Konsep Pembangunan Bentuk Partisipasi

15 Dan pada penelitian sekarang mengambil fokus tentang peran yang hanya dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat dalam hal ini adalah LMI Lembaga Manajemen Infaq untuk penyelenggaraan PAUD Pendidikan Anak Usia Dini khususnya PAUD Tunas Kreatif di Kelurahan Wonorejo Kecamatan Rungkut Surabaya. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pembangunan

2.2.1.1 Konsep Pembangunan

Sebuah pembangunan memiliki peran yang sangat besar bagi keberlangsungan suatu negara. Karena kesejahteraan warga negara dapat terwujud dengan adanya pembangunan yang konsisten. Untuk itu perlu diketahui secara lebih jelas mengenai pengertian pembangunan, agar tidak terjadi kesalahan dalam menilai sebuah pembangunan, antara lain : Menurut Siagian 2001 : 4 menjelaskan bahwa pembangunan adalah rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Menurut Suhendra 2006 : 39 memaparkan bahwa pembangunan adalah upaya perubahan yang direncanakan menuju masyarakat yang lebih maju. 16 Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka pembangunan adalah sebuah rangkaian upaya yang terencana guna mewujudkan perubahan menuju masyarakat yang lebih maju.

2.2.1.2 Bidang-Bidang dalam Pembangunan Nasional

Sebuah pembangunan yang selalu berkelanjutan dan terencana secara sadar dan terarah meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Maka menurut Siagian 2007 : 57-115 pembangunan dibagi menjadi empat bidang yaitu : 1. Pembangunan bidang politik yaitu sebuah pembangunan yang ditujukan untuk meningkatkan komitmen nasional serta mengutamakan kepentingan nasional dan bukan kepentingan pribadi, kelompok, golongan atau partai politik tertentu dalam penyelenggaraan pemerintahan negara denga prinsip “check and balance”. 2. Pembangunan bidang ekonomi yaitu sebuah pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup seluruh warga masyarakat. 3. Pembangunan bidang sosial budaya yaitu sebuah pembangunan yang ingin mewujudkan masyarakat bangsa yang modern setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia dengan tetap mempertahankan jati diri bangsa yang bersangkutan yang menjadikannya sebagai bangsa yang khas sifatnya, dan wahana yang paling efektif untuk 17 menyelenggarakan pembangunan sosial budaya adalah melalui pendidikan. 4. Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan yaitu sebuah pembangunan yang bertujuan untuk menciptakan ketahanan nasional yang tangguh baik di bidang politik, ekonomi, sosial budaya. 2.2.2 Lembaga Swadaya Masyarakat 2.2.2.1 Konsep Lembaga Swadaya Masyarakat Lembaga Swadaya Masyarakat yang dikenal sebagai NGO Non Government Organization memiliki peran dalam pembangunan nasional. Oleh sebab itu, perlu diketahui dengan lebih jelas dan rinci mengenai pengertian dari LSM atau NGO, yaitu : Menurut Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 8 tahun 1990, menyebutkan bahwa LSM Lembaga Swadaya Masyarakat adalah organisasi atau lembaga yang anggotanya adalah masyarakat warga negara Republik Indonesia yang secara sukarela atau kehendak sendiri berminat serta bergerak di bidang kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi atau lembaga sebagi wujud partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, yang menitikberatkan kepada pengabdian secara swadaya. Menurut Clark 1995 : 44-45 menjelaskan bahwa LSM Lembaga Swadaya Masyarakat yang dikenal dengan NGO Non Government Organization adalah organisasi yang tidak terdiri dari 18 satu komunitas yang ketat tetapi lebih merupakan satu spektrum yang luas dan memiliki keanekaragaman, kredibilitas dan kreatifitas. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa LSM Lembaga Swadaya Masyarakat adalah sebuah organisasi yang anggotanya terdiri dari warga masyarakat yang lebih dari satu komunitas yang memipunyai keanekaragaman, kredibilitas dan kreatifitas dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat yang dititikberatkan pada pengabdian secara swadaya.

2.2.2.2 Peran Lembaga Swadaya Masyarakat

Sebagai sebuah LSM Lembaga Swadaya Masyarakat atau yang dikenal dengan NGO atau Community Worker memiliki peran dan keterampilan utama yang harus dimiliki dalam memberdayakan masyarakat. Maka menurut Ismawan 1985 : 73-96 menjelaskan bahwa peran LSM terdiri atas empat peran yaitu : 1. Sebagai penyerta atau sering disebut sebagai fasilitator dan katalisator, yaitu melalui para pembina di LSM yang membantu menggali motivasi dan menyadarkan anggota kelompok sasaran LSM. 2. Sebagai pelatih atau pendidik, yaitu dengan jalan ikut mencerminkan dan menyalurkan informasi-informasi serta pengalaman-pengalaman dari luar ke dalam kelompok melalui 19 berbagai metode belajar mengajar, seperti pendidikan dan ketrampilan. 3. Sebagai pendorong usaha ke arah pemupukan modal swadaya yaitu dengan jalan mendorong upaya-upaya menghemat, menabung, usaha-usaha produktif dan lain-lain. 4. Menyelenggarakan proyek-proyek perangsang, misalnya berupa proyek-proyek teknologi tepat guna, proyekproyek produksi dan pemasaran maupun proyek prasana lainnya. Namun sama dengan yang dijabarkan menurut Ife dalam Adi 2008 : 89-106 terdiri dari empat peran, antara lain : 1. Peran fasilitatif terdapat tujuh peran khusus yaitu : a. Animasi Sosial yaitu kemampuan untuk membangkitkan energi, inspirasi, antusiasme, masyarakat termasuk didalamnya mengaktifkan, menstimulasi dan mengembangkan motivasi warga untuk bertindak. b. Mediasi dan Negosiasi yaitu menjadi mediator guna menghubungkan kelompok-kelompok yang sedang berkonflik agar tercapai sinergi, dan sebagai negoisator yaitu menengahi dan mencari titik temu yang dapat dikerjakan bersama untuk kelompok-kelompok tersebut. c. Pemberi Dukungan adalah menyediakan dan mengembangkan dukungan terhadap warga yang mau terlibat dalam struktur dan aktivitas. 20 d. Membentuk Konsensus adalah mengidentifikasikan landasan dasar yang sama dari berbagai pihak dalam masyarakat dan membantu warga untuk bergerak kea rah pencapaian konsensus. e. Fasilitasi Kelompok adalah sebuah keterampilan untuk berinteraksi dengan kelompok guna memfasilitasi kelompok masyarakat tersebut. f. Pemanfaatan Sumber Daya dan Keterampilan adalah mengidentifikasi dan memanfaatkan berbagai keterampilan dan sumber daya yang ada dalam komunitas ataupun kelompok masyarakat tersebut. g. Mengorganisasi adalah melibatkan kemampuan pelaku perubahan untuk berfikir tentang hal-hal apa saja yang perlu dilakukan dan hal mana saja yang tidak perlu dilakukan sendiri dan memastikan bahwa semua itu mungkin untuk diwujudkan. 2. Peran Edukasional terdiri dari empat peran khusus yaitu : a. Membangkitkan Kesadaran Masyarakat adalah sebuah upaya agar masyarakat mau dan mampu mengatasi ketidakberuntungan struktural mereka. b. Menyampaikan Informasi adalah pemberian informasi yang relevan mengenai suatu masalah yang sedang dihadapi komunitas sasaran. 21 c. Mengonfrontasikan adalah sebuah tindakan yang berguna untuk mengatasi permasalahan yang ada. d. Pelatihan adalah sebuah peran edukasional yang paling spesifik karena secara mendasar memfokuskan pada upaya mengajarkan komunitas tersebut bagaimana cara melakukan sesuatu hal yang akan berguna bagi mereka secara lebih khusus dan secara lebih luas kepada komunitasnya. 3. Peran Representasional yaitu sebuah peran untuk mencari sumber daya, memanfaatkan media, advokasi, hubungan masyarakat, mengembangkan jaringan, serta membagi pengetahuan dan pengalaman. 4. Peran Teknis yaitu sebuah peran untuk melakukan riset, menggunakan komputer, melakukan presentasi tertulis maupun verbal, serta kemampuan untuk mengontrol dan mengelola keuangan. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang cukup banyak dari kedua pendapat tersebut oleh sebab itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa peran LSM itu terdiri dari empat peran yaitu peran fasilitatif, edukasional, representasional dan teknis. 2.2.3 Partisipasi 2.2.3.1 Konsep Partisipasi 22 Dalam melaksanakan pembangunan yang berlandaskan pada asas demokrasi, maka pemerintah melibatkan masyarakat dalam merencanakan pembangunan. Untuk itu perlu diketahui dengan jelas mengenai pengertian dari partisipasi masyarakat yaitu : Sesuai dengan UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menyatakan bahwa partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat untuk mengakomodasikan kepentingan mereka dalam proses penyusunan rencana pembangunan, Menurut Sumarto 2009 : 34 menyatakan bahwa partisipasi masyarakat adalah keterlibatan orang secara sukarela tanpa tekanan dan jauh dari perintah, dan kerelaan untuk terlibat karena adanya kepentingan, solidaritas, serta tujuan yang sama. Menurut Awang 1999 : 45-48, partisipasi adalah keterlibatan aktif dan bermakna dari massa penduduk pada tingkatan berbeda seperti : a. Di dalam pembentukan keputusan untuk menentukan tujuan-tujuan tersebut, b. Pelaksanaan program-program dan proyek-proyek secara sukarela dan pembagian yang merata, c. Pemanfaatan hasil-hasil dari suatu program atau suatu proyek. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan atau 23 keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan demi kepentingan, tujuan mereka.

2.2.3.2 Bentuk Partisipasi

Pada intinya sebuah keikutsertaan masyarakat mempunyai suatu bentuk tersendiri, maka menurut Khairudin 2000 : 126 ditinjau dari segi motivasinya partisipasi masyarakat terjadi karena : 1. Takut atau terpaksa yaitu partisipasi yang dilakukan dengan terpaksa atau takut biasanya akibat adanya perintah yang kaku dari atasan, sehingga masyarakat seakan-akan terpaksa untuk melaksanakan rencana yang telah ditentukan. 2. Ikut-ikutan yaitu partisipasi yang hanya didorong oleh rasa solidaritas yang tinggi diantara sesama masyarakat, keikutsertaan bukan hanya karena dorongan hati sendiri tetapi merupakan perwujudan kebersamaan. 3. Kesadaran yaitu sebuah partisipasi yang timbul karena kehendak dari pribadi masyarakat, hal ini dilandasi oleh dorongan yang timbul dari hati nurani sendiri. Sedangkan menurut Mubyarto 1984 : 30 menjelaskan bahwa terdapat dua jenis partisipasi, antara lain : 1. Partisipasi pendapat atau sumbangan pikiran adalah sebuah sumbangan yang diberikan oleh masyarakat dalam bentuk pikiran atau saran yang menyangkut suatu kegiatan yang dilakukan. Dan partisipasi ini merupakan suatu partisipasi dalam memperhatikan 24 atau menyerap dan member tanggapan terhadap informasi baik dalam arti menerima, mengiyakan, menerima dengan syarat atau menolak. 2. Partisipasi tenaga yaitu partisipasi masyarakat dalam suatu kegiatan dalam bentuk sumbangan tenaga kerja. Menurut Hobley 1996 : 54-67, menjelaskan bahawa jenis- jenis partisipasi dibedakan ke dalam tujuh tingkatan, antara lain : 1. Partisipasi Manipulasi Manipulative Participation. Karakteristik dari model partisipasi ini adalah keanggotaan bersifat keterwakilan pada suatu komisi kerja, organisasi kerja, dan atau kelompok-kelompok. Jadi tidak berbasis pada partisipasi individu. 2. Partisipasi Pasif Passive Partisipation. Partisipasi rakyat dilihat dari apa yang telah diputuskan atau apa yang telah terjadi, informasi dari administrator tanpa mau mendengar respon dari rakyat tentang keputusan atau informasi tersebut. Informasi yang disampaikan hanya untuk orang-orang luar yang profesional. 3. Partisipasi Melalui Konsultasi Partisipation by Consultation. Partisipasi rakyat dengan berkonsultasi atau menjawab pertanyaan. Orang dari luar mendefinisikan masalah-masalah dan proses pengumpulan informasi, dan mengawasi analisa. Proses konsultasi 25 tersebut tidak ada pembagian dalam pengambilan keputusan, dan pandangan-pandangan rakyat tidak dipertimbangkan oleh orang luar. 4. Partisipasi Untuk Insentif Partisipation for Material Incentives. Partisipasi rakyat melalui dukungan berupa sumber daya, misalnya tenaga kerja, dukungan pangan, pendapatan atau insentif material lainnya. 5. Partisipasi Fungsional Functional Participation. Partisipasi dilihat dari lembaga eksternal sebagai suatu tujuan akhir untuk mencapai target proyek, khususnya mengurangi biaya. Rakyat mungkin berpartisipasi melalui pembentukan kelompok untuk menentukan tujuan yang terkait dengan proyek. Keterlibatan seperti itu mungkin cukup menarik, dan mereka juga dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, tetapi cenderung keputusan tersebut diambil setelah keputusan utama ditetapkan oleh orang luar desa atau dari luar komunitas rakyat desa yang bersangkutan. 6. Partisipasi Interaktif Interactive Participation. Partisipasi rakyat dalam analisis bersama mengenai pengembangan perencanaan aksi dan pembentukan atau penekanan lembaga lokal. Partisipasi dilihat sebagai suatu hak, tidak hanya berarti satu cara untuk mencapai target proyek saja, tetapi melibatkan multi-disiplin metodologi dan ada proses belajar terstruktur. Pengambilan keputusan bersifat lokal oleh kelompok dan kelompok menentukan 26 bagaimana ketersediaan sumber daya yang digunakan, sehingga kelompok tersebut memiliki kekuasaan untuk menjaga potensi yang ada di lingkungannya. 7. Partisipasi Inisiatif Self-Mobilisation. Partisipasi rakyat melalui pengambilan inisiatif secara independen dari lembaga luar untuk melakukan perubahan sistem. Masyarakat mengembangkan hubungan dengan lembaga eksternal untuk advis mengenai sumber daya dan teknik yang mereka perlukan, tetapi juga mengawasi bagaimana sumber daya tersebut digunakan. Hal ini dapat dikembangkan jika pemerintah dan LSM menyiapkan satu kerangka pemikiran untuk mendukung suatu kegiatan.

2.2.3.3 Macam-Macam Partisipasi

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25