Landasan Hukum Ijarah Skema Akad Yang digunakan

22

2. Landasan Hukum Ijarah

a. Al-quran                         Artinya: “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada allah dan ketahuilah bahwa allah maha melihat apa yang kamu kerjakan .”Al-Baqarah : 233 Dalil dari ayat tersebut adalah ungkapan “apabila kamu memberikan pembayaran yang patut”. Ungkapan tersebut menunjukkan adanya jasa yang diberikan menyusukan anak berkat kewajiban membayar upah fee secara patut. b. Hadis Salah satu hadis yang menjelaskan tentang ijarah adalah 9 Artinya: “berikanlah upah atau jasa kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum kering keringat mereka ”. HR. Ibnu Majah dari Abdillah bin Umar. Rukun dan Syarat Ijarah Rukun dari akad ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu: 9 Abu „Abdullah Muhammad Ibn Yazis Al-Qazumi, Kitab Sunan Ibn Majah, Beirut: Darul Fikr, 1995, Jilid 2 Hadist 2443. Hal. 20. 23 a. Kedua orang yang berakad. Pelaku akad, yaitu musta’jir penyewa adalah pihak yang menyewa asset, dan mu’jir pemilik adalah pihak yang menyewakan asset. Jumhur ulama sepakat bahwa syarat utama pelaku akad adalah orang yang sudah baligh dan berakal. 10 b. Objek akad, yaitu ma’jur asset yang disewakan, menurut jumhur ulama asset yang disewakan haruslah bermanfaat dan merupakan barang yang halal Sedangkan menurut fatwa DSN-MUI no 9DSN-MUIIV2000 objek akad dalam ijarah dibagi menjadi dua yaitu : 1 Manfaat barang dan sewa 2 Manfaat jasa dan upah c. Ujrah harga sewaimbalan d. Shighat yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berkontrak. Sedangkan syarat akad ijarah adalah : a. Syarat bagi kedua orang yang berakad, adalah telah baligh dan berakal. Dengan demikian, apabila orang yang belum atau tidak berakal, seperti anak kecil atau orang gila, menyewakan hartanya, atau diri mereka sebagai buruh tenaga dan ilmu boleh disewa maka ijarahnya tidak sah. 10 M. Ali Hasan. Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam : Fikih Muamalat, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004, ed 1 cet ke 2, hal. 231. 24 b. Kerelaan kedua belah pihak dalam melakukan akad ijarah. Apabila ada salah satu diantara keduanya terpaksa melakukan akad ijarah, maka akadnya tidak sah. c. Jasa dan manfaat harus diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak, sehingga tidak terjadi perselisihan di belakang hari d. Kepemilikan asset tetap pada pihak yang menyewakan yang bertanggung jawab atas pemeliharaannya agar objek tetap bermanfaat 11 . e. Akad ijarah dapat dihentikan apabila asset atau objek ijarah tidak lagi memberikan manfaat kepada penyewa. Jika asset tersebut itu rusak dalam periode kontrak, maka akad ijarah tetap berlaku. f. Uang dan sewa haruslah bernilai dana jelas 12 .

3. Ketentuan Objek Ijarah