Pengertian ijarah Skema Akad Yang digunakan

20 d. Besarnya ujrah dan jangka waktu Nasabah membayar uang upahujrah sesuai dengan kesepakatan. Jangka waktu maksimum Ijarah Multijasa adalah 3 tahun Besarnya upahujrah harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam bentuk tabel yang sudah ditentukan pada SOP Multijasa.

B. Skema Akad Yang digunakan

1. Pengertian ijarah

Lafaz al-ijarah dalam bahasa arab berarti upah, sewa, jasa, atau imbalan. Secara terminologi, ada beberapa definisi ijârah yang dikemukakan para ulama fiqh : Pertama, Ulama Hanâfiyah mendefinisikannya dengan: “ transaksi terhadap suatu manfaat dengan imbalan”. Kedua , ulama syafi’iyah mendefinisikannya dengan “Akad terhadap manfaat yang dituju, tertentu, bersifat mubah dan boleh dimanfaatkan dengan imbalan tertentu”. Ketiga , ulama malikiyah dan hanabilah mendefinisikannya dengan: “Pemilikan manfaat sesuatu yang dibolehkan dalam waktu tertentu dengan suatu imbalan”. Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka akad al-ijarah tidak boleh dibatasi oleh syarat. Akad al-ijarah juga tidak berlaku pada pepohonan untuk 21 diambil buahnya, karena buah itu sendiri adalah materi, sedangkan akad al- ijarah itu hanya ditujukan kepada manfaat. Demikian juga halnya dengan kambing tidak boleh dijadikan sebagai obyek al-ijarah untuk diambil susu atau bulunya, karena susu dan bulu kambing termasuk materi. 6 Menurut penjelasan atas peraturan bank Indonesia no 919PBI2007, ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau jasa antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan 7 . Jadi pada prinsipnya ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah barang, pada ijarah objek transaksinya adalah barang maupun jasa, baik manfaat atas barang maupun manfaat atas tenaga kerja. Sedangkan arti dari pembiayaan ijarah adalah pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk memiliki suatu barangjasa dengan kewajiban menyewa barang tersebut sampai jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Inti dari suatu perjanjian sewa-menyewa adalah perjanjian yang berkaitan dengan pemberian manfaat kepada pihak penyewa dengan kontraprestasi berupa biaya sewa 8 . 6 Nasrun Haroen. Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Gaya Media Pratama, 2007 hal. 228-229. 7 Undang-Undang Perbankan Syariah No 21 Tahun 2008, hal. 102. 8 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, PT Gajah Mada Universitas Press, 2007 cet 1 h 117 22

2. Landasan Hukum Ijarah