a. Financial Incentive
Pemberian insentif yang bersifat keuangan yang meliputi upah atau gaji yang pantas dan juga kemungkinan untuk memperoleh bagian dari keuangan
yang diperoleh perusahaan. Bentuk dari insentif keuangan adalah bonus dan komisi yang dihitung berdasarkanLoyalitasatau penjualan yang melebihi
standard. b.
Non Financial Incentive Pendidikan dan hiburan, liburanhiburan, terjaminnya tempat kerja, dan
terjaminnya komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan merupakan insentif yang tidak bersifat keuangan.
c. Social Incentive
Insentif sosial adalah insentif yang berupa rangsangan yang berbentuk sikap dan tingkah laku yang diberikan oleh anggota kelompok, cenderung
pada keadaan dan sikap dari para rekan kerja.
2.1.3 Tujuan Pemberian Insentif
Tujuan pemberian insentif adalah untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, yaitu:
a. Bagi perusahaan:
1. Mempertahankan karyawan yang terampil dan cakap agar
loyalitasnya tinggi terhadap perusahaan. 2.
Mempertahankan dan meningkatkan moral kerja karyawan yang ditunjukkan dengan penurunan tingkat perputaran tenaga
kerja dan absensi.
Universitas Sumatera Utara
3. MeningkatkanLoyalitasperusahaan yang berarti hasil produksi
bertambah untuk setiap unit per satuan waktu dan penjualan yang meningkat.
b. Bagi karyawan:
1. Meningkatkan standar kehidupan karyawan dengan
diterimanya pembayaran di luar gaji pokok. 2.
Meningkatkan semangat kerja karyawan sehingga mendorong karyawan untuk berprestasi lebih baik.
3. Meningkatkan loyalitas karyawan untuk tetap komit terhadap
perusahaan dikarenakan karyawan merasa puas.
Setiap orang apabila ditawarkan suatu ganjaran yang memberikan hasil yang cukup menguntungkan bagi karyawan, maka karyawan akan termotivasi untuk
memperolehnya. Alat motivasi yang kuat itu adalah dengan memberikan insentif. Pemberian insentif terutama insentif material dimaksudkan agar kebutuhan
materi karyawan terpenuhi, dengan terpenuhinya kebutuhan materi itu diharapkan karyawan dapat bekerja lebih baik, cepat dan sesuai dengan standar perusahaan
sehingga output yang dihasilkan dapat meningkat daripada input dan akhirnya kinerja karyawan dapat meningkat. Semakin baik kinerja dan prestasi karyawan, maka akan
memperoleh insentif yang lebih sehingga merangsang karyawan agar tetap bertahan bekerja pada perusahaan tersebut.
Pemberian insentif merupakan sarana motivasi yang dapat merangsang ataupun mendorong karyawan agar dalam diri karyawan timbul semangat yang lebih besar
untuk berprestasi dan merasa puas sehingga karyawan mau bertahan tetap kerja di dalam perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Sistem Pelaksanaan Insentif
Pedoman penyusunan rencana insentif menurut Dessler 2007, antara lain:
1. Pastikan bahwa usaha dan imbalan langsung terkait
Insentif dapat memotivasi karyawan jika dilihat ada kaitan antara upaya yang karyawan lakukan dengan pendapatan yang disediakan perusahaan, oleh
karena itu program insentif hendaklah menyediakan ganjaran kepada karyawan dalam proporsi yang sesuai dengan peningkatan kinerja karyawan. Karyawan
harus memiliki pemikiran bahwan tugas yang diberikan dapat dilaksanakan sehingga standar yang ditetapkan dapat tercapai.
2. Rencana yang dapat dipahami dan mudah di kalkulasi oleh karyawan
Karyawan diharapkan dapat mudah menghitung pendapatan yang bakal diterima dalam berbagai level dengan melihat kaitan antara kinerja dengan
pendapatan. Program insentif yang ditetapkan sebaiknya dapat dimengerti dan mudah di kalkulasi oleh karyawan.
3. Tetapkanlah standar yang efektif
Standar yang mendasari pemberian insentif ini sebaiknya efektif, di mana standar dipandang sebagai hal yang wajar oleh karyawan. Standar sebaiknya
ditetapkan cukup masuk akal dan tujuan yang akan dicapai hendaknya spesifik, artinya tujuan secara terperinci dan dapat diukur karena hak ini dipandang lebih
efektif. 4.
Jaminan standar anda Dewasa ini, para karyawan sering curiga bahwa upaya yang melampaui
standar akan mengakibatkan makin tingginya standar untuk melindungi
Universitas Sumatera Utara
kepentingan jangka panjang, maka karyawan tidak berprestasi di atas standar sehingga mengakibatkan program insentif gagal. Pihak manajemen harus
memandang standar sebagai suatu kontrak dengan karyawan ketika rencana itu terlaksana.
5. Jaminan suatu tarif pokok per jam
Pihak perusahaan disarankan untuk menjamin adanya upah pokok bagi karyawan, baik dalam per jam, hari, bulan dan sebagainya agar karyawan tahu
bahwa apapun yang terjadi karyawan akan memperoleh suatu upah minimum yang terjamin.
Suatu insentif yang diinginkan dapat berjalan dengan efektif apabila memenuhi kondisi-kondisi sebagai berikut:
a. Pekerjaan-pekerjaan individu haruslah tidak tergantung terhadap pekerjaan
lainnya. b.
Basis yang kompetitif dan memadai terhadap gaji dan tunjangan-tunjangan dasar pada puncak di mana insentif dapat menghasilkan pendapatan variabel.
c. Dampak signifikan individu atau kelompok atas kinerja hasil-hasil yang
penting. d.
Hasil-hasil yang dapat diukur. e.
Standar produksi terhadap mana program insentif didasarkan haruslah disusun dan dipelihara secara cermat.
f. Standar produksi haruslah dikaitkan terhadap tingkat gaji.
g. Rentang waktu yang masuk akal.
h. Komitmen manajemen terhadap program-program adalah vital bagi
kesuksesannya.
Universitas Sumatera Utara
i. Iklim organisasional yang sehat dan positif di mana perjuangan terhadap
keunggulan individu dan kelompok didorong.
2.1.5 Indikator-Indikator Pemberian Insentif