Dapat  disimpulkan  bahwa  sebagian  besar  informan  mengidolakan Departemen  Ilmu  Komunikasi  USU  sebagai  langkah  awal  dalam  memasuki
jenjang  perguruan  tinggi  negeri  walaupun  masih  banyak  minat  dan  bakat mahasiswa  belum  sepenuhnya  atas  dorongan  dari  dirinya  sendiri  tapi  dari
rekomendasi  saudara  dan  orang  tua  informan.  Apalagi  semenjak  tahun  2010, jumlah  mahasiswa  yang  diterima  sebanyak  102  orang  yang  meningkat  terus
hingga  tahun  2014 menjadi  203  orang.  Artinya  motivasi  alumni  SMUSMKMA untuk  mengambil  pilihan  Departemen  Ilmu  Komunikasi  FISIP  USU  sangat
banyak dan sangat diminati.
2. Kesan Saat ini Saat Wawancara Berlangsung
Menurut  Yolanda, ia  sudah  mulai  menyukai  jurusan ini,  karena  informan merasa  dirinya  sendiri  memang  cocok  untuk  menuntut  ilmu  di  Departemen  ini.
Memang pada awal-awal masa perkuliahan, informan merasa seperti salah dalam mengambil  Departemen,  tetapi  pada  akhirnya  informan  mengerti  bagaimana
perkuliahan saat ini. seperti pernyataannya berikut, ―Saya  sudah  mulai  mencintai,  karena  memang  awalnya  aku  pun  rasa
kayak  salah  jurusan,  karena  semester-semester  awal  banyak  teori  dan kayaknya berat kali pembelajarannya. Tapi, makin kesini makin kelihatan kok kayaknya aku
emang cocok disini ya‖. Di  tambah  lagi  ia  mengatakan  suasana  di  lingkungan  disini
menyenangkan, dimana semuanya dapat bersahabat dengan dirinya maupun orang sekitar. Berikut kutipan wawancaranya,
‖Dibuat  happy  dan  semangat  aja,  karena  dosen-dosennya, mahasiswanya,  karyawannya  cukup  bersahabat.  Kuliahnya  santai  dan
menyenangkan‖. Dilanjutkan dengan pernyatan ini yang mendukung adanya hal yang mulai
disukai informan Yolanda yakni tidak banyaknya mata perkuliahan yang bersifat hitungan, namun masih ada beberapa hal yang masih kurag dibandingkan dengan
Universitas lain, berikut kutipan wawancaranya,
―Sebenarnya  menyenangkan,  karena  gak  ada  hitung-hitungan,  dari  segi mata kuliahnya. Cukup menyenangkan dari keseluruhan. Memang dari beberapa
aspek, kurang ya dibandingkan dengan universitas lain. Tapi saya rasa cukuplah untuk taraf USU‖.
Berbeda  dengan  informan  Yolanda,  saudara  Muhammad  Rivanda bahwasanya  saat  ini  kesan  jurusan  ini  tidak  bagus,  dimana  informan  merasakan
ada  masalah.  Menurut  informan,  mungkin  dari  segi  pengajar  yang  masih  jadi terkendala. berikut pernyataannya,
―Kesannya itu gak selama nya baik, karena ditarik belakangan ini memang ada masalah,  tapi  sejauh  ini,  secara  keseluruhan  Jurusan  Ilmu  Komunikasi  FISIP
USU  ini  baik.  Mungkin  dari  segi  dosen,  tergantung  pribadi  dosennya  juga,  tapi banyak  juga  kok  dosen  di  Departemen  Ilmu  Komunikasi  ini  yang  bisa  diajak
sharing,  kalau  staff  sih,  cukup  mengayomi,  mungkin  dibilang  ada  beberapa  yg
diganti ya agar bisa memenuhi kebutuhan mahasiswanya‖. Hal  ini  didasari  oleh  pengalaman  informan  Muhammad  Rivanda  selama
PKL dulu, seperti petikan wawancaranya berikut, ―Kesan saat ini sih agak kecewa, karena sewaktu PKL dulu, departemen ini jauh
sekali  rasanya  ketinggalan  dari  universitas  yang  berada  di  Jawa.  Kami  selaku mahasiswanya  belum  mengerti  bagaimana  ilmu  jurnalistik  itu  sendiri,  kalau
mahasiswa  dari  ilmu  komunikasi  universitas  lain  sudah  gesit,  sudah  bisa  jadi reporter,  buat  berita,  ataupun  disuruh  meliput  untuk  berita  headline  mereka
sudah jago, beda jauhlah sama yang di USU‖. Ada hal yang kurang disenangi oleh Rivanda, seperti petikan berikut ini,
―Tapi  ada  beberapa  yang  kayaknya  ada  yang  kurang  disenangi,  seperti pembelajaran  yang  semulanya  dibayangkan  membuat  mahasiswa  mengerti,
malah  kurang  paham.  Kayak  desain  grafis,  di  Departemen  kita  hanya memberikan  teori  saja,  yang  kita  tahu  desain  grafis  lebih  mengarah  terhadap
praktek.
Lalu  di  tambah  lagi  dengan  pernyataan  Rivanda  selanjutnya,  sambil berujar
―tolong kata-kata yang keluar dari mulutnya dibuat lebih lembut dan wajar‖
Dan melanjutkan penjelasan tentang kesan saat ini kepada penulis, seperti berikut ini,
―Menurut  saya,  terkesan  saat  ini  kuliahnya  banyak  di  kelas  deh  dibandingkan kuliah  di  lapangan.  Saya  juga  tak  tahu  apa  dosennya  yang  banyak  ‗text  book‘
maunya dibarengi dengan ‗study tour‘. Mungkin lebih menyenangkan‖. Menurun  Rivanda,  jika  mahasiswa  Departemen  Ilmu  Komunikasi  USU
lebih  banyak  melakukan  praktek  ketimbang  dengan  belajar  dikelas,  jauh menguntungkan. Sesuai dengan pengalaman pribadi yang di alami oleh informan
selama  PKL.  Banyaknya  pertukaran  pikiran  dengan  orang  baru  menjadikan wawasan mahasiswanya akan bertambah.
Lain halnya dengan informan  Inka  Adrina Paramita Ketaren, menurutnya proses  perkuliahannya  membebaninya,  dikarenakan  adanya  beberapa  konsep  dan
teori yang dipelajarinya. Memang, menurut informan bentukanya seperti hapalan, tetapi bisa membuat dirinya jenuh. seperti kutipannya berikut,
―Materi  kuliahnya  kok  terkesan  memberatkan  ya,  saya  harus  paham  banyak konsep dan teori, bentuknya hafalan, lumayan jenuh juga‖.
Dilanjutkan dengan petikan berikut, ―Saya masih belum menemukan resep khusus untuk menyenangi Departemen ini
hingga saat ini. Saya belum PeDe gitu, nilai semester lalu aja masih rendah. Saya masih galau dengan departemen ini‖.
Dapat  disimpulkan  bahwa,  kesan  yang  dialami  semua  informan  adalah masih  kurang  menyenangkan  dan  tidak  sesuai  dengan  keinginan  mereka.  Walau
secara  konsep  dan  teori,  mahasiswa  dituntut  untuk  memahami  dari  awal perkuliahan  tapi  jika  dibarengi  dengan  praktek  kemungkinan  akan  membuat
mahasiswa  lebih  mengerti.  Pergi  studi  lapangan  dan  membuat  laporan  kerja lapangan  memungkinkan  mahasiswa  untuk  aktif  dalam  menerapkan  konsep  dan
teori yang mahasiswa dapatkan dari kelas. Dalam  kedua  komponen  indikator  yang  menjelaskan  kesan  mahasiswa
terhadap  Departemen  Ilmu  Komunikasi  FISIP  USU  baik  saat  pertama  kali
menjadi  mahasiswa  baru  hingga  mengikuti  bangku  perkuliahan  saat  ini memperlihatkan bahwa keseluruhan informan menginginkan inovasi ibarat cerita
cinta, yakni ―Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya sungguh mempesona‖. Tapi  yang  terjadi  ―Kesan  pertama  sungguh  mempesona,  selanjutnya  sungguh
membinasa‖.  Keseluruhan  informan  masih  mengharapkan  perubahan  yang  lebih baik yang membuat mahasiswanya mempunyai ‗sesuatu‘ yang lebih berarti untuk
mahasiswanya agar siap memasuki dunia kerja.
  Kepercayaan terhadap Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU
Menurut informan Yolanda, jurusan ini kurang terbaik, dimana masih ada beberapa  Departemen  baik  diluar  maupun  di  Sumatera  Utara  yang  bisa  dikatan
menjadi  saingan  Departemen  Ilmu  Komunikasi  FISIP  USU.  seperti  kutipan berikut,
―Kalau ditanya terbaik, aku rasa kurang. Karena yang kita tahu, di medan aja ada  Sekolah  Tinggi  Ilmu  Komunikasi  juga  kan,  kayaknya  kalau  pun  ditanya
tentang  serapan  ilmu,  kita  disini  masih  kurang  ya.  Padahal kita  tahu,  USU  saat
ini nomor 1 di Sumatera Utara‖. Karena  menurutnya,  hal-hal  berikut  ini  yang  mendasarinya  yakni  seperti
kutipannya berikut, ―Ya menurut pribadi saya, kekurangan fasilitas, trus jumlah tenaga pengajar kita
yang disini masih sangat kurang, kadang mau kita gak jadi belajar karena infokus di  FISIP  itu  gak  bisa  dipakai,  terus  kayaknya  perlu  pembentukan  komunitas
ataupun  lab,  agar  bakat-bakat  ataupun  keinginan  yang  ingin  belajar  bisa
terpenuhi‖. Bagi  informan,  adanya  fasilitas  yang  belum  memadai,  jumlah  tenaga
pengajar  yang  masih  kurang  menjadi  penghambat  kemajuan  bagi  mahasiswa  itu sendiri.  Selain  itu,  perlu  diadakannya  sebuah  komunitas  atau  sarana  penyaluran
bakat  bagi  mahasiswa  Departemen  Ilmu  Komunikasi  agar  bisa  menunjang kemajuan  dari  mahasiswa  itu  sendiri.  Selain  itu  juga  bisa  menjadikan  nilai  plus
bagi Departemen ini. Menurut informan Rivanda juga senada dengan Yolanda, yakni,
―Jujur  saya  katakan,  saya  masih  kecewa  karena  fasilitas  perkuliahan  nya membuat saya terganggu, mungkin karena kampus kita kuliah bersama. Mungkin
harus dipikirkan ada bagian maintenance gedung yang selalu cek berfungsi atau tidak  peralatan  dan  perlengkapan  untuk  perkuliahan  mahasiswa  agar  kegiatan
belajar kita menjadi menyenangkan‘. Informan  Rivanda  membandingkan  pengalamannya  ketika  PKL,  seperti
berikut, ―Saya  yakin  akan  departemen  ini  bisa  setara  maju  nya  dengan  Pulau  Jawa,
karena  ada  teman  saya  yang  kuliah  di  Ilmu  Komunikasi  UI,  mereka  lebih mengenal  prakteknya  sambil  memahami  konsep  dan  teori,  mungkin  seni  dari
dosennya dalam mengajar, sehingga banyak lulusannya ke pake di tempat kerja‖. Coba kampus kita juga begitu‖.
Sama  halnya  dengan  kedua  informan  di  atas,  informan  Inka  Adrina Paramita Ketaren menyatakan jurusan ini perlu perbaikan yang  lebih baik lagi ke
depan, seperti kutipannya berikut, ―Saya sih kurang antusias dengan keadaan departemen ini ya, boleh saya bilang
harus  banyak  yang  diperbaiki.  Ya  dari  segi  stafnya,  kurikulumnya,  wawasan dosennya.  Atau  mungkin  kita  harus  studi  banding  mungkin  ke  departemen  yang
bagus kualitasnya. Jadi sedikit banyak kita bisa meniru untuk menjadi yang lebih
baik lagi dari sekarang‖. Informan  Inka  juga  menyarankan  hal  berikut  ini,  seperti  petikan
wawancaranya, ―Ya  mungkin  agak  perlu  ada  perencanaan  dalam  perbaikan  ke  depannya.
Dengan didengarnya keluhan mahasiswa sehingga perlu dilakukan proses ‗duduk bersama‘ oleh pengambil kebijakan departemen dan universitas ini‖.
Penulis  menyimpulkan  dari  keseluruhan  informan  ini  adalah  bahwasanya informan  merasa  optimis  dengan  Departemen  Ilmu  Komunikasi  FISIP  USU
dalam  membawa  perubahan  perbaikan  di  seluruh  aspek  pendidikan  untuk kelancaran  proses  belajar  mengajar  kedepannya.  Informan  agak  mengecewakan
pada fasilitas belajar di kelas berupa perlengkapan dan peralatan yang menunjang
belajar  belum  sesuai  harapan  mereka.  Informan  berharap  adanya  kemajuan  yang lebih  baik  lagi  membuat  Departemen  Ilmu  Komunikasi  FISIP  USU  ini  bisa
‗setara‘ dengan dengan Ilmu Komunikasi terkenal di Pulau Jawa. Para pengambil keputusan baik di tingkat Departemen Ilmu Komunikasi maupun di tingkat FISIP
USU ini sudah harus mulai memikirkan jalan keluar dari permasalahan mahasiswa saat ini. Karena semua akan berujung dengan kenyamanan semua pihak dan tentu
saja  akan  menaikkan  nilai  akreditasi  Departemen  Ilmu  Komunikasi  FISIP  USU periode mendatang.
  Sikap terhadap Jurusan Ilmu Komunikasi 1.
Sikap Kognitif
Informan Yolanda merasakan hal-hal berikut ini yang dialaminya terhadap jurusan ini, seperti petikan wawancara berikut,
―Yang  diketahui, yaaa masih kurang. Adanya sarana yang kurang, kayak kelas dan  fasilitas  juga  akupun  ngerasa  masih  jauh.  Infokus  yang  kadang  rusak,
padahal itu penting banget untuk perkuliahan‖. Di  tambah  lagi  pernyatan  informan  Yolanda  tentang  penjurusan
konsentrasi  dalam  Departemen  ini.  Pada  saat  informan  menuntut  ilmu  disini, konsentrasi  di  Departemen ini masih  dua.  Seiring  berjalannya  waktu,  penjurusan
ditambah menjadi 3. berikut kutipannya, ―Mungkin di jaman saya dulu, Ilmu Komunikasi masih terbagi  dua penjurusan,
yaitu  public  relation  dan  jurnalistik.  Seiring  berjalannya  waktu,  adik-adik  juga sudah merasakan adanya penambahan penjurusan yaitu di bidang advertising‖.
Namun  menurutnya  sebaiknya  dilakukan  penjurusan  mulai  dari  semester awal  perkuliahan,  karena  bagi  informan,  pada  semester  awal  perkuliahan  sudah
dilakukan  penjurusan,  maka  mahasiswa  nya  sendiri  dapat  fokus  dan  memahami dengan pilihan kondentrasinya itu sendiri, seperti pernyataannya berikut,
―Yang  saya  ketahui  tentang  departemen  ini  adanya  3  penjurusan  yang  dibagi sewaktu  semester  lima,  sebaiknya  dari  semester  awal  kami  sudah  dilakukan
penjurusan,  karena  bisa  langsung  bisa  fokus  ke  masing-masing  minat,  yaitu
advertising, jurnalistik, sama public relation‖.
Menurut  informan  Inka  juga  merasakan  hal  serupa  seperti  yang  yang diungkapkannya berikut,
―Awal-awalnya,  ada  beberapa  pendapat  bilang  kalau  Departemen  Ilmu Komunikasi  ini  merupakan  Departemen  yang  terbaik  di  FISIP  USU.  Namun,
makin kesini kok makin gak ada kerasanya‖. Karena menurutnya seperti keadaan berikut ini,
―Mata  kuliah  yang  kadang-kadang  aneh  namun  masih  dikatakan  sudah  mulai baik,  ya  bisalah  kalau  memang  kita  sering  sharing  juga  sama  dosennya,  seperti
ada  penambahan  penjurusan  yaitu  di  advertising,  terus  adanya  kurikulum  baru, sama  adanya  organisasi  internal  jurusan  kita  yaitu  imajinasi.  Trus,  sepertinya
ada penambahan peralatan di lab kita‖. Begitu  juga  dengan  informan  Rivanda  yang  menunjukkan  pernyataan
perasaan  sikap  yang  sama  dengan  kedua  informan  di  atas,  seperti  pernyataan berikut,
―Selama saya kuliah disini belum pernah rasanya ada evaluasi dari departemen atas  proses  kegiatan  belajar  mengajarnya  yang  dinilai  oleh  mahasiswanya.  Ini
khan bisa juga jadi masukan untuk departemen ini di masa depan‖. Ia  juga  memaparkan  tentang  perbandingan  dengan  temannya  yang  juga
kuliah jurusan yang sama di pulau jawa, seperti kutipannya berikut, ―Kalau saya punya teman di kampus lain di Jawa, disana ada malam pelepasan
alumni  yang  diadakan  departemennya  satu  hari  sebelum  wisuda  universitas dilaksanakan,  untuk  dimintakan  saran  dan  masukan  membangun  untuk
departemen yang dihadiri oleh Ketua Departemen dan seluruh dosen departemen. K
ayaknya departemen kita patut juga meniru itu‖. Informan Rivanda menyarankan hal berikut, seperti pernyataannya,
―Agar dibuka forum keterbukaan antara dosen dan mahasiswa agar lebih terarah proses  belajar  mengajar  ya  bisa  dengan  menyebarkan  kuisioner  ke  mahasiswa
seperti kami ini yang sangat- sangat butuh diperhatikan‖.
Kesimpulan  yang  dapat  penulis  ambil  dari  para  informan  mahasiswa  ini adalah  dibukanya  forum  tanya  jawab  atau  sharing  atau  menyebarkan  kuisioner
sebelum  ujian  semester  ke  kami  para  mahasiswa  untuk  mengevaluasi  kebutuhan dan  keinginan  para  mahasiswa  untuk  kemajuan  jurusan  ke  depan.  Mulailah
departemen  dan  mahasiswa  merapatkan  ‗barisan‘  untuk  Departemen  Ilmu Komunikasi terbaik di Indonesia dengan akreditasi A setiap periodenya.
2. Sikap Afektif