xxxix
E. PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD
Konsep pengukuran kinerja rumah sakit dengan balanced scorecard merupakan konsep pengukuran kinerja yang tidak menggunakan indikator tunggal
dalam menilai kinerja suatu organisasi. Pengukuran kinerja yang hanya memdanang dari aspek finacial saja sudah tidak relevan dalam pengambilan
keputusan karena ukuran–ukuran keuangan dianggap tidak proaktif terhadap masalah–masalah potesial seperti masalah–masalah operasional indikator non
keuangan. Ukuran keuangan dan non keuangan sangat penting dan merupakan satu kesatuan yang mendukung serta dapat mencerminkan kinerja organisasi
menyeluruh Srimindarti, 2004. Rumah sakit sebagai salah satu organisasi sektor publik yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Organisasi ini sama dengan organisasi instansi pemerintah secara keseluruhan yaitu bertujuan untuk memberikan pelayanan yang
optimal dan memberikan kepuasan bagi pengguna jasa mereka. Indikator keberhasilan organisasi pelayanan kesehatan mempunyai karekter istilah yang
sama dengan organisasi sektor publik pada umumnya. Pendekatan balanced scorecard dapat digunakan sebagai alat manajemen untuk mengukur kinerja
organisasi sektor publik pada umumnya. Pendekatan balanced scorecard dapat digunakan sebagai alat manajemen untuk mengukur kinerja pelayanan kesehatan
Imelda, 2004.
xl
F. PENELITIAN TERDAHULU
Menurut Grifith et al. 2002 menunjukkan bahwa dari 9 ukuran yang di uji dan di evaluasi arus kas, perputaran asset, mortality, complication, leng of in
patient stay, biaya per kasus, accupancy, change in accupancy dan persentase pendapatan dari perawatan pasien rawat jalan terdapat 7 ukuran arus kas,
perputaran asset, mortality, complication, leng of in patient stay, biaya per kasus, accupancy yang sangat berguna untuk digunakan dalam mengevaluasi kinerja
rumah sakit di Amerika Serikat dan ukuran ini menunjukan kinerja rumah sakit di Amerika Serikat dan mengidentifikasi kesempatan yang ada sehingga menjadikan
organisasi lebih bermanfaat. Menurut Kaplan dan Norton 1996 balanced scorecard merupakan
seperangkat ukuran kinerja yang memberi suatu pdanangan yang sekilas namun konferhensip tentang bisnis, yang meliputi ukuran keuangan yang menampilkan
hasil tindakan masa lalu, dilengkapi dengan ukuran operasional seperti kepuasan pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan orang yang
menjadi pemicu keuangan masa depan. Curtwright et al. 2000 berpendapat bahwa para pemimpin sistem kesehatan
terpadu perlu mengembangkan sebuah balanced scorecard guna mengembangkan sebuah balanced scorecard yang menyelaraskan strategi organisasi dengan
pengukuran kinerja dan manajemen. Mereka menganjurkan agar para stockeholder internal mengenali ukuran-ukuran untuk mengukur kinerja pada
masing-masing kategori penting dan, melalui ukuran-ukuran tersebut, organisasi
xli menghubungkan visi, nilai utama, prinsip inti dan kegiatan operasional sehari-
harinya. Jones dan Filip dalam Zellman et al. 2003 menekankan pada proses dan
indikator hasil yang menunjukkan bagaimana cara kerja semua anggota tim memunculkan perbedaan pada titik pelayanan kesehatan dan
implikasi bagi perkembangan kepemimpinan.
Castaneda-Mendez et al. dalam Zelman 2005 menegaskan bahwa untuk menghubungkan praktik-praktik, hasil, kualitas, nilai, dan biaya, organisasi pusat
kesehatan harus menggunakan balanced scorecard. Mereka melihat teori ini sebagai perspektif yang seimbang mengenai organisasi untuk digunakan oleh para
manajemen senior dalam merancang, membuat, menyebarkan, dan mengarahkan rencana strategis, yang sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen total kualitas.
Menurut Niven 2004 balanced scorecard adalah pelaksanaan strategi baru secara efektif. Ukuran – ukuran yang dipilih merupakan suatu alat bagi
pimpinan organisasi atau mengkomunikasikan kepada karyawan dan stockholder eksternal out comes dan performance drivers untuk mencapai misi dan startegi
organsiasi. Menurut Aidemark 2001 bahwa selama masa 1990–an, pengukuran
kinerja keuangan merupakan mekanisme pengukuran yang paling dominan dalam pelayanan kesehatan dan hal ini menyebabkan manajemen tergantung pada sistem
yang hanya mengurus sumber daya yang mengalir masuk dan keluar. Penilaian pada pengendalian keuangan menyebabkan aspek penting lain pada manjemen
kesehatan. Dalam kontek ini penggunaan balanced scorecard pada organisasi
xlii pelayanan kesehatan dapat dipahami. Organisasi yang hanya menekankan pada
pengendalian keuangan dan mengabaikan aspek non keuangan, tidak dapat bertahan.
Menurut Nurbahtiar 2003 yang melakukan pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard pada rumah sakit pemerintah dan swasta di
Kotamadya Kendari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dengan pendekatan balanced scorecard di lihat dari aspek
pelanggan, pelayanan dan administrasi, dan pertumbuhan dan pembelajaran antara rumah sakit pemerintah dan swasta di Kotamadya Kendari. Sedangkan untuk
aspek keuangan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Menurut Pineno 2000 balanced scorecard merupakan suatu teknik yang
representif yang digunakan dalam manajemen strategik untuk menerjemahkan misi, visi dan strategi organisasi ke dalam serangkaian ukuran kinerja yang
komprehensif dan memberikan kerangka untuk mengimplementasikan manajemen strategik untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
G. PENGEMBANGAN HIPOTESIS