xxvii Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik Jonanthan,
2007.
B. PENGERTIAN KINERJA
Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh
kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki Helfert, 1996.
Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau
akuntabilitas manajemen dan semacamnya Srimindarti, 2004. Adapun kinerja menurut Mulyadi 1999 adalah penentuan secara periodik
efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kinerja perusahaan pada dasarnya merupakan cermin atas hasil kegiatan dan kondisi yang ada disebuah perusahaan, hasil kegiatan dari perusahaan ini akan
dianalisis, dimana hasil dari analisis tersebut akan dapat memperlihatkan kondisi manajemen perusahaan selama periode dilakukannya analisis akan kinerja
Srimindarti, 2004 Kinerja juga merupakan suatu tingkat dimana para individu dan organisasi
dalam suatu perusahaan berusaha untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan
xxviii efisien. Anthony et al. 1995 dalam buku Yuwono dkk. 2003 menyatakan
bahwa efektifitas suatu organisasi berkaitan dengan kemampuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan efisiensi menggambarkan beberapa masukan
yang diperlukan untuk menghasilkan suatu unit keluaran. Dengan demikian pengertian kinerja perusahaan merupakan hasil dari berbagai keputusan
manajemen yang terus menerus untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien sesuai dengan yang diinginkan pelanggan.
C. PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK
Menurut Mardiasmo 2002 Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai
pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinansial. Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud.
Pertama, pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk membantu
pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik
dalam memberikan pelayanan publik. Kedua, ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk mengalokasikan sumber daya dan pembuatan keputusan. Ketiga,
ukuran kinerja
sektor publik
dimaksudkan untuk
mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan Mulyadi,
2009.
xxix Pengukuran kinerja merupakan tindakan pengukuran yang dilakukan
terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut digunakan sebagai umpan balik yang akan memberi
informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan
penyesuaian-penyesuaian atas
aktivitas perencanaan
dan pengendalian. Menurut Hongren 1995: 802 informasi-informasi yang digunakan
sebagai dasar pengukuran kinerja bisa merupakan informasi keuangan maupun non keuangan dan dapat juga berdasarkan pengukuran intern dan ekstern, tipe
informasi keuangan intern antara lain pendapatan operasi, penjualan dan total aktiva. Sedangkan informasi keuangan ekstern antara lain harga saham. Contoh
informasi non keuangan adalah kepuasan pelanggan atas pelayanan perusahaan, jumlah transaksi dan sebagainya.
Pengukuran kinerja di sektor pemerintah bukanlah hal yang baru. Setiap departemen, satuan kerja, dan unit kerja diharuskan untuk memberikan laporan
berkala terhadap pelaksanan tugas pokok dan fungsinya, namun pelaporan yang dihasilkan selama inilebih difokuskan pada input dan output. Sedangkan hasil,
manfaat, keefektifan, dan program tersebut terkesan diabaikan. Akan tetapi sekarang fokus pengukuran kinerja telah bergeser dari hanya sekedar berapa
jumlah sumber daya yang dialokasikan tapi juga kearah hasil yang dicapai dari penggunaan sumber daya tersebut. Pengukuran kinerja mereflesikan seberapa
besar filosofi dan kultur dari organisasi dan menggambarkan seberapa baik suatu pekerjaan telah diselesaikan dengan biaya, waktu, dan kualitas yang optimal
Tatikonda dan Tatikonda, 1999
xxx Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal
dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang
diinginkan oleh organisasi Mulyadi dan Setyawan, 1999. Penilaaian kinerja dapat digunakan untuk menekan perilaku yang tidak
semstinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta pemberian
penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Dengan adanya penilaian kinerja, manajer puncak dapat memperoleh dasar
yang obyektif untuk memberikan kompensasi sesuai dengan prestasi yang disumbangkan masing-masing pusat pertanggungjawaban kepada perusahaan
secara keseluruhan. Semua ini diharapkan dapat membentuk motivasi dan rangsangan pada masing-masing bagian untuk bekerja lebih efektif dan efisien
Mulyadi, 2009. Menurut Mulyadi 1999 penilaian kinerja dapat dimanfaatkan oleh
manajemen untuk: 1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian karyawan secara maksimum. 2. Membantu
pengambilan keputusan
yang bersangkutan
dengan karyawannya seperti promosi, pemberhentian, mutasi.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan.
xxxi 4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerja mereka. 5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
D. KONSEP BALANCED SCORECARD