Jaringan Transportasi. Geografis 1. Kondisi Wilayah

22

2. Hubungan Diplomatik a. Hubugan Diplomatik Sultan Ageng Tirtayasa

Hubungan politik dan sosial oleh Kesultanan Banten kepada kerajaan- kerajaan negara-negara Nusantara di sekitarnya, telah terjalin dengan baik untuk melawan VOC, maupun takut akan agresi negara lain seperti Mataram, dalam pengaruhnya dalam militer khususnya dan sistem sosial pada umumnya seperti sistem bahasa dan gelar. 41 Kerajaan-kerajaan yang mendapat perlindungan Mataram dinyatakan sebagai negara suzerainty atau vassal, dalam arti apabila negara itu diserang, maka Mataram bertindak sebagai pelindung. Adapun kerajaan-kerajaannya yaitu, Palembang, Jambi. 42 Sebagai tanda penyataan dukungannya terhadap perlindungan Mataram, maka mereka mengirim duta wakil-wakil untuk menghadap raja Mataram tiap beberapa waktu. 43 Kerajaan-kerajaan tersebut, praktis menjadi rival Kesultanan Banten selama kurun abad ke-17. Pengaruh kekuatan dan diplomasi kepada Turki Utsmani dari Banten, tampak setelah Sultan Abu al-Mufakhir meminta gelar Sultannya pada penguasa Mekkah pada tahun 1638. Mekkah dan Madinah memang saat itu berada di bawah kekuasaan Gubernur Jendral Turki Utsmani di Jeddah. Pengaruh militer dan gelar kekhalifahan di dunia Islam memang sangat berpengaruh terhadap perlindungan negeri-negeri Islam. 44 Meskipun disibukkan dengan urusan konflik dengan VOC, Sultan Ageng Tirtayasa tidak lupa melakukan konsolidasi pemerintahannya dengan mengadakan 41 Mikihiro Moriyama, Semangat Baru: Kolonialisme, Budaya Cetak dan Kesusastraan Sunda Abad ke-19, terj. Tim KPG, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2005, hlm. 23. 42 Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia Jilid III, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, hlm. 286-299. 43 M.C Ricklefs, Sejarah Modern Indonesia, 1200-2004, terj.- Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006, hlm. 31. 44 Suraiya Faroqhi, Pilgrims And Sultans, The Hajj Under The Ottomans 1517-1683, London: I.B.Tauris Co.Ltd, 1994, hlm. 132. 23 hubungan persahabatan antara lain dengan Lampung, Bengkulu dan Cirebon. Hubungan pelayaran dan perdagangan dengan kerajaan Goa, dengan sumber rempah-rempah di Maluku, meskipun menurut perjanjian dengan VOC tidak diperbolehkan namun Sultan Ageng Tirtayas tetap melakukkannya. 45 Untuk meningkatkan kegiatan perniagaan Sultan Ageng Tirtayasa juga membina hubungan baik dengan negeri-negeri lain, terutama dengan Negara-negara Islam, seperti Turki, Arab, Persia, India, Aceh, Ternatem dan Tidore. Tidak lupa pula Sultan Ageng Tirtayasa mengirimkan surat persahabatan kepada raja Denmark. 46 Untuk memenuhi kebutuhan sejata api dan senjata berat lainnya, sultan mengadakan hubungan dengan Negara Inggris, Portugis, dan Prancis yang bersedia menjual senjata-senjata yang dibutuhkan Banten, yang pada saat itu antara Belanda, Inggris, Portugis dan Prancis sedang terjadi persaingan dagang yang keras. Hubungan Kesultanan Banten dengan kerajaan Islam di Turki juga berjalan dengan baik, sehingga orang-orang Banten yang pergi haji pulangnya dapat membawa senjata-senjata yang di belinya dari Turki Ketika terjadi Perang Makassar 1663-1669 yang berakhir dengan kekalahan Makassar, banyak mengirimkan tenaga ahlinya untuk mengabdi pada Sultan Banten, salah satunya adalah Syeikh Yusuf al-Maqassari. Kerajaan Minangkabau juga mengadakan hubungan diplomatik di masa sebelum datangnya VOC, hal tersebut dibuktikan dengan adanya keris yang diberikan Sultan Munawwar Syah kepada Sultan Hasanuddin. 47 45 Nina Herlina Lubis, Banten Dalam Pergumulan Sejarah, Sultan, Ulama, Jawara, Jakarta: LP3ES, 2006, hlm. 49 46 Edi Ekajati S dan Sutrisni Kuntoyo, Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialism Dan Kolonialisme Di Daerah Jawa Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan NIlai Tradisional, 1983. Hal. 43 47 Sulaimandjaja blogspot.com. Akses paa tanggal 5 Juni 2015, pukul: 14.30-15.00.