 161

10 Oktober 355

11 Nopember 266

12 Desember 257

Jumlah 2890

Dari tabel di atas diketahui bahwa kunjungan penderita ISPA Puskesmas Glugur Darat terbanyak adalah pada bulan Juli. Ada pun jumlah penderita di bulan Juli adalah sebanyak 415 orang.


(58)

Tabel. 2.18

Kunjungan Penderita DIARE tahun 2009

No Bulan Jumlah

1 Januari 162

2 Februari 158

3 Maret 147

4 April 179

5 Mei 185

6 Juni 187

7 Juli 180

8 Agustus 178

9 September 183

10 Oktober 176

11 Nopember 171

12 Desember 187

Jumlah 2093

Dari tabel di atas diketahui bahwa kunjungan penderita Diare Puskesmas Glugur Darat terbanyak adalah pada bulan Juni dan Desember. Adapun jumlah penderita diare yakni sebanyak 187 orang.

Tabel 2.19

Jumlah Kunjungan Pasien Puskesmas Glugur Darat di Poliklinik Umum

No Bulan UMUM KTP/ JAMKESMAS JPK - ASKES JUMLAH

BAYAR KRT MS

1 Januari 85 839 238 - 751 1913

2 Februari 94 793 305 27 687 1906

3 Maret 104 771 360 19 737 1991

4 April 101 776 345 19 319 1560

5 Mei 85 871 228 60 322 1566

6 Juni 110 917 228 69 391 1715

7 Juli 100 865 213 84 361 1623

8 Agustus 96 1078 268 116 366 1924

9 September 77 548 114 49 629 1417

10 Oktober 79 850 183 85 714 1911

11 Nopember 76 707 183 70 657 1693

12 Desember 94 638 183 66 647 1628


(59)

Dari tabel di atas diketahui bahwa kunjungan Poliklinik umum terbanyak pada bulan Maret dengan status terbanyak pasien akses. Adapun jumlah pengunjung poli umum yakni sebesar 1991 pasien.

Tabel 2.20 Jumlah Kunjungan Pasien Puskesmas Glugur Darat di Poliklinik Gigi

No Bulan Umum Askes KS KTP/KTP Jumlah

Bayar Obt+R = Jlh Obt+R = Jlh

1 Januari 65 56+9 = 65 8+1 = 9 260 399

2 Februari 47 50+9 = 59 7+0 = 7 250 363

3 Maret 76 45+8 = 53 9+1 = 10 257 396

4 April 83 67+7 = 74 23+0 = 23 288 468

5 Mei 72 57+12 = 69 16+0 = 16 267 424

6 Juni 84 60+11 = 71 32+1 = 33 213 401

7 Juli 82 52+5 = 57 13+0 = 13 291 443

8 Agustus 59 41+3 = 44 11+0 = 11 280 394

9 September 64 30+4 = 34 8+0 = 8 186 292

10 Oktober 78 40+12 = 52 15+0 = 15 244 389

11 Nopember 47 20+19 = 39 11+3 = 14 200 300

12 Desember 79 45+7 = 52 7+2 = 9 230 370

Jumlah 836 669 168 2966 4639

Dari tabel di atas diketahui bahwa kunjungan Poliklinik Gigi terbanyak pada bulan April dengan status terbanyak pasien akses. Adapun jumlah pengunjung Poli Gigi yakni sebanyak 468 pasien

Berikut ini adalah Data Pasien Poli Akupunktur Puskesmas Glugur Darat Tahun 2008 s/d Tahun 2010.

Tabel 2.21 Jumlah Pengguna Layanan Akupunktur

NO DIAGNOSA JUMLAH

2008 2009 2010

1 Rematik 15 12 16

2 Obesitas 10 8 10

3 Chepalgia 5 6 6

4 Hypertensi 5 4 3

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah pengguna poli akupunktur untuk rematik di tahun 2008 adalah sebanyak 15 orang, tahun 2009 sebanyak 12


(60)

orang dan tahun 2010 sebanyak 16 orang. Obesitas di tahun 2008 sebanyak 10 orang, di tahun 2009 sebanyak 8 orang dan di tahun 2010 sebanyak 10 orang. Cheplgia di tahun 2008 terdapat 5 pasien, tahun 2009 sebanyak 6 pasien dan di tahun 2010 sebanyak 6 orang. Untuk Hypertensi di tahun 2008 terdapat 5 pasien, tahun 2009 sebanyak emapt pasien dan tahun 2010 sebanyak 3 pasien

Tabel 2.22

Daftar Penyakit Terbesar di Puskesmas Glugur Darat tahun 2009

No Bulan Jumlah

1 ISPA Atas 9214

2 Penyakit Kulit 1317

3 Penyakit Sendi 894

4 ISPA Bawah 1524

5 GIMUL 4591

6 Hypertensi 1277

7 Diare 2093

8 TBC 102

9 Mata 85

10 OMP 1559

Dari tabel di atas diketahui bahwa penyakit terbanyak di Puskesmas Glugur Darat adalah ISPA. Adapun jumlah penderita tersebut adalah sebanyak 9214 pasien.


(61)

BAB III

AKUPUNKTUR MENJADI BAGIAN DI SISTEM PELAYANAN PUSKESMAS GLUGUR

3.1. Perkembangan Akupunktur Medik

Tidak ada di dunia ini sesuatu pun lahir tanpa sejarah dan asal-usul darimana sesuatu itu berasal. Begitu pula dengan akupunktur, yang merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran Timur yang telah lama dikenal di Indonesia, hal ini ditandai dengan bersamaan datangnya perantauan Cina yang datang ke Indonesia. Namun suatu lembaga pengobatan akupunktur resmi di Indonesia baru muncul pada tahun 1963, yang pada saat itu diresmikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Dengan dibentuknya tim riset Ilmu Pengobatan Timur ini bertujuan untuk meneliti dan mengembangkan pengobatan Timur. Adapun diantaranya adalah tentang pengunaan jamu dan akupunktur. Tujuan dari dibentuknya tim riset ini adalah sebagai sarana untuk peningkatan kesehatan masyarakat. Pada saat itu Rumah Sakit Umum Pusat di Jakarta ditetapkan sebagai pilot proyek dalam bidang akupunktur

Untuk di Amerika Serikat21, Akupunktur telah lama berkembang dalam lingkungan China town di San Fransisco dan New York. Akupunktur ini mulai terkenal secara luas sejak seorang wartawan New York Times yang bernama James Barrett Scotty Reston pada bulan tahun 1971 yang menulis pengalamannya bersama seorang dokter Cina yang bernama Li Chang-yuan menggunakan akupunktur guna menghilangkan rasa nyeri yang dialaminya setelah menjalani

21


(62)

operasi Appendectomy (radang usus buntu) di Rumah Sakit Anti Imperialist-Beijing. Kemudian pada tahun 1972 Presiden Richard Nixon bersama dokter-dokter Amerika melakukan kunjungan ke Cina dan menyaksikan operasi dengan menggunakan akupunktur analgesi sebagai prosedur anestesi yang dilakukan oleh Professor Xin Yu-Ling.

  Lebih lanjut di jelaskan bahwa untuk di Indonesia akupunktur dipercayai sudah ada sejak rombongan ekspedisi Laksamana Cheng Ho (1371 – 1435) masuk wilayah Indonesia dan berlabuh di Semarang 600 tahun lalu. Dari 37.000 anak buah Cheng Ho yang menggunakan 300 perahu besar itu, dipastikan terdapat para tabib dan ahli akupunktur. Willem Ten Rhijne (1647 – 1700) juga pernah melihat dokter Jepang mempraktekkan akupunktur di Jawa. Diperkirakan akupunktur semakin banyak dipakai sejak datangnya para imigran dari Cina pada abad ke 18. Pada saat itu akupunktur hanya dipraktekkan secara tertutup di kalangan masyarakat Cina dan praktisinya pun umumnya adalah seorang Shinshe / tabib (pengobat tradisional Cina). Namun ketika pada tahun 1962 tim ahli akupunktur didatangkan dari RRC untuk mengobati Presiden Soekarno, maka keberadaan akupunktur pun mulai terdengar di kalangan umum. Terlebih lagi karena kemudian Presiden Soekarno menyarankan para dokter Indonesia agar mempelajari ilmu tersebut, maka mulai menyebarlah ilmu akupunktur di Indonesia. Pada tahun 1963 Menteri Kesehatan pada masa itu, Prof. Dr. Satrio, menginstruksikan bahwa Departemen Kesehatan untuk meneliti dan mengembangkan cara pengobatan Timur, termasuk akupunktur. Dengan dibentuknya Tim Riset Ilmu Pengobatan Tradisional Timur. Maka mulai saat itulah praktek akupunktur diadakan secara resmi di Rumah Sakit Umum Pusat


(63)

Jakarta yang kemudian berkembang menjadi sebuah Sub Bagian Akupunktur di bawah bagian Penyakit Dalam, dan selanjutnya memisahkan diri menjadi Unit Akupunktur Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan akhirnya berganti nama menjadi Departemen Medik Akupunktur hingga saat ini. Departemen ini secara rutin menerima dokter umum yang berminat mempelajari22 akupunktur untuk dididik menjadi dokter spesialis akupunktur medik.

Menurut Darma dari Departemen Akupunktur RSCM mengatakan bahwa23:

“Pendidikan formal akupunktur medis baru ada disini kalau kursus non formal, di luar banyak, lebih lanjut dijelaskan bahwa Pendidikan di RSCM ini membutuhkan waktu tiga tahun, materinya mencakup ilmu dasar medis seperti biomedis, neoroscience, farmakologi, dan biologi molekuler. Diajarkan juga pengenalan akupunktur tradisional, berlanjut ke akupunktur medis dan penyakit-penyakit berikut titik penyembuhannya. Setiap tahun Departemen Akupunktur menerima sekitar 20 orang pendaftar yang diterima rata-rata hanya tujuh orang. Setelah lulus mereka menyebar kemana-mana. Saat ini RSCM sudah mencetak sekitar 80 dokter spesialis akupunktur. Pada 2003, dalam Muktamar Ikatan Dokter Indonesia XXV, dokter ahli akupunktur lulusan RSCM ditetapkan setara dengan dokter spesialis lainnya”.

Sehingga dalam perkembangan selanjutnya kurikulum pendidikan dokter spesialis akupunktur medik serta dalam kegiatan penelitian diberikan dan digunakan beberapa cabang ilmu antara lain seperti imunologi, neurosains, neurotomi, neurofisiologi, neurorehabilitasi, biologi, mulekuler, farmakologi, klinik, endokrinologi sebagai dasar perkembangam keilmuan akupunktur medik dalam pelayanannya, sehingga di dunia kedokteran, yang telah diakui adalah akupunktur medik karena memiliki bukti ilmiah dari hasil penelitian para ahli.

22

http://www.facebook.com/topic.php?uid=146229545392246&topic=16

23


(1)

RUANG RAPAT

(AULA)

RUANG

VK DAPUR

RUANG PEGAWAI RUANG Akupunktur/ USG WC RUANG OK DELIMA II DELIMA I RUAN G KIA/KB

KLINIK

GIGI

RUANG KB RUANG IMUNISASI

TAMAN

RUANG GIZI

& Klinik

Sanitasi

RUANG SPESIALIS RUANG SUNTIK WC DOK TER WC PASI- EN

RUANG

THT

RUANG DOKTER

RUANG

KEPALA

PUSKES-

MAS

LABORA- TORIUM

RUANG

OBAT

LAPANGAN PARKIR RUAN G DOKTER

TAMAN

RUANG KARTU RUANG TUNGGU PASIEN PINTU MASUK


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)