Latar Belakang Ir. Indra Chahaya, MSi

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Visi pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 yang dituangkan dalam rencana pembangunan kesehatan tahun 2005-2009 adalah mencapai kondisi yang sehat dan merata kepada setiap lapisan masyarakat haruslah tercipta kondisi yang saling mendukung antara masyarakat dan pemerintah. Sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan tersebut telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan dengan kegiatan operasional antara lain dalam bentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS Depkes RI, 2005. Penelitian yang dilakukan oleh Darubekti 2001 tentang Perilaku Kesehatan Masyarakat Desa Talang Pauh, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Utara menyimpulkan bahwa kurangnya perilaku kesehatan masyarakat di desa Talang Pauh akibat kurangnya pengetahuan, alasan ekonomi dan tidak adanya waktu, sehingga sikap yang sudah positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud. Selanjutnya penelitian Sinaga, dkk 2004 tentang Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : Studi Kasus Kabupaten Bantul 2003 menyatakan bahwa rendahnya cakupan PHBS di Kabupaten Bantul di sebabkan oleh kurangmya pemberdayaan masyarakat, minimnya alokasi anggaran untuk PHBS, rendahnya peran puskesmas dalam mensosialisasikan PHBS kepada masyarakat serta minimnya dukungan dari lintas sektoral terhadap program PHBS. 1 2 Hasil kegiatan program PHBS yang diukur melalui 10 indikator berdasarkan Survei Kesehatan Nasional 2004 menunjukkan bahwa pencapaian PHBS secara nasional masih jauh dari target minimal 65 pada tahun 2010. Secara rinci berdasarkan indikator PHBS yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 64, masyarakat yang mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan 19, ketersediaan air bersih 81, ketersediaan jamban sehat 49, kesesuaian lantai rumah dengan jumlah penghuni 35, lantai rumah bukan tanah 35, tidak merokok di dalam rumah 36, melakukan aktivitas fisik setiap hari 18 dan makan buah dan sayur setiap hari 16. Berdasarkan Surkesda Kabupaten Deli Serdang 2007 diketahui jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 93, tidak merokok dalam ruangan 9,65, melakukan aktivitas fisik setiap hari 29,16, makan buah dan sayuran setiap hari 11,15, ketersediaan jamban sehat 52,7, ketersediaan air bersih 56,44, lantai rumah bukan tanah 7,0. Untuk mengatasi masalah tersebut Departemen Kesehatan RI membuat suatu program promosi kesehatan dan telah ditetapkan sebagai salah satu program unggulan. Depkes RI, 2006 mengemukakan bahwa promosi kesehatan bertujuan untuk 1 peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk hidup sehat, dan 2 pengembangan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat dan untuk itu diperlukan peningkatan upaya promosi kesehatan. Upaya promosi kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pemberdayaan masyarakat yaitu melalui proses pembelajaran dari, oleh dan bersama masyarakat, sesuai dengan lingkungan sosial budaya setempat, agar 3 masyarakat dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan. Upaya promosi kesehatan diharapkan dapat mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat yang menjadi pilar pembangunan kesehatan Depkes RI, 1999. Demikian juga dengan pelaksanaan program PHBS di Kabupaten Deli Serdang telah dilakukan melalui program dinas kesehatan maupun puskesmas. Namun hasil kegiatan menunjukkan bahwa PHBS di kawasan ini belum mencapai target. Menurut Profil Kesehatan Kab. Deli Serdang 2007, salah satu kecamatan di Kabupaten Deli Serdang yang mempunyai cakupan PHBS rendah adalah Kecamatan Percut Sei Tuan yakni di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rejo, yaitu 38 dari 210 rumahtangga yang dipantau. Hal lain yang memperburuk masalah PHBS ini adalah dengan ditemukannya angka persentase rumah sehat hanya 64,47 dari 1.520 rumah tangga yang diperiksa. Ketiadaan sumber air bersih yang memakai ledeng dimana 64,34 masyarakatnya kebanyakan menggunakan sumur gali langsung ketimbang sumur pompa, jumlah rumahtangga yang memiliki jamban 75 , yang menggunakan tempat sampah sehat 69,96 , pengelolaan air limbah sehat 55,67 . Dari 2518 bayi di wilayah kerja Puskesmas ini hanya 13,07 yang mendapat ASI Eksklusif Profil Kesehatan Kab. Deli Serdang 2007. Puskesmas Tanjung Rejo yang merupakan salah satu unit pelaksana kesehatan di Kecamatan Percut Sei Tuan memiliki luas wilayah mencakup 9 desa dari 20 desa yang ada di Kecamatan Percut Sei Tuan. Hasil survei pendahuluan dengan pemegang program promosi kesehatan yang ada di puskesmas mengatakan bahwa Tanjung Rejo 4 merupakan desa binaan Puskesmas karena sampai saat ini masih banyak masalah kesehatan yang belum teratasi, salah satu masalah yang menonjol adalah perilaku hidup bersih dan sehat yang rendah 20, terutama di 3 dusun yaitu dusun XI, XII, dan XIII yang terletak di daerah pantai yang dikenal dengan daerah Paluh Merbau Profil Puskesmas Tanjung Rejo, 2007. Rendahnya pencapai program PHBS ini di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rejo, terkait dengan kondisi geografis ketiga dusun tersebut berada pada daerah pantai yang merupakan sebuah dataran pantai yang dikelilingi oleh laut sehingga terpisah dari dusun-dusun lain yang berada di desa Tanjung Rejo. Dari hasil pengamatan penulis daerah ini memang sulit dijangkau, satu-satunya jalan penghubung untuk keluar dan masuk dusun tersebut adalah sebuah jembatan yang dibangun oleh masyarakat secara swadaya dan konstruksinya hanya terbuat dari kayu sehingga hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki dan pengendara sepeda motor. Kondisi ini mengakibatkan sulitnya petugas kesehatan melakukan pelayanan sehingga masyarakat kurang mendapatkan pelayanan kesehatan, disamping itu masyarakat memang masih memiliki kesadaran yang rendah untuk berperilaku hidup sehat Profil Puskesmas Tanjung Rejo, 2007. Upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas dalam meningkatkan pelaksanaan program PHBS antara lain melalui penyuluhan kesehatan mengacu kepada indikator program PHBS. Namun upaya tersebut ternyata belum mampu meningkatkan program PHBS di Kabupaten Deli Serdang, karena kurangnya partisipasi masyarakat. 5 Salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat adalah dengan strategi pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud adalah sesuai dengan visi PHBS 2010 dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan 2004 bahwa pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah pendekatan melalui individu, keluarga dan kelompok-kelompok dalam masyarakat melalui pengorganisasian dan penggerakan masyarakat. Oleh karena itu dalam kegiatan PHBS ini perlu dikembangkan konsep pemberdayaan masyarakat, dimana dalam pengimplemetasiannya harus sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pemberdayaan masyarakat dalam suatu strategi promosi kesehatan untuk peningkatan PHBS tersebut sesuai dengan kondisi serta karakteristik masyarakat desa pantai, maka penting dilakukan penelitian tentang “ strategi pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan PHBS masyarakat pantai di wilayah Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009.

1.2. Permasalahan