Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

41 - Dokumentasi: mengumpulkan bahan lewat data–data tertulis atau dokumen yang ada berkaitan dengan masalah penelitian seperti buku, terbitan ilmiah, kliping koran, brosur, dan sebagainya. Teknik ini dilakukan untuk memperkuat, menambah atau melengkapi data–data yang sebelumnya diperoleh lewat observasi dan wawancara.

1.6.4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang tidak mengedepankan penghitungan angka–angka, namun berupa pernyataan–pernyataan deskriptif. Proses analisis data dilaksanakan secara sistematis dan serempak mulai dari proses pengumpulan data lewat beberapa teknik, mereduksi, mengklarifikasi, mendeskripsikan, menyajikan data, menyimpulkan, dan menginterpretasikan semua informasi secara selektif lihat Miles dan Huberman, 1994:10. Secara spesifik, karya seni rupa Warak Ngendog dianalisis dari kajian semiotika. Kajian semiotik Warak Ngendog meliputi kajian sintaksis semiosis, kajian semantik semiosis, dan kajian pragmatik semiosis. Kajian semiotik secara garis besar juga akan ditampilkan dalam matrik analisis semiotik untuk mempermudah memahami nilai-nilai estetis simbolis yang ada.

1.6.5. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Langkah terakhir dari penelitian ini adalah verifikasi atau pemeriksaan keabsahan data dengan melakukan empat kriteria, yaitu kredibilitas, 42 transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas lihat Lincoln dan Guba dalam Jazuli, 2001 : 34. Namun peneliti hanya menggunakan dependabilitas atau reliabelitas dan konfirmabilitas untuk verifikasi datanya. Penjabaran secara ringkas dua proses tersebut adalah data yang diperoleh lewat beberapa teknik selanjutnya ditafsirkan hingga akhirnya ditarik kesimpulan bersama dosen pembimbing selama proses penulisan dan melakukan pengkajian silang seperlunya dengan para narasumber atau teman sejawat dalam komunitas profesi dan komunitas seni. Lewat proses ini diharapkan hasil penelitian menjadi lebih dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya. 1.6.6. Sistematika Penulisan Tesis ini dimulai dengan bagian awal yang terdiri dari halaman judul, persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, pernyataan penulis, persembahan, dan kata pengantar. Esensi proses penelitian dari awal sampai simpulan akhir ditulis dalam sari. Untuk mempermudah pembaca, pokok-pokok tulisan disusun dalam daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar. Bab I Pendahuluan, menuliskan latar belakang masalah, masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian. Kerangka teori penulisan mengangkat teori-teori tentang kebudayaan dan masyarakat, agama dan kebudayaan, kesenian, karya seni dan estetika, serta karya seni dalam tradisi ritual. Teori tentang kajian semiotika dipilih untuk menganalisis karya seni rupa yang menjadi obyek penelitian ini. Bab II mengulas tentang Kebudayaan Masyarakat Semarang, Ritual Dugderan, dan Warak Ngendog. Pertama-tama ditulis tentang kebudayaan 43 masyarakat Semarang ditinjau dari kondisi geografis, sejarah, sosial ekonomi, perkembangan dan pengaruh Islam, dan kehidupan beragama masyarakatnya. Setelah itu diulas tentang ritual Dugderan dan Warak Ngendog dari sisi sejarah dan prosesinya, termasuk fungsi Warak Ngendog sebagai ikon Dugderan. Bab III Faktor Ekstraestetis dalam Warak Ngendog. Bab ini menjelaskan hakikat Islam sebagai konsep dasar Warak Ngendog, karakteristik Islam dalam kaidah estetis dan kualitas material Warak Ngendog. Bab IV Perwujudan Intraestetis Warak Ngendog. Bab ini membahas desain dan deskripsi Warak Ngendog. Bab V memuat Warak Ngendog dalam Kajian Semiotik. Analisis sintaksis, semantik, dan pragmatis digunakan untuk mengkaji nilai-nilai estetis simbolis yang ada pada Warak Ngendog. Untuk memperjelas pemahaman disusun sebuah matrik analisis semiotik. Bab VI adalah Penutup yang berisi simpulan penelitian dan saran-saran penulis untuk beberapa pihak. Daftar pustaka dan lampiran-lampiran merupakan bagian terakhir dari tesis yang menjadi rujukan penulisan. 44

BAB II KEBUDAYAAN MASYARAKAT SEMARANG, RITUAL DUGDERAN,

DAN WARAK NGENDOG

2.1. Kebudayaan Masyarakat Semarang

2.1.1. Kondisi Geografi Semarang

Lokasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah wilayah Kota Semarang, ibukota Propinsi Jawa Tengah. Secara geografis, Kota Semarang terletak di antara garis 6,50 derajat sampai 7,10 derajat Lintang Selatan dan garis 109,35 derajat sampai 110,50 derajat Bujur Timur BPS Kota Semarang, 2003:1. Wilayah Kota Semarang terletak di pesisir utara Jawa Tengah. Sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa, sebelah timur dibatasi oleh wilayah Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan, sebelah selatan dibatasi oleh Kabupaten Semarang, dan sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kendal. Peta wilayah dapat dilihat pada lampiran gambar. Menurut legenda peta, Kota Semarang memiliki relief geografis yang unik. Kota Semarang memiliki garis pantai di pesisir Laut Jawa sepanjang 13,6 kilometer. Ketinggiannya berkisar 0,75 meter sampai dengan 348 meter dari permukaan laut. BPS Kota Semarang, 2003:1 Wilayah bagian timur, tengah, barat, dan utara Kota Semarang merupakan daerah dataran rendah yang berhawa panas, sebagaimana wilayah pinggiran pantai lainnya. Hampir berkebalikan dengan bagian dataran rendah kota, bagian selatan merupakan daerah perbukitan yang berhawa cukup sejuk karena merupakan alur dari lereng Gunung Ungaran