Syarat-syarat Pembebasan Bersyarat yang Diberlakukan oleh Lapas Klas II A Prosedur Untuk Memperoleh Pembebasan Bersyarat

Pemasyarakatan. Narapidana dapat menjalani sisa dari masa pidana atau 13 sepertiga di rumah dan narapidana yang bersangkutan harus wajib melaporkan diri ke Balai Pemasyarakatan. Jika pada tahap integrasi tersebut narapidana kembali melakukan tindak pidana maka, narapidana tersebut harus kembali menjalani sisa masa pidananya itu di dalam Lembaga Pemasyarakatan, ditambah lagi dengan sanksi pidana yang baru dilakukan tersebut.

L. Syarat-syarat Pembebasan Bersyarat yang Diberlakukan oleh Lapas Klas II A

Narkotika Sesuai dengan PP RI No 32 Tahun 1999 Dalam Pasal 43A PP RI Nomor 99 Tahun 2012 berbunyi : 57 1 Pemberian Pembebasan Bersyarat untuk Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana terorisme, narkotika dan precursor narkotika, prikotropika, korupsi, kejahatan terhadap keamanan negara dan kejahatan hak asasi manusia yang berat, serta kejahatan transnasional terorganisasi lainnya, selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat 2 juga harus memenuhi persyaratan : a. Bersedia bekerja sama dengan penegak hukum untuk membantu membongkar perkara tindak pidana yang dilakukannya b. Telah menjalani sekurang-kurangnya 23 dua per tiga masa pidana, dengan ketentuan 23 masa pidana tersebut paling sedikit 9 Sembilan bulan c. Telah menjalani asimilasi paling sedikit ½ satu per dua dari sisa masa pidana yang wajib dijalani. d. Telah menunjukkan kesadaran dan penyesalan atas kesalahan yang menyebabkan dijatuhi pidana yang menyatakan ikrar : 57 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2012 Pasal 43 1 Kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta tertulis bagi Narapidana Warga Negara Indonesia, atau 2 Tidak akan mengulangi perbuatan tindak pidana terorisme secara tertulis bagi Narapidana Warga Negara Asing yang dipidana karena melakukan tindak pidana terorisme. 2 Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika, psikotropika sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanya berlaku terhadap Narapidana yang dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 lima tahun. 3 Kesediaan untuk bekerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a harus dinyatakan secara tertulis oleh instansi penegak hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

M. Prosedur Untuk Memperoleh Pembebasan Bersyarat

1. Tim pengamat Pemasyarakatan pada Lapas Klas II A Narkotika Cipinang Jakarta, setelah mendengar pendapat anggota tim serta mempelajari Laporan Penelitian Kemasyarakatan dari BAPAS mengusulkan kepada Kepala Lapas Klas IIA Cipinang yang dituangkan dalam formulir yang telah ditetapkan. 2. Apabila usulan tsb disetujui oleh KALAPAS, maka proses pengusulan diteruskan kepada Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM DKI Jakarta. 3. Kanwil dapat menolak atau menyetujui usul KALAPAS setelah mempertimbangkan hasil sidang TPP Kanwil. 4. Apabila Kanwil menolak usulan tsb, selambat-lambatnya dalam jangka waktu 14 empat belas hari sejak diterimanya usul tsb memberitahukan alasan-alasan yang menjadi dasar penolakan kepada KALAPAS. 5. Apabila Kanwil menyetujui usulan tsb, maka selambat-lambatnya 14 hari maka diteruskan ke Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Dirjenpas. 6. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari sejak diterimanya usulan tersebut, menetapkan persetujuan atau penolakan terhadap usulan tersebut. 7. Apabila Dirjenpas menyetujui usul Kanwil, maka ia meneruskan usul tersebut kepada Menteri Hukum dan HAM Menkumhan untuk mendapatkan persetujuan. 8. Apabila Menkumham menyetujui usul tersebut, maka kemudian dibuat keputusan mengenai pemberian pembebasan bersyarat atau cuti menjelang bebas. 9. Wewenang membuat keputusan tersebut selanjutnya dilaksanakan : a. Untuk pembebasan bersyarat, keputusannya dibuat oleh Dirjenpas b. Untuk cuti menjelang bebas, keputusan dibuat oleh Kanwil.

N. Program Pembimbingan Klien Oleh Balai Pemasyarakatan Bapas Klas I Jakarta