SaksiIstifadlah KEKUATAN PEMBUKTIAN KESAKSIAN

Dengan demikian terjawablah dengan tegas bahwa keterangan saksi yang diperoleh dari orang lain bukanlah alat bukti sah. Andi Hamzah mengemukakan pendapatnya bahwa: “Sesuai dengan penjelasan KUHAP yang mengatakan kesaksian de auditu tidak diperkenankan sebagai alat bukti, dan selaras pula dengan tujuan hukum acara pidana yaitu mencari kebenaran materiil, dan pula untuk perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia, dimana keterangan seorang saksi yang hanya mendengar dari orang lain, tidak terjamin kebenarannya, maka kesaksian de auditu atau hearsay evidence patut tidak di pakai di Indonesia pula.” 56 Munir fuady mengemukakan alasan tidak dapat diterimanya kesaksian de auditu sebagai alat bukti yang sah untuk membuktikan suatu kebenaran atas suatu fakta kejadian karena memiliki beberapa kelemahan, yaitu sebagai berikut: 57 1. Karena kesaksian de auditu tidak dibedakan mana yang merupakan kesaksian yang benar dan mana yang merupakan gosip atau rumor belaka. 2. Karena kesaksian de auditu tidak dapat menghadirkan saksi yang sebenarnya ke pengadilan untuk didengar oleh para hakim dan para pihak. 3. Karena saksi yang sebenarnya tidak hadir dipengadilan, maka tidak ada pertanyaan yang dapat diajukan dan tidak dapat dilakukan eksaminasi 56 Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, h. 267. 57 Munir Fuady, Teori Hukum Pembuktian Pidana dan Perdata, h. 134. silang cross examination sehingga tidak dapat diketahui seberapa jauh kesaksiannya itu akurat. 4. Karena saksi yang sebenarnya tidak datang ke pengadilan, maka terdapat masalah validitas kesaksiannya, yaitu tidak dapat diketahui sejauh mana keakuratan dari persepsi, ingatan, narasi, keseriusan, dan ketulusan hatinya. 5. Karena problem ambigiusitas bahasa. Dalam hal ini, tidak diketahui apa maksud persis nya ketika mengucapkan sesuatu kata. Keterangan saksi de auditu tidak dapat dipakai sebagai alat bukti penuh. Bahkan dalam banyak putusan pengadilan keterangan saksi de auditudianggap sama sekali tidak berharga sebagai alat bukti. Keberatan terhadap kesaksian de auditu dahulu didasarkan kepada asas bahwa seluruh proses pembuktian langsung didepan hakim dan terdakwa mengikuti seluruh proses itu, yang merupakan pembuktian terbaik. 58 58 Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, h. 267.