Hipotesis Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

terhadap orang lain sudah mulai hilang. Mereka semakin mampu bersosialisasi dengan masyarakat sekelilingnya. Dengan meningkatnya kondisi anak, baik dari segi pengetahuan maupun kemandiriannya menandakan bahwa keterlibatan SDLB tersebut sudah cukup baik terhadap siswa didiknya, dalam hal ini tentu berdampak sangat baik terhadap perkembangan anak. Manihuruk 2007 meneliti tentang upaya SLB-B Sekolah Luar Biasa bagian Tunarungu Karya Murni untuk meningkatkan kemandirian siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai upaya yang diterapkan oleh sekolah luar biasa bagian tunarungu di dalam meningkatkan keterampilan dan kemandirian siswanya. Hasil penelitian tersebut didapat bahwa hasil analisis data yang dipakai adalah deskriptif menunjukkan keterampilan sangat dibutuhkan sebagai pendukung pendidikan formal tunarungu, jikalau hanya mengandalkan pendidikan formal saja mereka kurang bisa hidup secara mandiri, ditengah-tengah masyarakat yang menganggap anak tunarungu tidak dapat diandalkan. Ada bebarapa program yang dapat dipilih oleh siswa sesuai dengan minat, bakat serta kemampuannya, antara lain : bertenun, menyulam, pembuatan lilin, pertukangan, konveksi, memasak. Sekitar 60.86 responden menjawab sangat mahir terhadap keterampilan yang diberikan sekolah dan 78.26 responden mengaku dapat mengembangkan keterampilan tersebut menjadi usaha.

2.9. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam proposal penelitian ini dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti benar melalui data yang terkumpul Nawawi, 1983 : 43. Universitas Sumatera Utara Adapun hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : ” Pelayanan yang diberikan Pusat Rehabilitasi Anak Yayasan Pembinaan Anak Cacat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterampilan penyandang tuna grahita”.

2.10. Kerangka Pemikiran

Anak tuna grahita bukan merupakan kelompok atau golongan tersendiri yang mempunyai asal-usul lain dalam suatu bangsa. Seperti anak-anak yang tumbuh secara normal, anak tuna grahita juga merupakan bagian dari suatu bangsa sekaligus sebagai generasi penerus perjuangan cita-cita bangsa. Usaha-usaha yang diperlukan untuk perkembangan anak tuna grahita yaitu : a. Pelaksanaan Program Pendidikan Pendidikan terhadap anak tuna grahita memerlukan adanya program yang penanganannya dilakukan secara khusus, sejak dari proses awal sampai dengan tahap terminasi. b. Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana, dalam suatu yayasan atau lembaga pendidikan pada hakekatnya sangat penting untuk mendukung berbagai kegiatan pelayanan terhadap anak didik c. Dana Dalam mengelola yayasan diperlukan dana yang cukup memadai. d. Sumber daya manusia Universitas Sumatera Utara Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur masukan input yang bersama unsur lain, seperti bahan, modal, mesin, dan teknologi yang diubah melalui proses manajemen menjadi keluaran output berupa barang atau jasa dalam mencapai tujuan sautu organisasi. e. Belajar keterampilan Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot. Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Keterampilan yang dimaksudkan misalnya: bermain alat musik, melukis, berkebun, dan memperbaiki benda-benda elektronik. Salah satu usaha yang dilakukan oleh Yayasan Pembinaan Anak Cacat Medan terhadap tuna grahita adalah memberikan pelayanan rehabilitasi, khususnya rehabilitasi pravokasional. Layanan rehabilitasi ini memberikan latihan dan pengetahuan keterampilan kepada tuna grahita yang memiliki bakat dan kemampuan tertentu. Layanan keterampilan yang diberikan diharapkan dapat menumbuhkan kemandirian dan menghasilkan sebuah karya sehingga tuna grahita tidak lagi bergantung kepada orang lain. Bagan 1 Kerangka pemikiran Variabel bebas X Layanan yang diberikan YPAC, indikatornya: 1. Layanan pravokasional 2. Kelengkapan sarana dan Variabel terikat Y Keterampilan penyandang tuna grahita, indikatornya: 1. Kemampuan dalam menciptakan karya Universitas Sumatera Utara

2.11. Definisi Konsep

Dokumen yang terkait

Pola Asuh Keluarga yag Memiliki Anak Tunagrahita di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan

7 95 103

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelayanan Sosial Terhadap Penyandang Tuna Daksa Oleh Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan.

17 80 89

Pengaruh dukungan sosial dan bimbingan agama islam terhadap kepercayaan diri penyandang tunadaksa di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kebayoran Baru Jakarta Selatan

0 15 145

Dinamika penerimaan ibu terhadap anak tuna grahita

0 8 99

PEMBELAJARAN INSTRUMEN KEYBOARD PADA SISWA PENYANDANG TUNA DAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG

4 29 129

PENERAPAN MUSIK SEBAGAI MEDIA TERAPI FISIK MOTORIK BAGI ANAK PENYANDANG CEREBRAL PALSY DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG

3 40 131

TINJAUAN TUNA GRAHITA DAN PUSAT REHABILITASI LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT REHABILITASI DAN PENGEMBANGAN PSIKOLOGIS ANAK-ANAK TUNA GRAHITA DI YOGYAKARTA.

0 3 21

PROBLEMATIKA BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK PENYANDANG TUNA DAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN Problematika Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Anak Penyandang Tuna Daksa Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Cabang Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 15

PROBLEMATIKA BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK PENYANDANG TUNA DAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN Problematika Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Anak Penyandang Tuna Daksa Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Cabang Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 13

Pola Asuh Keluarga yag Memiliki Anak Tunagrahita di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan

0 0 10