3. Pekerjaan Tangan Menurut Descoeudres pekerjaan tangan mempunyai tujuan yang sama
sebagaimana dengan latihan fisik. Dalam hal ini dimasukkan kegiatan-kegiatan antara lain latihan, minat, kemampuan penglihatan dan ekspresi pikiran.
4. Pendidikan kesenian Descoeudres mempunyai pandangan modern dalam menggambar. Ia berpendapat
bahwa menggambar merupakan alat untuk eksresi diri dan metode latihan koordinasi mata dan tangan.
5. Pengajaran membaca, mengeja dan berhitung Descoeudres menganjurkan pengajaran membaca, mengeja, dan berhitung untuk
semua anak yang mempunyai kemampuan untuk itu. Ia menganjurkan agar membaca jangan dimulai pada usia terlalu muda Descoeudres dalam Bratanata, 1997 : 82 – 83.
2.8. Penelitian Terdahulu
Verywati 2006 meneliti tentang persepsi orangtua terhadap keterlibatan SDLB Negeri No.047703 Perum Kopri dalam kemandirian dan perkembangan siswa di
Kecamatan Berastagi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi orangtua terhadap keterlibatan SDLB dalam perkembangan dan kemandirian. Hasil
penelitian tersebut didapat bahwa hasil analisis data dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif menunjukkan bahwa keterlibatan SDLB Negeri 047703 Perum Kopri
terhadap perkembangan dan kemandirian siswa didik sudah baik. Hal ini dapat dirasakan oleh orangtua sebelum dan sesudah anak mereka bersekolah di SDLB tersebut. Anak-
anak cacat tersebut sudah dapat mengerjakan beberapa hal seperti mengurus diri sendiri, mengerjakan tugas-tugas rumah dan bahkan rasa rendah diri dan sifat yang tertutup
Universitas Sumatera Utara
terhadap orang lain sudah mulai hilang. Mereka semakin mampu bersosialisasi dengan masyarakat sekelilingnya. Dengan meningkatnya kondisi anak, baik dari segi
pengetahuan maupun kemandiriannya menandakan bahwa keterlibatan SDLB tersebut sudah cukup baik terhadap siswa didiknya, dalam hal ini tentu berdampak sangat baik
terhadap perkembangan anak. Manihuruk 2007 meneliti tentang upaya SLB-B Sekolah Luar Biasa bagian
Tunarungu Karya Murni untuk meningkatkan kemandirian siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai upaya yang diterapkan oleh sekolah luar biasa bagian
tunarungu di dalam meningkatkan keterampilan dan kemandirian siswanya. Hasil penelitian tersebut didapat bahwa hasil analisis data yang dipakai adalah deskriptif
menunjukkan keterampilan sangat dibutuhkan sebagai pendukung pendidikan formal tunarungu, jikalau hanya mengandalkan pendidikan formal saja mereka kurang bisa
hidup secara mandiri, ditengah-tengah masyarakat yang menganggap anak tunarungu tidak dapat diandalkan. Ada bebarapa program yang dapat dipilih oleh siswa sesuai
dengan minat, bakat serta kemampuannya, antara lain : bertenun, menyulam, pembuatan lilin, pertukangan, konveksi, memasak. Sekitar 60.86 responden menjawab sangat
mahir terhadap keterampilan yang diberikan sekolah dan 78.26 responden mengaku dapat mengembangkan keterampilan tersebut menjadi usaha.
2.9. Hipotesis