Etika, Pilihan Moral, dan Keberpihakan Wartawan Adalah Bagian

Tabel 2 Definisi framing menurut para tokoh 17 TOKOH DEFINISI Murray Edelman Pemakaian perspektif tertentu dengan pemakaian kata- kata yang tertentu pula yang menandakan bagaimana fakta atau realitas dipahami. Namun, tidak hanya sekedar kata-kata semata, tetapi menghadirkan realitas sendiri ketika hadir di tengah khalayak. Robert N. Entman Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Ia juga menyertakan penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih besar. William A. Gamson Cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah kemasan package. Kemasan itu semacam skem atau struktur pemahaman yang digunakan indivdu untuk mengonstruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang ia terima. 17 Eriyanto, Analisis Framing, h. 67. Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki Strategi konstruksi dan memroses berita. Perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita. Dari definisi-definisi di atas, menyimpulkan bahwa definisi framing mengacu pada suatu cara untuk menyajikan realitas, dimana realitas yang ada dikemas sedimikian rupa dengan menggunakan simbol-simbol yang terpilih, kemudian diseleksi, ditekankan, dan ditonjolkan, sehingga peristiwa tersebut dapat lebih mudah dipahami berdasarkan perspektif tertentu yang dimaksudkan dalam proses framing tersebut. Jadi, realitas yang disampaikan bukanlah realitas yang sepenuhnya utuh dan otentik secara keseluruhan. Analisis framing menanyakan mengapa peristiwa X diberitakan? Mengapa peristiwa yang lain tidak diberitakan? Mengapa suatu tempat dan pihak yang telibat berbeda meskipun peristiwanya sama? Mengapa realitas didefinisikan dengan cara tertentu? Mengapa sisi atau angle tertentu yang ditonjolkan dan bukan yang lain? Mengapa fakta tertentu ditonjolkan sedang yang lain tidak? Mengapa menampikan sumber berita X dan mengapa bukan sumber berita yang lain yang diwawancarai? 18 Pertanyaan-pertanyaan tersebut mendasari bagaimana media massa membentuk dan mengonstruksi realitas, yang membuat khalayak lebih mudah mengingat aspek-aspek tertentu yang ditekankan dan ditonjolkan oleh media massa. 18 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, h. 254.