5 Budha
92 Orang 6
Konghucu 2 Orang
Jumlah 2845 Orang
Sumber : Bagian Registrasi Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta Oktober 2014
J. Jadwal Kegiatan Sehari-hari Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Narkotika Klas
II A Jakarta
Dalam menjaga keteraturan dan kedisiplinan narapidana dalam mengikuti pembinaan di  Lapas,  maka  dibutuhkan  jadwal  kegiatan  Warga  Binaan  Pemasyarakatan  yang  mengatur
kegiatan  yang  harus  dilakukan  oleh  narapidana  mulai  dai  bangun  pagi  sampai  dengan istirahat  di  malam  hari.  Setiap  harinya  ada  jadwal  berbeda  yang  harus  diikuti  oleh  WBP.
Kegiatan  narapidana  di  Lapas  Narkotika  Klas  II  A  Jakarta  dimulai  dari  pukul  04.30    WIB sampai  dengan  pukul  19.30  WIB.  Jadwal  kegiatan  Warga  Binaan  Pemasyarakatan  Lapas
Narkotika Klas II A Jakarta dapat dilihat pada lampiran.
K. Tahapan  Sistem  Pemasyarakatan  Narapidana  Pada  Lembaga  Pemasyarakatan  Klas
IIA Cipinang Jakarta
Dalam  rangka  mencapai  tujuan  reintegrasi  sosial  yang  lebih  dikenal  dengan  nama Pembebasan Bersyarat, maka Lembaga Pemasyarakatan harus memberikan pembinaan dalam
program  pembinaan  dan  keterampilan  agar  mereka  menjadi  manusia  yang  seutuhnya, menyadari  kesalahannya,  memperbaiki  diri  dan  tidak  mengulangi  tindak  pidana  sehingga
dapat  diterima  kembali  oleh  lingkungan  masyarakat  dan  dapat  berperan  aktif  dalam pembangunan dan juga  yang paling penting adalah dapat  hidup  secara wajar sebagai  warga
yang baik dan bertanggung jawab.
Pembinaan  yang  dimaksud  diatas  termasuk  dalam  Proses  Pemasyarakatan.  Proses pemasyarakatan  adalah  suatu  proses  sejak  seorang  narapidana  masuk  Lembaga
Pemasyarakatan sampai lepas yang sesungguhnya dan kembali ke tengah-tengah masyarakat. Kegiatan tersebut dimulai sejak yang bersangkutan masih berstatus tersangka sampai menjadi
status  narapidana.  Proses  pemasyarakatan  terdiri  dalam  empat  tahap.  Empat  tahap  tersebut antara lain :
55
a. Tahap Admisi dan Orientasi Maximum Security
Mapenaling  Masa  Pengenalan  Lingkungan  diberikan  ketika  mereka  menjadi tahanan dan akan menjadi narapidana. Mapenaling diberikan untuk memberi bekal pada
narapidana  agar  mampu  memenuhi  hak  dan  kewajiban  serta  wewenangnya  dalam Lembaga  Pemasyarakatan.  Mereka  diberi  pengarahan  tentang  lembaga  Lembaga
Pemasyarakatan,  blok-blok  Lembaga  Pemasyarakatan,  dan  dimana  mereka  akan ditempatkan  serta  peraturan  yang  berlaku.  Tujuan  dari  semua  itu  ialah  agar  para
narapidana  mampu  menyesuaikan  dengan  lingkungan  barunya.  Sehingga  tidak  terjadi tindakan    sanksi  yang  merugikan  mereka.  Kemudian  secara  luasnya  ialah  supaya
narapidana  mampu  merenungi  kesalahan  dan  pelanggaran  yang  mereka  lakukan.  Hal tersebut  sesuai  dengan  UU  Nomor  12  pasal  16  ayat  2  Tahun  1995  tentang
Pemasyarakatan  bahwa  ”ketentuan  mengenai  syarat-syarat  dan  tata  cara  pemindahan sebagaimana dimaksud dalam ayat1 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
” b.
Pembinaan Kepribadian Lanjutan Minimum Security Tahap  ini  disebut  pembinaan  lanjutan  dari  tahap  pembinaan  orientasiadmisi.
Sekurang-kurangnya  mereka  harus  menjalani  tahap  ini  13 –12 dari masa pidana  yang
harus  dijalani.  Mereka  pada  masa  ini  diawasi  dan  dipantau  lebih  longgar  dari  pada  saat
55
Berdasarkan keterangan papan banner di Lapas Klas IIA Narkotika Cipinang Jakarta
masa  orientasi    admisi  Maximum  security.  Bentuk  pembinaan  yang  diberikan  antara lain; pembinaan kepribadian mental dan spiritual, keterampilan untuk mendukung usaha
mandiri,  keterampilan  untuk  mendukung  usaha  industri  kecil,  keterampilan  yang dikembangkan  sesuai  dengan  bakatnya  masing-masing  dan  keterampilan  untuk
mendukung usaha industri pertanian atau perkebunan dengan teknologi industri. c.
Asimilasi Medium Security Pembinaan pada tahap ini dimulai dari masa pidana hingga 23 masa pidana. Hal itu
pun harus didukung penilaian team Pembina Pemasyarakatan apakah narapidana tersebut sudah  memiliki  sikap  mental,  keterampilan  dan  fisik  yang  baik.  Pada  masa  ini
pengawasan  sudah  relatif  kurang  medium  security.  Menurut  informan  staff bimkemasywat  di  Lapas  Narkotika  asimilasi  adalah  salah  satu  bentuk  reintegrasi  sosial
yang  diberikan  kepada  narapidana  sesuai  dengan  syarat  yang  sudah  ditetapkan  dalam Undang-Undang. Lebih lanjut asimilasi ialah sebagai pemberdayaan dan jembatan antara
narapidana  dengan  lingkungan  luar  sebelum  mereka  keluar  dari  Lembaga Pemasyarakatan.
Asimilasi  disini  dibagi  dua  yaitu  asimilasi  dalam  Lembaga  Pemasyarakatan  terbuka open camp dan asimilasi dalam Lembaga Pemasyarakatan. Narapidana yang melakukan
proses  ini  antara  lain  melakukan  kegiatan  bekerja  untuk  kantor-kantor  dalam  Lembaga Pemasyarakatan  dan  narapidana  yang  mengajar  dalam  lingkungan  Lembaga
Pemasyarakatan. Kemudian untuk asimilasi narapidana dalam Lembaga Pemasyarakatan terbuka  semisal  kerja  bakti  bersama  lingkungan  masyarakat  sekitar,  kerja  mandiri,  dan
lain-lain.  Tahap  ini  memberi  pembinaan  secara  luas,  bukan  hanya  di  lingkungan  dalam Lembaga  Pemasyarakatan,  tetapi  juga  membaur  antara  narapidana  dengan  masyarakat
tertentu. Program ini bertahap dilakukan mulai dari kegiatan yang sempit cakupannya dan mengarah  pada  kegiatan  masyarakat  secara  luas  sesuai  bakat  dan  keterampilan  yang
dimiliki narapidana. Ketika melaksanakan program asimilasi, narapidana harus diseleksi secara  khusus  oleh  petugas  lembaga  pemasyarakatan  dan  terencana  secara  matang.  Hal
tersebut bertujuan agar tidak terjadi kegiatan narapidana yang merugikan narapidana dan masyarakat seperti larinya narapidana dari area asimilasi yang ditentukan, dll.
Namun  sejak  tahun  2015  asimilasi  sudah  tidak  diadakan  lagi  di  Lapas  Klas  IIA Narkotika Cipinang karena narapidana narkotika perlu adanya pengetatan syarat dan tata
cara pelaksanaannya.
56
d. Tahap Integrasi dengan Lingkungan Masyarakat Minimum Security
Pada  masa  ini  merupakan  akhir  dari  masa  pembinaan  yang  diberikan  kepada narapidana. Apabila pembinaan dari tahap orientasi hingga asimilasi berjalan dengan baik
dan masa pidana yang dijalani telah 23 dijalani atau sedikitnya 9 bulan dilalui, kemudian narapidana diberi pembebasan bersyarat PB dan cuti menjelang bebas CMB.
Pada  proses  ini  pembinaan  dilaksanakan  pada  lingkungan  masyarakat  luas.  Dan pengawasannya pada tahap ini sangat kurang minimum security. Landasan hukum untuk
Pembebasan  Bersyarat  adalah  Pasal  15  ayat  1  satu  KUHP:  Orang  yang  dipidana penjara  dapat  dilepaskan  dengan  syarat,  apabila  telah  lalu  dua  pertiga  dari  masa
pidananya  yang  sebenarnya  dan  juga  sekurang-kurangnya  sembilan  bulan  daripada  itu. Kalau  orang  yang  dipidana  itu  harus  menjalani  beberapa  kali  pidana  penjara  berturut-
turut maka dalam hal itu semua pidana dijumlahkan jadi satu. Pelaksanaan  Pembebasan  Bersyarat  dan  Cuti  Menjelang  Bebas  dilaksanakan  di
bawah  pengawasan  langsung  oleh  Balai  Pemasyarakatan  bukan  lagi  pihak  Lembaga
56
Wawancara pribadi penulis dengan Kasi Binadik, Bpk Diding pada 4 Desember 2014
Pemasyarakatan. Narapidana dapat menjalani sisa dari masa pidana atau 13 sepertiga di rumah  dan  narapidana  yang  bersangkutan  harus  wajib  melaporkan  diri  ke  Balai
Pemasyarakatan. Jika pada tahap integrasi tersebut narapidana kembali melakukan tindak pidana  maka,  narapidana  tersebut  harus  kembali  menjalani  sisa  masa  pidananya  itu  di
dalam  Lembaga  Pemasyarakatan,  ditambah  lagi  dengan  sanksi  pidana  yang  baru dilakukan tersebut.
L. Syarat-syarat  Pembebasan  Bersyarat  yang  Diberlakukan  oleh  Lapas  Klas  II  A