a. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab. Tujuan peneliti menggunakan metode ini adalah untuk memperoleh
data secara jelas dan kongkret tentang proses intervensi sosial yang dilakukan oleh oleh Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Narkotika Cipinang. Dalam penelitian ini,
peneliti akan melakukan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur sering juga disebut wawancara mendalam,
wawancara intensif, wawancara kualitatif dan wawancara terbuka. Wawancara ini mirip dengan percakapan informal. Metode ini bertujuan memperoleh bentuk-bentuk
tertentu informasi dari semua informan, tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan cirri-ciri tiap informan.
14
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan ketika peneliti tidak mendapatkan data dari hasil wawancara ataupun observasi. Metode ini biasanya berupa gambar atau foto,
literature, brosur ataupun arsip-arsip yang isinya berkaitan dengan upaya lapas dalam mengatasi permasalahan wbs tentunya sesuai dengan izin dari lembaga yang
bersangkutan.
7. Teknik Analisa Data
Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan dalam buku karangan Sugiyono, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat
14
Ghony, M.Djunaidi dan Almanshur Fauzan. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. 2012. Hal 176-177.
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
15
8. Teknik Keabsahan Data
Untuk meningkatkan kualitas data truthworthiness peneliti memilih metode triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain.
16
Teknik ini dilakukan oleh peneliti dengan cara mengkonfirmasi ulang pernyataan informan kepada informan lain yang peneliti anggap dapat memberikan
informasi dengan objektif. Adapun yang dijadikan informan untuk meningkatkan truthworthiness adalah bekas Warga Binaan Lapas Narkotika yang sedang menjalani
program Reintegrasi Sosial dan staff Lapas Narkotika serta staff Bapas Salemba, oleh karena itu, peneliti menggunakan triangulasi dengan sumber yang berarti menngecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif
17
dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, apa yang dikatakan depan umum dengan pribadi serta hasil
wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan jadi dengan cara ini, merupoakan cara
terbaik karena
peneliti dapat
me-recheck temuannya
dengan jalan
membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori.
9. Review Literature
Sebelum mengadakan penelitian lebih lanjut, peneliti kemukakan sesuatu tinjauan pustaka sebagai langkah awal dari penyusunan skripsi yang peneliti buat agar terhindar
15
Sugiyono. Metode Penelitian Manajemen. Bandung : Alfabeta. 2014. Hal 401
16
Lexy, J. Moleong. Metode Peneltian Kualitatif. Bandung : PT Rosdakarya. 2000. Hal 330
17
Lexy, J. Moleong. Metode Peneltian Kualitatif. Bandung : PT Rosdakarya. 2000. Hal 331
dari kesamaan judul dan lain-lainnya dari skripsi-skripsi sebelumnya. Lebih lanjut peneliti akan memaparkan studi literatur yang dijadikan pedoman, yaitu sebagai berikut :
a. Tesis oleh Armein Daulay, Program Studi Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia
Pascasarjana 2000 yang berjudul Reintegrasi sosial dan Resosialisasi Bekas Narapidana Wanita Dari Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tanggerang ke Dalam
Masyarakat. Tesis ini merupakan upaya untuk memahami reaksi sosial terhadap bekas narapidana wanita dari Lembaga Pemasyarakatan disingkat : lapas Wanita
Tangerang yang menyandang label sebagai bekas penjahat. b.
Tesis oleh Yudi Suseno, Departemen Kriminologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia Pascasarjana 2006 yang berjudul Program Reintegrasi
Sosial bagi Narapidana di Lapas Klas IIA Bogor Dalam Konteks Persepsi Narapidana dan Residivisme. Tesis ini berusaha mengungkap pelaksanaan program reintegrasi
sosial di Lapas Klas IIA Bogor dan peranannya dalam mencegah residivisme. Tesis tersebut memiliki persamaan dalam pengambilan judul yang diambil
peneliti yaitu sama-sama mengambil tema tentang Reintegrasi Sosial. Sedangkan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Program Reintegrasi Sosial pada Warga
Binaan di Lapas Klas IIA Narkotika Cipinang Jakarta. Penelitian ini lebih fokus terhadap program dan tahapan reintegrasi sosial yang dijalankan oleh bekas warga
binaan Lapas dalam upaya memperoleh hak-hak selayaknya warga binaan pemasyarakatan pada umumnya, serta proses pendampingan yang dilakukan oleh
Balai Pemasyarakatan agar klien dapat diterima dan kembali dilingkungan keluarga dan lingkungan tanpa menyandang label sebagai bekas penjahat.
10. Sistematika Penulisan