Teori Labelling Program Reintegrasi Sosial Pada Warga Binaan Pemasyarakatan Di Lapas Klas Ii A Narkotika Cipinang Jakarta

3. Tujuan Pemidanaan Pemikiran mengenai tujuan dari suatu pemidanaan yang dianut orang-orang saat ini sebenarnya bukan merupakan suatu pemikiran baru, melainkan sedikit banyak telah mendapatkan dari para-para pemikir berabad-abad yang lalu. Dari pemikiran para pemikir yang telah ada, ternayata tidaklah memiliki kesamaan pendapat, namun pada dasarnya terdapat tiga 3 pokok pikiran tentang tujuan yang akan dicapai dengan adanya suatu pemidanaan, yaitu : 38 a. Untuk memperbaiki pribadi dari penjahatnya itu sendiri b. Untuk membuat orang menjadi jera untuk melakukan kejahatan-kejahatan. c. Untuk membuat penjahat-penjahat tertentu menjadi tidak mampu untuk melakukan kejahatan-kejahatan lain, yakni penjahat-penjahat yang dengan cara-cara yang lain sudah tidak dapat diperbaiki lagi.

C. Teori Labelling

Teori ini dipelopori oleh Edwin M. Lemert. Menurut Lemert, seseorang menjadi penyimpang karena proses labeling –pemberian julukan, cap, etiket merek- yang diberikan kepadanya. Mula-mula seseorang melakukan suatu penyimpangan primer primer deviation. Akibat dilakukannya penyimpangan tersebut, misalnya pencurian, penipuan, pelanggaran asusila, perilaku aneh, si penyimpang lau diberi cap pencuri, penipu, pemerkosa, perempuan nakal, orang gila. Sebagai tanggapan terhadap pemberian cap oleh orang lain, maka si pelaku penyimpangan primer kemudian mendefinisikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi perbuatan menyimpangnya-melakukan penyimpangan sekunder secondary 38 Setiady, Tolib. Pokok-Pokok Hukum Penitensier Indonesia. Bandung : Alfabeta. 2010. Hal 31 deviation, sehingga mulai menganut suatu gaya hidup yang menyimpang deviant life style yangmenghasilkan suatu karir yang menyimpang deviant career. 39 Teori Merton, kalau Lemert mengkaji penyimpangan terjadi pada jenjang mikro, yaitu pada jenjang interaksi sosial, maka Robert K. Merton mencoba menjelaskan penyimpangan sosial pada jenjang mikro, yaitu pada jenjang struktur sosial. Menurut argumen Merton, struktur sosial tidak hanya menghasilkan perilaku konformis, tetapi menghasilkan pula perilaku menyimpang. Struktur sosial menciptakan keadaan yang menghasilkan pelanggaran terhadap aturan sosial, menekan orang tertentu kearah perilaku nonkonform. 40 Pendekatan teori labelling dapat dibedakan dalam dua bagian. 41 1. Persoalan tentang bagaimana dan mengapa seseorang memperoleh cap atau label 2. Efek labeling terhadap penyimpangan tingkah laku berikutnya. Persoalan labeling ini, memperlakukan labeling sebagai dependent variable atau variabel tidak bebas dan keberadaannya memerlukan penjelasan. Labeling dalam arti ini adalah labeling sebagai akibat dari reaksi masyarakat. Menurut Howard S. Becker 1963 : 42 Social group create deviance by making the rules whose infraction constitute deviance... The deviant is ne to whom that label has succesfully been applied : deviant behavior is behavior that people so label. Persoalan labeling kedua efek labeling adalah bagaimana labeling mempengaruhi seseorang yang terkena label atau cap. Persoalan ini memperlakukan labeling sebagai 39 Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2004. Hal 179. 40 Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2004. Hal 180 41 Atmasasmita, Romli. Teori dan Kapita Selekta Kriminologi. Bandung : PT Refika Aditama. 2010. Hal 50 42 Ibid variabel yang independen atau variabel bebasmempengaruhi. Dalam kaitan ini, terdapat dua proses bagaimana labeling mempengaruhi seseorang yang terkena caplabel untuk melakukan penyimpangan tingkah lakunya. Pertama, caplabel tersebut menarik perhatian pengamat dan mengakibatkan pengamat selalu memperhatikannya dan kemudian seterusnya caplabel itu diberikan padanya oleh si pengamat. Kedua, labelcap tersebutsudah diadopsi oleh seseorang dan mempengaruhi dirinya sehingga ia mengakui dengan sendirinya sebagaisebagaimana caplabel itu diberikan padanya oleh si pengamat. Salah satu dari kedua proses diatas dapat memperbesar penyimpangan tingkah laku kejahatan dan membentuk karakter kriminal seseorang. Seorang yang telah memperoleh caplabel dengan sendirinya akan menjadi perhatian orang-orang disekitarnya. Selanjutnya, kewaspadaan atau perhatian orang-orang disekitarnya akan mempengaruhi orang dimaksud sehingga kejahatan kedua dan selanjutnya akan mungkin terjadi lagi. 43

D. Teori Perilaku