46
sekolah para santri juga mempelajarinya setelah sholat subuh dan setelah sholat maghrib.
Selain sekolah formal, para santri juga mendapatkan pendidikan non formal, penghafalan kitab suci Al-
Qur‟an, muhadoroh pelatihan pidato.
B. Pembahasan Hasil Temuan
Pelaksanaan manajemen keuangan di Pondok Pesantren Al-Kholidin pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan manaejemen keuangan
pada lembaga keuangan lain sebagaimana yang sesuai dengan teori-teori yang ada yang telah dirumuskan, yaitu mulai dari perencanaan keuangan, pelaksanaan
keuangan, evaluasi dan pertanggungjawban keuangan. Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan
kegiatan Pondok Pesantren Al-Kholidin dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai
pelaksanaan program Pondok Pesantren Al-Kholidin secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan Pondok Pesantren Al-Kholidin adalah:
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan pondok pesantren
Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan pondok pesantren Meminimalkan penyalahgunaan anggaran pondok pesantren
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas pimpinan pondok pesantren dan kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana,
menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan
pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
1. Perencanaan Keuangan Pondok Pesantren Al-Kholidin
Perencanaan sebagai kegiatan yang sistematis, berarti perencanaan meliputi beberapa tahapan kegiatan. Kegiatan yang satu menjadi landasan
tahapan berikutnya. Tahapan kegiatan tersebut dapat dijadikan panduan
47
sehingga penyimpangan dapat segera diketahui dan diatasi. Sedangkan tujuan perencanaan itu sendiri arahnya agar kegiatan yang dilaksanakan tidak
menyimpang dari arah yang ditentukan. Pengelolaan keuangan Pondok Pesantren Al-Kholidin bersifat
centralistik yaitu pengelolaan keuangan Pesantren dikelola secara menyeluruh oleh Kiayi Pondok Pesantren Al-Kholidin dan bidang keuangan, sehingga
dalam pengelolaannya Pondok Pesantren Al-Kholidin bersifat terpusat centralistik. Dalam perencanaan keuangan Pondok Pesantren Al-Kholidin
perlu memperhatikan berbagai hal melalui data dan informasi yang dikumpulkan kemudian data dan informasi tersebut dikaji yang pada akhirnya
nanti disusun sebagai bahan masukan dalam penyusunan RAPBS. Proses perencanaan keuangan di Pondok Pesantren Al-Kholidin
dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing berikut jajarannya, walaupun pada prosesnya diikuti, diawasi dan disahkan oleh Kiayi Pondok Pesantren
Al-Kholidin. Segala kegiatan di Pondok Pesantren Al-Kholidin tidak terlepas satu sama lainnya, misalnya seperti kegiatan belajar mengajar disekolah, itu
juga tidak terlepas dari rangkaian kegiatan pondok yang lainnya, seperti kegiatan di asrama, di masjid, di lapangan, dan kebutuhan di dapur umum dan
lain-lainnya, sehingga keadaan ini jadi sangat mempengaruhi proses perencanaan keuangan yang mana pada pelaksanaan perencanaan keuangan
untuk Pondok Pesantren dilakukan bersama dengan perencanaan keuangan di sekolahmadrasah.
Dalam kegiatan perencanaan keuangan di Pondok Pesantren Al- Kholidin melakukan tiga kegiatan yaitu:
a. Perumusan tujuan. Perumusan tujuan yang ingin dicapai dibuat
berdasarkan visi dan misi pendidikan di Pondok Pesantren Al-Kholidin. Adapun visi Pondok Pesantren Al-Kholidin Mempersiapkan santri yang
berakhlakul karima, bertauhid, dan hidup dengan Qur‟ani”. Misi Pondok Pesantren Al-Kholidin
Menanamkan dan meningkatkan disiplin santri untuk melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehar-hari,
Menanamkan jiwa keikhlasan, kesederhanaan, ukhuwah diniyah,
48
kemandirian dan
kebebasan dalam
kehidupan sehari
– hari, Menyelenggarakan pendidikan formal dengan Kurikulum Pesantren yang
disesuaikan dengan Pendidikan Nasional. b.
Memilih program. Dalam memilih program yang akan dilakukan dalam setahun kedepan berpedoman pada tujuan yang ingin dicapai dengan
memperhatikan perkiraan besarnya sumber dana yang dapat diperoleh dan
sumber daya lainnya, serta sumber daya manusia yang ada.
c. Identifikasi dan pengerahan sumber daya yang ada. Identifikasi dilakukan
dengan cara mengumpulkan data dan informasi dari berbagai pihak, yang kemudian diidentifikasi oleh Kiayi dan Kepala Sekolah. Data dan
informasi ini berupa sumber daya manusia, sarana maupun dana atau
biaya.
Perencanaan keuangan pada dasarnya dilakukan setahun sekali, yaitu setiap akhir tahun ajaran setelah semua laporan diterima dan dibahas dalam
rapat akhir tahun, akan tetapi dalam prosesnya ada perencanaan setiap bulan dan setiap akhir semester, hal ini karena keuangan di Pondok Pesantren Al-
Kholidin tidak stabil dan berjalan lancar pada kenyataannya, hal ini dikarenakan Pondok Pesantren Al-kholidin tidak memiliki donator tetap.
Dalam proses perencanaan keuangan yang utama dilakukan adalah mengidentifikasi sumber pemasukan keuangan bagi Pondok Pesantren Al-
Kholidin, diantaranya : 1.
Sumbangan Pendidikan dari Masyarakat a.
SPP b.
Uang Bangunan c.
Uang Akhir Tahun 2.
Bantuan Dari Pemerintah a.
BOS b.
Uang Penyelenggaraan USUN 3.
Donatur
49
Pelaksanaan manajemen pembiayaan mempunyai dua jenis kegiatan penerimaan dan pengeluaran.
a. Penerimaan
Penerimaan yang diterima oleh Pondok Pesantren Al-Kholidin berasal dari pendapatan rutin dan non rutin. Pendapatan rutin berasal dari pembayaran
siswa SPP, uang kegiatan selama 1 tahun dan lain-lain yang digunakan untuk membiayai semua kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan pendapatan
non rutin berasal dari bantuan pemerintah. Pendapatan non rutin ini bersifat incidental yakni dana yang sewaktu-waktu dikeluarkan apabila
diterima. b.
Pengeluaran Pelaksanaan pengeluaran di Pondok Pesantren Al-Kholidin meliputi
pengeluaran rutin dan pengeluaran non rutin. Pengeluaran rutin meliputi biaya pengeluaran rutin yang setiap bulan dikeluarkan. Pengeluaran non
rutin meliputi biaya pengeluaran yang tidak dikeluarkan setiap bulan. Pengeluaran non rutin ini dilaksanakan jika ada kebutuhan mendadak atau
kebutuhan yang dilaksanakan setiap tahun sekali dan juga kebutuhan yang sebelumnya direncanakan pada RAPBS. Dalam sistem pengeluaran dana
di Pondok Pesantren Al-Kholidin proses pengajuan dana sampai pada pencairan dana harus melalui proses yang cukup panjang dikarenakan
harus mendapatkan persetujuan dari berbagai pihak yang bersangkutan sehingga dalam proses pendanaan pada program kegiatan yang
memerlukan bantuan dana menjadi tertunda. Penunjang keberhasilan dalam pelaksanaan program kegiatan salah satunya adanya pendanaan
guna membiayai pelaksanaan program kegiatan.
50
Berikut pendapatan Pondok Pesantren Al-Kholidin lima tahun terakhir.
Tabel 4.6 Rekapitulasi Pendapatan Pondok Pesantren Al-Kholidin
Tahun Masyarakat
Pemerintah Donatur
20072008 SMP
Rp. 98.000.000 Rp. 62.983.000
- SMA
Rp. 133.400.000 Rp. 7.800.000
- Diniyah
Rp. 51.650.000 -
-
Jumlah Rp. 283.050.000
Rp. 70.783.000 -
20082009 SMP
Rp. 123.600.000 Rp. 41.772.000
- SMA
Rp. 120.500.000 Rp. 23.304.000
- Diniyah
Rp. 51.650.000 -
-
Jumlah Rp. 295.750.000 Rp. 65.076.000
- 20092010
SMP Rp. 130.000.000
Rp. 55.000.000 -
SMA Rp. 154.100.000
Rp. 21.380.000 -
Diniyah Rp. 53.750.000
- -
Jumlah Rp. 337.850.000 Rp. 76.380.000
20102011 SMP
Rp. 170.700.000 Rp. 66.035.000
- SMA
Rp. 174.810.000 Rp. 23.252.000
- Diniyah
Rp. 58.500.000 -
-
Jumlah Rp. 404.010.000 Rp. 89.855.500
- 20112012
SMP Rp. 161.000.000
Rp. 53.300.000 -
SMA Rp. 175.850.000
Rp. 18.720.000 -
Diniyah Rp. 60.000.000
- -
Jumlah Rp. 396.850.000
Rp. 72.020.000 -
Tabel diatas menunjukan turun naiknya pendapatan keuangan Pondok
Pesantren Al-Kholidin.
Turunnya pendapatan
dikarenakan berkurangnya santri yang ada di Pondok Pesantren Al-Kholidin lihat tabel
4.5. kenaikan pendapatan Pondok Pesantren Al-Kholidin dikarenakan beberapa tahun terakhir terjadi kenaikan uang SPP.
51
2. Pelaksanaan Keuangan di Pondok Pesantren Al-Kholidin