103
4.1.2 Pasien dari Loket ke Ruang Dokter.
Gambar : 23 Petugas yang memangil pasien untuk segara ke ruang Dokter
Sumber : Safia Chairisa,2010 Pada tahap ini petugas yang telah mendapatkan informasi dari pasien akan
mencatat data pasien kemudian mengantar buku status pasien ke ruangan dokter. Setelah itu barulah petugas kartu memanggil nama pasien yang dimaksud dan
mengembalikan kartu pasien baik itu Askes, KTP, atau lainnya yang biasa dibawa pada saat berkunjung. Setelah memasuki ruang dokter, pasien akan bertemu
dengan dokter. Hal pertama yang biasa dilakukan dokter disini adalah membaca buku riwayat pasien. Hal ini penting untuk mengetahui perkembangan pasien
apakah pasien penyakitnya bertambah akut atau tidak, atau setidaknya dapat membantu dokter dalam menegakkan diagnosa awal.
4.2. Dilakukan Anamnesa
Anamnesa atau wawancara merupakan proses tanya jawab antara pasien dan dokter di ruangan dokter yang mana memegang peranan penting dalam
mendiagnosa suatu penyakit, karena dalam dunia medis dalam mengambil keputusan mendiagnosa haruslah rasional berdasarkan keluhan. Tujuan pertama
Universitas Sumatera Utara
104 anamnesis adalah memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang
sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Pasien akan menceritakan bagaimana keluhan-keluhan yang terjadi pada
pasien. Biasanya ini berlangsung sekitar 4-8 menit. Adapun pertanyaan yang biasa diajukan dokter adalah mengenai sudah berapa lama sakitnya, bagian mananya
yang sakit, pola makan, pekerjaan dan lain-lain. Jika hasil pemeriksaannya memerlukan pemeriksaan laboratorium maka pasien akan dioper ke ruang
laboratorium barulah setelah itu dapat kembali ruang dokter dengan membawa hasil laboratoriumnya. Hal ini bertujuan agar pasien mendapatkan penyembuhan
dasar dengan baik. Umumnya setelah selesai melakukan anamnesis maka dokter akan membuat kesimpulan perkiraan diagnosis. Lalu hasil anamnesa tadi akan
dicatat di buku status pasien. Dokter yang ingin mengakupunktur akan menggambar atau menulis titik-titik apa saja yang akan dipilih dalam
penyembuhan si pasien.
Gambar : 24 Dokter yang melakukan anamnesa
Sumber : Safia Chairisa,2010
Universitas Sumatera Utara
105
4.3. Dilakukan Pemeriksaan Fisik
Gambar : 25 Pemeriksaan Fisik
Sumber : Safia Chairisa. 2010 Setelah serangkaian anamnesa dilakukan barulah dokter bertindak dengan
melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaa fisik merupakan serangkain proses yang harus dilakukan seorang dokter untuk mengetahui fisik pasien. Pemeriksaan
ini bertujuan agar pasien dapat mengetahui kondisi penyakit dan pasien pun diharapkan juga dapat menjaga kesehatannya.
Pada saat pemeriksaan fisik dokter yang ingin mengakupunktur atau akupunktur kepada pasien untuk terapi perawatan atau pengobatan penyakit maka
diperbolehkan menggunakan peralatan kedokteran seperti steteskop, alat tensi, dan alat-alat kedokteran lainya. Hal tersebut berbeda dengan akupunkturis non
dokter ataupun dokter yang tidak kursus akupunktur pada badan di bawah kolegium. Sehingga Dokter tersebut harus melepas dari identitasnya sebagai
dokter, tidak boleh menggunakan alat-alat kedokteran, dan hanya sebagai Batra Pengobat Tradisional.
Hypertensi misalnya maka pemeriksaan fisik pertamanya adalah dengan memeriksa tekanan darah pasien dengan mengunakan alat kedokteran seperti
tensi atau Obesitas kelebihan berat badan misalnya, seperti yang terlihat pada
Universitas Sumatera Utara
106 gambar diatas maka pemeriksaan fisik yang biasanya dilakukan oleh dokter
adalah dengan menanyakan umur, tinggi badan dan berat badan. Selanjutnya dokter akan melakukan perhitungan apakah tubuh pasien tersebut ideal apa tidak.
Ada pun perhitungannya adalah : BB
52
Ideal : TB dalam cm -100 – 10 Kg Misalnya Tinggi Badan Pasien sekarang 170 cm, maka cara
perhitungannya adalah =170-100 = 70 = 70- 10 = 70 – 7 = 63 Kg
Jadi, berat idealnya adalah 63 Kg. Jika ternyata tubuhnya tidak ideal maka dokter akan melakukan serangkai
terapi untuk diakupunktur biasanya dalam seminggu pasien harus menjalani terapi 2 kali satu minggu dan dalam satu seri biasanya terdapat 12 kali kunjungan atau
sampai mencapai hasil yang diharapkan. Ada hal menarik yang saya masih ingat sampai sekarang pada waktu saya di Prima Medistra. Saat itu Prof. Amri sedang
menangani salah satu pasiennya karena keluhan obesitas. Beliau mengatakan bahwa :
“Untuk mengikuti terapi maka kamu harus memang niat, mimpi, dan keseriusan karena yang punya program ini bukan saya tapi
pasien itu sendiri tugas saya adalah bekerjasama untuk menolong pasien”.
Untuk itulah maka diperlukan disiplin dari si pasien itu sendiri karena jika tidak dilakukan dengan disiplin yang baik maka terapinya tidak akan berjalan
dengan baik atau tidak optimal dan besar kemungkinan tidak berhasil. Jumlah jarum yang ditusukkan pada setiap terapi berbeda-beda tergantung pada
kebutuhan dan jenis penyakitnya. Bentuk jarumnya pun berbeda dengan jarum
52
Berat Badan
Universitas Sumatera Utara
107 suntik yang berongga. Jarum akupunktur ini bentuknya sangat tipis dan fleksibel.
Saya pun pernah mencoba untuk mematahkan jarum tersebut tapi jarum tersebut sangat sulit untuk dipatahkan. Untuk sakit maag, cukup satu titik pada titik
lambung. Namun tidak tertutup kemungkinan adanya titik tambahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pada prinsipnya dipilih titik utama terlebih
dahulu, baru kemudian ditambah titik pendukung. Dalam kasus penurunan berat badan, si pasien ditusuk pada lima titik di telingga, yakni titik lapar, titik
metabolik, titik thyroid, titik lambung, dan titik hypothalamus. Dengan tusukan tersebut, pasien akan makan sesuai kebutuhan tubuhnya dan enzim pembakaran
kalori dipengaruhi. Nafsu makan berlebihan bisa ditekan dan rasa kenyang bisa dipertahankan.
Gambar : 26 Jarum Akupunktur
Sumber : Safia Chairisa , 2010 Pada saat diakupunktur pasien akan berbaring di tempat tidur, dalam
kesehariannya berdasarkan pengakuan ibu Juli yang merupakan pegawai di Puskesmas Glugur Darat mengatakan bahwa dr. Retno selalu membawa jarum
akupunktur didalam tasnya. Disana juga telah disediakan beberapa kain sarung, tujuannya adalah agar memudahkan dokter untuk mengamati permukaan tubuh
pasien. Hanya saja dalam dunia kedokteran titik-titik yang digunakan adalah titik- titik permukaan yang berdasarkan hasil penelitian para ahli yang dapat berguna
Universitas Sumatera Utara
108 bagi kesehatan. Menurut Prof. Amri ada 300-an titik akupunktur yang bila ditusuk
dengan jarum akupunktur dapat bergunan bagi kesehatan. Panjang-pendeknya jarum pada saat penusukan pun tergantung dengan tempat penusukan.
Pada saat itu saya pun pernah mencoba pengobatan akupunktur karena akupunktur itu sendiri tidak hanya diperuntukkan bagi penderita penyakit tapi
juga bagi siapa saja yang ingin mempertahan kondisi tubuh agar sistem imun dalam tubuh menjadi lebih baik dan biasanya pada daerah wajah, maka jarum
yang biasa dipakai adalah jarum yang lebih tipis dan pendek tapi jika di daerah perut atau paha jarum yang digunakan lebih tebal dan panjang. Sekilas mungkin
menakutkan, tapi jika mengingat keefektifan yang langsung saya rasakan tidak ada salahnya meluangkan waktu sebentar untuk menjaga ketahanan tubuh. Tubuh
kita akan dipenuhi dengan jarum sekitar 10-15 jarum selama kurang lebih 20 menit. Penusukan jarum umumnya berdasarkan apa yang saya rasakan, jarum
akan dimasukkan kira-kira pada kedalaman 0,5 cm di wajah dan 1-2 cm di daerah yang lapisan ototnya tebal misalnya perut dan paha. Disini dokter juga
kerap memutar jarum pada titik akupunktur hal tersebut tujuannya adalah agar simpul-simpul saraf sasaran dapat berfungsional. Tidak ada efek samping yang
berbahaya disini karena jarum yang digunakan hanyalah satu kali pakai.
Universitas Sumatera Utara
109 Gambar : 27
Tanda panah kain sarung.
Sumber : Safia Chairisa,2010.
4.4. Dilakukan Pemberian Obat.