27
Sisdiknan Pasal 55 ayat 3 yang berbunyi, Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara, masyarakat,
Pemerintah, pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengangaran keuangan adalah menerapkan prinsip anggaran berimbang, artinya antara pendapatan dan dan
pengeluaran harus berimbang dan diupayakan tidak terjadi aggaran pendapatan minus.
19
b. Prosedur Akuntansi keuangan
Kata akuntansi berasal dari kata bahasa inggris to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi sangat erat
kaitannya dengan informasi keuangan.
20
Menurut Indra Bastian dalam bukunya akuntansi pendidikan tahun 2006 definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari
sudut pandang pemakai jasa akuntansi dan dari proses kegiatannya. Definisi dari sudut pandang pemakainya adalah suatu disiplin ilmu yang menyediakan
informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efesien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Definisi dari sudut pandang
proses kegiatan adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaoporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi.
Sebuah organisasi tentunya membutuhkan pengelola keuangan untuk memastikan tertopangnya kegiatan operasional dari aspek pendanaan, Tidak
terkecuali Pesantren. Di setiap Pesantren memerlukan dana yang cukup untuk menjalankan sejumlah program kegiatan dalam periode tertentu. Seperti halnya
organisasi-organisasi umum lainnya, dana yang dimiliki Pesantren harus diatur dan dicatat sedemikian rupa agar jelas arus masuk dan keluarnya, termasuk
ketepatan penggunaannya. Pencatatan dan pengelolaan dana yang baik menjadi kegiatan yang penting sebagai wujud pertanggungjawaban Pesantren. Pada
19
Rahmini Hadi. Parno. Manajemen Keuangan Konsep, Teori, dan Praktiknya di sekolah dan Pondok Pesantren. Purwokerto: STAIN Press, 2011 hal.155
20
Bastian, Indra. Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga, 2006 hal. 53
28
dasarnya pelaksanaan akuntannsi keuangan hanya meliputi penerimaan atau pemasukan dan pengeluaran
Dalam melakukan akutansi keuangan, Pesantren perlu menegakan prinsip- prinsip keadilan, efisiensi, transparasi, dan akuntabilitas publik. Hal ini sesuai
dengan UU Sisdiknas pasal 48. selanjutnya pembahasan mengenai akutansi keuangan ini meliputi:
21
1. Penerimaan atau pemasukan