25
lainnya dan sebagai wakil dari bahan pustaka tersebut. Kemudian disusun secara sistematis menurut alfabetis atau berkelas.
2. Fungsi Pengkatalogan
Mengkatalog buku-buku sekolah sangat penting dilakukan oleh pustakawan. Sebab katalog berfungsi sebagai alat menginformasikan
buku. Dengan membaca katalog, siswa-siswa dapat mengetahui apakah buku-buku yang sedang diperlukan ada atau tidak ada di perpustakaan
sekolah. Oleh sebab itu ada dua fungsi yang dimiliki oleh katalog, dalam hal
ini dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Katalog sebagai alat komunikasi yang menginformasikan buku-
buku yang ada di perpustakaan sekolah. Karena katalog sebagai alat komunikasi sudah semestinya katalog itu berisi bahan-bahan
informasi yang akan dikomunikasikan, seperti ciri buku misalnya judul buku, pengarang, edisi, kota terbit, penerbit, tahun terbit,
dan sebagainya.
b. Katalog sebagai wakil buku. Fungsi ini sebagai konsekuensi lanjut dari fungsi pertama, karena katalog itu memberi
keterangan yang lengkap tentang ciri-ciri buku, dengan membaca katalog dapat secara langsung memperoleh gambaran mengenai
bukunya.
26
Wisman menjelaskan dalam artikel Klasifikasi dan Katalogisasi. Pengkatalogan mempunyai beberapa fungsi yaitu :
a. Memungkinkan seseorang menemukan sebuah bahan pustaka yang diketahui berdasarkan pengarang, judul atau subyeknya.
b. Menunjukkan bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan oleh pengarang tertentu, dalam subyek tertentu, atau dalam bentuk
literatur tertentu.
26
Ibid., h. 91.
26
c. Membantu memilih bahan pustaka berdasarkan edisinya atau karakternya.
27
Dari berbagai fungsi yang telah dijelaskan di atas penulis memberi kesimpulan
bahwa fungsi
katalog adalah
alat komunikasi
yang menginformasikan dan sebagai perwakilan dari buku, katalog sendiri
membantu pengguna dalam menemukan buku-buku di perpustakaan dan sebagai alat penunjuk bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan tersebut.
3. Macam-macam Bentuk Katalog a. Katalog Manual Katalog Kartu
Katalog merupakan keterangan singkat atau wakil dari suatu dokumen, juga sebagai alat bantu penelusuran dalam perpustakaan.
Katalog kartu pada dasarnya dapat dibedakan atas tiga macam yaitu : Katalog pengarang, katalog judul dan katalog subjek, Setiap kartu
mempunyai fungsi penelusuran masing-masing. ....”dalam penjajaran katalog kartu di lemari, katalog disusun
secara alfabetis dengan dua pendekatan yaitu sistem penjajaran berdasrkan huruf demi huruf dan berdasarkan kata demi kata.
28
Dalam katalog perpustakaan sistem penjajaranya amat penting di butuhkan untuk membantu pemustaka dan pengelola perpustakaan
dalam siklus penemuan kembali informasi. Menurut Lasa dalam Kamus Istilah Perpustakaan menjelaskan
dari segi cara penyusunanya katalog dibagi menjadi dua yaitu :
27
Miswan, ”Klasifikasi dan Katalogisasi: Sebuah Pengantar,” Artikel diakses pada 27 april 2010 dari http:www.researchkesos.comdownloadjurnal_vol_14.pdf
28
Ibid, h. 101.
27
1. Katalog susunan
kamus Dictionary
Catalog. Kartu
pengarang, judul, dan subjek disusun alfabetis menjadi satu susunan. Dengan demikian hanya ada satu susunan katalog
yang disusun A-Z sedangkan kartu cek disusun menurut susunan klasifikasi.
2. Katalog terbagi Divided Catalog. Cara susunan katalog terpisah yaitu daftar yang berisi tajuk subjek, tajuk subjek
sendiri urutannya berabjad, sedangkan kartu pengarang dapat dijadikan susunan alfabetis. Sistem ini disebut katalog dua di
mensi.
29
b. Katalog Online Public Access Catalogue
OPAC
Dalam perkembangan perpustakaan yang semakin pesat banyak perpustakaan
memanfaatkan kecanggihan
komputer. Koleksi
perpustakaan terekam dan tersimpan dalam sebuah database, dimana pemustaka bisa akses melalui komputer yang disediakan. Database
dapat diakses baik lokal, regional maupun internasional. Bentuk katalog ini yang paling fleksibel dan paling modern, penambahan,
penyusutan atau perubahan terhadap entri bahan pustaka dapat dilakukan setiap saat dan sangat cepat. Sehingga hasilnya akan segera
diketahui, yang paling menguntungkan bagi pemustaka, karena
mereka bisa mengakses dengan menggunakan access point yang divariasikan
30
. Katalog merupakan keterangan singkat atau wakil dari suatu
dokumen, demikian pula katalog elektronik dari sistem perpustakaan yang terotomasi. Subsistem seperti OPAC dan sirkulasi saling
29
Lasa HS, Kamus Istilah Perpustakaan, Yogyakarta: Kanisius.. h. 2
30
Eka Kusmayadi dan Etty Andriaty, “Kajian on-line public access catalogue OPAC dalam pelayanan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian,” artikel diakses pada 30 april
2010 dari www.pustaka-deptan.go.idpublikasipp152065.pdf
28
berinteraksi dalam menyediakan layanan automasi. Sistem katalog yang dirancang dengan baik merupakan kunci keberhasilan penerapan
automasi perpustakaan Katalog
on-line atau
OPAC merupakan
sistem katalog
perpustakaan yang menggunakan komputer. Pangkalan datanya biasanya dirancang dan dibuat sendiri oleh perpustakaan dengan
menggunakan perangkat lunak komersial atau buatan sendiri. Katalog ini memberikan informasi bibliografi dan letak koleksinya. Katalog
biasanya dirancang untuk mempermudah pengguna sehingga tidak perlu bertanya dalam menggunakannya user friendly.
31
OPAC adalah suatu sistem temu balik informasi berbasis komputer yang digunakan oleh pengguna untuk menelusur koleksi
suatu perpustakaan atau unit informasi lainnya. Melalui OPAC, pengguna dimungkinkan juga dapat mengetahui lokasi atau tempat
penyimpanannya. Melalui OPAC, pengguna bisa menelusur dokumen yang dibutuhkan dengan berbagai cara, yang tidak mungkin dapat
dilakukan pada katalog kartu atau katalog manual lainnya, misalnya menelusur berdasarkan kata kunci ke semua ruas, menelusur
menggunakan operator Boolean, operator word adjacency dan sebagainya. Sistem OPAC biasanya menawarkan atau menyediakan
akses yang
luas kepada
seluruh cantuman
bibliografi. Hasil
31
Ibid.
29
penelusuran melalui sistem OPAC dapat ditampilkan secara sistematis dan bervariasi.
32
OPAC dapat diakses melalui terminal pada tempat yang berbeda dari dalam atau dari luar gedung perpustakaan, melalui Local Area
Networks LAN dan Wide Area Networks WAN, sedangkan pada katalog kartu dan katalog manual lainnya hal itu tidak mungkin
dilakukan. Pengguna yang berbeda, yang berada di dalam atau di luar gedung perpustakaan dimungkinkan menggunakan sistem OPAC
secara bersama, sekalipun menelusur cantuman yang sama pada waktu yang bersamaan, sedangkan bila menggunakan katalog kartu, hal itu
tidak mungkin dapat dilakukan. Kelemahan penggunaan sistem OPAC ialah dipengaruhi faktor luar seperti terputusnya aliran listrik.
33
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan OPAC adalah:
1. Pengguna dapat mengakses secara langsung ke dalam pangkalan data yang dimiliki perpustakaan,
2. Mengurangi beban biaya dan waktu yang diperlukan dan yang harus dikeluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi,
3. Mengurangi beban pekerjaan dalam pengelolaan pangkalan data sehingga dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja,
4. Mempercepat pencarian informasi.
32
Ibid.
33
Mia Anjasari, ”Sistem Penelusuran di PT Indosiar Visual Mandiri,” Artikel diakses pada
29 April
2010 dari
http:www.akademik.unsri.ac.iddownloadjournalfilesbai- journalart_mia-edit.pdf
30
5. Dapat
melayani kebutuhan
informasi masyarakat
dalam jangkauan yang luas
34
.
4. Pengertian Klasifikasi
Secara bahasa kata klasifikasi mempunyai arti ”pengelompokan atau suatu yang dikelompokan, pembentukan suatu kelompok. Sedangkan
yang merujuk pada kegiatan mengklasifikasi atau to calssify berarti, Kegiatan penyusunan dalam suatu kelas atau kelompok, membentuk
suatu kelas.”
35
Klasifikasi yang diterapkan di pusat informasi dan perpustakaan didefinisikan sebagai ”penyusunan sistematik terhadap buku dan bahan
pustaka lain atau katalog atau entri indeks berdasarkan subjek, dalam cara paling berguna bagi mereka yang membaca atau mencari informasi.”
36
Pengertian klasifikasi yang ditujukan di atas tersebut bahwa klasifikasi pada dasarnya merupakan kegiatan pengelompokan atau
penggolongan atau penyusunan sesuatu ke dalam tempatnya atau berdasarkan kelas.
34
Eka Kusmayadi dan Etty Andriaty “Kajian on-line public access catalogue OPAC dalam pelayanan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian” Artikel diakses pada 30
April 2010 dari www.pustaka-deptan.go.idpublikasipp152065.pdf
35
M Kailani Eryono dan Agus Rifai. Diklat Klasifikasi,Jakarta : Jurusan Ilmu Perpsutakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006, h. 6.
36
Wisman, ”Klasifikasi dan Katalogisasi: Sebuah Pengantar,” artikel diakses pada 27 april 2010 dari http:www.researchkesos.comdownloadjurnal_vol_14.pdf
31
5. Fungsi dan Tujuan Klasifikasi