12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian tentang Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Dirjen Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia Mulyasa, 2013: 4 mengemukakan bahwa karakter character
dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat diidentifikasi pada perilaku yang bersifat unik, dalam arti secara khusus ciri-
ciri ini membedakan antara satu individu dengan yang lainnya. Selanjutnya, M. Furqon Hidayatullah 2010: 13 mengatakan bahwa karakter adalah
kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan
penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain. Sejalan dengan pendapat tersebut, Suyanto Masnur Muslich, 2011:
70 menyatakan bahwa karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan ciri pribadi setiap manusia yang menjadi pendorong
untuk hidup dan bekerja sama dengan individu lainnya. Karakter diinternalisasikan ke dalam diri inividu melalui pendidikan
karakter. Ratna Megawangi Dharma Kesuma, Cepi Tiatna, dan Johar Permana, 2013: 5 mengemukakan bahwa pendidikan karakter merupakan
sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan
13 dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Pendapat senada diungkapkan oleh Agus Wibowo 2012: 36 yang
menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada anak
didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai
anggota masyarakat dan warga negara. Selanjutnya, Fakry Gaffar Dharma Kesuma, Cepi Triatna, dan Johar
Permana, 2013: 5 menjelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah
proses transformasi
nilai-nilai kehidupan
untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu
dalam perilaku kehidupan orang itu. Proses transformasi tersebut membantu seseorang untuk memiliki kepribadian yang lebih baik. Sebagaimana
diungkapkan Zainal Aqib 2011: 38 yang mengartikan pendidikan karakter sebagai sebuah bantuan sosial agar individu itu dapat tumbuh dalam
menghayati kebebasannya dalam hidup bersama orang lain dalam dunia. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter merupakan pendidikan yang menanamkan karakter-karakter luhur untuk membantu individu agar memiliki kepribadian positif sesuai dengan
harapan di lingkungannya. Hal tersebut akan memunculkan sebuah penerimaan individu oleh lingkungannya.
14 2.
Nilai-Nilai Karakter Character
Counts Mulyasa,
2013: 16
di Amerika
mengidentifikasikan bahwa karakter-karakter yang menjadi pilar adalah: a.
Dapat dipercaya trustworthiness b.
Rasa hormat dan perhatian respect c.
Tanggung jawab responsibility d.
Jujur fairness e.
Peduli caring f.
Kewarganegaraan citizenship g.
Ketulusan honesty h.
Berani courage i.
Tekun diligence, dan j.
Integritas integrity Megawangi Mulyasa, 2013: 5, pencetus pendidikan karakter di
Indonesia telah menyusun sembilan pilar karaker mulia yang selayaknya dijadikan acuan dalam pendidikan karakter, baik di sekolah maupun di luar
sekolah, yaitu sebagai berikut. a.
Cinta Allah dan kebenaran b.
Tanggung jawab, disiplin, mandiri c.
Amanah d.
Hormat dan santun e.
Kasih sayang, peduli, dan kerja sama f.
Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah
15 g.
Adil dan berjiwa kepemimpinan h.
Baik dan rendah hati i.
Toleran dan cinta damai Kemendiknas menuliskan nilai-nilai luhur pondasi karakter bangsa
yang dimiliki oleh setiap suku di Indonesia sebagai berikut: a.
Religius, sikap dan perliaku yang patuh dalam melaksanakan agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain. b.
Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan. c.
Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda darinya.
d. Disiplin, tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan. e.
Kerja keras, perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan
tugas dengan sebaik-baiknya. f.
Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
g. Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
16 h.
Demokratis, cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
i. Rasa ingin tahu, sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
j. Semangat kebangsaan, cara berpikir, bertindak, dan berwawasanyang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
k. Cinta tanah air, cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
l. Menghargai prestasi, sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
m. Bersahabatkomunikatif, tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. n.
Cinta damai, sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
o. Gemar membaca, kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang membeikan kebajikan bagi dirinya. p.
Peduli lingkungan, sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah keruasakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang terjadi.
17 q.
Peduli sosial, sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
r. Tanggung jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakar, lingkungan alam, sosial, dan budaya, negara dan Tuhan
Yang Maha Esa. 3.
Pentingnya Pendidikan Karakter Menurut Thomas Lickona Daryanto dan Suryatri Darmiatun, 2013:
64 ada tujuh alasan mengapa pendidikan karakter harus disampaikan, yaitu: a.
Merupakan cara terbaik untuk menjamin anak-anak siswa memiliki kepribadian yang baik dalam kehidupannya.
b. Merupakan cara untuk meningkatkan prestasi akademik.
c. Sebagian siswa tidak dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya
di tempat lain. d.
Mempersiapkan siswa untuk menghormati pihak atau orang lain dan dapat hidup dalam masyarakat yang beragam.
e. Berangkat dari akar masalah yang berkaitan dengan problem moral
sosial, seperti ketidaksopanan, ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual, dan etos kerja belajar yang rendah.
f. Merupakan perseiapan terbaik untuk menyongsong perilaku di tempat
kerja. g.
Mengajarkan nilai-nilai budaya merupakan bagian dari kerja peradaban.
18 Sejalan dengan pendapat di atas, Maksudin 2013: 56 mengemukakan
bahwa pendidikan karakter dikatakan penting karena beberapa alasan, yaitu: a.
Karakter adalah bagian esensial manusia dan karenanya harus dididikkan. b.
Saat ini karakter generasi muda bahkan juga generasi tua mengalami erosi, pudar, dan kering keberadaannya.
c. Terjadi detolisasi kehiduan yang diukur dengan uang yang dicari dengan
menghalalkan segala cara. d.
Karakter merupakan salah satu bagian manusia yang menentukan kelangsungan hidup dan perkembagan warga bangsa, baik Indonesia
maupun dunia Dari beberapa pendapat tersebut, sudah cukup kuat untuk menjadikan
dasar pentingnya pendidikan karakter ditanamkan ke dalam jiwa bangsa Indonesia, terutama pada jenjang sekolah dasar. Sekolah dasar merupakan
pondasi bagi seorang anak yang akan menjadi panduannya dalam menuju perkembangan selanjutnya.
B. Kajian tentang Karakter Disiplin