silang cross examination sehingga tidak dapat diketahui seberapa jauh kesaksiannya itu akurat.
4. Karena saksi yang sebenarnya tidak datang ke pengadilan, maka terdapat
masalah validitas kesaksiannya, yaitu tidak dapat diketahui sejauh mana keakuratan dari persepsi, ingatan, narasi, keseriusan, dan ketulusan
hatinya. 5.
Karena problem ambigiusitas bahasa. Dalam hal ini, tidak diketahui apa maksud persis nya ketika mengucapkan sesuatu kata.
Keterangan saksi de auditu tidak dapat dipakai sebagai alat bukti penuh. Bahkan dalam banyak putusan pengadilan keterangan saksi de auditudianggap
sama sekali tidak berharga sebagai alat bukti. Keberatan terhadap kesaksian de auditu dahulu didasarkan kepada asas bahwa seluruh proses pembuktian
langsung didepan hakim dan terdakwa mengikuti seluruh proses itu, yang merupakan pembuktian terbaik.
58
58
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, h. 267.
BAB IV KEKUATAN KESAKSIAN
DE AUDITU SEBAGAI ALAT BUKTI MENURUT HUKUM ACARA PIDANAISLAM
A. Putusan Mahkamah Agung Nomor 193 PKPid.Sus2010
1. Kronologi Kasus
59
Peristiwa pidana ini menyangkut terdakwa JEFRI OLOANDIKA SILALAHI Bin JARASMIN SILALAHI pada hari minggu tanggal yang
sudah tidak diingat lagi pada bulan November 2007 sekitar pukul 11.00 WIB bertempat dikebun belakang Perumahan Griya Harapan yang terletak di Desa
Penyangkringan, Kecamatan Weleri kabupaten Kendal dengan sengaja
59
Putusan Mahkamah Agung Nomor 193 PKPid. Sus2010 di akses pada situs Www.mahkamahagung.go.id
. Pada jum’at 1 November 2013.
melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa saksi korban melakukan persetubuhan dengannya dengan cara berikut:
Pada waktu dan tempat seperti disebutkan diatas terdakwa dan saksi korban Farida Lumban Raja Binti Amintas Lumban Raja yang sebelumnya
telah mengikuti kegiatan Pramuka yang diselenggarkan selama 2 dua hari setelah selesai kemudan terdakwa mengantar pulang saksi korban. Namun
sebelum sampai rumah terdakwa mengajak saksi korban berjalan menuju ke kebun untuk bersantai disana sambil duduk. Selanjutnya terdakwa merangkul
sambil mencium kening saksi korban dan pada saat akan mencium bibir saksi korban menolak dengan menggelengkan kepala, melihat hal tersebut terdakwa
berdiri dan memaksa saksi korban dengan cara mendorong kedua bahu saksi korban dengan mengunakan kedua tangannya sehingga saksi korban berusaha
bangun dari tempat duduknya. Namun karena kuatnya dorongan dari kedua tangan terdakwa sehingga saksi korban tersandar di pinggiran tempat duduk
tersebut. Kemudian terdakwa dengan cepat, tangan kanan nya menyingkapkan rok melepas celana dalam sampai sebatas paha sambil tangan kirinya tetap
mendorong pundak saksi korban sebelah kiri. Lalu terdakwa membuka resleting celananya
dan mengeluarkan alat kelaminnya
kemudian memasukkannya kedalam alat kelamin saksi korban sampai masuk dan
menggerakkan pantatnya maju mundur beberapa kali sampai merasa klimaks dan mengeluarkan air mani yang dimasukkan kedalam alat kelamin saksi
korban.
Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban di jumpai selaput dara robek pada posisi jam 7 sampai dasar berdasarkan hasil Visum et Repertum Nomor :
Klien1121V2008 tanggal 8 juni 2008 yang di tandatangani oleh dr. Mastutik dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Kendal.Berdasarkan hal tersebut
perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81 ayat 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak Jo Pasal 26 ayat 1Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak. Dalam undang-undang
nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 81 ayat 1 di sebutkan bahwa setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman
kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun
dan paling singkat 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp. 60.000.000.00 enam puluh juta
rupiah. Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaannya menuntut agar terdakwa di
pidana selama 6 enam tahun penjara dan denda Rp. 60.000.000,- enam puluh juta rupiah subsidair 3 tiga bulan kurungan.Unsur-unsur dalam
perbuatan tersebut yaitu, perbuatan melawan hukum, memaksa melakukan persetubuhan, dengan kekerasan atau ancaman. Namun Majelis Hakim
Pengadilan Negeri
Kendal dalam
amar putusan
nyaNo. 234Pid.B2008PN.KDL menyatakan bahwa Terdakwa JEFRI OLOANDIKA