Permasalahan Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Program PHBS

5 Salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat adalah dengan strategi pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud adalah sesuai dengan visi PHBS 2010 dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan 2004 bahwa pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah pendekatan melalui individu, keluarga dan kelompok-kelompok dalam masyarakat melalui pengorganisasian dan penggerakan masyarakat. Oleh karena itu dalam kegiatan PHBS ini perlu dikembangkan konsep pemberdayaan masyarakat, dimana dalam pengimplemetasiannya harus sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pemberdayaan masyarakat dalam suatu strategi promosi kesehatan untuk peningkatan PHBS tersebut sesuai dengan kondisi serta karakteristik masyarakat desa pantai, maka penting dilakukan penelitian tentang “ strategi pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan PHBS masyarakat pantai di wilayah Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu strategi promosi kesehatan dalam peningkatan PHBS masyarakat pantai di wilayah kerja puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang tahun 2009. 6

1.3. Tujuan Penelitian

Program PHBS telah dilakukan oleh petugas puskesmas melalui kegiatan penyuluhan, namun belum mampu meningkatkan PHBS masyarakat, maka yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini untuk membuat strategi pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu strategi promosi kesehatan dalam peningkatan PHBS masyarakat pantai daerah Paluh Merbau di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang. 1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Departemen Kesehatan

Sebagai masukan bagi pengelola program promosi kesehatan dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan PHBS di masa yang akan datang.

1.4.2. Bagi Puskesmas Tanjung Rejo

Sebagai masukan untuk pelaksanaan dan pengembangan strategi pemberdayaan masyarakat dalam program promosi kesehatan sebagai upaya meningkatkan PHBS masyarakat desa pantai di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang.

1.4.3. Bagi Mahasiswa

Sebagai referensi ilmiah dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan strategi pemberdayaan masyarakat melalui program promosi kesehatan dalam peningkatan PHBS masyarakat desa pantai. 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Program PHBS

Upaya untuk pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan program PHBS sangat ditentukan peran dari tenaga kesehatan, karena peran tenaga kesehatan sangat pending dalam merubah perilaku masyarakat menuju hidup bersih dan sehat Program promosi PHBS atau promosi higiene merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit menular yang lain melaui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat luas. Program ini dimulai dengan apa yang diketahui, diinginkan dan dilakukan masyarakat setempat dan mengembangkan program berdasarkan informasi tersebut Curtis V dkk, 1997; UNICEF dan WHO. Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional oleh individu dan kelompok yang mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap kesehatan masyarakat serta memahami tentang lingkungan dan mampu melaksanakan komunikasi, edukasi dan menyampaikan informasi secara tepat dan benar yang sekarang disebut dengan promosi kesehatan. Tenaga kesehatan masyarakat diharapkan mampu mengambil bagian dalam promosi PHBS sehingga dapat melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup berdasarkan PHBS. Tenaga kesehatan masyarakat telah mempunyai bekal yang cukup untuk dikembangkan dan pada waktunya disumbangkan kepada masyarakat dimana mereka bekerja. Dalam 7 8 mewujudkan PHBS secara terencana, tepat berdasarkan situasi daerah maka diperlukan pemahaman dan tahapan sebagai berikut : a. Memperkenalkan kepada masyarakat gagasan dan teknik perilaku Program promosi hygiene PHBS, yang merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit diare melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat secara meluas. Program ini dimulai dari apa yang diketahui, diinginkan, dan dilakukan masyarakat. Perencanaan suatu program promosi hygiene untuk masyarakat dilakukan berdasarkan jawaban atau pertanyaan diatas atau bekerjasama dengan pihak yang terlibat, untuk itu diperlukan pesan-pesan sederhana, positif, menarik yang dirancang untuk dikomunikasikan lewat sarana lokal seperti poster, leaflet. b. Mengidentifikasikan perubahan perilaku masyarakat, dalam tahap ini akan dilakukan identifikasi perilaku beresiko melalui pengamatan terstruktur. Sehingga dapat ditentukan cara pendekatan baru terhadap perbaikan hygiene sehingga diharapkan anak-anak terhindar dari lingkungan yang terkontaminasi. c. Memotivasi perubahan perilaku masyarakat, langkah-langkah untuk memotivikasi orang untuk mengadopsi perilaku hygiene termasuk 1 memilih beberapa perubahan perilaku yang diharapkan dapat diterapkan, 2 mencari tahu apa yang dirasakan oleh kelompok sasaran mengenai perilaku tersebut melalui diskusi terfokus, wawancara dan melalui uji coba perilaku, 3 membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau melakukan perubahan perilaku, 4 menciptakan sebuah pesan sederhana, positif, menarik berdasarkan apa yang disukai kelompok sasaran, 5 merancang paket komunikasi, pada tahap ini telah dapat menentukan 9 perubahan perilaku dan menempatkan pesan dengan tepat dengan memadukan semua informasi yang telah dikumpulkan. Sasaran PHBS tidak hanya terbatas tentang hygiene, namun harus lebih komprehensif dan luas, mencakup perubahan lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan sosial-budaya masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang berwawasan kesehatan dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan fisik seperti sanitasi dan higiene perorangan, keluarga dan masyarakat, tersedianya air bersih, lingkungan perumahan, fasilitas mandi, cuci dan kakus MCK dan pembuangan sampah serta limbah. Lingkungan biologi adalah flora dan fauna. Lingkungan sosial-budaya seperti pengetahuan, sikap perilaku dan budaya setempat yang berhubungan dengan PHBS. Perubahan terhadap lingkungan memerlukan intervensi dari tenaga kesehatan terutama tenaga kesehatan masyarakat yang mempunyai kompetensi sehingga terciptanya lingkungan yang kondusif. Metode yang dapat digunakan dalam memberdayakan masyarakat dalam program PHBS dapat dilakukan dengan mengacu kepada skema berikut : 10 Kualifikasi Peserta: Mewakili semua kelompok masyarakat pendidikan, jenis kelamin, umur, pekerjaan sampingan, dan beberapa tokoh masyarakat yang dianggap mewakili Persiapan : 1. Pemberitahuan kegiatan kepada pemerintah setempat 2. Menentukan tempat pertemuan Observasi lapangan : 1. Wawancara dengan petani yang ditemui di lapangan 2. Catat semua data dan informasi yang diperoleh Waktu dan tempat: Waktu senggang bagi masyarakat, tempat mudah dijangkau, konsentrasi tinggal masyarakat Pembukaan Pertemuan: 1. Pemandu menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan 2. Pemandu memilih petandu yang akan memimpin diskusi secara demokratis Pelaksanaan Pertemuan : 1. Inventarisasi masalah yang dihadapi masyarakat 2. Bahas usaha pemecahan masalah yang ditekankan pada penggalian potensi masyarakat untuk memecahkannya Susun skala 3. prioritas pemecahan masalah Petandu yang baik : Rendah hati, meng-hargai peserta diskusi, terbuka, kreatif, tidak menggurui,akrab, santai,dan tidak me-mihak Penutupan Pertemuan: 1. Ditutup oleh pemandu dengan ucapan terima kasih 2. Mencoba menelusurkan temuan tetapi tidak menjanjikan bantuan Skala Prioritas: Semua masalah yang dihadapi masyarakat segera diatasi terutama yang sesuai dengan potensi masyarakat Penyelesaian : 1. Mengklasifikasi kebutuhan ke dalam bentuk fisik maupun kebutuhan pelatihan 2. Mengkoordinasi tindak lanjut dari hasil pertemuan Sumber: Curtis V dkk, 1997 Gambar 2.1. Metode Pemberdayaan Masyarakat 11

2.2. Pemberdayaan Masyarakat