Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

16

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada awalnya tahun 1950-an cara kerja akupunktur di tingkat sel belum diketahui, sehingga ini sering mendapat perlawanan dengan medis. Tetapi kemudian para peneliti menemukan jawabannya termasuk dokter di berbagai belahan dunia terus berupaya membuktikan akupunktur agar diterima kalangan ilmuan. Banyak sekali penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukan para ahli diantaranya adalah : Pertama, menurut Abdullah 1 dalam situs internet menuliskan bahwa sejak tahun 1963 ahli Biologi dari Universitas Pyong Yang Korea Utara yang bernama Prof. Kim Bong Han menjelaskan dan mendemostrasikan secara histologis dan elektrobiologis tentang meridian dan titik akupunktur. Hasil dari penelitiannya menyimpulkan bahwa titik akupunktur ternyata terletak di dalam benda-benda kecil korpuskuler dalam sel-sel di bawah kulit manusia yang di dalamnya terdapat DNA Deoxyibonecleaned Acid. DNA tersebut berfungsi sebagai metabolisme dalam tubuh dengan penusukan titik akupunktur. Untuk itu, dengan penusukan tersebut akan terjadi peningkatan kemampuan DNA dalam membangun sel-sel tubuh, sehingga metabolisme dalam tubuh berjalan normal seperti biasanya. Tentu hal ini selaras dengan prinsip akupunktur bahwa dengan merangsang titik akupunktur, maka energi Qi dalam tubuh akan bergerak dan meninggalkan keadaan homostatis dalam tubuh. 1 http:akupunkturaljauhar.wordpress.com20110105akupunktur-dulukini-dan-akan-datang Universitas Sumatera Utara 17 Kedua, menurut Epy Muhammad Luqman dalam situs internet menuliskan bahwa 2 di Indonesia pengobatan akupunktur mulai dapat divisualisasikan melalui pendekatan kedokteran oleh Dr. Kosnadi Saputra, Sp.AK pada tahun 1990. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan radio isotop dan alat SPECKT Single Proton Emission Computerizaed Tomograpy yang digunakan untuk melacak jalur meridian akupunktur. Ternyata penyuntikan dosis kecil teknesium perteknetat pada titik He Gu titik akupunktur yang berada di jalur meridian usus besar menyebabkan migrasi isotop. Migrasi ini tidak melalui jalur sistem pembuluh darah, pembuluh getah bening atau sistem saraf, tetapi merambat sepanjang meridian usus besar. Sedangkan penyutikan isotop di bukan titik akupunktur tidak menunjukan adanya migrasi isotop. Dari penelitian itu dan juga penelitian lainnya sekali pun, ditemukan bukti bahwa ada beberapa titik-titik akupunktur yang memiliki rangsangan tertentu bagi penyembuhan dan hanya sebagian letak titik demikian identik dengan yang ada dalam praktek akupunktur. Ketiga, studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University Of Michigan dengan menggunakan alat pemantau otak , membuktikan bahwa titik- titik yang sudah lama digunakan orang Cina adalah dengan mempengaruhi kemampuan jangka panjang otak untuk mengatur rasa sakit atau nyeri. Lebih dijelaskan lagi bahwa studi yang muncul dalam Journal Of NeorolImage itu pun menyebutkan bahwa teknik yang digunakan akupunktur selama ini ternyata dengan cara meningkatkan kemampuan Mu-Opoid Reseptor MOR pada bagian otak dan mengurangi sinyal sakit, yang terdapat spesifik pada kelenjar-kelenjar cingulated, insula, caudate, thalamus dan amygdale. Kemampuan Mo-Opuid 2 http:epyfkh.blog.unair.ac.id20110316pendahuluan-3 Universitas Sumatera Utara 18 Reseptor ini disebut juga kemampuan mengikat reseptor yang berguna untuk menurunkan rasa sakit. Disini para ahli melihat fakta yang sama pada pemakaian obat-obatan dalam dunia medis, dimana obat-obatan penghilang rasa sakit seperti morfin, codeine dan lainya ternyata juga bekerja dengan mengikat reseptor tersebut MOR pada bagian otak serta tulang belakang 3 . Lebih dijelaskan lagi menurut Richard E. Harris, PhD seorang peneliti dari Chronik Pain and Fatigue Reserch center kemampuan mengikat reseptor inilah yang menurunkan rasa sakit. Studi ini diikuti oleh 20 partisipan wanita yang didiagnosis memiliki penyakit fibromyalgia kronis kondisi kronis yang menyebabkan nyeri, kekakuan dan kepekaan dari otot-otot, tendon-tendon dan sendi-sendi. Selama studi tersebut berlangsung mereka tidak diberikan obat penghilang rasa sakit, tapi diberikan teknik akupunktur. Responden kemudian melakukan Scan Position Emission Tomografi PET pada otak mereka selama menjalankan akupunktur. Pemantauan otak pun terus dilakukan hingga mereka merasakan rasa sakitnya hilang. Dari sinilah peneliti menyimpulkan bahwa teknik akupunktur ternyata memiliki efek dan cara kerja yang mirip dengan penghilang rasa sakit. Menurut Gunawan Ismail 4 ahli akupunktur yang pernah kuliah tentang Biofisika di Institut Teknologi Bandung, mengatakan bahwa : “akupunktur sesungguhnya bekerja dengan memberi rangsangan pada saraf, dan ini tidak jauh dari neorologi dalam kedokteran. Dalam ilmu ini ditemukan, sebanyak 70 neoron dalam tubuh manusia selalu memiliki neorontransmiter lebih dari satu. Sebagaian besar neorotransmiter itu adalah molekul imunaktif atau molekul daya tahan tubuh. Itulah sebabnya ahli akupunktur selalu 3 http:lensaindonesia.comview.php?ID=31409 4 http:majalah.tempointeraktif.comidarsip20050613KSHmbm.20050613.KSH119043.id.html Universitas Sumatera Utara 19 menusukkan jarum pada titik pusat rasa sakit dengan tujuan merangsang daya tahan tubuh’’. Berdasarkan uraian di atas dari hasil penelitian ilmiah dijumpai kenyataan dari sekian ribu titik akupunktur yang berkembang dalam pengobatan tradisional sebagian kecil bisa dijelaskan secara ilmiah, sedangkan sebagian besar diberlakukan konsep mistis dan magis dalam tradisi akupunktur Cina. Tugas dokter disini adalah bagaimana mempelajari akupunktur dan mencari tringers poin yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Bahkan di Universitas Airlangga sudah ada desertasi menulis tentang ini Kusnadi Saputra. Dari penelitian ini dan juga lainya sekalipun, ditemukan bahwa ada titik-titik yang memiliki rangsangan tertentu bagi penyembuhan lebih dijelaskan lagi bahwa sebagian besar titik-titik akupunktur tidak terbukti melalui penelitian kedokteran modern. Jadi dalam penelitian kedokteran tidak identik sama dengan titik akupunktur tradisional 5 . Pengobatan ini sudah sejak tahun 1978 direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia World Healt Organization untuk memasukkan akupunktur ke dalam pelayanan kesehatan di samping pengobatan kedokteran konvensional. Rekomendasi WHO ini kemudian disambut dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1186 tahun 1996 yang menetapkan pengobatan akupunktur dapat dilakukan sebagai pelayanan formal di Rumah Sakit atau instansi pelayanan kesehatan di Indonesia. Pada tahun 1997, The National Institutes of Health Consensus Conference on Acupuncture di Amerika Serikat menyatakan bahwa terdapat bukti ilmiah dari manfaat akupunktur dalam berbagai situasi klinis, seperti nyeri gigi pasca operasi sampai mual yang berkaitan dengan 5 http:dokterdita.wordpress.com20100112selamat-datang-perhimpunan-dokter-spesialis- akupuntur-indonesia Universitas Sumatera Utara 20 kemoterapi. Akupunktur pun juga efektif sebagai modalitas penunjang untuk nyeri sendi dan otot, adiksi dan asma. Banyaknya manfaat dan bukti klinis ini pada tahun 2002 WHO mendukung negara anggotanya mengintegrasikan akupunktur ke dalam sistem kesehatan nasional 6 Pada beberapa Rumah Sakit di Indonesia seperti Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, dan Rumah Sakit Persahabatan Jakarta. Akupunktur medik mulai diterapkan sebagai terapi penunjang. Terapi ini juga dapat dilakukan atas permintaan pasien sendiri atau pun atas rujukan para dokter lainnya 7 . Tidak hanya itu saja. Saat ini beberapa Puskesmas di Indonesia juga memberikan layanan akupunktur medik. Salah satunya adalah Puskesmas di Surabaya yakni Puskesmas Banyu Urip yang terletak di Surabaya Selatan. Menurut data Kesehatan Dinkes Kota Surabaya, di Kota Pahlawan ini setidaknya telah terdapat 25 klinik dan 2 Puskesmas serta 35 akupunkturis yang memberikan pelayanan akupunktur. Mereka menyediakan berbagai layanan kesehatan yang diterapi dengan tusuk jarum. Mulai kecantikan, pelangsingan, hingga pengobatan berbagai penyakit 8 . Dari uraian di atas, selama ini masyarakat di kota Medan umumnya mengenal akupunktur dari Timur padahal negara-negara Barat telah memasukkan metode pengobatan akupunktur ke dalam ilmu kedokteran Barat dan disebutlah akupunktur medik. Dahulunya terapi akupunktur ini hanya dikenal dunia pengobatan Timur. Tetapi lama-kelamaan dunia kedokteran Barat yang merupakan barometer kedokteran konvensional kini mulai mengakui 6 http:dokterdita.wordpress.com20100112selamat-datang-perhimpunan-dokter-spesialis- akupuntur-indonesia 7 http:www.meillyssach.co.cc200912pengobatan-komplementer.html 8 http:www.mail-archive.comjoessuayahoogroups.commsg00022.html Universitas Sumatera Utara 21 keberadaannya. Kini, di samping akupunktur tradisional tetap eksis, metode akupunktur medik juga ikut ramai menolong penyakit manusia. Puskesmas Glugur Darat dan Klinik Medistra merupakan instansi kesehatan yang memberikan layanan akupunktur medik. Untuk itulah peneliti merasa tertarik untuk menggambarkan layanan pengobatan akupunktur medik di klinik akupunktur karena secara harfiah dapat dikatakan Antropologi adalah sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang manusia beserta kebudayaan.

1.2. Tinjauan Pustaka