PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris pada Rumah Sakit Islam se Eks Karesidenan Surakarta)

(1)

commit to user

i

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

(Studi Empiris pada Rumah Sakit Islam se-Eks Karesidenan Surakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

NOVI EKA RAHMAWATI F0307017

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dipersembahkan untuk:

Keluargaku,

KEI FE UNS,

HMJ-Akt FE UNS,


(5)

commit to user

v

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (urusan dunia) maka bersungguh-sungguhlah (dalam beribadah) dan hanya pada Tuhanmulah hendaknya kamu

berharap.” (QS. Al Insyiroh: 6-8)

“Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar Rahman)

“Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak sanggup menghitungnya.”

(QS. Ibrahim: 34)

“Dan, Dia telah mengajarkan kepadamau apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah itu sangat besar.”

(QS. An-Nisa: 113)

“Sesungguhnya, Aku mengingatkan kepadamu supaya kamu tidak termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.”

(QS. Hud: 46)

“Orang yang sukses adalah orang yang mampu menghadapai masalah.”


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur hanya milik Allah SWT. Sujud syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, nikmat, karunia, kasih sayang, dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ”PENGARUH PENERAPAN

BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi

Empiris pada Rumah Sakit Islam se-Eks Karesidenan Surakarta)” sebagai tugas akhir guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret.

Hambatan, rintangan, dan tantangan senantiasa mengiringi setiap aktivitas, sehingga untuk menyelesaikan skripsi ini dibutuhkan sedemikian besar kekuatan dan semangat. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan banyak pihak. Oleh karenanya, penulis dengan ini mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Yacob Suparno, MSi.,Ak. pembimbing skripsiku. Terimah kasih atas bimbingannya mulai dari awal sampai akhir skripsi ini selesai.

2. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Drs. Jaka Winarna M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

4. Para pegawai dan dokter di rumah sakit Islam se-eks-Karesidenan Surakarta yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam


(7)

commit to user

vii

pengisian kuesioner sehingga penulis dapat memperoleh data untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Keluargaku, ibu dan bapak atas doa yang tak lupa dipanjatkan untuk anakmu ini dalam setiap doa yang terucap.. Kedua adikku, Rouf dan Rofiq yang selalu memberikan semangat tersendiri bagiku untuk terus berusaha menjadi yang lebih baik.. Meskipun sering berantem, aku kangen kalian…

6. Dosen-dosen FE UNS terutama dosen Akuntansi atas ilmu dan naehat-nasehatnya.. Pak Bambang, Pak Anis, dan Bu Murni, terima kasih telah memberiku kesempatan cukup sekali kompre.. Insya Allah pesan itu slalu kuingat..

7. Karyawan-karyawan FE UNS yang senantiasa memberikan pelayanan kepada kami dengan ciri khas masing-masing. Ada yang ramah, jutek, perfect, sampai membuat pusing, haduh…;-)

8. Adhi, yang senantiasa mendoakanku, membantu dalam keluhku, mendengarkan keceriaanku… Makasih banget buat semuanya, kutunggu janjimu…^_^

9. Teman-teman lotizers.. Dewilis, maaf mungkin aku bukan teman yang baik buat kamu, makasih buat nasehat2mu.. Della yang penuh semangat, makasih dah menularkan semangatmu.. Tia, makasih buak kegokilanmu selama ini, senang bisa jadi temanmu.. Aniz, teman dari waktu osmaru, makasih ya dah banyak membantuku…Makasih banget buat persahabatan kita selama ini dan kuharap untuk selamanya.. Maaf kalau aku sering marah-marah sama kalian, hehe...


(8)

commit to user

viii

10. Hermin dan Dewilis.. Penelitian payung kita penuh kekacauan, tapi akhirnya bisa mengantarkan kita pada skripsi.. Makasih buat semuanya, saling mengingatkan, memberi semangat…

11. Ela dan Eka, makasih dah nganterin nyebar kuesioner.. Makasih juga buat doa dan support yang kalian berikan, kalian tempat curhatku di kost, yang kena semprot waktu aku stress, tapi aku pun tak lupa berbagai kebahagiaan pada kalian, hihi…

12. Lely, makasih mau membantuku nyebar kuesioner.. Makasih juga buat semuanya, kapan maen kostku lagi?hehe.. Jaga hamster-hamstermu dengan baik ya….

13. Irla dan Endah, makasih buat ilmu yang kalian bagi-bagiakan, semua itu pasti membuat kalian tambah cling, hehehe..

14. Dewi Indrias, teman seperjuangan kompreku.. Selamat buat kesuksesan kita menghadapi tantangan.. Ngumpulin bareng, maju bareng, satu tim, dan……alhamdulillah kita langsung sekali lulus kompre bareng.. Kekonyolan kita pasti tak terlupa, wkwkwk…

15. Mia dan Sari, teman magangku di Moewardi.. Kangen kantin di sana ga?hehe.. Makasih buat pengalaman magang kita..

16. Teman-teman Akuntansi 2007 (AGEN 007 FE UNS), maksih buat persahabatan dan kekompakan kita.. Semoga akan terjaga sampai akhir nanti…

17. Teman-teman C98.. Ucha, aku belum jadi berguru padamu kamu dah mau jadi coass, hikz.., semangat bu dokter C98.. Fhariz, maksih buat tips2 dan


(9)

commit to user

ix

dukunganmu, kangen sharing2 denganmu, hehe.. Tri, sekarang udah jadi bu pajak nih, wkwkwk..,harus jadi orang pajak yang jujur ya, jangan ngajari yang ga baik, nanti Indonesia tambah kacau.. Weni, Gendro, Atin, Eli, Rini, Dewi, dan Asro, kapan kita semua bisa reuni…!??!!! Meskipun kini jarak memisahkan kita bukan berarti silaturahim kita putus, kalian sahabat-sahabat terbaikku, jarang banget nemuin orang-orang kaya kalian… I miss u…

18. Teman-teman kostku di Shima 1, terima kasih dah menerimaku sebagai bagian dari keluarga besar Shima 1…

19. Teman-teman KEI FE UNS.. Maaf aku tak bisa membersamai kalian dengan maksimal.. Riesa, makasih dah sering nemenin kemana-mana, semangat deh, hehe…; Lisa, makasih buat nasehatnya, aku nyusul kamu ya..;-); Retna, kata-katamu sangat menghibur; Fia yang selalu memberi semangat; Dewi Ut yang selalu membuat keceriaan; Efi dan Bilqist, makasih banget dah banyak membantu; Hafid, makasih dah jadi ketua kelompok, Rizal, cepet lulus trus mbangun kota kita, Lestyo, maaf tak bisa membantu…

20. Teman-teman HMJA; terutama P&L 2008, mb Finik dkk, makasih dah mengajariku banyak hal, tentang kerja keras, tenatng perjuangan; Finance 2009, mb Hanny dkk, blanja bareng, jalan-jalan bareng, foto bareng, mengajariku bagaimana cara menjalani hidup sebagai orang ekonomi, hehe..

21. Kakak-kakak Akuntansi 2006 dan 2005, makasih buat bantuannya baik dalam persiapan kompre maupun skripsi, semua kesuksesanku juga berkat kalian… Kami 2007 segera menyusul kesuksesan kalian…


(10)

commit to user

x

22. Ucapan terima kasih terakhir buat pembaca sebuah hasil karya kecil ini. Semoga bermanfaat untuk Anda.

Penulis menyadarai bahwa dalam penulisan skripsi ini belum sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi perbaikan yang berkelanjutan. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Terima kasih.

Surakarta, Februari 2011


(11)

commit to user

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 9


(12)

commit to user

xii

2. Balanced Scorecard ... 9

3. Penilaian Kinerja ... 18

4. Kinerja Manajer ... 20

5. Hubungan Penerapan Balanced Scorecard dengan Kinerja Manajer ... 21

6. Kelembagaan Syariah ... 22

7. Manajemen Syariah ... 27

8. Rumah Sakit Islam ... 28

B. ... P eneliti terdahulu ... 30

C. ... P engembangan Hipotesis ... 32

D. ... K erangka Pemikiran Teoritis ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 35

B. Populasi, Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel... 35

1. ... P opulasi ... 35

2. ... S ampel ... 36

3. ... C ara Pengambilan Sampel ... 36


(13)

commit to user

xiii

1. ... V

ariabel Independen ... 37

2. ... V ariabel Dependen ... 39

D. Sumber Data... 41

E. Metode Pengumpulan Data ... 41

F. Statistik Deskriptif ... 41

G. Pengujian Aspek Penelitian ... 42

1. Uji Validitas ... 42

2. Uji Reliabilitas ... 42

H. ... T eknik Pengolahan dan Analisis Data ... 43

1. ... U ji Asumsi Klasik ... 42

2. ... P engujian Hipotesis ... 45

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif ... 47

1. ... D ata Deskriptif ... 47

2. ... S tatistik Deskriptif ... 53


(14)

commit to user

xiv

B. Analisis dan Pengujian Aspek Penelitian ... 60

1. Uji Validitas ... 60

2. Uji Reliabilitas ... 64

C. Pengolahan dan Analisis Data ... 65

1. Uji Autokorelasi ... 65

2. Uji Heteroskesdastisitas ... 65

3. Uji Normalitas ... 65

4. Uji Linieritas ... 69

D. Pengujian Hipotesis ... 70

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 73

B. Keterbatasan……….. ...….. 73

C. Saran ... 74

D. Implikasi ... 74 DAFTAR PUSTAKA


(15)

commit to user

xv DAFTAR TABEL

Halaman IV.1 Jumlah Kuesioner yang Disebar, Kuesioner yang Kembali, dan

Kuesioner yang Dapat Dianalisis ... 49

IV.2 Jenis Kelamin Responden ... 50

IV.3 Usia Responden ... 50

IV.4 Kegiatan Utama Bagian Responden ... 51

IV.5 Lama bekerja responden pada jabatan sekarang ... 52

IV.6 Lama kekerja responden pada instansi ... 52


(16)

commit to user

xvi

IV.8 Komunikasi dan penejelasan Balanced Scorecard ... 53

IV.9 Ukuran Keuangan ... 54

IV.10 Ukuran Pasien ... 55

IV.11 Ukuran Bisnis Internal ... 56

IV.12 Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 57

IV.13 Sikap Manajer ... 57

IV.14 Persepsi Manajer ... 58

IV.15 Motivasi Manajer ... 59

IV.16 Aktualisasi Sikap Manajer ... 59

IV.17 Uji Validitas Balanced Scorecard ... 60

IV. 18 Uji Validitas Kinerja Manajerial ... 62

IV.19 Uji Validitas Kedua Kinerja Manajerial ... 63

IV.20 Uji Reabilitas Balanced Scorecard ... 64

IV.21 Uji Reliabilitas Kinerja Manajerial ... 64

IV.22 Uji Autokorelasi... 65

IV.23 Uji Normalitas ... 69

IV.24 Uji Linieritas ... 69

IV.25 Uji Hipotesis ... 70

IV.26 Uji Hipotesis ... 71


(17)

commit to user

xvii DAFTAR GAMBAR

Halaman

II.1 Kerangka Kerja Balanced Scorecard ... 11

II.2 Kerangka Pikir Penelitian... 33

III.1 Model Hipotesis ... 46

IV.1 Uji Heteroskedastisitas ... 66

IV.2 Uji Normalitas ... 67


(18)

commit to user

i ABSTRAKSI

PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

(Studi Empiris pada Rumah Sakit Islam se-Eks Karesidenan Surakarta)

NOVI EKA RAHMAWATI NIM. F0307017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan balanced scorecard terhadap kinerja manajerial berbasis manajemen syariah. Populasi dalam penelitian ini adalah manajer rumah sakit Islam se-Eks Karesidenan Surakarta, sedangkan sampelnya adalah midlle manager rumah sakit Islam se-Eks Karesidenan Surakarta. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara

purposive sampling. Pengujian instrumen penelitian menggunakan uji validitas, reliabilitas, serta pengujian asumsi klasik sebelum dilakukan pengujian hipotesis. Hasil penelitian ini adalah penerapan balanced scorecard perpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah belum adanya standar pengukuran manajemen syariah dan sampel belum menggunakn

balanced scorecard secara maksimal.


(19)

commit to user

ii ABSTRACT

THE EFFECTS OF BALANCED SCORECARD TOWARD MANAGERIAL PERFORMANCE

(An Empirical Study from Islamic Hospital in Surakarta)

NOVI EKA RAHMAWATI NIM. F0307017

This research objective is to provide empirical evidence of the effect of balanced scorecard application toward managerial performance which based on sharia system. Population of this research is manager of Islamic hospital in Surakarta, however the sample is middle manager of Islamic hospital in Surakarta. The sampling method of this research instrument use validity, reliability, and classical assumptions before hypothesis test. The result is indicates balanced scorecard has positively influence the managerial performance. The limitation of this research is there is no standard in sharia management yet and the sample doesn’t use balanced scorecard effectively.


(20)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan era globalisasi yang sangat maju ini membuat sebuah perusahaan harus mampu bertahan dan bersaing. Perubahan dan perkembangan pesat dalam berbagai hal pun menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kinerjanya supaya dapat bersaing (Hui, 2010). Manajemen yang baik dibutuhkan agar perusahaan mampu bertahan dan bersaing. Manajemen yang baik itu dapat dicapai oleh perusahaan dengan cara mengetahui dan mengevaluasi kinerjanya selama ini untuk perbaikan selanjutnya (Burney dan Swanson, 2010). Cara yang tepat untuk mengetahui dan mengevaluasi kinerjanya selama ini adalah dengan melakukan penilaian kinerja. Adanya sistem pengukuran kinerja akan memungkinkan suatu organisasi untuk merencanakan, mengukur dan mengendalikan kinerjanya berdasarkan strategi yang telah dilaksanakan sebelumnya (Suprapto dkk, 2009).

Persaingan dalam menghadapi era globalisasi ini juga terjadi pada rumah sakit. Adanya perubahan dalam berbagai bidang akan mendorong permintaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang terutama dilakukan oleh rumah sakit. Adanya permintaan ini membuat rumah sakit pun berusaha untuk memperbaiki kinerjanya (Silva dan Prochnik, 2005).


(21)

commit to user

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undang-Undang No. 44 tahun 2009). Selain itu dalam (Undang-Undang-(Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 juga menyebutkan bahwa rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh hal-hal seperti ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu untuk meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat sehingga terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Rumah sakit Islam merupakan rumah sakit yang didirikan dan diselenggarakan berdasarkan ajaran Islam (Suwardi, 2006). Ramdjanberg (2007) menyebutkan bahwa berdasarkan survei yang dilakukan terhadap karakteristik rumah sakit Islam yang paling menonjol adalah pemisahan departemen bagi laki-laki dan perempuan.Dalam suatu negara yang mayoritas penduduknya muslim, keberadaan rumah sakit Islam sangat diperlukan (www.anneahira.com).

Jacobalis (2000) dalam Romel (2005) mengatakan bahwa untuk memenangkan persaingan maka rumah sakit harus memperhatikan mutu karena hal tersebut merupakan faktor yang sangat penting. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 pun menganjurkan agar rumah sakit harus memiliki srtuktur organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel serta adanya pemisahan


(22)

commit to user

antara pemilik dan pimpinan rumah sakit sehingga dapat tercipta good governance.

Penilaian atau penilaian kinerja telah banyak dilakukan oleh penulis terdahulu dan dianggap penting bagi pihak-pihak terkait. Penelitian itu antara lain dilakukan oleh Brooman dan Brush (1993); Johnson et al, (1997), Marcus et al, (2007). Dengan adanya penilaian kinerja maka suatu perusahaan dapat menilai pencapaian tujuan dan sasarannya.

Penilaian kinerja selama ini lebih banyak yang hanya menggunakan aspek keuangan, padahal aspek keuangan saja tidak cukup untuk menilai kinerja sebuah perusahaan. Masih banyak faktor lain yang dapat digunkaan untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan. Banker et al (2000) mengatakan bahwa pengukuran kinerja yang tidak hanya menggunakan aspek keuangan akan memberikan dampak jangka panjang yang lebih baik.

Balanced scorecard hadir sebagai konsep penilaian kinerja yang tidak hanya menggunakan aspek keuangan (Atkinson, 2006). Balanced scorecard

memperluas ukuran kinerja yang selama ini sering digunakan. Menurut sistem penilaian ini, sebuah perusahaan dapat diukur kinerjanya dengan menggunakan empat aspek yaitu keuangan, pelanggan, bisnis internal, serta inovasi dan pembelajaran (Atkinson, 2006; Tayler, 2010). Balanced scorecard

bukan suatu sistem yang mampu untuk membuat sebuah strategi melainkan sistem yang mampu menerjemahkan strategi yang ada untuk diukur dengan menggunakan aspek-aspek tersebut (Tayler, 2010).


(23)

commit to user

Beberapa peneliti terdahulu melakukan penelitian terkait dengan pengaruh penerapan balanced scorecard terhadap kinerja manajer. Decoene (2006) melakukan penelitian terhadap pengaruh strategi balanced scorecard

terhadap kinerja manajer tingkat menengah di sebuah perusahaan swasta. Hasil dari penelitian itu menjelaskan bahwa penerapan balanced scorecard

memberikan motivasi yang positif tehadap kinerja manajer. Greatbanks (2008) juga melakukan penelitian sejenis yaitu tentang pengaruh balanced scorecard

pada sektor publik. Hasil dari penelitian itu dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan balanced scorecard berpengaruh baik terhadap perusahaan karena kinerja karyawan lebih fokus sesuai tujuan yang ditetapkan.

Di Indonesia juga ada penelitian yang sejenis. Lestari (2008) yang melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan balanced scorecard

terhadap kinerja manajer pada suatu perusahaan swasta di Indonesia. Hasil dari penelitian itu adalah ada pengaruh yang positif dan signifikansi antara penerapan balanced scorecard terhadap kinerja manajer.

Balanced scorecard tidak hanya digunakan di perusahaan-perusahaan saja, tetapi bisa diterapkan di rumah sakit (Silva dan Prochnik, 2005; Chen et al, 2006). Rumah sakit dapat dikatakan sebagai perusahaan dalam bidang jasa yang memberikan pelayanan kesehatan. Rumah sakit mempunyai banyak aktivitas yang dilakukan dimana aktivitas itu dilakukan oleh petugas medik, paramedik, maupun non-medik (Silva dan Prochnik, 2005; Chen et al, 2006). Aktivitas yang dilakukan tersebut sangat membutuhkan sebuah manajemen


(24)

commit to user

yang baik agar tercapai sebuah sistem yang baik sesuai dengan visi dan misinya.

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

balanced scorecard dengan kinerja manajerial karena balanced scorecard merupakan salah satu alat ukur dari kinerja manajerial sehingga dapat memacu kinerja manajer untuk semakin baik (Gurd dan Gao, 2007). Pada penelitian lain, balanced scorecard dapat digunakan untuk mengetahui masalah dan menemukan peluang untuk peningkatan kinerja. Balanced scorecard juga dapat menunjukkan kinerja yang dimiliki sebuah rumah sakit (Chen et al, 2006).

Penelitian mengenai balanced scorecard dan kinerja manajerial di rumah sakit pernah dilakukan di Indonesia seperti Romel (2005) dan Nimphar (2008). Namun, penelitian sejenis pada rumah sakit Islam di Indonesia masih jarang sehingga penulis mencoba melakukan penelitian ini dengan mengacu pada penelitian Lestari (2008). Penelitian pada sektor perusahaan swasta ini menunjukkan hasil bahwa penerapan balanced scorecard sebagai penilaian kinerja mempengaruhi kinerja manajerial. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah populasi dan sampel yang berbeda.

Penulis memilih melakukan penelitian pada rumah sakit karena rumah sakit mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat sebagai penyedia pelayanan kesehatan (Undang-Undang no 4 Tahun 2009). Pemilihan rumah sakit Islam karena sebagai negara yang penduduknya mayoritas muslim


(25)

commit to user

maka keberadaan rumah sakit Islam di Indonesia sangat dibutuhkan oleh masyarakat (www.anneahira.com).

Berdasar latar belakang tersebut maka penulis ingin mengadakan penelitian tentang pengaruh penerapan penilaian kinerja balanced scorecard

terhadap kinerja manajerial pada sektor rumah sakit Islam yang berjudul ”PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP

KINERJA MANAJERIAL”.

B. Perumusan Masalah

Penilaian kinerja dengan menggunakan balanced scorecard memiliki kelebihan dibanding penilaian kinerja yang lain karena menggunakan berbagai aspek sehingga dinilai efektif digunakan dalam menilai kinerja perusahaan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah ”Apakah penerapan balanced scorecard berpengaruh terhadap kinerja manajerial?”

C. Pembatasan Masalah

Penulis membuat batasan masalah ini untuk mempermudah fokus pada bahasan yang diteliti. Pembatasan masalah ini adalah penulis melakukan telaah terhadap kinerja manajerial dari perilaku kerjanya dalam perpektif

balanced scorecard tanpa membahas secara mendalam tentang isi dari


(26)

commit to user D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan

balanced scorecard berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti berikut ini.

1. Bagi penulis

Penulis dapat mengetahui lebih lanjut mengenai balanced scorecard

sebgai suatu sistem penilaian kinerja perusahaan. 2. Bagi rumah sakit Islam

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan evaluasi kinerja selama ini dan mampu mendorong ke arah perkembangan yang semakin baik.

3. Bagi pembaca

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan bagi para pembaca tentang penggunaan balanced scorecard sebagai penilaian kinerja perusahaan dan memungkinkan adanya penelitian lanjut dalam hal bidang yang sama.

F. Sistematika Penelitian

Penelitian dalam penelitian ini disusun secara teratur dalam bab per bab. Masing-masing bab dibagi menjadi beberapa subbab dengan tujuan memudahkan pembahasan dan pembaca dalam memahami penelitian ini. Penelitian dalam penelitian ini disajikan dalam sistematika sebagai berikut ini.


(27)

commit to user BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat peneitian, dan sistematika penelitian.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini berisi tentang teori-teori mengenai definisi pengaruh dan penerapan, balanced scorecard, penilaian kinerja, kinerja manajer, hubungan antara penerapan balanced scorecard dengan kinerja manajer, rumah sakit Islam, serta pengembangan hipotesis.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang kerangka pendekatan dan metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi subjek penelitian, metode yang digunakan dalam memilih dan menggumpulkan data penelitian, penilaian serta metode statistik yang digunakan dalam menganalisis data.

BAB IV: Analisis Data

Bab ini berisi uraian tentang analisis deskripsi statistik mengenai sampel penelitian, penelitian, data identitas responden, variabel-variabel penelitian, dan pengujian-pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari masalah yang diteliti, keterbatasan, saran-saran, serta implikasinya.


(28)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Pengaruh dan Penerapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) definisi pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang”. Definisi penerapan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) adalah “proses, cara, perbuatan menerapkan”. Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh penerapan adalah daya yang timbul karena adanya tindakan sesuatu terhadap sesuatu yang menjadi tujuannya.

2. Balanced Scorecard

a. Definisi Balanced Scorecard

Definisi balanced scorecard menurut Kaplan dan Norton (1996) adalah suatu kerangka kerja baru untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan. Balanced scorecard tidak hanya menggunakan ukuran kinerja keuangan masa lalu, tetapi juga memperkenalkan pendorong kinerja masa depan. Pendorong kinerja yang dimaksud adalah perspektif pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan yang diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan yang


(29)

commit to user

dilaksanakan secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang nyata.

Balanced scorecard memberi para eksekutif perusahaan suatu kerangka kerja yang komprehensif untuk menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran kinerja yang terpadu. Telah banyak perusahaan yang mengadopsi pernyataan misi dalam rangka mengkomunikasikan misi kepada semua pekerja (Kaplan dan Norton, 1996).

b. Konsep Balanced Scorecard

Balanced scorecard menerjemahkan misi dan strategi ke dalam berbagai tujuan dan ukuran. Berbagai tujuan dan ukuran tersebut tersusun ke dalam empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Scorecard memberikan kerangka kerja, bahasa, untuk mengkomunikasikan misi dan strategi. Selain itu scorecard juga menggunakan penilaian untuk memberi informasi kepada para pekerja tentang faktor yang mendorong keberhasilan saat ini dan yang akan datang. Keempat perspektif ini member keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang, antara hasil yang diinginkan dengan faktor pendorongnya, dan antara ukuran objektif dengan ukuran subjektif (Kaplan dan Norton, 1996).

Kaplan dan Norton (1996) menyatakan bahwa balanced scorecard tidak hanya penilaian taktis yang operasional, tetapi


(30)

commit to user

balanced scorecard merupakan sebuah sistem manajemen strategis.

Balanced scorecard dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai proses manajemen yang penting seperti pada gambar berikut ini.

Gambar II.1

Kerangka Kerja Balanced Scorecard

c. Perspektif Balanced Scorecard

1). Perspektif Keuangan

Tujuan keuangan tetap mendapat perhatian dalam balanced scorecard. Hal ini dikarenakan tujuan keuangan merupakan hasil sebab akibat dari setiap ukuran yang diambil. Dalam perspektif keuangan ukuran yang ditetapkan tidak hanya untuk mengevaluasi keberhasilan jangka panjang tetapi juga faktor-faktor yang mendukungnya. Setiap tahap siklus bisnis


(31)

commit to user

dimungkinkan memiliki tujuan keuangan yang berbeda-beda. Kaplan dan Norton (1996) mengategorikan tujuan keuangan dalam tahap siklus bisnis sebagai berikut ini.

a). Growth (Bertumbuh)

Tujuan keuangan dalam tahap ini adalah persentase tingkat pertumbuhan pendapatan dan penjualan di berbagai sasaran. Dalam tahap ini biasanya beroperasi pada arus kas yang negatif dengan tingkat pengembalian investasi yang rendah.

b). Sustain (Bertahan)

Dalam tahap ini tujuan keuangan berubah menjadi tujuan yang terkait dengan profitabilitas. Ukuran yang digunakan dalam tahap ini lebih kepada laba akuntansi seperti laba operasi dan marjin kotor, serta menganggap bahwa investasi yang ada telah bersifat tetap.

c). Harvest (Menuai)

Tujuan keuangan utama dalam tahap ini adalah memaksimalkan pengembalian arus kas, yaitu arus kas operasi dan penghematan kebutuhan modal kerja. Pada tahap ini tidak lagi membutuhkan investasi yang besar karena investasi yang dibutuhkan cukup hanya untuk pemeliharaan peralatan dan kapabilitas.


(32)

commit to user 2). Perspektif Pelanggan

Perusahaan yang tahu kebutuhan pelanggannya akan lebih mampu bersaing dengan para pesaingnya. Kinerja keuangan jangka panjang yang baik dapat diperoleh dengan memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggannya. Kaplan dan Norton (1996) memberikan gambaran aspek yang dapat digunakan dalam penilaian perspektif pelanggan, yaitu:

a). Pangsa Pasar

Pangsa pasar menggambarkan cakupan bisnis yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan di lingkup tertentu. Pangsa pasar dapat meliputi volume produk yang dijual atau pelanggan yang menjadi sasaran.

b). Retensi Pelanggan

Retensi pelanggan menggambarkan besar kecilnya kemampuan perusahaan mempertahankan pelanggannya terhadap produknya.

c). Akuisisi Pelanggan

Akuisisi pelanggan menggambarkan besar kecilnya perusahaan mampu menarik pelanggan barunya.

d). Kepuasan pelanggan

Kepuasan pelanggan menggambarkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk dan pelayanan yang diberikan.


(33)

commit to user e). Profitabilitas Pelanggan

Profitabilitas menggambarkan keuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan.

3). Perspektif Bisnis Internal

Dalam perspektif ini para manajer mengidentifikasikan proses-proses yang penting yang berkaitan dengan bisnis internal seperti inovasi, mengenali kebutuhan pelanggan, proses operasi, menyampaikan produk kepada pelanggan, dan memberikan layanan purna jual. Kaplan dan Norton (1996) menyebutkan ada tiga proses bisnis utama, yaitu sebagai berikut ini.

a). Inovasi

Dalam tahap ini sebuah perusahaan melakukan penelitian mengenai produk-produk yang diinginkan oleh pelanggan dan kemudian menciptakan produk tersebut. b). Operasi

Dalam tahap ini produk yang dihasilkan diberikan kepada pelanggan dengan memperhatikan pelaksanaan operasi dan penghematan biaya.

c). Layanan Purna Jual

Layanan purna jual merupakan tahap akhir dalam perspektif ini, di mana setelah produk diberikan kepada pelanggan masih ada pelayanan kepada pelanggan dalam beberapa bentuk.


(34)

commit to user

4). Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Tujuan yang tertuang dalam perspektif ini adalah mendorong ketiga perspektif lainnya mendapatkan hasil yang baik. Kaplan dan Norton (1996) menyatakan bahwa dalam perspektif ini ada tiga kategori utama yaitu sebagai berikut ini. a). Kapabilitas Pekerja

Kapabilitas pekerja dapat diukur dengan kepuasan pekerja, retensi pekerja, dan produktivitas pekerja. Peningkatan kapabilitas pekerja dapat dilakukan dengan senantiasa berpedoman dengan standar proses internal dan tanggapan kepada pelanggan yang telah dilaksanakan.

b). Kapabilitas Sistem Informasi

Sebuah perusahaan yang ingin mampu bersaing dengan para pesaingnya harus mempunyai kemampuan mendapatkan informasi yang baik terkait dengan pelanggan mengenai kebutuhan para pelanggan sehingga dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

c). Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan

Meskipun perusahaan mempunyai kapabilitas pekerja yang baik serta tercukupinya kebutuhan informasi, tidak akan membuat perusahaan itu mencapai hasil yang baik tanpa adanya motivasi mereka untuk bertindak demi


(35)

commit to user

kepentingan perusahaan, atau tanpa adanya kebebasan pekerja dalam mengambil keputusan serta tindakan.

d. Keunggulan Balanced Scorecard

Mulyadi (2007) menyatakan bahwa keunggulan balanced scorecard terdiri dari dua aspek sebagai berikut ini.

1). Meningkatkan Kualitas Perencanaan Secara Signifikan

Balanced scorecard mampu meningkatkan kualitas perencanaan dengan menjadikan perencanaan strategi menjadi tiga tahap yang terpisah dan terpadu. Tiga tahapan tersebut: (a) sistem perumusan strategi, (b) sistem perencanaan strategik, dan (c) sistem penyusunan program. Selain itu balanced scorecard

mempunyai keunggulan dibanding manajemen tradisional. Keunggulan itu karena pendekatan yang digunakan dalam

balanced scorecard mampu menghasilkan rencana strategik dengan karakteristik sebagai berikut ini.

a). Komprehensif

Balanced scorecard memberikan tambahan cakupan perpektif yang digunakan dalam perencanaan strategik. Adanya tambahan tersebut memberikan manfaat yaitu kinerja keuangan yang dihasilkan dapat berlipat ganda dalam jangka waktu panjang dan membuat perusahaan mampu memasuki dunia bisnis yang lebih kompleks.


(36)

commit to user b). Koheren

Dalam menjalankan manajemen strategik, balanced scorecard mengharuskan personel membangun hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dari perencanaan strategik. Dengan adanya kekoherenan ini akan menjanjikan pelipatgandaan kinerja keuangan dalam jangka panjang.

c). Berimbang

Balanced scorecard mampu memberikan keseimbangan dalam sasaran starategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik. Hal ini sangat penting dalam pencapaian kinerja keuangan yang berkesinambungan.

d). Terukur

Pespektif nonkeuangan merupakan perspektif yang sulit diukur. Namun dengan pendekatan balanced scorecard

ketiga perspektif nonkeuangan tersebut dapat ditentukan ukuranya sehingga memudahkan dalam pengelolaannya. 2). Meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja personel

Tujuan pengelolaan kinerja personel adalah untuk meningkatkan akuntanbilitas personel dalam memanfaatkan berbagai sumber daya dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan. Tahapan pengelolaan kinerja personel adalah sebagai berikut :


(37)

commit to user

a). Perencaan kinerja yang akan dicapai oleh perusahaan, b). Penerapan peran dan kompetensi inti personel,

c). Pendesainan sistem pengharagaan berbasis kinerja, d). Penilaian dan penilaian kinerja personel,

e). Pendistribusian penghargaan berbasis hasil penilaian dan penilaian kinerja personel.

e. Balanced Scorecard pada Rumah Sakit

Balanced scorecard pada rumah sakit masih dalam masa pertumbuhan (Rahmawati, 2010). Silva dan Prochnik (2005) melakukan survei tentang tantangan dalam menerapkan balanced scorecard di rumah sakit. Romel (2005) melakukan studi kasus tentang pengukuran kinerja suatu rumah sakit dengan menggunakan balanced scorecard dan menyatakan bahwa apabila diukur dengan menggunakan balanced scorecard, kinerja rumah sakit tersebut telah baik. Penelitian lain tentang

balanced scorecard di rumah sakit antara lain telah dilakukan oleh Tamtama (2006), Frenny (2009), Romel (2005), Nimphar (2008), Silva dan Prochnik (2005), Chen et al (2006), Suprapto dkk (2009), dan Rahmawati (2010).

3. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja menurut Mulyadi (2007) adalah “penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan personelnya, berdasarkan sasaran strategik, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya.”


(38)

commit to user

Tujuan Penilaian Kinerja menurut Robbins (1999) adalah sebagai berikut:

a. penilaian kinerja digunakan sebagai pengambilan keputusan personalia secara umum,

b. penilaian kinerja memberikan penjelasan tentang pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan oleh perusahaan,

c. penilaian kinerja dapat dijadikan sebagai kriteria dalam seleksi dan pengembangan karyawan,

d. penilaian kinerja dapat dijadikan sebagi umpan balik sebagai pendangan tentang kinerja yang telah dilakukan,

e. penialain kinerja dapat dijadikan sebagi dasar dalam memberikan penghargaan,

Berdasarkan definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk mengevaluasi tindakan dari masing-masing personel berdasarkan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Kinerja dapat diukur dengan melihat apakah tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan telah tercapai.

Menurut Mulyadi (2007) manfaat penilaian kinerja bagi perusahan adalah sebagai berikut:

a. mengelola operasi perusahaan dengan efektif dan efisien melalui pemberian motivasi kepada personel secara maksimal,

b. membantu pengambilan keputusan tentang hal-hal yang berkaitan dengan penghargaan personel,


(39)

commit to user

c. mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan denagn personel mulai dari kebutuhan pelatihan dan pengembangan personel sampai pada kreteria sleksi dan evaluasi,

d. menyediakan dasar pendistribusian penghargaan, 4. Kinerja Manajer

a. Definisi Kinerja

Kinerja menurut Muyadi (2007) adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran startegis yang diterapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan. Jadi dapat dikatakan sebagai hasil dari tindakan atau pelaksanaan kerja individu dalam menjalankan tugasnya di suatu perusahaan.

b. Kinerja Manajer

Robbins (1999) menyatakan bahwa manajer adalah seorang anggota organisasi yang memadukan dan mengkoordinasikan pekerjaan orang-orang lain.

Tingkatan manajer dapat dibagi menjadi tiga (Robbins, 1999), yaitu sebagai beikut ini.

a. Manajer lini pertama, yaitu tingakatan manajer tingkat paling rendah yang biasanya disebut penyelia.

b. Manajer menengah, yaitu tingkatan manajer yang mencakup semua tingkatan antara manajer tingkat lini pertama sampai manajer puncak.


(40)

commit to user

c. Manajer puncak, yaitu penanggung jawab atas pengambilan keputusan seluruh organisasi tersebut.

Dari definisi kinerja dan manajer di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja manajerial merupakan hasil kerja atau tindakan individu dalam tingkatan manajer-manajer atau manajerial. 5. Hubungan Penerapan Balanced Scorecard dengan Kinerja Manajer Pengukuran kinerja terdahulu dengan sekarang telah mengalami perubahan. Pengukuran kinerja sekarang tidak hanya memperhatikan ukuran kinerja keuangan saja. Pengukuran kinerja dengan hanya menggunakan kinerja keuangan dirasakan mempunyai banyak kelemahan. Selain hanya untuk jangka pendek, pengukuran hanya dengan menggunakan kinerja keuangan juga menimbulkan adanya ketidakselaran dengan tujuan perusahaan.

Munculnya sistem pengukuran kinerja denagn konsep balanced scorecard yang diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton telah membawa banyaj manfaat bagi perusahaan. Pengukuran kinerja dengan menggunakan balanced scorecard dinilai lebih baik karena mengikutsertakan faktor lain selain keuangan, seperti proses bisnis internal, pelanggan, dan inovasi.

Dengan menggunakan balanced scorecard maka para manajer akan lebih dapat menilai kinerjanya dengan tepat dalam berbagai perspektif yang ada di balanced scorecard. Kelebihan tersebut membuat


(41)

commit to user

kinerja manajer semakin membaik karena mereka lebih mudah mengukur kinerjanya.

6. Kelembagaan Syariah

Definisi kelembagaan menurut North (1900) dalam Nawawi (2009) adalah aturan baik formal maupun konvensional informal, serta tata perilaku (codes of behavior), yang mengatur larangan (prohibition) dan persyaratan (conditional mission). Kelembagaan syariah mencakup kondisi yang harus dipenuhi atau kewajiban dan kondisi yang harus ditinggalkan atau larangan dalam sistem ekonomi menurut Nawawi (2009).

a. Konsep Dasar Ekonomi Kelembagaan Syariah

Keberhasilan dalam sebuah aktivitas ditentukan oleh kekuatan yang terbangun dari kebersamaan. Kebersamaan itu ada bila saling menghargai peran dan profesi masing-masing orang, dan orang yang saling menghargai itu berpedoman dengan aturan. Pada suatu kegiatan ekonomi, aturan kelembagaan akan menentukan seberapa efisien hasil ekonomi yang didapatkan sekaligus akan menentukan seberapa besar distribusi ekonomi yang akan diperoleh oleh masing-masing partisipan. Dalam jangka waktu tertentu, pencapaian ekonomi yang diperoleh partisipannya akan menetukan pandangan terhadap aturan main yang digunakan selama ini. Aturan main berinteraksi dalam perekonomian yang mendasari dari ekonomi


(42)

commit to user

kelembagaan syariah adalah bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadish dan Ijma’ para ulama (Nawawi, 2009).

b. Kondisi yang Harus Dilaksanakan dalam Kelembagaan Islam Nawawi (2009) menjelaskan bahwa alam perekonomian kelembagaan syariah, beberapa hal yan harus dipenuhi atau kewajiban yang harus ditaati oleh pelakunya yaitu sebagai berikut ini.

1). Kebebasan dalam Berekonomi

Kebebasan dalam berekonomi dibedakan menjadi dua hal, yaitu kebebasan eksistensial yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menentukan tindakan sendiri yang terfokus pada penentuan untuk apa bukan dari apa dan kebebasan sosial yang menekankan kebebasan dari apa atau siapa. Kebebasan yang pertama berwujud positif dan disengaja, sedangkan kebebasan kedua berwujud negatif karena seseorang disebut bebas apabila kemungkinan-kemungkinannya bertindak tidak dibatasi oleh orang lain.

Kebebasan dalam ekonomi Islam dapat dibedakan dalam beberapa kategori. Kebebasan itu adalah kebebasan dalam berinteraksi, kebebasan dalam berproduksi, kebebasan dalam berbelanja, memiliki dan mengkonsumsi, kebebasan dalam memilih, melanjutkan atau membatalkan dalam transaksi, dan kebebasan dalam menentukan harga barang. Meskipun Islam


(43)

commit to user

memberikan kebebasan dalam ekonomi, tetapi ada pengontrolnya yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.

2). Keseimbangan Hak Individu dan Kolektif

Konsep keseimbangan merupakan karakteristik dasar ekonomi Islam. Perwujudan keseimbangan kepemilikan manusia salah satunya adalah adanya kepemilikan publik sebagai penyeimbang kepemilikan individu. Kepemilikan publik merupakan kepemilikan yang secara asal telah ditentukan oleh syar’i. Asas dan pijakan kepemilikan publik terletak pada kemaslahatan bersama.

3). Berorientasi pada kemaslahatan dan manfaat

Hal terpenting dalam kehidupan ekonomi adalah kemaslahatan dan kemanfaat bagi individu dan masyarakat. Kemasalahatan individu tidak boleh dikorbankan demi kemasalahatan bersama, begitu juga sebaliknya. Sebuah instutusi diperlukan untuk mengatur dan menjaga kemaslahatan dan kemanfaatan masyarakat.

4). Etika ekonomi dan bisnis

Berkaitan dengan etika ekonomi dan bisnis, Al Ghazali, Qardawi (1997), (Chapra, 2001) dalam Nawawi (2009) mengemukakan mengenai etika ekonomi pada umumnya. Prinsip etika antara lain prinsip otonomi, prinsip kejujuran, prinsip tidak


(44)

commit to user

berbuat jahat dan prinsip berbuat baik, serta prinsip hormat pada diri sendiri

5). Keadilan berbisnis

Adil pada hakikatnya adalah bahwa seseorang memberikan kepada diri dan orang lain apa yang menjadi haknya. Wujud keadilan dalam ekonomi setidaknya terkait dengan empat hal, yaitu keadilan tukar-menukar, keadilan distributif, keadilan sosial, dan keadilan hukum.

c. Beberapa Kondisi yang Ditinggalkan

Dalam melakukan kegiatan ekonomi bisnis dan investasi, Allah SWT dan Rasul-Nya memberikan petunjuk dan rambu-rambu pokok yang harus ditnggalkan oleh setiap muslim yang beriman. Hal tersebut diungkapkan Satrio (2005) dalam Nawawi (2009) sebagai berikut ini.

1). Terbebas dari unsur riba

Riba merupakan kelebihan yang tidak ada padanan pengganti yang tidak dibenarkan syariah yang disyaratkan oleh salah satu dari dua orang yang berakad.

2). Terhindar dari unsur gharar

Gharar merupakan sesuatu yang bersifat tidak pasti. Jual beli gharar berarti dalam jual beli tersebut mengandung unsur ketidaktahuan atau ketidakpastian antara dua pihak yang bertransaksi.


(45)

commit to user 3). Terhindar dari unsur judi.

Judi merupakan bentuk objek yang diartikan sebagai tempat untuk memudahkan sesuatu. Dikatakan memudahkan sesuatu karena seseorang yang seharusnya menempuh jalan yang susah payah akan tetapi mencari jalan pintas dengan harapan dapat mencapai apa yang dikehendaki, walaupun jalan pintas tersebut bertentangan dengan nilai syariah.

4). Terhindar dari unsur haram

Kaidah ushul fiqh haram mendefinisikan haram sebagai sesuatu yang disediakan hukuman bagi yang melakukan dan disediakan pahala bagi yang meninggalkan karena diniatkan untuk menjalankan syariatnya.

5). Terhindar dari unsur syubhat .

Syubhat dalam termonologi syariah diartikan suatu perkara yang tercampur (antara halal dan haram), akan tetapi tidak diketahui secara pasti apakah ia sesuatu yang halal atau haram dan apakah ia hak ataukah batil.

d. Implementasi Ekonomi Kelembagaan Syariah

Implementasi ekonomi kelembagaan syariah selalu menciptakan keseimbagan sistem ekonomi yang mengedepankan masalah jasmani dan rohani atau kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat.


(46)

commit to user 7. Manajemen Syariah

Manajemen syariah menurut Didin dan Hendri (2003) dalam Fauzan (2009) terjadi apabila manajemen tersebut telah melaksanakan hal-hal berikut ini. Pertama, manajemen ini mementingkan perilaku yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan. Kedua, manajemen syariah pun mementingkan adanya struktur organisasi. Hal ini menjelaskan bahwa dalam mengatur dunia, peranan manusi tidak akan sama. Ketiga, manajemen syariah membahas soal sistem. Sistem ini disusun agar perilaku pelaku di dalamnya berjalan dengan baik. Sistem ini berkaitan dengan perencanaan, organisasi dan kontrol, Islam pun telah mengajarkan jauh sebelum adanya konsep itu lahir, yang dipelajari sebagai manajemen ala barat.

Karebet dan Yusanto (2002) dalam Fauzan (2009), syari’ah memandang manajemen dari dua sisi, yaitu manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai aktivitas. Sebagai ilmu, manajemen dipandang sebagai salah satu dari ilmu umum yang lahir berdasarkan fakta empiris yang tidak berkaitan dengan nilai, peradaban (hadharah) manapun. Namun sebagai aktivitas, maka manajemen dipandang sebagai sebuah amal yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT, sehingga ia harus terikat pada aturan syara’, nilai dan hadharah Islam. Manajemen Islami (syariah) berpijak pada aqidah Islam karena aqidah Islam merupakan dasar Ilmu pengetahuan.


(47)

commit to user 8. Rumah Sakit Islam

a. Pengertian Rumah Sakit Islam

Menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Keberadaan rumah sakit Islam bukanlah sebuah konsep yang baru. Rumah sakit Islam telah ada sejak masa kekhalifahan Harun Al Rasyid (786 - 809 M) di Bahgdad, Irak. Pada masa itulah rumah sakit Islam pertma kali didirikan kemudian disusul olah rumah sakit Islam lainnya. Rumah sakit Islam merupakan rumah sakit yang diselenggarakan berdasarkan ajaran Islam. Pelaksanaan rumah sakit Islam tidak hanya sekedar pemberian nama-nama Islam pada rumah sakit atau pun ruangannya. Selain manajemennya yang mewajibkan pengenaan pakaian yang sesuai syarah bagi karyawannya, tetapi pelaksanaan rumah sakit Islam mempunyai makna yang luas dengan melaksanakan ajaran Islam mulai sejak rumah sakit Islam itu didirikan sampai dengan pelaksanaannya (Suwardi, 2006).

b. Karakteristik Rumah Sakit Islam (www.anneahira.com)

1). Melayani semua orang tanpa membeda-bedakan latar belakang, termasuk latar belakang agama.

Rumah sakit Islam melayani pasien dengan latar belakang apa pun, meskipun pasien tersebut bukan beragama Islam.


(48)

commit to user

2). Memisahkan pasien perempuan dan laki-laki.

Pada rumah sakit Islam antara pasien perempuan dan laki-laki dipisah ditempatkan dalam ruang yang terpisah baik rawat jalan maupun rawat inap.

3). Pasien perempuan dirawat oleh perawat perempuan, sementara pasien laki-laki dirawat oleh perawat laki-laki.

Perawat merupakan tenaga medis yang paling sering berhubungan dengan paien sehingga dilakukan pemisahan, yaitu perawat perempuan menangani pasien perempuan dan pasien laki-laki menangani pasien laki-laki.

4). Menyediakan fasilitas shalat, termasuk air bersih untuk berwudhu.

Pada rumah sakit Islam telah suatu keharusan bahwa dalam pemberian fasilitas ibadah harus memadai terutama untuk keperluan ibadah. Selain itu terdapat rohaniawan yang bertugas memberikan doa-doa dan adanya pengajian rutin.

5). Menerapkan seleksi ketat dalam pengadaan dokter.

Seleksi yang ketat terhadap calon dokter sangat penting supaya dokter yang diperoleh benar-benar dokter yang berkualitas.


(49)

commit to user

6). Menjadi tempat belajar mengenai ilmu kesehatan dan kedokteran.

Selain memberikan pelayanan terhadap pasien, rumah sakit Islam juga memberikan pelayanan pendidikan mengenai kesehatan dan kedokteran.

7). Tidak mematok biaya.

Dana rumah sakit Islam berasal dari dana wakaf sehingga penggunaannya pun diperuntukkan bagi masyarakat secara maksimal.

B. Peneliti Terdahulu

Lestari (2008) melakukan penelitian mengenai pengaruh balanced scorecard terhadap kinerja manajerial pada perusahaan swasta. Sampel dalam penelitian tersebut adalah manajer perusahaan. Variabel yang digunakan adalah balanced scorecard dan kinerja manajerial. Variabel balanced scorecard meliputi empat perspektif yaitu keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Variabel kinerja manajerial diwakili oleh sikap manajer, persepsi manajer, motivasi manajer, dan aktualisasi sikap manajer. Hasil dari penelitian tersebut menyebautkan bahwa balanced scorecard mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

Greatbank dan Tapp (2007) melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan balanced scorecard pada instansi pemerintah. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara dan analisis dokumen untuk


(50)

commit to user

mengetahui dampak balanced scorecard tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan balanced scorecard membuat karyawan lebih memahami tugas-tugas mereka dan peraturan yang ada sehingga prestasi kinerja meningkat.

O’Connor (2005) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seorang manajer. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajer tersebut antara lain adalah motivasi untuk berprestasi, komitmen anggota, status, identitas individu, hasil yang dicapai, ukuran kelompok, dan perbedaan aturan anggota.

Analoui dan Karami (2001) melakukan penelitian tentang persepsi manajer dalam memahami dan menganalisis lingkungan pada industri elektronika di Inggris. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara persepsi manajer dengan kesuksesan kinerja perusahaan.

Crossman dan Zaki (2003) melakukan penelitian tentang kepuasan kerja yang merupakan faktor kinerja. Penelitian ini memberikan hasil bahwa kepusan kerja akan mempengaruhi seseorang dalam pekerjaannya. Oleh karena itu perusahaan yang memberikan kepuasan kerja kepada karyawannya akan memperolah hasil yang baik karena kinerja karyawannya cenderung baik.

Nimphar (2008) melakukan penelitian mengenai pengaruh partisipasi manajer dalam penganggaran terhadap kinerja manajerial pada manajer manajer-manajer di sebuah rumah sakit. Hasil dari penelitian ini menunjukkan


(51)

commit to user

bahwa partisipasi manajer dalam penganggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial responden.

Chen et al (2006) melakukan perbandingan kinerja rumah sakit di Jepang dan Cina dengan menggunakn balanced scorecard. Hasil dari penelitian ini dalam beberapa aspek ada perbedaan dalam kinerja rumah sakit di kedua negara tersebut. Hasil lain menyatakan bahwa balanced scorecard dapat digunkan untuk mendorong pengembangan dan implementasi kebijakan nasional dalam bidang kesehatan.

C. Pengembangan Hipotesis

Penulis-penulis terdahulu telah banyak yang melakukan penelitian yang terkait dengan pengaruh balanced scorecard terhadap kinerja manjerial. Decoene dan Bruggeman (2006) melakukan penelitian terhadap pengaruh strategi balanced scorecard terhadap kinerja manajer tingkat menengah di sebuah perusahaan swasta. Hasil dari penelitian itu menjelaskan bahwa penerapan balanced scorecard memberikan motivasi yang positif tehadap kinerja manajer. Greatbanks (2008) juga melakukan penelitian sejenis yaitu tentang pengaruh balanced scorecard pada instansi pemerintah. Hasil dari penelitian itu menyatakan bahwa penggunaan balanced scorecard

berpengaruh baik terhadap perusahaan karena kinerja karyawan lebih fokus sesuai tujuan yang ditetapkan.

Lee (2006) menyatakan bahwa pengukuran menggunakan balanced scorecard menggunakan empat elemen yaitu orientasi pelanggan,


(52)

commit to user

Lestari (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan

balanced scorecard terhadap kinerja manajer pada perusahaan swasta. Hasil dari penelitian itu adalah ada pengaruh yang positif dan signifikansi antara penerapan balanced scorecard terhadap kinerja manajer.

Berdasarkan beberapa penelitian tersebut maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat pengaruh penerapan balanced scorecard terhadap kinerja manajerial.

H1: Terdapat pengaruh penerapan balanced scorecard terhadap kinerja manajerial.

D. Kerangka Pemikiran Teoritis

Berdasarkan uraian diatas mengenai pengaruh penerapan balanced scorecard terhadap kinerja manajerial maka model penelitian yang diajukan dapat dilihat pada gambar di bawa ini.

Gambar II.2 Kerangka Pikir Penelitian

Dalam penelitian perspektif yang ada di dalam balanced scorecard

diakumulasikan. Begitu juga dengan item-item yang digunakan dalam pengukuran kinerja manajerial diakumulasikan. Total dari balanced


(53)

commit to user

scorecard dan kinerja manajerial kemudian diuji sesuai dengan model yang dibuat. Sesuai dengan gambar maka model dalam penelitian ini adalah


(54)

commit to user BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan menggunakan metode survei. Sekaran (2003) menyatakan bahwa penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Penelitian ini menggunakan dimensi waktu

cross sectional, yaitu pengambilan data hanya dilakukan satu kali pengumpulan dalam menjawab pertanyaan penelitian (Sekaran, 2003).

B. Populasi, Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel 1. Populasi

Sekaran (2003) menyatakan bahwa populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin diuji oleh penulis. Populasi dalam penelitian ini adalah manajer rumah sakit Islam di wilayah eks-Karesidenan Surakarta.

Rumah sakit yang dijadikan populasi dalam penelitian ini sudah memenuhi indikator-indikator sebagai instansi yang menerapkan manajeman syariah seperti yang disebutkan oleh Didin dan Hendri (2003) dalam Fauzan (2009). Terkait dengan perilaku personelnya maka rumah sakit yang dipilih menjadi populasi adalah rumah sakit yang menunjukkan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan. Populasi yang dipilh juga memiliki struktur orgaisasi yang jelas sebagai cara pertanggungjawaban. Selain itu


(55)

commit to user

sistem yang dimiliki oleh populasi menunjukkan sistem yang berlandaskan syariah.

2.Sampel

Sampel menurut Sekaran (2003) merupakan bagian dari populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah manajer menengah di rumah sakit Islam se-eks-Karesidenan Surakarta, yaitu wakil direktur dan kepala bagian rumah sakit Islam se-eks-Karesidenan Surakarta.

3. Cara Pengambilan Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan metode purposive sampling. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling

dilakukan dengan cara mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang diambil ini dapat berdasarkan pertimbangan tertentu atau jumlah tertentu (Sekaran, 2003).

Penelitian ini menggunakan kriteria jabatan responden dalam pemilihan sampel. Responden yang diambil adalah responden yang mempunyai jabatan sebagai manajer menengah (middle manager).

Manajer menengah diambil dengan alasan responden selain melakukan evaluasi terhadap bawahannya juga dievaluasi kinerjanya oleh atasannya. Selain itu jumlah manajer menengah jumlahnya lebih banyak dibanding manajer puncak.

C. Pengukuran Variabel

Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai (Sekaran, 2003). Cooper dan Schindler (2000) mengatakan


(56)

commit to user

bahwa variabel merupakan padanan kata untuk variabel atau sifat yang sedang diteliti atau dipelajari. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen dengan penjelasan sebagai berikut.

1. Variabel Independen

Varibel independen menurut Sekaran (2003) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat baik secara positif maupun negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah penerapan balanced scorecard pada rumah sakit Islam se-eks-Karesidenan Surakarta.

Penelitian mengenai balanced scorecard sebagai pengukuran kinerja telah banyak dilakukan oleh penulis sebelumnya. Greatbanks dan Tapp (2007) meneliti tentang pengaruh penerapan balanced scorecard

pada instansi pemerintah. Hasil dari peneltian ini adalah bahwa balanced scorecard dapat meningkatkan kinerja dan karyawannya dapat menjalankan pekerjaan denagn lebih fokus. Decoene dan Bruggeman (2006) menjelaskan hasil penelitiannya bahwa balanced scorecard

memberikan pengaruh yang positif terhadap perusahaan manufaktur yang dijadikannya sampel penelitian.

Selain itu penelitian tentang balanced scorecard juga telah banyak dilakukan di Indonesia. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2008), yaitu studi kasus pada sebuah perusahaan. Hasil dari penelitian ini menujukkan bahwa ada hubungan positif antara balanced scorecard dengan kinerja manajer. Romel (2005) mengadakan penelitian mengenai penerapan balanced scorecard di rumah sakit. Penelitian ini


(57)

commit to user

mencoba mengembangkan penelitian sebelumnya yaitu dengan beberapa modifikasi terutama dalam populasi dan sampel yang digunakan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mengambil instrumen penelitian dari penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2008) dengan beberapa modifikasi. Modifikasi itu antara lain tentang aspek-aspek dalam

balanced scorecard di rumah sakit karena berbagai perbedaan antara rumah sakit dengan perusahaan lainnya. Menurut Tamtama (2006) dan Frenny (2009) aspek-aspek yang digunakan dalam perspektif balanced scorecard di rumah sakit antara lain adalah sebagai berikut ini.

a. Perspektif keuangan meliputi pertumbuhan pendapatan, perubahan biaya, efektifitas, dan efisiensi.

b. Pengukuran kinerja perspektif pelanggan atau konsumen meliputi market share, tingkat kepuasan konsumen, brand equity, dan meningkatkan kualitas layanan (customer stasfaction).

c. Pengukuran kinerja perspektif proses internal bisnis meliputi pengembangan program layanan (innovation), proses operasional, dan meningkatkan kualitas proses layanan (postables service).

d. Pengukuran kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan meliputi peningkatan kapabilitas karyawan dan peningkatan komitmen karyawan (retensi karyawan).

Para responden diberi beberapa pertanyaan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari dua bagian yaitu penerapan balanced scorecard dan kinerja manajer. Aspek dalam penelitian ini menggunakan skala likert dalam jawaban semua pertanyaannya. Skala likert merupakan skala yang didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek


(58)

commit to user

setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik dengan susunan sebagai berikut ini.

Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Kurang Setuju 3

Setuju 4

Sangat setuju 5 2. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Dengan menganalisis variebl dependen suatu permasalahan dapat diketahui jawabannya (Sekaran, 2003).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial. Aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian ini terkait kinerja manajerial adalah aspek sikap manajerial, persepsi manajer, motivasi manajer, dan aktualisasi sikap manajer. Aspek-aspek tersebut diambil dari kuesioner Lestari (2008) dan berdasarkan penelitian terdahulu lainnya.

Penelitian terdahulu menunjukkan kinerja seorang manajer dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti motivasi berprestasi, identitas sosial, dan komitmen. Perusahaan yang mampu memberikan faktor-faktor tersebut akan lebih mudah untuk meningkatkan kinerja manajernya (O’Connor, 2005).


(59)

commit to user

Kemampuan persepsi manajer dalam memahami dan menganalisis lingkungan untuk merancang strategi bisnisnya merupakan salah satu kunci sukses perusahaan. Selain itu kemampuan tersebut juga membuat perusahaan dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang mengalami perubahan (Analoui dan Karami, 2001).

Motivasi seseorang dapat meningkatkan kinerjanya dalam perusahaan karena dengan adanya motivasi seseorang akan berusaha untuk bekerja dengan lebih baik untuk mendapatkan sesuatu yang ingin dicapainya (Amaratunga dan Baldry, 2002; Reijonen dan Komppula, 2007).

Berdasarkan penelitian terdahulu didapatkan hasil bahwa kepuasan kerja akan mempengaruhi seseorang dalam melakukan pekerjaannya. Kepuasan kerja dibentuk karena rasa senang yang didapatkan dari pekerjaan yang dilakukan. Oleh karena itu perusahaan yang bisa memberikan kepuasan kerja pada karyawan akan mendapatkan kinerja yang baik dari karyawannya (Crossman dan Zaki, 2003; Wilson dan Frimpong, 2004).

Sama halnya dengan variabel independen, variabel dependen juga menggunakan skala likert dengan sklala yang sama yaitu sebagai berikut.

Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Kurang Setuju 3


(60)

commit to user

Setuju 4

Sangat setuju 5 D. Sumber Data

Penulis menggunakan sumber data primer dalam penelitian ini. Data primer merupakan data yang dipeoleh secara langsung dari sampel sehingga mempunyai tingkat kedekatannya denagn kebenaran semakin besar (Cooper dan Schindler, 2000). Menurut Sekaran (2003), data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan penulis yang berkaitan dengan variable yang diuji.

E. Metode Pengumpulan Data

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang bersifat tertutup. Para responden tinggal menjawab dengan memilih jawaban yang telah tersedia pada setiap item pertanyaan. Penulis mendistribusikan dan mengambil kuesioner tersebut secara langsung dengan mendatangi para responden. Penulis melakukan langkah tersebut dengan tujuan tingkat pengembalian kuesioner lebih tinggi. Pendistribusian kuesioner dilakukan dengan cara mendatangi para responden di tempat kerjanya, yaitu di rumah sakit Islam di wilayah eks-Karesidenan Surakarta.

F. Statistik Deskriptif

Analisis ini merupakan analisis mengenai gambaran umum responden, yaitu meliputi: jenis kelamin, usia, bagian utama bekerja, lama bekerja di rumah sakit Islam, lama bekerja pada jabatannya sekarang. Selain itu juga


(61)

commit to user

memberikan gambaran mengenai item-item balanced scorecard yang digunakan dan pengukuran kinerja manajerial yang digunakan.

G. Pengujian Aspek Penelitian 1. Uji Validitas

Menurut Sekaran (2003) uji validitas merupakan pengujian terhadap aspek penelitian apakah benar-benar mampu mengukur variabel yang digunakan. Kuesioner dianggap valid apabila pertanyaan yang ada dapat mengungkapkan sesuatu yang akan diukur (Ghozali,2006). Validitas kuesioner yang baik dititikberatkan pada validitas isinya. Dalam penelitian ini validitas diukur dengan cara membuat korelasi bivariate antara masing-masing skor aspek dengan total variabel. Item-item kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian terdahulu. Modifikasi ini perlu dilakukan karena ada perbedaan setting

penelitian, waktu, dan objek penelitian dengan penelitian terdahulu. 2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan pengujian terhadap konsistensi aspek dalam penelitian. Ghozali (2006) mengatakan bahwa reliabilitas kuesioner terjadi apabila jawaban responden terhadap pertanyaan stabil atau konsisten dari waktu ke waktu. Suatu variabel dinyatakan reliabel apabila nilai Cronbach alpha > 0,60 (Sekaran, 2006).


(62)

commit to user H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah pengujian terhadap model regresi linear apakah ada korelasi antara kesalahan pengganngu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau dapat dikatakan selam runtun waktu (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji Durbin-Watson (Statistik-d) dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi. Uji autokorelasi dilakukan dengan membandingkan nilai Durbin-Waston

tabel yaitu batas lebih tinggi (upper bond atau du) dan batas lebih rendah (lower bond atau di). Kriteria pengujiannya autokorelasi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2006):

1). 0 < d < d1; terjadi autokorelasi positif,

2). d1 < d < du; tidak ada kepastian apakah terjadi autokorelasi atau tidak (ragu-ragu),

3). 4 – d1 < d< 4; terjadi autokorelasi negatif,

4). 4 – du < d < 4 – d1, tidak ada kepastian apakah terjadi autokorelasi atau tidak (ragu-ragu), dan

5). du < d < 4 – du; tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif.


(63)

commit to user

Berdasarkan kriteria terbebut maka model baik adalah yang memiliki nilai Durbin-Watson berada diantara nilai du dan 4- du sehingga tidak terjadi autokorelasi.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan lainnya (Ghozali, 2006). Pengujiaan ini menggunakan uji scatterplot, di mana ada atau tidak adanya heteroskedastisitas dilihat dengan ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak dapat dikatakan terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).

c. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji kenormalan distribusi pada model regresi. Pengujian ini dilakukan dengan uji

Kolmogorov-Smirnov. Model regresi dikatakan terdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p-value) hitung > 0,05 (Sekaran, 2006). Apabila uji normalitas ini tidak terpenihi maka hasil pengujian tidak valid.

Cara lain untuk melakukan uji normalitas adalah dengan cara melakukan analisis grafik, baik grafik histogram maupun grafik normal plot. Analisis ini dilakukan dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang


(64)

commit to user

mendekati distribusi normal. Sedangkan melalui grafik normal plot dapat dilihat dengan melihat pola distribusi titik-titik yang ada (Ghozali, 2006).

d. Uji Linieritas

Uji linieritas merupakan pengujian terhadap model yang digunakan apakah persamaan yang digunakan berbentuk linier. Hasil dari uji linearitas ini akan diperoleh informasi apakah fungsi yang digunakan dalam suatu penelitian sebaiknya berbentuk linier, kuadrat atau kubik. Cara melakukan pengujian ini adalah dengan uji langrange multiplier. Model persamaan berbentuk linier jika c2 hitung lebih kecil dari c2 tabelnya.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh penererapan balanced scorecard terhadap kinerja manjerial. Berdasarkan kerangka balanced scorecard yang dijelaskan oleh Kaplan dan Norton (1996), Lee (2006), dan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis terdahulu mengenai pengaruh balanced scorecard terhadap kinerja manajerial (Greatbank dan Tapp, 2007; Decoene dan Bruggeman, 2006; Lestari 2008) maka hipotesis yang disusun dalam penelitian ini adalah seperti kerangka pemikiran berikut ini.


(65)

commit to user Gambar III.1 Model Hipotes

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pengujian regresi sederhana yaitu untuk mengetahui penerapan balanced scorecard terhadap kinerja manajerial. Semua pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan software SPSS for windows version 16.


(66)

commit to user BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A.Analisis Deskriptif

1. Data Deskriptif

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan instrument kuesioner yang didistribusikan ke rumah sakit Islam se-eks-Karesidenan Surakarta. Sasaran responden yang dituju adalah jajaran manajer menengah (midlle manager) di setiap rumah sakit Islam se-eks-Karesidenan Surakarta. Manajer menengah tersebut meliputi semua kepala bagian yang ada di rumah sakit tersebut baik yang medis maupun nonmedis.

Rumah sakit Islam yang manajernya dijadikan sampel telah memenuhi kriteria rumah sakit yang menggunakn manajemen syariah meskipun belum sepenuhnya tercapai. Hal ini dikarenakan manajemen syariah itu sendiri sedang dalm masa transisi dan belum ada tolak ukur yang baku. Namun, selama tidak bertentangan dengan syrariah Islam maka dapat dikatakan manajemen yang berasaskan syariah. Contoh dari implementasi manajemn syariah dapat dilihat dari periaku personelnya yang menggunakan pakaian dan tingkah lakunya sesuai syariah Islam. Selain itu dalam penanganan terhadap pasien sudah menunjukkan adanya perawatan yang menangani pasien yang sam jenis kelaminya. Perilaku sesuai syariah juga ditunjukkan pada setiap waktu sholat tiba maka seluruh


(67)

commit to user

karyawan laki-laki yang sedang tidak jaga maka wajib sholat di masjid yang disediakan. Adanya rohaniawan dan rohaniwati yang bertugas, serta adanya pengajian rutin juga merupakan salah satu indikator manajemen syariah.

Indikator lainnya dapat dilihat dari penggunaan obat, makanan, dan minuman yang terbebas dari unsur haram. Dana dalam pengelolaan rumah sakit juga terbebas dari riba terlebih pihak-pihak yang dijadikan rekan dalam penanganan masalah keuangan adalah lembaga yang berbasis syariah sepeti pengunaan bank syariah untuk semua transaksi. Tanpa adanya manajemen yng mengatur itu maka sulit hal-hal semacam itu dapat terlaksana dengan baik.

Proses pengumpulan data dimulai dengan permohonan ijin kepada instansi terkait. Setelah mendapat ijin maka kuesioner pun mulai didistribusikan ke responden. Pendistribusian kuesioner ini ada yang secara langsung kepada responden, ada juga yang dititipkan pada orang yang menangani masalah penelitian pada rumah sakit Islam yang berkaitan. Setelah didistribusikan kuesioner diambil sesuai kesepakatan dengan pihak terkait dengan pihak terkait. Pengumpulan data ini dilakukan selama bulan November 2010. Banyaknya rumah sakit Islam yang menolak menjadi responden menyebabkan sampel dalam penelitian ini relatif sedikit.


(68)

commit to user

Deskripsi dari kuesioner yang disebar, kuesioner yang kembali, dan kuesioner yang dapat diolah dapat dilihat pada tabel IV.1 berikut ini.

Tabel IV.1

Jumlah Kuesioner yang Disebar, Kuesioner yang Kembali, dan Kuesioner yang Dapat Dianalisis

No Nama Rumah Sakit Islam Kuesioner

yang Didistribusikan

Kuesioner yang Kembali

Kuesioner yang Dapat Diolah

F % F % F %

1 RS PKU Muhammadiyah Sragen 11 18.97 11 24.44 11 25.58

2 RS PKU Aisyiyah Boyolali 8 13.79 4 8.89 4 9.30

3 RS PKU Karanganyar 14 24.14 14 31.11 14 32.56

4 RS PKU Surakarta 10 17.24 9 20.00 8 18.60

5 RSI Kustati Surakarta 15 25.86 7 15.56 6 13.95

Total 58 100 45 100 43 100

Sumber: data primer yang diolah

Total kuesioner yang disebar dalam penelitian ini sebanyak 58 ekslempar yang terdiri dari lima rumah sakit Islam yang bersedia menjadi responden. Total kuesioner yang kembali 45 ekslempar sehingga response rate-nya sebesar 77,58%. Dua dari total ekslempar kuesioner yang kembali hanya 43 ekslempar kuesioner yang datanya lengkap, sehingga hanya 43 ekslempar kuesioner tersebut yang dapat dianalisis.

Deskripsi data mengenai demografi responden (jenis kelamin, usia, kegiatan utama bagian, lama bekerja di bagian, lama kerja di instansi, dan jumlah bawahan) ditampilkan dalam tabel IV.2 sampai tabel IV.7 berikut ini.


(69)

commit to user Tabel IV.2

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Laki-laki 13 30.23

Perempuan 30 69.77

Total 43 100

Sumber: data primer yang diolah

Berdasarkan data yang diperoleh dan disajikan dalam tabel di atas dapat dilihat bahwa hanya 13 orang responden atau 30,23% yang berjenis kelamin laki-laki sedangkan persentase yang lebih besar ada pada responden perempuan yaitu 30 orang atau 69,77%.

Tabel IV.3 Usia Responden

Usia Frekuensi Presentase

≤30 tahun 10 23.26

31-40 tahun 21 48.84

41-50 tahun 11 25.58

51-60 tahun 1 2.33

>60 tahun 0 0.00

Total 43 100

Sumber: data primer yang diolah

Tabel di atas menyajikan data tentang usia responden dalam penelitian ini. Responden yang berusia kurang atau sama dengan 30 tahun berjumlah 10 orang atau 23,26%, responden yang berusia 31-40 tahun sebanyak 21 orang atau 48,84%, responden yang berusia 41-50 tahun sebanyak 11 orang atau 25,58%, hanya seorang responden yang berusia 51-60 tahun, sedangkan tidak ada responden yang berusia di atas 60 tahun.


(1)

commit to user

Uji Linieritas

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .002a .000 -0.24 4.71266690 1.869

Sumber: hasil uji SPSS

Berdasarkan data di atas dapat dilhat bahwa nilai R Square (R2) adalah 0,000. Sedangkan nilai c2 tabel untuk n=43 adalah 61,65. Jika digunakan c2 hitung=nxR2 maka nilainya 43x0,000= 0,000. Nilai c2 hitung lebih kecil dari c2 tabel sehingga memenuhi asumsi model linear benar untuk digunakan dalam penelitian ini.

D.Pengujian Hipotesis

Uji regresi dilakukan dalam pengujian hipotesis untuk menguji apakah

balanced scorecard berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Pengujian hipotesis digunakan regresi sederhana yang diformulasikan dengan KM = β0

+ β1bsc + e.

Tabel IV.25 Uji Hipotesis Coefficientsa Model Unstandardized Coefisients Standardized Coefisients

t Sig.

B Std.

Error

Beta 1 (Constant)

TOTAL_BSC 29.935 .597 5.398 .101 .680 5.546 5.942 0.000 0.000 Sumber: hail uji SPSS


(2)

commit to user

Berdasarkan hasil pengujian SPSS tersebut diperoleh nilai signifikasi yang jauh lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan balanced scorecard berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Nilai positif tersebut menunjukkan bahwa pengaruh balanced scorecard terhadap kinerja manajerial bersifat searah. Sifat yang searah ini menandakan bahwa semakin baik penerapan balanced scorecard maka kinerja manajerial semakin baik.

Tabel IV.26 Uji Hipotesis

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 BSCa . Enter

Sumber: hail uji SPSS

Pada tabel di atas kolom kedua variables entered dinyatakan bahwa variabel independen yaitu kinerja manajerial tidak ada yang dikeluarkan dari persamaan yang ditunjukkan dari kolom variables removed yang kosong. Variabel independen dimasukkan dalam persamaan yang ditunjukkan pada kolom keempat enter. Setelah mengetahui bahwa seluruh variabel dimasukkan dalam analisis persamaan maka dilakukan pengujian koefisien determinasi untuk mengukur kemampuan variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen.


(3)

commit to user

Tabel IV.27 Uji Hipotesis Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .680a .463 .450 4.71268

Sumber: hasil uji SPSS

Selain itu hasil yang diperoleh dari pengujian ini adalah nilai Adjusted R Square-nya sebesar 0,450. Hasil tersebut menjelaskan bahwa sebesar 45% variabel dependen kinerja manajer dijelaskan oleh variabel independen

balanced scorecard. Sisanya sebesar 55% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

Hasil penelitian ini memperkuat penelitian terdahulu bahwa penerapan

balanced scorecard mempengaruhi kinerja manajerial seperti yang diungkapkan oleh Greatbanks dan Tapp (2007), Decoene dan Bruggeman (2006), serta Lestari (2008). Jadi, semakin baik penerapan balanced scorecard sebagai pengukuran kinerja maka semakin baik kinerja manajerial.


(4)

commit to user

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan balanced scorecard terhadap kinerja manajerial. Responden dalam penelitian ini adalah midlle manager rumah sakit Islam di wilayah eks-Karesidenan Surakarta. Beberapa pengujian dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh sampai pengujian hipotesis yang dibuat.

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menujukkan hipotesis dalam penelitian ini diterima, yaitu penerapan balanced scorecard berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Selain itu nilai dari Adjusted R Square sebesar 45%, menjelaskan bahwa variabel dependen kinerja manajer dijelaskan oleh


(5)

commit to user

variabel independen balanced scorecard sebesar 45% dan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak ada dalam penelitian. Penerapan balanced scorecard berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, sehingga semakin baik penerapan balanced scorecard sebagai pengukuran kinerja semakin baik kinerja manajerial.

B. Keterbatasan

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih ada keterbatasan. Keterbatasan itu adalah sebagai berikut ini.

1. Rumah sakit Islam yang dijadikan objek penelitian belum menggunakan

balanced scorecard sebagai pengukuran kinerjanya secara maksimal. 2. Belum ada standar jelas yang mengukur kinerja berdasarkan manajemen

syariah termasuk kinerja manajemen syariah di rumah sakit Islam.

C.Saran

1. Penulis selanjutnya melakukan penelitian pada sektor yang telah melakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan balanced scorecard

secara maksimal.

2. Penulis selanjutnya menetapakan standar-standar yang jelas dalam pengukuran kinerja yang dijadikan objek penelitian.

D.Implikasi


(6)

commit to user

Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah teori-teori sebelumnya dalam bidang yang terkait. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan panduan dalam melakukan dan memperluas penelitian selanjutnya. Untuk itu dapat dilakukan denagn cara memperluas faktor-faktor yang digunakan, memodifikasi model, dan sebagainya.

2. Implikasi Praktis

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi bagi praktek rumah sakit Islam terutama yang berhubungan dengan penilaian kinerja dengan menggunakan balanced scorecard. Penerapan balanced scorecard yang baik maka kinerja manajer yang dalam penelitian ini diwakili oleh midlle manager akan menjadi lebih baik, sehingga kinerja rumah sakit pun akan meningkat lebih baik.


Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Manajemen Melalui Pendekatan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Haji Medan

3 106 72

ANALISA KEMUNGKINAN PENERAPAN PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT ISLAM KUSTATI SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD

0 5 132

BAB 1 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen, Sistem Pengendalian Manajemen, dan Desentralisasi terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris pada Bank Perkreditan Rakyat se-Eks Karesidenan Surakarta).

0 3 10

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen, Sistem Pengendalian Manajemen, dan Desentralisasi terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris pada Bank Perkreditan Rakyat se-Eks Karesidenan Surakarta).

0 22 4

ANALISA METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA Analisa Metode Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta).

0 3 18

PENDAHULUAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Keefektifan Anggaran Partisipatif Dalam Peningkatan Kinerja Manajerial (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah Di Wilayah Eks Karesidenan Surakarta).

0 1 7

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SE-KARESIDENAN SURAKARTA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Se Eks-Karesidenan Surakarta).

0 0 9

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten).

0 1 7

PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 0 8

Perbandingan kinerja dengan pendekatan balanced scorecard pada rumah sakit se-eks karesidenan Surakarta ab

0 1 75