58
Internasional Tbk AASI, PT. United Tractors Tbk UNTR, PT. Kalbe Farma Tbk KLBF, PT. Astra Argo Lestari Tbk AALI.
Secara keseluruhan selama periode penelitian 2010-2013 peringkat pertama nilai VAIC dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia UNVR. Nilai VAIC
tertinggi UNVR adalah VAIC = 6,19 2010-2012, hanya saja pada tahun 2013 posisinya digantikan oleh PT. London Sumatera Tbk LSIP dengan nilai VAIC =
6,05. Dan peringkat terakhir nilai VAIC dimiliki oleh PT. Indocement Tunggal
Prakasa 2010 dengan nilai VAIC = 1,64.
Perusahaan yang memiliki nilai VAIC yang tinggi dalam laporan tahunannya bank tersebut memberikan jumlah dana yang besar terhadap beban
karyawannya. Artinya, perusahaan tersebut memberikan perhatian yang cukup besar terhadap karyawannya. Dengan memberikan pelatihan dan mengembangkan
pengetahuan terhadap karyawannya melalui dana yang dikeluarkan untuk karyawan, sehingga karyawannya mampu memberikan nilai tambah bagi bank
tersebut. Selain itu bank tersebut mampu mengelola aset fisik modal dengan baik dan juga mampu menggunakan sumber informasi berteknologi tinggi serta
jaringan yang baik. Dengan demikian, perusahaan dengan nilai VAIC tinggi, berarti
perusahaan tersebut dapat memanfaatkan seluruh potensi sumberdaya yang dimiliki perusahaan dengan baik, baik itu karyawan human capital, aset fisik
physical capital, maupun structural capital. Berdasarkan parameter efisiensi modal intelektual yang dikembangkan oleh Pulic, peneliti Kamath 2007
59
menyebutkan bahwa nilai VAIC 2,5 merupakan tanda kinerja bisnis yang sukses.
48
Hasil ini terutama diterima oleh perusahaan dari bisnis teknologi tinggi. Ini adalah tingkat efisiensi yang benar-benar dapat memastikan bisnis dan tempat
kerja yang aman.
2. Nilai Perusahaan
Nilai Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Price to Book Value PBV pada 11 perusahaan yang dijadikan sampel pada periode
2010-2013. Data tersebut diperoleh dari ringkasan kinerja keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia dalam situs
www.idx.co.id .
Tabel 4.5 Nilai Perusahaan PBV
NO PERUSAHAAN 2010 2011
2012 2013
1 AALII
5,72 4,06
3,31 4,26
2 ANTM
2,44 1,43
0,95 0,82
3 ASII
4,48 3,95
3,43 2,79
4 INTP
4,49 3,99
4,26 3,41
5 KLBF
6,14 5,3
7,3 7,4
6 LPKR
1,91 1,62
2,01 1,52
7 LSIP
3,85 2,63
2,5 2,1
8 SMGR
4,67 4,65
5,18 4,24
9 TLKM
3,61 2,33
2,72 2,98
10 UNTR
4,91 3,57
2,27 2,09
11 UNVR
31,12 38,97
40,09 36
Sumber: www.idx.co.id
data diolah Tabel 4.6 ini menunjukan data nilai perusahaan pada Perusahaan yang
dijadikan sampel penelitian pada periode 2010-2013. Pada periode penelitian ini, nilai perusahaan tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. UNVR
48
Ihyaul,Ulum, Intellectual Capital, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, h. 92
60
pada tahun 2012 dengan PBV = 40,09 dan nilai perusahaan terendah dimiliki oleh PT. Aneka Tambang ANTM dengan PBV = 0,82.
C. Pengujian Model Regresi Data Panel
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel, untuk menguji spesifikasi model dan kesesuaian teori-teori dengan kenyataan.
Pengolahan data dilakukan secara elektronik denganmenggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2007 dan Eviews 7.0.
1. Uji Chow
Uji chow dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect pooled least square atau fixed effect. Uji chow dilakukan
dalam pengujian data panel dengan memilih fixed effect pada cross section panel option. Dengan ketentuan jika probabilitas 0,05 maka kita menerima H
, berarti menggunakan pendekatan common effect pool least square. Tetapi jika
probabilitas 0,05, maka H ditolak, dan menerima H
1
, berarti menggunakan pendekatan Fixed Effect
Tabel 4.6 Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests Equation: FEFFECT
Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic d.f.
Prob. Cross-section F
152.890486 10,30
0.0000 Cross-section Chi-square
173.823824 10
0.0000 Sumber : output EViews
61
Hasil pengujian tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai probabilitas cross section adalah 0,000 atau 0,05, maka H
ditolak, dan menerima H
1
, berarti menggunakan pendekatan Fixed Effect.
2. Uji Haussman
Uji Haussman digunakan untuk menentukan apakah model yang paling tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random effect. Dalam
penelitian ini uji haussman dilakukan dalam pengujian data panel dengan memilih random effect pada cross section panel option. Dengan ketentuan jika probabilitas
0,05 maka kita menerima H , berarti menggunakan pendekatan random effect.
Tetapi jika probabilitas 0,05, maka H ditolak, dan menggunakan H
1
, berarti menggunakan pendekatan Fixed Effect.
Tabel 4.7 Uji Haussman
Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled
Test cross-section random effects Test Summary
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.000000
3 1.0000
Sumber : Output Eviews Hasil pengujian tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai probabilitas cross
section adalah 1.000 0,05, maka H ditolak, dan menerima H
1
, berarti model penelitian menggunakan pendekatan Random Effect.
62
D. Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Data Panel
1. Pengaruh komponen Intellectual Capital VACA, VAHU dan STVA
terhadap Nilai Perusahaan Secara Parsial uji t