Û
Keterangan: A = siswa yang memiliki kartu kuning B = siswa yang memiliki kartu merah
C = siswa yang memiliki kartu biru
Tahap tahap yang dijabarkan di atas memperlihatkan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe
ÜÝ Þ ß
Þ à á â
ã ä à Ý
Ex
åæßá â
ç
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertukar informasi dengan siswa lain.
Siswa diberikan
tanggung jawab
untuk menyelesaikan
tugas kelompoknya.
Pembelajaran seperti ini memberikan manfaat antara lain: motivasi belajar siswa lebih besar, pemahaman terhadap pembelajaran lebih
mendalam, penerimaan terhadap individu lebih besar, dll. Dengan demikian pembelajaran kooperatif dapat efektif digunakan di dalam kelas
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Pembelajaran Konvensional
Pendekatan pembelajaran konvensional yang di maksud adalah pendekatan secara klasikal, seperti yang biasa kita lihat sehari-hari di
setiap sekolah pada umumnya. Dalam pendekatan pembelajaran konvensional ini siswa diasumsikan memiliki minat dan kecepatan belajar
yang relatif sama. Proses pembelajaran konvensional ini lebih berpusat pada guru.
Beberapa ciri dalam pembelajaran konvensional, yaitu: 1. Tujuan tidak dijelaskan secara spesifik dalam bentuk kelakuan yang
dapat diamati dan diukur. 2. Bahan disajikan kepada kelompok, sebagai keseluruhan tanpa
memperhatikan individual murid 3. Bahan ajar biasanya dalam bentuk ceramah, tugas tulis dan media
lain menurut pertimbangan guru
è
4. Berorientasi pada kegiatan guru dengan mengutamakan proses belajar
5. Siswa umumnya bersifat pasif dalam pembelajaran 6. Keberhasilan dalam proses belajar dinilai secara subjektif oleh
pengajar Dalam pembelajaran konvensional biasanya guru menyampaikan
informasi mengenai bahan pelajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan, yang di kenal dengan istilah metode ceramah.
Pembelajaran ini cenderung membuat siswa pasif dalam belajar, karena komunikasi yang digunakan oleh guru dalam interaksinya dengan siswa
adalah komunikasi satu arah. Siswa hanya mendengarkan, mencatat dan sekali-kali bertanya mengenai hal-hal yang disampaikan oleh guru.
Beberapa karakteristik dalam pembelajaran konvensional antara lain menyandarkan kepada hafalan, pemilihan informasi ditentukan oleh guru,
cenderung pada satu bidang tertentu, memberikan sekumpulan informasi pada siswa tanpa menindak lanjuti apakah siswa tersebut paham atau
tidak. Proses pembelajaran dengan pendekatan konvensional pada umunya
sebagai berikut: 1 Siswa duduk, mencatat, mendengar dan menghafal
2 Sumber informasi hanya dari guru. 3 Siswa tidak dituntut untuk menemukan konsep.
4 Metode yang digunakan guru adalah metode ceramah. 5 Suasana kelas membosankan.
6 Keaktifan siswa kurang, karena guru lebih aktif. 7 Materi pembelajaran banyak dan berat.
8 Banyak waktu yang terbuang.
é ê
Berdasarkan uraian diatas, pendekatan konvensioanal merupakan pembelajaran denagn cara penyampaian pembelajaran yang dilakukan
guru dengan lisan secara langsung terhadap siswa. Oleh karena itu, kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran konvensioanal dapat dijadikan sebagai kelompok kontrol, dalam penelitian yang menggunakan metode eksperimen, yaitu satu kelas
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
ëìíî íïðñ ò ó ïì
Ex
ôõ î ðñ
ö
RTE sementara kelas yang lain diberikan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran konvensional.
÷ øù ú û
2.2
Perbandingan Kelompok Belajar Kooperatif tipe
ë ìíî íïðñ ò ó ïì
üý ô õ
îðñ ö
RTE dengan Kelompok Belajar Konvensional.
Pembelajaran kooperatif tipe RTE Pembelajaran konvensional
Guru hanya sebagai fasilitator Pembelajaran berpusat pada guru
Guru lebih bekerja ekstra dalam penyusunan penyampaian materi
Guru menyampaikan materi sesuai buku paket
Guru memberikan contoh langsung yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari Guru langsung memberikan materi
pelajaran
Siswa cenderung lebih aktif dalam pembelajaran
Siswa cenderung lebih pasif dalam pemebelajaran
Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu, dan saling
memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif
Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau
menggantungkan diri pada kelompok
þ ÿ
Guru memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok
belajar Guru sering tidak memperhatikan
proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar
yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh M. Husni Thamrin dengan judul Implementasi
Ex dalam Upaya Mengaktifkan Siswa pada Pembelajaran Kebudayaan
Islam. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sridadi Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi. Penelitian ini diterapkan pada mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa Ex
dapat mengaktifkan siswa dalam rangkaian kegiatan belajar mengajar
Penelitian yang relevan yang lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Ubay Nurbaeti dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Penelitian ini dilakukan di MTs Al- Muawanah Tangerang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe berpengaruh terhadap hasil
belajar matematika siswa.
C. Kerangka Berpikir
Pada umumnya siswa dituntut untuk dapat berpikir kritis dan mampu memecahkan semua permasalahan dalam belajar matematika. Siswa yang
memiliki pemikiran yang kreatif akan lebih menyukai suatu tantangan atau masalah dalam proses belajarnya. Tapi tidak sedikit pula siswa yang tidak
menyukai tantangan sehingga dalam proses belajar mereka sering menemukan kesulitan dalam memahami setiap persoalan.