Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol Nilai Frekuensi fi 25 – 35 4 12,5 36 – 46 7 21,875 47 – 57 9 28,125 58 – 68 8 25 69 – 79 2 6,25 80 – 90 2 6,25 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas, dapat dikeyahui siswa yang memiliki nilai yang paling banyak adalah siswa yang memperoleh nilai pada interval 47 – 57 sebanyak 9 siswa. Distribusi frekuensi hasil belajar matematika kelompok kontrol tersebut juga dapat disajikan dalam grafik berikut ini : Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Tes Berpikir Kreatif Kelas Kontrol 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 25 - 35 36 - 46 47 - 57 58 - 68 69 - 79 80 - 90 fr e ku e n si histogram dan poligon kemampuan berpikir kreatif siswa kelas kontrol Berdasarkan grafik histogram hasil tes berpikir kreatif kelas kontrol diatas diketahui bahwa 2 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif yang tinggi yaitu berada pada nilai 91,5 dan 4 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah yaitu berada pada nilai 35,5

2. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran

Setelah peneliti mengetahui bahwa kemampuan berfikir kreatif siswa yang diajarkan menggunakan model inkuiri lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan metode konvensional, selanjutnya peneliti mnecari tahu respon siswa setelah diajarkan menggunakan pembelajaran matematika model inkuiri terhadap kemampuan berfikir kreatif dengan cara mewawancarai beberapa siswa. Berdasarkan hasil wawancara bahwa respon siswa terhadap pembelajaran keliling dan luas jajargenjang melalui pembelajaran matematika model inkuiri yang diikuti oleh 32 siswa kelas IV. Sehingga dapat disimpulkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran kelililng dan luas jajargenjang melalui pembelajaran matematika model inkuiri adalah positif. Sikap positif siswa terhadap pembelajaran kelililng dan luas jajargenjang melalui pembelajaran matematika model inkuiri membuat siswa antusias untuk mengikuti proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Keadaan seperti ini sebenarnya dapat menjadi modal untuk menciptakan suasana belajar yang efektif. Selain itu kepositifan respon siswa terhadap pembelajaran kelililng dan luas jajargenjang melalui pembelajaran matematika model inkuiri karena pembelajaran ini dimulai dari penemuan rumus luas dan keliling sehingga siswa memahami materi keliling dan luas jajargenjang, selain itu didalam proses pembelajaran guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertukar pendapat dalam menyelesaikan masalah dan menghargai perbedaan pendapat diantara siswa. Keragaman pendapat tersebut dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman sebanyak mungkin dalam upaya menemukan penyelesaian masalah berdasarkan gagasan dari siswa lain. Selain itu menurut pendapat siswa pembelajaran matematika model inkuiri memudahkan siswa dalam memahami materi kelililng dan luas jajargenjang.

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis

Berdasarkan persyaratan analisis, maka sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap pemenuhan asumsi – asumsi analisis. Uji persyaratan analisis yang perlu dipenuhi adalah uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas terhadap data skor tes yang diperoleh digunakan uji chi kuadrat, uji ini digunakan untuk menguji hipotesis, bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi distribusi normal. Langkah – langkah uji normalitas adalah sebagai berikut : a. Menentukan hipotesis statistik Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal Ha : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal b. Menentukan X 2 tabel dan kriteria pengujian Dari tabel chi kuadrat untuk jumlah sampel = 32 pada taraf signifikan α = 0,05 dan df = 3 diperoleh X 2 tabel = 7,81 kriteria pengujian untuk uji normalitas sebagai berikut : Jika X 2 hitung X 2 tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika X 2 hitung X 2 tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak c. Menentukan X 2 hitung Dari hasil pengujian untuk kelas eksperimen dengan diperoleh nilai X 2 hitung = 6,12, sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh nilai X 2 hitung = 1,38. d. Membandingkan X 2 tabel dengan X 2 hitung Dari hasil penngujian untuk kelas eksperimen diperoleh nilai X 2 hitung X 2 tabel 6,12 7,81 Dan untuk kelas kontrol diperoleh nilai X 2 hitung X 2 tabel 1,38 7,81 e. Penarikan kesimpulan Dari pengujian normalitas dengan menggunakan rumus chi kuadrat untuk kedua sampel, masing – masing diperoleh X 2 hitung X 2 tabel maka untuk kedua Ho diterim, artinya sampel untuk kelas eksperimen dan kellas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal, dengan demikan asumsi normalitas dipenuhi.

2. Uji Homogenitas

Setelah asumsi normalitas dipenuhi, maka asumsi selanjutnya yang harus dipenuhi adalah homogenitas varians. Untuk menganalisis homogenitas dengan uji Fisher dilakukan langkah – langkah berikut ini : a. Menentukan hipotesis statistik Ho : σ x 2 = σ y 2 Ha : σ x 2 ≠ σ y 2 b. Menentukan F tabel dan kriteria pengujian Dari tabel F untuk jumlah sampel = 32 pada taraf signifikan α = 0,05 untuk dk penyebut varians terbesar 31 dan dk pembilang varians terkecil 31 diperoleh F tabel = 2,04, kriteria pengujian untuk uji homogenitas sebagai berikut: Jika F hitung F tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika F hitung F tabel , maka Ha diterima dan Ho ditolak c. Menentukan F hitung Hasil pengujian untuk kelas eksperimen dengan uji Fisher sebagai berikut: F hitung = = = 1,63