Puskesmas Promosi Kesehatan Ir. Indra Chahaya, MSi

21 lingkungan. Perilaku dan gaya hidup dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu predisposing factors, reinforcing factors, dan enabling factors. Ketiga faktor tersebut dipengaruhi oleh pendidikan kesehatan dan kebijaksanaan, peraturan dan organisasi. Semua faktor-faktor tersebut merupakan ruang lingkup dalam pelaksanaan suatu promosi kesehatan.

2.4. Puskesmas

Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu Azwar, 1996. Berdasarkan Kepmenkes No. 128 2004, Puskesmas merupakan unit pelaksana tehnis dinas kesehatan kabupatenkota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan di satu atau sebagian wilayah kecamatan. Puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan masyarakat dalam mengembangkan dan menjalankan pelaksanaan memerlukan dukungan berbagai pihak terutama pengambil keputusan yang terkait dalam program ini seperti DPRD, Bupati, Lembaga Swadaya Masyarakat, PKK, BKKBN, dan instansi lainnya.

2.5. Promosi Kesehatan

Committee on Health Education and Promotion Terminology yang dikutip oleh Mc.Kenzie 2007 mendefinisikan promosi kesehatan sebagai kombinasi 22 terencana apapun dari mekanisme pendidikan, politik, lingkungan, peraturan, maupun mekanisme organisasi yang mendukung tindakan dan kondisi kehidupan yang kondusif untuk kesehatan individu, kelompok dan masyarakat. Pada Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah upayauntuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Dalam melakukan promosi kesehatan tidak terlepas dari perilaku. Perilaku tidak hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga sistem ekonomi. Sistem nilai dan norma merupakan rambu-rambu bagi seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sistem nilai dan norma ”dibuat” oleh masyarakat untuk dianut oleh individu-individu anggota masyarakat tersebut. Namun demikian sistem nilai dan norma, sebagai sistem sosial, adalah sesuatu yang dinamis. Artinya, sistem nilai dan norma suatu masyarakat akan berubah mengikuti perubahan-perubahan lingkungan dari masyarakat yang bersangkutan Depkes RI, 2006. Hasil Konferensi Internasional ke-4 tentang Promosi kesehatan, yang dikutip oleh Liliweri 2007, menyatakan bahwa prioritas promosi kesehatah dalam abad 21 adalah: 1. Mempromosikan tanggung jawab sosial bagi kesehatan; 2. Meningkatkan modal untuk pengembangan kesehatan; 3. Konsolidasi dan perluasan kemitraan untuk kesehatan; 4. Meningkatkan kapasitas komonitas 23 memperkuat individu dan; 5. Melindungi keamanan infrastruktur promosi kesehatan. Promosi kesehatan diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna komprehensif, khususnya dalam menciptakan perilaku baru. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan, yaitu 1 gerakan pemberdayaan, 2 bina suasana, 3 advokasi, yang diperkuat oleh kemitraan serta metode sarana komunikasi yang tepat Depkes RI, 2006. Mengacu kepada konteks penelitian ini tentang pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan PHBS masyarakat, maka uraian tentang strategi promosi kesehatan difokuskan kepada pemberdayaan masyarakat.

2.6. Masyarakat Pantai