Sistem dan Prosedur Pengawasan Keuangan Pondok

54 Gambar 4.2 Sistem Pelaporan Keuangan Pondok Pesantren Al-Kholidin Gambar diatas merupakan siklus pengawasan keuangan di Pondok Pesantren Al-Kholidin. Koordinator-koordinator keuangan Pondok Pesantren Al-Kholidin membuat laporan pertanggungjawaban yang sudah disetujui oleh bendahara. Bendahara membuat laporan pertanggungjawaban keuangan yang disetujui oleh kepala sekolah yang kemudian akan diberikan kepada Kiayi Pondok Pesantren Al-Kholidin dan pemerintah.

4. Sistem dan Prosedur Pengawasan Keuangan Pondok

Pesantren Al-Kholidin Dalam evaluasi Manajemen Keuangan Pesantren, pengawasan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan dalam manajemen keuangan Pesantren. Pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kewenangan. Kiayi Pondok Pesantren perlu melakukan Pemerintah Pimpinan Pondok Pesantren Al-Kholidin Kepala Sekolah SMP, SMA, dan Diniyah Bendahara Koordinator Keuangan SMP Koordinator Keuangan SMA Koordinator Keuangan Diniyah Ar u s Peng a w a sa n K eu a n g a n P o n d o k Pes a n tr en Al -K h o li d in 55 pengendalian pengeluaran yang selaras dengan anggaran belanja yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan evaluasi keuangan Pondok Pesantren tidak melalui kepala sekolah SMPSMADiniyah Al-Kholidin karena proses keuangan langsung terpusat pada kiayi. Kepala sekolah hanya bertugas mengkoordinir kegiatan di Pondok Pesantren Al-Kholidin, sedangkan keuangan dikelola langsung oleh Kiayi Pondok Pesantren Al-Kholidin serta pihak-pihak yang terlibat. Evaluasi ini diketahui ketika terjadi transaksi pengeluaran dan penerimaan Pondok Pesantren Al-Kholidin melalui kwitansi berita acara berdasarkan pengawasan dari beberapa pihak Pondok Pesantren. Dalam pelaksanaan pengawasan keuangan dapat melakukan pengawasan keuangan di Pondok Pesantren Al-Kholidin pada setiap uang penerimaan dan pengeluaran madrasah. Dimasukkan kedalam berita acara yang ditandatangani oleh pengawas keuangan, bendahara, dan pihak penerima keuangan. Fungsi dari kwitansi berita acara dimaksudkan untuk mengetahui berapa pengeluaran dan penerimaan keuangan Pondok Pesantren Al- Kholidin. Dengan begitu pertanggungjawaban akan mendapat persetujuan dan diawasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Pengawasan di Pondok Pesantren Al-Kholidin dilakukan dalam beberapa jenis, yaitu: a. Berdasarkan subyeknya, meliputi: 1 Pengawasan intern, yaitu pengawasan terhadap semua unit dan bidang kegiatan yang ada di dalam organisasi. Pengawasan ini dilakukan oleh Kiyai Pondok Pesantren Al-Kholidin. 2 Pengawasan ekstern, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparatur pengawasan dari luar organisasi yang mempunyai wewenang mengawasi. Untuk pengawasan ekstern dilakukan oleh pemerintah b. Berdasarkan waktunya, meliputi: 1 Pengawasan terus menerus, yaitu pengawasan yang tidak tergantung pada waktu tertentu, lebih merupakan kegiatan pengawasan rutin. 56 Pengawasan rutin dilakukan oleh bendahara terhadap koordinator masing-masing setiap unitnya. 2 Pengawasan berkala, yaitu pengawasan yang dilakukan setiap jangka waktu tertentu, berdasarkan rencana yang ditujukan terhadap masalah umum. Dalam Pondok Pesantren Al-Kholidin dilakukan pengawasan berkala mingguan, bulanan, dan tahunan oleh Kiayi Pondok Pesantren Al-Kholidin. 3 Pengawasan insidental, yaitu pengawasan yang dilaksanakan secara mendadak di luar rencana kerja rutin atau berdasarkan keperluan. Pengawasan ini dilakukan sewaktu-waktu oleh Yayasan Pondok Pesantren Al-Kholidin. 57 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian terhadap Manajemen Keuangan Pondok Pesantren Al-Kholidin yang telah penulis lakukan maka didapat hasil sebagaimana yang akan dijelaskan berikut : 1. Perencanaan keuangan Pondok Pesantren Al-Kholidin sama seperti perencanaan keuangan sekolah pada umumnya. Proses perencanaan keuangan di Pondok Pesantren Al-Kholidin dilakukan oleh kepala sekolah masing- masing berikut jajarannya, walaupun pada prosesnya diikuti, diawasi dan disahkan oleh Kiayi Pondok Pesantren Al-Kholidin. Segala kegiatan di Pondok Pesantren Al-Kholidin tidak terlepas satu sama lainnya, misalnya seperti kegiatan belajar mengajar disekolah, itu juga tidak terlepas dari rangkaian kegiatan pondok yang lainnya, seperti kegiatan di asrama, di masjid, di lapangan, dan kebutuhan di dapur umum dan lain-lainnya, sehingga keadaan ini jadi sangat mempengaruhi proses perencanaan keuangan yang mana pada pelaksanaan perencanaan keuangan untuk Pondok Pesantren dilakukan bersama dengan perencanaan keuangan di sekolahmadrasah.