32
Yaitu ketergantungan seseorang pada obyek yang tidak hidup untuk memperoleh rangsangan seksual.
2. Transvestic Fetishism
Adalah gangguan dimana seorang laki-laki terangsang secara seksual dengan menggunakan pakaian atau perlengkapan perempuan lainnya, meskipun ia
masih menyadari dirinya sendiri sebagai laki-laki. 3.
Pedofilia Pedofilia berasal dari kata “pedos” bahasa Yunani untuk “anak”, adalah
orang dewasa yang emeperoleh kepuasan seksual melalui kontak fisik dan seksual dengan anak prapubertas yang tidak berhubungan dengannya.
4. Inses
Mengacu pada hubungan seksual antara keluarga dekat, dimana pernikahan tidak diperbolehkan antara mereka.
5. Voyeurism
Adalah prefensi yang nyata untuk memperoleh kepuasan seksual dengan melihat orang lain dalam keadaan tanpa busana atau sedang melakukan
hubungan seksual. 6.
Eksibisionisme Adalah prefensi yang jelas dan berulang untuk memperolah kepuasan seksual
dengan mempertontonkan alat kelaminnya pada orang lain yang tidak menghendakinya, terkadang pada anak-anak.
33
7. Frotteurism
Yaitu orientasi seksual dengan menyentuh orang yang tidak disangka-sangka. 8.
Sadisme dan masokisme seksual Sadisme adalah kegemaran untuk memperoleh atau meningkatkan kepuasan
seksual dengan menimbulkan kesakitan atau penderitaan psikologis misalnya mempermalukan pada orang lain
Sedangkan masokisme adalah kegemaran seseorang untuk memperoleh atau meningkatkan kepuasan seksual dengan menjadikan dirinya sebagai subyek
untuk disakiti atau dipermalukan.
65
9. Homosexualitas dan lesbianism
Homoseksual adalah keadaan seseorang yang menunjukkan perilaku seksual diantara orang-orang dari sex yang sama.
66
B. Pengertian Lesbian
Lesbianisme adalah homoseksual antara sesama wanita.
67
Homoseksual adalah keadaan seseorang yang menunjukkan perilaku seksual diantara orang-
orang dari sex yang sama.
68
Dalam Psikologi, lesbian ini tidak dipisahkan pembahasannya dengan homoseksual karena mereka tersebut merupakan bentuk
65
Fitri Fausiah dan Julianti Widury, Psikologi Abnormal Klinis Dewasa,
Jakarta: UI press, 2005, h. 61-64.
66
Iyus Yosep, Keperawatan Jiwa, Bandung: PT. Refika Aditama, 2007, h.
194.
67
Ensiklopedi Umum, Jakarta: Yayasan Kanisius, h. 747.
68
W.F. Maramis, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, h. 315.
34
penyimpangan yang sejenis. Istilah homoseksual lebih lazim digunakan bagi pria yang menderita penyimpangan ini, sedang bagi wanita, keadaan yang sama lebih
lazim disebut “lesbian”.
69
Sering juga homoseks ini disebut gay. Homoseks dalam bahasa Arab disebut liwath; dinisbatkan kepada
perbuatan kaum Nabi Luth yang pertama kali dalam sejarah kehidupan manusia melakukan perbuatan keji tersebut. Sedangkan lesbianism dari kata Lesbos, atau
pulau di tengah lautan Egeis dalam mitologi Yunani dan dihuni oleh para wanita.
70
Lesbian adalah wanita yang mencintai atau merasakan rangsangan seksual sesama jenisnya.
71
Secara sederhana, homoseksualitas dapat diartikan sebagai kecenderungan yang kuat akan daya tarik erotis sesorang justru terhadap jenis
kelamin yang sama. Gay dan lesbian memiliki minat erotis pada anggota gender mereka sendiri, tetapi identitas gender mereka perasaan menjadi pria atau wanita
konsisten dengan anatomi seks mereka.
72
C. Sebab-sebab terjadinya Lesbi
69
Sawitri Supardi Sadarjoen, Bunga Rampai Kasus Gangguan Psikoseksual,
Bandung: PT. Refika Aditama, 2005, cet. 1, h. 41.
70
Didi Junaedi, 17+ Seks Menyimpang: Tinjauan dan solusi berdasarkan
Al_quran dan Psikologi, Jakarta: Sejuk, 2010, h. 41.
71
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus besar bahasa Indonesia,
Jakarta: balai Pustaka, 2005, ed. 3 cet. 3, h. 665.
72
Jeffrey S Nevid, dkk. Psikologi Abnormal, Jakarta: Erlangga, 2003, Edisi
Kelima, jil 2, h. 75.
35
Menjadi hetero atau homo atau bisek, atau orientasi seksual lain bukanlah sebuah pilihan, juga bukan akibat kontruksi sosial. Akan tetapi, tidak tertutup
kemungkinan potensi kecenderungan orientasi seksual seseorang menjadi actual setelah mendapat pengaruh lingkungan. Misalnya, potensi homo dalam diri
seseorang menjadi dominan karena desakan faktor lingkungan tertentu, seperti pesantren.
73
Diantara sebab-sebab seseorang bisa terjangkit hubungan seks sejenis adalah:
1. Faktor lingkungan, tempat tinggal atau pergaulan
2. Faktor biologis yang memang mempunyai kecenderungan untuk
tertareik pada lawan jenis dan sejenis 3.
Faktor psiko dinamika, karena mempunyai konflik atau pengalaman hidup
4. Faktor sosio-kultural, karena merasa minder dan takut mencintai lawan
jenisnya. Beberapa faktor yang memicu timbulnya lesbianisme antara lain:
1. Wanita yang bersangkutan terlalu mudah jenuh dalam hubungan
seksual dengan suami atau laki-laki serta ia tidak pernah merasakan orgasme,
73
Musdah Mulia, Islam Dan Hak Asasi Manusia Konsep Dan Implementasi,
Yogyakarta: Naufan Pustaka, 2010, cet.1., h. 287.