Respon Siswa Terhadap Pembelajaran

3. Menentukan t hitung Hasil pengujian dengan uji – t diperoleh nilai dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 11. Pengujian Hipotesis Kelompok n Mean Sg db T hit T tab Kesimpulan Eksperimen 32 64,56 17,08 62 2,81 1,99 Ho ditolak Kontrol 32 53,03 Gambar 4 : Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho 4. Membandingkan t tabel dengan t hitung Dari hasil pengujian hipotesis t hitung t tabel 2,81 1,99 5. Penarikan kesimpulan Dari data tersebut diketahui t hitung lebih dari t tabel , ini berarti t hitung tidak berada pada daerah penerimaan Ho. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Dengan demikian dapat dilihat pada taraf signifikansi 5 bahwa rata – rata skor tes kemampuan berpikir kreatif siswa dengan model inkuiri lebih besar dibandingakan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan konvensional. 1,99 2,81 Daerah Penolakan H

C. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis diatas menyatakan terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas yang menerapkan model inkuiri dan dengan menggunakan pembelajaran secara konvensional. Terdapatnya perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa antara kedua kelas tersebut ditunjukkan dengan rata – rata nilai kelompok eksprimen lebih tinggi dari pada rata – rata nila kelompok kontrol. Pada diskusi kelompok yang pertama, siswa masih bingung dalam mengerjakan lembar kerja siswa LKS yang diberikan karena mereka belum terbiasa mencari sendiri informasi yang diberikan dalam soal. Pada saat perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas, siswa terlihat masih malu – malu dan masih sulit untuk menyampaikan kepada siswa lainnya mengenai hasil diskusi kelompoknya, sehingga siswa lain lebih bnyak mengobrol dan enggan menanggapi presentasi temannya. Hal ini disebabkan kebiasaan siswa pada pembelajaran sebelumnya yang berpusat pada guru, siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang ditulis guru didepan kelas, mengerjakan soal yang mirip dengan contoh dan kurang adanya interaksi antara siswa sehingga mereka belum terbiasa untuk menyampaikan pendapat ataupun bertanya jika ada penjelasan yang belum dipahami. Pada pertemuan selanjutnya sedikit demi sedikit ada perubahan yang baik pada kemampuan berpikir kreatif siswa, hal ini dilihat dari hasil diskusi siswa dan hasil latihan. Siswa lebih kreatif dalam menjawab pertanyaan bertanya jika mereka mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah ataupun kurang memahami materi. Siswa pun lebih berani mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajarkan dengan model inkuiri lebih tinggi dari pada kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat diketahui dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil