Narkotika Program Reintegrasi Sosial Pada Warga Binaan Pemasyarakatan Di Lapas Klas Ii A Narkotika Cipinang Jakarta

seorang ahli psikologi dalam Soekidjo Notoarmodjo merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses : 45

E. Narkotika

1. Pengertian Narkotika Narkotik narcotics-obat bius adalah semua bahan obat yang mempunyai efek kerja yang bersifat membiuskan menurunkan kesadaran depressant, merangsang meningkatkan prestasi stimulant, menagihkan ketergantungan dependance, mengkhayalkan halusinasi. Penyalahgunaan narkotik membahayakan eksistensi bangsa, karena meracuni jiwa pemuda sehingga seluruh dunia dibayangi ketakutan. Drug addiction, ekslasi merupakan bahaya yang mengancam kesehatan mental individu anggota masyarakat. 46 Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dapat dilihat pengertian dari Narkotika itu sendiri yakni: Pasal 1 point 1 Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini. 45 Notoatmodjo, Soekidjio. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2003. 46 Simandjuntak, B. Pengantar Kriminologi dan Patologi Sosial. Bandung : Tarsito. 1981. Hal 299-300 Stimulus Organisme Respons atau S-O-R 2. Penyalahgunaan Narkotika Secara etimologis, penyalahgunaan itu sendiri dalam bahasa asingnya disebut “abuse”, yaitu memakai hak miliknya yang bukan pada tempatnya. Dapat juga diartikan salah pakaiatau “misuse”, yaitu mempergunakan sesuatu yang tidak sesuai dengan fungsinya. 47 Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika 1988 menyebut penyalahgunaan obat terlarang sebagai tindak pidana kejahatan dan dapat dihukum oleh hukum domestik setempat dari negara yang menjadi para pihak di dalamnya dimana perbuatan penyalahgunaan tersebut dilakukan. Begitu besarnya akibat dan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkotika, sehingga dalam Pasal 114 ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dinyatakan bahwa: 48 “Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 satu miliar rupiah dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah. ”

F. Lembaga Pemasyarakatan, Narapidana Warga Binaan Pemasyarakatan