Visi dan Misi Okezone.com

53

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Ketika sebuah peristiwa – baik itu seputar dunia sosial, ekonomi, maupun politik menyeruak di masyarakat, dan hal itu menjadi perbincangan hangat, maka setiap media massa, baik cetak maupun elektronik, hingga online sekalipun, pasti akan berlomba-lomba memburu dan berusaha sebisa mungkin untuk mendapatkan berita seputar peristiwa tersebut. Dan peristiwa perihal Pemilu 2014 ini pun selalu mendapatkan jatah untuk ditempatkan pada kolom-kolom berita di media massa. Pasti, masyarakat juga belum lupa atas berita mengenai pencalonan artis- artis untuk menjadi anggota legislatif dari beberapa partai politik. Termasuk salah satu artis yang cukup menyita perhatian khalayak umum, yakni Angel Lelga. Artis yang namanya kerap kali mencuat akibat berita-berita skandalnya ini memang terbilang cukup sering diberitakan oleh media massa pada beberapa waktu lalu. Dan pemberitaan yang ditangkap oleh masyarakat tentang sosok Angel Lelga yang menjadi calon anggota legislatif ini, memang telah membuat banyak orang terperanjat. Disebabkan karena sosoknya yang penuh dengan sensasi tersebut terbilang cukup berani dalam mengambil keputusan untuk menjadi caleg. Ditambah dengan segala stigma negatif yang ada di media dan di benak masyarakat, Angel Lelga nekad menjadi salah seorang caleg dari partai Islam, yakni Partai Persatuan dan Pembangunan. Tentu saja lengkap dengan penampilan barunya yang menggunakan jilbab, yang mana hal ini juga tidak luput dari perhatian masyarakat. Banyaknya artis yang maju menjadi calon anggota legislatif dalam pemilu di negeri ini disinyalir adalah akibat dari konsep demokrasi itu sendiri. Demokrasi tidak hanya memberikan ruang politik kepada seluruh rakyat Indonesia, tapi juga demokrasi modern saat ini membutuhkan uang dalam jumlah yang besar untuk keberlangsungannya. Biaya yang mahal ini membuat jabatan politik hanya dapat diraih oleh mereka yang memiliki banyak uang. Jika tidak mampu namun masih tetap ngotot ingin berkuasa, maka ia harus menggandeng atau berkoalisi dengan para pengusaha. Dan artis-artis yang kita kenal saat ini adalah termasuk pada kategori deretan orang-orang yang mempunyai banyak pundi-pundi uang tersebut. Hal ini terjadi karena untuk menjadi seorang wakil rakyat, atau setidaknya menjadi calon anggota legislatif saja, dana yang dibutuhkan tidak sekedar di kisaran puluhan juta rupiah saja. Namun, angka tersebut mencapai ratusan juta hingga milyaran rupiah. Demokrasi yang mahal 1 dan demokrasi elektoral yang menuntut adanya pemilihan langsung kandidat calon anggota legislatif adalah dua hal yang dimaksimalkan oleh para artis yang memiliki cukup potensi di kedua hal tersebut. Karena seperti yang diketahui bersama, bahwa artis memiliki banyak uang dan artis juga memiliki popularitas yang tinggi di mata masyarakat. Dan kedua faktor ini sangat ampuh untuk meraup suara di Pemilu 2014 ini, maka tidak heran jika banyak dari partai politik yang sangat tergoda dengan pesona para public figure tersebut, dan menjadikan mereka sebagai pasukan perebut simpati rakyat. Namun, terlepas dari perihal seputar dana untuk nyaleg di atas, kita juga tidak boleh melupakan hal yang sangat krusial juga vital, yakni menyangkut soal kemampuan politik dan loyalitas para artis ini terhadap partainya dan khusunya terhadap konstituennya. Karena masyarakat pada umumnya masih sangat skeptis 1 Sebuah ungkapan yang menggambarkan ketika seseorang ingin menyalonkan dirinya menjadi wakil rakyat atau anggota legislatif, maka ia perlu memiliki uang yang banyak dalam menjalankan proses demokrasi bagi dirinya. jika disodorkan wacana mengenai pencalonan para artis ini menjadi anggota legislatif dan “wakil” mereka rakyat. Terlebih lagi jika wacana pencalonan tersebut berisikan tentang artis; Angel Lelga yang maju menjadi calon anggota legislatif. Disadari atau tidak, peran media massa jualah yang membentuk ketidakpercayaan masyarakat terhadap para caleg artis ini. Pasalnya, dewasa ini masyarakat sudah sangat mengerti dan “melek” akan berita-berita yang disajikan oleh media massa, termasuk berita seputar dunia politik. Dan Okezone.com merupakan salah satu media massa online yang turut mempublikasikan berita tersebut. Karena Okezone.com merupakan media massa yang berbasis online, jadi mereka selalu meng-update berita-berita mereka, termasuk berita seputar Angel Lelga ini melalui jejaring sosial yang mereka miliki, seperti Twitter dan Facebook. Kemudian dalam penelitian ini, penulis menemukan data, yakni enam buah artikel berita yang bersumber dari situs Okezone.com pada periode April 2013, terkait berita kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP. Dari keenam berita tersebut, Okezone.com memberitakan sosok Angel Lelga secara berimbang. Sebab, dari data yang penulis dapat seputar berita tersebut, terdapat sejumlah berita yang bernuansa mengritik Angel Lelga, dan ada pula beberapa berita yang benar-benar murni hanya memberitakan Angel Lelga saja, tanpa ada tekanan dari pihak Okezone.com terhadap Angel Lelga. Dan keenam berita tersebut akan penulis analisa dalam bab ini dengan menggunakan analisis framing model Robert N. Entman. Kemudian akan diinterpretasikan dengan menggandeng teori Konstruksi Sosial Realitas milik Peter L. Berger dan Thomas Luckmann.